ASUHAN KEPERAWATAN
Disusun oleh :
1
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup.Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan
aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Dengan beraktivitas tubuh akan menjadi sehat, system
pernapasan dan sirkulasi tubuh akan berfungsi dengan baik, dan metablisme tubuh dapat optimal.
Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan
muskuloskeletal.Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat menyebabkan berbagai gangguan pada
system musculoskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan ketidakefektifan
fungsi organ internal lainnya. (Riyadi & Harmoko, 2016)
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk menjaga kinerja otot
dan mempertahankan postur tubuh.Latihan dapat memelihara pergerakan dan fungsi sendi sehingga
kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan fleksibilitas otot. Selain itu, latihan fisik dapat membuat
fungsi gastrointestinal dapat bekerja lebih optimal dengan meningkatkan selera makan orang tersebut dan
melancarkan eliminasinya karena apabila seseorang tidak dapat melakukan aktifitas fisik secara adekuat
maka hal tersebut dapat membuat otot abdomen menjadi lemah sehinga fungsi eliminasinya kuang
efektif. (Hidayat, 2015)
Aktivitas sehari-hari (ADL) merupakan salah satu bentuk latihan aktif pada seseorang termasuk
didalamnya adalah makan/minum, mandi, toileting, berpakaian, mobilisasi tempat tidur, berpindah dan
ambulasi/ROM. Pemenuhan terhadap ADL ini dapat meningkatkan harga diri serta gambaran diri pada
seseorang, selain itu ADL merupakan aktifitas dasar yang dapat mencegah individu tersebut dari suatu
penyakit sehingga tindakan yang menyangkut pemenuhan dalam mendukung pemenuhan ADL pada
klien dengan intoleransi aktifitas harus diprioritaskan. Gangguan aktivitas dan latihan diartikan sebagai
suatu aksi energetic atau keadaan bergerak, kehilangan kemampuan bergerak walaupun pada waktu yang
singkat memerlukan tindakan-tindakan yang tepat baik oleh klien maupun perawat. (Rohayati, 2019)
2. Etiologi
Penyebab gangguan aktivitas adalah sebagai berikut :
1. Kelainan postur
2. Gangguan perkembangan otot
3. Kerusakan sistem saraf pusat
4. Trauma langsung pada sistem muskulo skeletal dan neuromoscular
5. Kekakuan otot
2
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik pada gangguan aktivitas yaitu tidak mampu bergerak secara mandiri atau perlu bantuan
alat/orang lain, memiliki hambatan dalam berdiri dan memiliki hambatan dalam berjalan.
4. Patofisilogi
Proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari penyebab gangguan yang terjadi. Ada tiga hal yang dapat
menyebabkan gangguan tersebut, diantaranya adalah :
1. Kerusakan Otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot. Otot berperan sebagai sumber
daya dan tenaga dalam proses pergerakan jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak akan terjadi
pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal seperti trauma langsung oleh
benda tajam yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan tendon atau ligament, radang dan lainnya.
2. Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat terganggu pada kondisi tertentu
hingga mengganggu pergerakan atau mobilisasi. Beberapa penyakit dapat mengganggu bentuk,
ukuran maupun fungsi dari sistem rangka diantaranya adalah fraktur, radang sendi, kekakuan sendi
dan lain sebagainya.
3. Gangguan pada sistem persyarafan
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dank e otak. Impuls tersebut merupakan
perintah dan koordinasi antara otak dan anggota gerak. Jadi, jika syaraf terganggu maka akan terjadi
gangguan penyampaian impuls dari dank e organ target. Dengan tidak sampainya impuls maka akan
mengakibatkan gangguan mobilisasi.
1. Muskulo/ Otot
Otot adalah organ yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Semua sel-sel otot mempunyai
kekhususan yaitu berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar
otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada
yang melekat dibawah permukaan kulit.
Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tesebut melekat dan bergerak
dalam bagian organ internal tubuh. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang
rangka dan mempertahankan tubuh saaat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya
gravitasi.
b. Jenis-Jenis Otot
1)Otot Rangka
3
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka. Serabut otot sangat panjang,
panjangnya sampai 30 cm berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100
mikron. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer. Kontraksi otot rangka
sangat cepat, kuat, sebentar dan cepat lelah.
2)Otot Polos
Merupakan otot tidak berlurik dan involunter. jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding
berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem
respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. otot polos adalah serabut
otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral, berukuran kecil berkisar antara 20 mikron (melapisi
pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil. kontraksi otot polos kuat dan lambat.
3)Otot Jantung
otot jantung merupakan otot lurik, disebut juga otot seran lintang involunter. otot ini hanya terdapat
pada jantung. otot jantung bekerja terus menerus ssetiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga
mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. inti otot jantung berada di tengah, serabut
ototnya bercabang dan bersatu dengan serabut disebelahnya, kontraksi otot jantung otomatis dan
ritmis.
2. Skeletal/ Tulang
a. Fungsi Tulang
-penunjang (support)
-perlindungan (protection)
-pergerakan (movement)
-hematopoiesis
b. Berdasarkan letak :
1. Axial skeleton
2. Appendicular skeleton
(Hidayat, 2012)
7. Komplikasi
• Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur
• Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi orthostatic
• Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dan dangkal
5
• Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan
• Status emosi stabil
8. Penatalaksanaan
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan proses yang berlangsung sepanjang kehidupan dan episodic. Sebagai suatu
proses yang berlangsung sepanjang khidupan, mobilitas dan aktivitas tergantung pada systemmusculoskeletal,
kardiovaskuler, pulmonal. Sebagai suatu proses episodic pencegahan primer diarahkan pada pencegahan
masalah-masalah yang dapat timbul akibat imobilitas atau ketidakaktifan.
a) Hambatan terhadap latihan
b) Pengembangan program latihan
c) Keamanan
2. Pencegahan sekunder
Spiral menurun yang terjadi akibat eksaserbasi akut dari imobilitas dapat dikurangi atau dicegah dengan
intervensi keperawatan. Keberhasian intervensi berasal dari suatu pengertian tentang berbagai factor yang
menyebabkan atau turut berperan terhadap imobilitas dan penuaan. Pencegahan sekunder memfokuskan pada
pemliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi.
3. Penatalaksanaan terapeutik
9. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Diagnostik
a. Foto Rontgen (Untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan perubahan hubungan
tulang).
b. CT Scan tulang (mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di daerah yang sulit untuk
dievaluasi)
c. MRI (untuk melihat abnormalitas : tumor, penyempitan jalur jaringan lunak melalui tulang)
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah dan urine
b. Pemeriksaan Hb
6
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. PENGKAJIAN
1. Identifikasi klien
Meliputi nama, jenis kelamin, golongan darah, no register, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa,
umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan.
2. Identifikasi penanggung jawab
Nama, umur, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien, nomor telepon,
pekerjaan, pendidikan.
3. Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama
Keluhan utama merupakan keluhan yang paling dirasakan dan yang paling sering mengganggu
pasien pada saat itu. Keluhan utama pasien dijadikan sebagai acuan dalam menggali informasi
lebih dalam, melakukan pemeriksaan, dan pemberian tindakan.
- Riwayat Kesehatan sekarang
Mencakup data kapan pasien merasakan keluhan sampai keluhan yang di rasakan saat ini.
- Riwayat Kesehatan dahulu
Riwayat penyakit dahulu merupakan riwayat penyakit fisik maupun psikologik yang pernah
diderita pasien sebelumnya. Seperti diabetes mellitus, hipertensi, trauma, dan lain-lain. Hal ini
perlu diketahui karna bisa saja penyakit yang diderita sekarang ada hubungannya dengan penyakit
yang pernah diderita sebelumnya serta sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan tindakan yang
akan dilakukan.
- Riwayat Kesehatan keluarga
Perlu di tanyakan apakah anggota keluarga ada yang pernah menderita penyakit seperti ini.
7
4. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum
Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan, kelemahan,pusing.
- Kesadaran
Composmentis kooperatif sampai terjadi penurunan tingkat kesadaran apatis, samnolen, sopor,
coma.
- TTV
TD : Tekanan darah menurun ( TD 110/70 mmHg )
Nadi : Frekuensi nadi meningkat, kuat sampai lemah (N= 60-100 kali/i)
Suhu : Bisa meningkat atau menurun (N= 36,5- 37,2)
Pernafasan : Meningkat (N =20–30kali/i)
- Kulit
Kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat perdarahan dibawah kulit.
- Kepala
Biasanya bentuk dalam batas normal.
- Mata
Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis,sklera tidak ikterik,terdapat perdarahan sub
conjungtiva, keadaan pupil, palpebra, reflex cahaya biasanya tidak ada kelainan.
- Hidung
Keadaan/bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung, fungsi penciuman biasanya tidak
ada kelainan.
- Telinga
Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan.
- Mulut
Bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibir pecah-pecah atau perdarahan.
- Leher
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, thyroid lidah membesar, tidak ada distensi vena
jugularis.
- Thoraks
Pergerakan dada, biasanya pernafasan cepat irama tidak teratus. Fremitus yang meninggi,
perkusisonor, suara nafas bisa vesikuler atau ronchi, wheezing. Frekuensi nafas neonatus 40-60
kali/i, anak 20-30 kali/irama jantung tidak teratur.
- Abdomen
8
Cekung, pembesaran hati, nyeri, bising usus normal dan bisa juga dibawah normal dan bisa juga
meningkat.
- Genitalia
Laki-laki : testis sudah turun ke dalam skrotum
Perempuan : labia minora tertutup labia mayora
- Ekstremitas
Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstermitas, tonus otot kurang, akral dingin.
- Anus
Keadaan anus, posisinya anus(+)
- Neurologis
Refleksi fasiologis (+) seperti Reflek patella, reflex patologi (-) seperti Babinski, tanda kerniq (-)
dan Brunsinski I-II = (-)
5. Pemeriksaan penunjang
Kadar Hb menurun, pemeriksaan darah : eritrosit dan berdasarkan penyebabnya.
6. Riwayat Sosial
Siapa yang mengasuh klien dirumah. Kebersihan daerah tempat tinggal, orang yang terdekat dengan
klien, keadaan lingkungan, pekarangan, pembuangan sampah.
7. Kebutuhan dasar
Meliputi kebutuhan nutrisi klien sehubungan dengan anoreksia, diet yang harus dijalani, pasang
NGT, cairan IVFD yang digunakan jika ada. Pola tidur bisa terganggu. Mandi dan aktifitas : dapat
terganggu berhubungan dengan kelemahan fisik. Eliminasi : biasanya terjadi perubahan frekuensi,
konsistensi bisa, diare atau konstipasi.
b. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan susah dalam beraktifitas berat
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot ditandai dengan mengeluh
susah bergerak
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan mengeluh tampak meringis
c. INTERVENSI
Diagnosa keperawatan Luaran Intervensi
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan SIKI :
intervensi selama 3x24 a. Manajemen Energi 1)
9
Definisi: jam, maka toleransi Identifikasi gangguan fungsi
Ketidakcukupan energi untuk aktivitas meningkat, tubuh yang mengakibatkan
melakukan aktivitas sehari hari dengan kriteria hasil: kelelahan
a. Frekuensi nadi 2) Monitor kelelahan fisik dan
Penyebab: menurun emosional
b. Keluhan lelah menurun 3) Lakukan latihan rentang gerak
1) Ketidakseimbangan antara
c. Dispnea saat aktivitas pasif dan/atau aktif
suplai dan kebutuhan menurun 4) Anjurkan tirah baring
1) Subjektif
2) Dispnea saat/setelah
aktivitas
10
setelah beraktivitas
4) Merasa lemah
5) Objektif
7) Gambaran EKG
menunjukan aritmia
saat/setelah aktivitas
8) Gambaran EKG
menunjukan iskemia
9) Sianosis
11
7) Keterlambatan (skala 5) dalam meningkatkan pergerakan
8. Gerakan terbatas
perkembangan
menurun (skala 5) Edukasi
8) Kekakuan sendi 1.Jelaskan tujuan dan prosedur
9. Kelemahan fisik
9) Kontraktur menurun (skala 5) mobilisasi 2.Anjurkan melakukan
mobilisasi dini 3.Ajarkan
10) Malnutrisi
mobilisasi sederhana yang harus
11) Gangguan muskuloskeletal dilakukan (mis, duduk di tempat
12) Gangguan neuromuskular tidur, duduk di sisi tempat tidur,
pindah dari tempat tidur ke kursi)
13) Indeks masa tubuh diatas
16) Nyeri
18) Kecemasan
pergerakan
Subjektif
1. Mengeluh sulit
menggerakkan
12
ekstremitas
Objektif
menurun
Subjektif
2. Enggan melakukan
pergerakan
bergerak
Objektif
1. Sendi kaku
2. Gerakan tidak
terkoordinasi
3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah
Edukasi
Gejala dan tanda mayor:
a. Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
Subjektif
1. Tampak meringis
14
waspada, posisi
menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi
meningkat
5. Sulit tidur
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Tekanan darah
meningkat
4. proses berpikir
terganggu
5. Menarik diri
sendiri
7. Diaforesis
d. IMPLEMENTASI
15
Dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan pada gangguan aktivitas dan latihan di RS PKU Aisiyah
Singkil Boyolali. Implementasi keperawatan telah sesuai dengan intervensi keperawatan yang dibuat
penulis mampu mengatasi masalah aktivitas dan latihan terhadap pasien.
e. EVALUASI
Setelah penulis melakukan implementasi keperawatan,kemudian penulis melakukan evaluasi
keperawatan selama x24 jam.Pada akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap
perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah tercapai.
Untuk melakukan evaluasi keperawatan harus menggunakan/mencantumkan SOAP:
a. S (Subjektif) : Data subjektif atau informasi didapatkan dari pasien setelah mendapatkan tindakan
seperti saat pasien menejlaskan tanda sakit.
b. O (Objektif) : Data yang didapatkan dari hasil pengamatan,pengukuran yang dilakukan perawatan
setelah tindakan.
c. A (Assesment) : Membandingkan anta informasi subjektif dengan objektif dengan tujuan dan kriteria
hasil yang dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah teratasi atau masih terbatas sebagian atau masalah
tidak teratasi.
d. P (Planning) : Perencanaan bergantung pada pengkajian situasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mana nantinya dapat ditarik intervensi dihentikan atau intervensi lanjut.
16
BAB III
Penanggung Jawab
Nama : Shi Solihah
Alamat : Rejosari, Cabean, Kunti
Status : Anak
Pasien
Keterangan:
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
= Serumah
= Meninggal
= Garis perkawinan
18
= Garis keturunan
3. Pola Nutrisi
a. Program diit di RS : DS II A
b. BB sebelum sakit : 49 kg
c. BB dalam satu bulan terakhir : 49 kg
d. BB saat pengkajian : 49 kg
e. TB :156 cm
f. IMT & Interpretasi : 20,4 (Gizi Normal)
19
g. Intake makanan
- Output :
1. Urine : 1700 cc
2. Feses cair : 300 cc
Total output cairan : 2000 cc
IWL : 15 cc x 49 kg = 645 cc
- Balance cairan : Intake - (Output + IWL)
= 2.960 - (2000 cc + 645 cc)
= 2.960 cc – 2.645 cc
= 315 cc
6. Pola Tidur dan Istirahat
24
c. Pemeriksaan Thorax
Tanggal baca hasil : 15/12/2022
Response time : 0 jam 35 menit
No CT scan : 0012-15-12-22
Hasil radiologi :
- Corakan vascular bertambah dan mengabur
- Tampak perselubungan pada parenkim pulmo
- Sinus lancip, diafragma baik
- CTR > 0,5
Kesan :
Kardiomegali dengan Oedema Pulmonum
Hasil radiologi :
- Tampak gyri dan sulci tak prominent
- Batas cortex dan medulla tegas
- Tampak lesi hypodens di thalamus sinistra, ukuran < 1cm
- Systema ventriculair tak melebar/menyempit
- Strectura mediana di tengah
- SPN yang tervisualisasi dan celulae mastoidea normal
Kesan :
Lacunar infark di thalamus sinistra
e. Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan Hasil
Vent rate 92 bpm
QRS duration 78 ms
QT?QTc 376/432
PR interval 240 ms
P/QRS/T Axes -29/102/-53
25
VIII. Pengobatan
ANALISA DATA
26
DO :
1. Pasien tampak lemes
2. Pasien tampak tidak
mampu mandi/mengenakan
pakaian, ke toilet secara
mandiri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perfusi serebral tidak efektif d.d embolisme (D.0017)
2. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuscular d.d rentan gerak ROM menurun
(D.0054)
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan d.d Pasien tidak mampu mandi/mengenakan pakaian, ke
toilet secara mandiri (D.0109)
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
27
2. Gangguan mobilitas Mobilisasi fisik Dukungan mobilisasi
meningkat (L.05042) (I.05173)
fisik b.d gangguan
neuromuscular d.d Setelah dilakukan Observasi
tindakan keperawatan 1. Identifikasi adanya nyeri
rentan gerak ROM selama 1x24 jam, maka atau keluhan fisik lainnya
menurun (D.0054) mobilisasi fisik 2. Identifikasi toleransi fisik
meningkat dengan melakukan ambulasi
kriteria hasil : 3. Monitor frekuensi jantung
1. Pergerakan dan tekanan darah sebelum
ekstremitas memulai ambulasi
meningkat (5) 4. Monitor kondisi umum
2. kekuataan otot selama melakukan
meningkat (5) ambulasi
3. kelemahan fisik
menurun (5) Terpeutik
1. Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu
2. Fasilitas melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu
3. libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
2. Anjurkan dalam melakukan
ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi sederhan
yang harus dilakukan
Edukasi :
1. Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DO :
1. Pasien tampak
memegangi
kepala,
kelemahan
ekstremitas kiri
2. TTV :
Pasien tampak
memegangi kepala,
TD : 150/90
17.00
WIB Gangguan 1. Memonitor frekuensi DS :
jantung 1. Pasien
mobilitas
2. Identifikasi adanya nyeri mengatakan
fisik atau keluhan fisik bersedia
lainnya diperiksa,
Keluarga pasien
mengatakan
pasien
memegangi
kepala terus
2. Pasien
29
mengatakan
lemah anggota
gerak kiri
DO :
1. Pasien tampak
berkeringat,
frekuensi jantung
75x/menit
19.00 2. Pasien tampak
WIB memegangi
kepala
Defisit 1. Menyediakan lingkungan DS :
perawatan yang terapeutik 1. Pasien
diri 2. Memastikan side rail mengatakan
3. Memastikan roda bed nyaman dengan
terkunci lingkungan
2. Pasien
mengatakan
terlindungi
dengan adanya
side rail
3. Keluarga pasien
mengatakan
pasien nyaman
DO :
1. Pasien tampak
nyaman
2. Pasien tampak
tidur terlindungi
side rail
3. Pasien tampak
tidur dan roda bed
terkunci
2. Sabtu , 17 Resiko 1. Memonitor pelebaran DS :
Desember nadi 1. Keluarga pasien
perfusi
2022 2. Memonitor penurunan mengatakan
09.00 serebral tingkat kesadaran pasien pusing
WIB 3. Memonitor kadar CO2 2. Keluarga pasien
tidak
dan mempertahankan mengatakan
efektif dalam rentang yang pasien sulit
diinginkan berbicara
4. Mempertahankan posisi 3. Keluarga pasien
kepala dan leher netral mengatakan
pasien terpasang
oksigen
4. Keluarga pasien
mengatakan
pasien tidak
menggunakan
bantal kepala
30
5. DO :
1. Pasien tampak
berkeringat
2. Pasien tampak
pelo
3. Pasien tampak
terpasang nasal
kanul 3
liter/menit
11.00 4. Pasien tampak
WIB posisi leher dan
kepala netral
Gangguan 1. Memfasilitasi DS :
melakukan pergerakan 1. Keluarga pasien
mobilitas
(pasien mendapatkan mengatakn
fisik terapi wicara dan latihan semenjak diterapi
fisioterapi) pasien mau
2. Melibatkan keluarga berbicara sedikit-
untuk membantu pasien sedikit dan
dalam meningkatkan bergerak
pergerakan 2. keluarga pasien
3. Mengidentifikasi mengatakan
toleransi fisik bersedia
melakukan pergerakan membantu pasien
dalam
meningkatkan
pergerakan
3. Keluarga pasien
mengatakan
pasien berusaha
melatih tangan
kirinya bergerak
DO :
1. Pasien tampak
berpindah posisi
miring kanan,
pasien tampak
berusaha
berbicara
13.00 2. Keluarga pasien
WIB tampak kooperatif
3. Pasien tampak
lemah ekstremitas
kanan
Defisit 1. Memonitor tingkat DS :
perawatan kemandirian 1. pasien
diri 2. Memfasilitasi untuk mengatakan tidak
menerima keadaan bisa
ketergantungan membersihkan
badan sendiri
31
2. pasien
mengatakan
menerima
keadaannya
DO :
1. Pasien
mengatakan
menerima
keadaannya
2. pasien tampak
ketergantungan
3. Minggu, Resiko 1. Menginformasikan hasil DS :
18 pemantauan 1. keluarga pasien
perfusi
Desember 2. Memonitor peningkatan mengatakan
2022 serebral TD belum tahu hasil
14.00 pemantauan
tidak
WIB pasien
efektif 2. keluarga pasien
mengatakan
sebelum sakit tensi
pasien tidak pernah
tinggi
DO :
1. Pasien tampak
lemah ekstremitas
kanan, suara pelo,
hasil radiologi
terdapat lesi
hypodens, TD:
160/100
2. Pasien tampak
memegangi kepala,
TD : 150/90
17.00
WIB Gangguan 1. Memfasilitasi aktivitas DS :
mobilisasi dengan alat 1. Keluarga pasien
mobilitas
bantu (Pagar tempat tidur) mengatakan takut
fisik 2. Memfasilitasi melakukan pasien terjatuh
pergerakan 2. Keluarga pasien
mengatakan
pasien mendapat
terapi setiap hari
DO :
1. Pasien tampak
berubah-ubah
posisi, bed pasien
tampak
dilengkapi pagar
19.00
2. Pasien tampak
32
WIB membaik
Defisit 1. MengidentifikasI DS :
perawatan kebutuhan alat bantu 1. Keluarga pasien
diri kebersihan diri, mengatakan
berpakaian dan makan keluarga yang
2. Memonitor peningkatan menyibini,
TD berpakaiaan dan
3. Menganjurkan menyuapi makan
melakukan perawatan pasien
diri secara konsiten 2. Keluarga pasien
sesuai kemampuan mengatakan
sebelum sakit
tensi pasien tidak
pernah tinggi
3. Pasien
mengatakan mau
berusaha
melakukan
kebersihan diri
secara mandiri
DO :
1. Pasien tampak
sulit unuk
memakai pakaian
sendiri
2. Pasien tampak
memegangi
kepala,
3. TD : 150/90
4. pasien tampak
kooperatif
EVALUASI KEPERAWATAN
33
A : Masalah perfusi serebral
1. Tekanan intra kranial (3)
2. Sakit kepala (3)
3. Tekanan darah sistolik dan diastolic (3)
4. Tingkat kesadaran (3)
P : Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor frekuensi jantung
2. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
fisik lainnya
34
5. Minat melakukan perawatan diri (3)
P ; Lanjutkan Intervensi
1. Menyediakan lingkungan yang
terapeutik
2. Memastikan side rail
3. Memastikan roda bed terkunci
O:
1. Pasien tampak lemas
2. Pasien tampak sulit berbicara
P : Lanjutkan intervensi
35
1. Pergerakan ekstremitas meningkat (4)
2. kekuataan otot meningkat (4)
3. kelemahan fisik menurun (4)
P ; Lanjutkan Intervensi
1. identifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan
makan
2. sediakan lingkungan yang terapeutik
3. siapkan keperluan pribadi
3. Minggu, Resiko S:
18 1. Pasien mengatakan sudah tidak pusing
perfusi
Desember 2. Pasien mengatakan sudah tidak lemas
2022 serebral tidak 3. Pasien mengatakan sudah bisa berbicara
15.00 WIB dengan lancar
efektif
4. Pasien mengatakan anggota gerak kiri
sudah tidak lemas
O:
1. Pasien tampak bisa berbicara
2. Pasien tampak tidak lemah
36
4. Tingkat kesadaran meningkat (5)
18.00 WIB
P : Intervensi dihentikan
Gangguan S:
3. Pasien mengatakan sudah tidak lemas
mobilitas
4. Pasien mengatakan sudah bisa berjalan
fisik dari tempat tidur ke kursi roda
P : Intervensi dihentikan
Defisit S : Pasien mengatakan bisa melakukan
perawatan perawatan diri sendiri
diri
O : Pasien tampak bisa memakai pakaian
sendiri
A ; Masalah Defisit perawatan diriteratasi
1. Kemampuan mandi meningkat (5)
2. Kemampuan mengenakan pakaian
meningkat (5)
3. Kemampuan meningkat (5)
4. Kemampuan ke toilet meningkat (5)
5. Minat melakukan perawatan diri
meningkat (5)
P : Intervensi dihentikan
37