Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN AKTIVITAS ISTIRAHAT

Dosen Pembimbing : Nurul Sri W, M. Kes

Disusun oleh :
MOH. DZAKIY NAASHIRUDDIIN
19613292

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Di susun oleh : Moh. Dzakiy Naashiruddiin


NIM : 19613292
Judul : Laporan Pendahuluan Kebutuhan Aktivitas Istirahat

Telah diterima dan disahkan oleh Pembimbing Institusi atas laporan


pendahuluan/asuhan keperawatan dasar yang telah diikuti selama praktik klinik Keperawatan
Dasar yakni pada tanggal 18- 23 Januari 2021

Ponorogo, 18 Januari 2021

Pembimbing Institusi Mahasiswa

( Nurul Sri W, M. Kes ) ( Moh. Dzakiy Naashiruddiin )


LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk mendapatkan kebutuhan hidup.
Istirahat adalah keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat
badan menjadi lebih segar (Asmadi, 2008).
Istirahat berarti suatu keadaan rileks secara mental, bebas dari kecemasan dan
tenang secara fisik (Perry & Potter, 2005). Kata istirahat mempunyai arti yang sangat
luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan
aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan, atau
menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan
keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan.
2. Klasifikasi
1. Body mecanic adalah penggunaan organ system secara efesien selektif sesuai
fungsinya. Setiap aktifitas yang dibutuhkan perawat harus memperhatikan body
mecanic yang benar seperti mengangkat atau memindahkan pasien.
2. Ortopedik merupakan pencegahan/memperbaiki dari gangguan obat, orang yang
badrest.
3. Body mecanic terbagi
- Body Dilighment/posture karena otot dan rangka besar
- Keseimbangan sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah grafis
- Koordinasi pergerakan tubuh, kemampuan tubuh dalam menjalankan
keseimbangan. Budi Prasetyo, dkk (2013)
3. Etiologi
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2018) etiologi yang muncul pada
kebutuhan aktivitas dan istirahat :
- Kelainan postur
- Gangguan perkembangan otot
- Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal dan neuromuscular
- Kerusakan sistem saraf pusat
- Kekakuan otot
- Kerusakan sistem saraf pusat
- Ketidakbugaran fisik
4. Manifestasi Klinis
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2018) tanda dan gejala yang
muncul pada kebutuhan aktivitas dan istirahat :
- Sulit menggerakan ekstremitas
- Merasa capek saat bergerak
- Kekakuan otot menurun
- Fisik lemah
- Gerakan terbatas
- Kemampuan beraktivitas menurun
- Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin
5. Patofisiologi

Usia Gaya hidup Pengetahuan Nutrisi Psikososial

Kelemahan  Pekerjaan  Kurangnya  Under  Emosi


lansia  Rutinitas pengetahuan weight  stressor
sehari-hari 
 Salah  Over
persepsi weight

GANGGUAN AKTIVITAS

 Nyeri  Bedrest  Bedrest


 Fraktur  Pucat  Lemas
 Lemah  Lemah  Sulit
 Bedrest  Kurang menggunaka
beraktivitas n ekstermitas

Gangguan mobilitas Intoleransi Aktivitas Gangguan integritas


fisik kulit
6. Faktor-Fakor yang mempengaruhi
Menurut Budi Prasetyo,dkk (2013) faktor yang mempengaruhi :
- Usia
Usia mempengaruhi tingkat perkembangan neuromorculer tubuh secara
proposional, tentang tubuh, postur pergerakan, dan refleks yang baik
- Penyakit
Cacat tubuh, luka pembedhan dan penyakit yang mempengaruhi aktivitas
- Gaya hidup
- Pengetahuan kesehatan tentang mobilisasi, masih banyak masyarakt yang belum
mengetahui dampak positif dan negatif dari pergerakan tubuh
- Kesehatan fisik
Penyakit, cacat tubuh dan imobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh.
- Keadaan nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan obesitas dapat
menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas
- Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktifitas tubuh seseorang.
Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat yang kemudian sering
dimanifestasikan dengan kurangnya aktifitas
- Kelemahan neuromuskel dan skeletal
Adanya abnormal postur seperti lordosis dapat berpengaruh terhadap pergerakan.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan menurut Budi Prasetyo,dkk (2013) :
- Sinar-X
Sinar-X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur dan perubahan
hubungan tulang
- CT Scan
CT Scan menunjukkan rincian bidang tertentu tulang dan dapat memperlihatkan
tumor jaringan lunak/cedera tendon. CT Scan digunakan untuk mengidentifikasi
lokasi dan panjangnya patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi
- MRI (Magnetik Resonance Imaging)
MRI digunakan untuk memperlihatkan abnormalitas (misal : tumor/penyempitan
jalur jaringan lunak melalui tulang )
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian riwayat aktifitas klien meliputi riwayat keperawatan dan pemeriksaan
fisik tentang kejajaran tubuh, gaya berjalan, penampilan dan pergerakan sendi,
kemampuan dan keterbatasan gerak, kekuatan dan massa otot, toleransi aktifitas,
masalah terkait mobilitas, serta kebugaran fisik. (Mubarak & Chayatin, 2008)
Data dapat diperoleh dari riwayat keperawatan, keluhan utama pasien,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang atau tes diagnostik. Riwayat
keperawatan misalnya : riwayat kesehatan keluarga, riwayat penyakit sekarang, dan
kejadian. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai kaki (Head to
toe) melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. (Tarwoto & Wartonah,
2010)
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku,
bangsa, tanggal, jam MRS, nomer register, dan diagnosis medis.
b. Keluhan utama
Tidak dapat melakukan pergerakan, merasakan nyeri pada area frakur, rasa lemah,
dan tidak dapat melakukan aktivitas
c. Riwayat kesehatan sekarang
Cedera dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh/aktivitas. Seseorang yng
mengalami patah tulang akan kesulitan untuk melakukan aktivitas secara bebas.
d. Riwayat penyakit dahulu
Gaya hidup mempengaruhi aktivitas dan istirahat tubuh. Perubahan gaya hidup
dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena berdampak pada
perilaku kebiasan sehari-hari. Seseorang yangkurang bergerak akan mengalami
kelemahan otot.
e. Riwayat penyakit keluarga
Apabila ada riwayat penyakit seperti jantung, stroke maka akan beresiko terhadap
aktivitas.
2. Pola kesehatan sehari-hari
Kaji kebiasaan pasien mengenai pola makan, pola tidur, maupun aktivitas yng
dilakukan sehari-hari.
3. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien berpengaruh terhadap aktivits. Dengan mengkaji
menggunakan Skala Coma Glasglow (GCS) dengan hasil 14-15 : normal, 11-13 :
disfungsi sedang, 10 atau kurang : disfungsi berat.
b. Tingkat kelelahan
Adanya riwayat sesak nafas, aktivitas yang membuat lelah.
c. Postur atau bentuk tubuh
Skoliosis, melengkungnya tulang belakang kearah samping, mengakibatkan tubuh
melengkung ke kanan/kiri.
Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan
sehingga menjadi bongkok.
Lordosis, kelengkungan tulang belakang kearah pinggang kearah depan sehingga
kepala tertarik kearaha belakang.
d. Ekstermitas
Kaji kekuatan otot pasien dengn menggunakan skala kekuatan otot. Kelemahan,
gangguan sensorik, tonus otot, atropi, tremor, gerakan tak terkendali, kekuatan
otot, nyeri sendi, kekakuan sendi.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Sinar-X
Sinar-X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan
hubungan tulang
b. CT-Scan
Pemeriksaan ini menunjukkan rincian bidang tertentu tulang dan dapat
memperlihatkan tumor jaringan lunak/cedera tendon.
c. MRI (Magnetik Resonance Imaging)
MRI digunakan untuk memperlihatkan abnormalitas
5. Diagnosa yang mungkin muncul
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status masalah
kesehatan aktual atau potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi masalah aktual
berdasarkan respon klien terhadap masalah. Manfaat diagnosa keperawatan adalah
sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan dan menggambarkan suatu masalah
kesehatan dan penyebab adanya masalah. Menurut SDKI (2018) masalah keperawatan
yang muncul pada klien gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas/istirahat yaitu :
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dibuktikan dengan sulit
menggerakkan ekstremitas, gerakan terbatas, fisik lemah.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas dibuktikan dengan adanya
fraktur
PERENCANAAN

No DIAGNOSA (SDKI) KRITERIA HASIL (SLKI) INTERVENSI(SIKI)

1. D.0054 L.05042 I.05173


Gangguan mobilitas fisik Mobilitas Fisik Dukungan Mobilisasi
Definisi : Setelah dilakukan intervensi Observasi
Keterbatasan dalam
keperawatan selama 3x 1. Identifikasi adanya nyeri
gerakan fisik dari satu atau
kunjungan, maka Mobilitas atau keluhan fisik lainnya
lebih ekstermitas secara Fisik meningkat,dengan 2. Identifikasi toleransi fisik
mandiri. kriteria hasil : melakukan pergerakan
 Pergerakan 3. Monitor kondisi umum
Penyebab : ekstremitas meningkat selama melakukan
mobilisasi
 Kerusakan  Kekuatan otot
integritas struktur meningkat
tulang  Nyeri menurun Terapeutik
 Perubahan  Kecemasan menurun
metabolisme  Kaku sendi menurun 4. Fasilitasi aktivitas
 Ketidakbugaran  Gerakan tidak mobilisasi dengan alat
fisik terkoordinasi menurun bantu (misalnya tongkat)
 Penurunan kendali 5. Fasilitasi melakukan
 Gerakan terbatas
otot pergerakan, jika perlu
menurun
 Penurunan massa  Kelemahan fisik
otot menurun Edukasi
 Penurunan kekuatan
otot 6. Jelaskan tujuan dan
 Keterlambatan prosedur mobilisasi
perkembangan 7. Anjurkan melakukan
 Kekakuan sendi mobilisasi dini
 Malnutrisi 8. Anjurkan mobilisasi
sederhana
 Nyeri
 Program
pembatasan gerak

2. D.0056 L.05047 I.05178


Intoleransi aktivitas Toleransi Aktivitas Manajemen Energi
Setelah dilakukan intervensi Observasi
Definisi : keperawatan selama 3x 1. Identifikasi gangguan
Ketidakcukupan energi kunjungan, maka Toleransi fungsi tubuh yang
untuk melakukan aktivitas aktivitas meningkat,dengan mengakibatkan kelelahan
sehari-hari kriteria hasil : 2. Monitor kelelahan fisik
 Kemudahan dalam dan emosional
3. Monitor pola dan jam
Penyebab : melakukn aktivitas tidur
 Ketidakseimbangan sehari-hari meningkat
antara suplai dan  Kecepatan berjalan
meningkat Terapeutik
kebutuhan oksigen
 Tirah baring  Kekuatan tubuh 4. Lakukan latihan rentang
 Kelemahan meningkat gerak pasif dan/atau aktif
 Imobilitas  Keluhan lelah
 Gaya hidup menurun
monoton  Perasaan lemah Edukasi
menurun 5. Anjurkan tirah baring
6. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.


Mubarak & Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
dalam Praktik, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Potter PA & Perry AG. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
dan Praktik. Edisi 4, Jakarta : EGC.
PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : DPP PPNI.
Prasetyo, Budi. Dkk. 2013. Laporan Pendahuluan Terkait Asuhan Keperawatan Pada
Aktivitas, Istirahat, dan Tidur. https://id.scribd.com/doc/297566456/Lp-
Aktivitas-Istirahat-Tidur. [Diakses tanggal 3 Januari 2020].
Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai