SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
NIM : 201093
2. Anatomi Fisiologi
1. Tulang
Tulang merupakan organ yanimemiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi mekanis untuk
membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot fungsi sebagai tempat
penyimpanan mineral khususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan setiap saat
sesuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan
fungsi pelindung organ-organ dalam.
Terdapat tiga jenis tulang, yaitu tulang pipih seperti tulang kepala dan pelvis, tulang
kuboid seperti tulang vertebrata dan tulang tarsalia, dan tulang panjang seperti tulang
femur dan tibia. Tulang panjang umumnya berbentuk lebar pada kedua ujung dan
1
menyempit di tengah. Bagian ujung tulang panjang dilapisi kartilago dan secara
anatomis terdiri dari epifisis, metafisis, dan diafisis. Epifisis dan metafisis terdapat
pada kedua ujung tulang dan terpisah dan lebih elastic pada masa anak-anak serta akan
menyatu pada masa dewasa.
2. Otot dan Tendon
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan modula spinalis) dan sistem saraf
tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf memiliki somatic dan otonom.
Bagian somatic memiliki fungsi sensorik dan motorik. Terjadinya kerusakan pada
sistem saraf pusat seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan
secara umum, sedangkan kerusakan saraf tepi dapat mengakibatkan terganggunya
2
daerah yang diinervisi, dan kerusakan pada saraf radial akan mengakibatkan drop
hand atau gangguan sensorik pada daerah radial tangan.
5. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat
segmentasi dari rangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen dan berbagai
derajat pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis sendi, misalnya sendi synovial
yang merupakan sendi kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh kartilago artikuler,
ruang sendinya tertutup kapsul sendi dan berisi cairan synovial. Selain itu, terdapat
pula sendi bahu, sendi panggul, lutut, dan jenis sendi lain sepertii sindesmosis,
sinkondrosis dan simpisis.
3
4. Tanda dan Gejala Gangguan Kebutuhan Dasar
1. Gejala dan tanda mayor
- Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas.
- Kekuatan otot menurun.
- Rentang gerak menurun.
2. Gejala dan tanda minor
- Nyeri saat bergerak
- Enggan melakukan pergerakan
- Merasa cemas saat bergerak
- Sendi kaku
- Gerakan tidak terkoordinasi
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah
6. Patofisiologi
Proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari penyebab gangguan yang terjadi,
Ada tiga hal yang dapat menyebabkan gangguan tersebut, diantaranya adalah :
1. Kerusakan otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot, Otot berperan
sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan jika terjadi kerusakan pada
otot, maka tidak akan terjadi pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh
beberapa hal seperti trauma langsung oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot.
Kerusakan tendon atau ligamen, radang dan lainnya.
2. Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat terganggu pada
kondisi tertentu hingga mengganggu pergerakan atau mobilisasi. Beberapa penyakit
dapat mengganggu bentuk, ukuran maupun fungsi dari sistem rangka diantaranya
adalah fraktur, radang sendi, kekakuan sendi dan lain sebagainya.
4
3. Gangguan pada sistem persyarafan
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari otak. Impuls tersebut
merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan anggota gerak. Jadi, jika syaraf
terganggu maka akan terjadi gangguan penyampaian impuls dari organ target. Dengan
tidak sampainya impuls maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi.
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Keperawatan
a. Identifikasi klien :
5
- Usia
b. Asupan cairan dan makanan.
c. Tanda dan gejala gangguan aktivitas.
d. Status perkembangan (usia atau kondisi sosial).
e. Faktor psikologis (perilaku emosional).
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan aktivitas difokuskan pada:
1) B1 Pernapasan : Irama nafas, frekuensi
2) B2 Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi
jantung
3) B3 Neurologi : reflek, ganguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
4) B4 Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah, dan bising
usus.
5) B5 Mata : cekung, air mata kering
6) B6 Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, dan sensasi rasa
3. Pemeriksaan Diagnostik
a) Foto Rontgen (Untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan perubahan
hubungan tulang).
b) CT Scan tulang (mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di daerah yang sulit
untuk dievaluasi)
c) MRI (untuk melihat abnormalitas : tumor, penyempitan jalur jaringan lunak melalui
tulang)
2. Pemeriksaan laboratorium
b) Pemeriksaan Hb
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas
Definisi : kondis dimana seseorang mengalami penurunan energi fisiologis dan psikologis
untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Kelemahan umum
b. Bedres yang lama (imobilisasi)
6
c. Motivasi yang kurang
d. Pembatasan pergerakan
e. Nyeri
2. Keletihan
Definisi : kondisi dimana seorang mengalami perasaan letih yang berlebihan secara terus-
menerus dan penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak dapat hilang dengan
istirahat.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Menurunnya produksi metabolisme
b. Pembatasan diet
c. Anemia
d. Ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit
3. Gangguan mobilitas fisik
Definisi : kondisi dimana pasien tidak mampu melakukan pergerakan secara mandiri
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Gangguan persepsi kognitif
b. Imobilisasi
c. Gangguan neuro muskuler
d. Kelemahan
e. Pasien dengan traksi
4. Defisit perawatan diri
Definisi : kondisi dimana pasien tidak dapat melakukan sebagian atau seluruh aktivitas sehari-
hari seperti : makan, berpakaian dan mandi, dan lain-lain.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Gangguan neuromuskuler
b. Menurunnya kekuatan otot
c. Menurunnya control otot dan koordinasi
d. Kerusakan persepsi kognitif
e. Depresi
f. Gangguan fisik
C. PERENCANAAN
Dx : Gangguan kebutuhan aktivitas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat melakukan aktifitas
kembali.
7
Kriteria hasil : 1. Kekuatan otot meningkat
2. Skala nyeri turun
3. Kecemasan turun
4. Kaku sendi menurun
5. Gerakan terkoordinasi
Intervensi : 1. Pertahankan body aligment dan posisi yang nyaman.
Rasional : Mencegah iritasi dan komplikasi.
2. Cegah pasien jatuh.
Rasional : Mempertahankan keamanan pasien.
3. Lakukan latihan aktif maupun pasif.
Rasional : Meningkatkan sirkulasi dan mencegah kontraktur.
4. Lakukan fisioterapi dada dan postural.
Rasional : Meningkatkan fungsi paru.
5. Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi.
Rasional : Memaksimalkan mobilisasi.
D. PELAKSANAAN
Dx : Gangguan mobilitas fisik
Implementasi : 1. Mengidentifikasi penyebab imobilisasi.
2. Mengidentifikasi adanya nyeri.
3. Memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi.
4. Melibatkan keluarga untuk membantu pasie dala meningkatkan pergerakan.
5. Mengajarkan mobilisasi sederhana.
E. EVALUASI
S (subjektif) : data yang didapat dari px atau keluarga secara langsung
O (objektif) : data yang didapat perawat dengan melihat px
A (assessment) : penilaian yang dilakukan perawat melihat apakah kriteria hasil berhasil dicapai
P ( planning ) : rencana tindakan yang akan dilakukan masih terdapat hal yang belum teratasi
SUMBER/REFERENSI :
Asmadi, 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : Salemba medika
8
Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang selatan : Binarupa
aksara
Mubarak, Wahid Iqbal dkk. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Teori Dan Aplikasi
Dalam Praktek. Jakarta: EGC
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
9
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : Segita Citra Ferliensyah Tempat Praktik : RSU Prasetya Husada
NIM : 201093 Tgl Praktik : 03 Januari 2022
A. Identitas Klien
Nama : Ny. D No. RM : 043xxx
Usia : 41 tahun Tanggal Masuk : 12 Januari 2022
Jenis kelamin : Perempuan Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2022
Alamat : Krajan Sumber Informasi : Klien dan keluarga
No. Telepon : 081xxx Nama klg. dekat yang bisa dihubungi: Tn. S
Status pernikahan : Sudah menikah
Agama : Islam Status : Suami
Suku : Jawa Alamat : Krajan
Pendidikan : SMA No. telepon : 082xxx
Pekerjaan : Karyawan swasta Pendidikan : SMA
Lama bekerja :- Pekerjaan : Karyawan swasta
Diagnosa Medis:
Post SC
F. Genogram
11
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
Ny. D
: Pasien
41 tahun
: Tinggal serumah
G. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan Bersih Bersih
Bahaya Kecelakaan Tidak berpotensi Tidak berpotensi
Polusi Tidak ada Tidak ada
Ventilasi Cukup Cukup
Pencahayaan Cukup Cukup
12
I. Pola Nutrisi Metabolik
Jenis Rumah Rumah sakit
Jenis diet Tidak ada Diet TKTP
Frekuensi/pola 3x sehari 3x sehari
Porsi yang dihabiskan 1 porsi ½ porsi
Komposisi menu Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Nafsu makan Baik Baik
Fluktuasi BB 6 bulan terakhir Tidak ada Tidak ada
Jenis minuman Air putih Air putih
Frekuensi/pola 5x sehari 5x sehari
J. Pola Eliminasi
Rumah Rumah sakit
BAB
Frekuensi/pola 1x sehari Belum BAB
Konsistensi Lembek
Warna & bau Kecoklatan, bau khas Tidak ada
feses
Kesulitan Tidak ada Belum BAB
Upaya mengatasi Tidak ada Sering makan dan minum
BAK
Frekuensi/pola 2x sehari 2x sehari
Konsistensi Cair Cair
Warna & bau Kuning, bau amoniak Kuning, bau amoniak
Kesulitan Tidak ada Belum bisa BAK jongkok
Upaya mengatasi Tidak ada BAK di kloset duduk
13
Tidur malam : lamanya 7-8 jam 6-7 jam
Jam….s/d….. 20.00-04.00 21.00-04.00
Kenyamanan stlh tidur Nyaman Nyaman
Kebiasaan sblm tidur Nonton TV Tidak ada
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
N. Konsep Diri
1. Gambaran : Klien merasa tidak nyaman dengan penyakitnya.
2. Ideal diri : Klien ingin segera pulih.
3. Harga diri : Klien sering bertanya apakah lukanya bisa sembuh.
4. Peran : Di keluarga pasien sebagai ibu.
14
5. Identitas diri : Klien puas sebagai perempuan dan puas dengan kehidupannya semenjak
melahirkan anaknya.
P. Pola Komunikasi
1. Bicara ( √ ) Normal ( √ ) bahasa utama
( ) Tidak jelas ( ) bahasa daerah
( ) bicara berputar putar ( ) rentang perhatian
( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) afek
Q. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( √ ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( √ ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti
S. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Compos mentis
Tanda tanda vital :
Tekanan Darah : 120/80 Suhu : 36o C
Nadi : 80 x/menit RR : 20 x/menit
15
Tinggi Badan : 160 cm Berat Badan : 60 kg
2. Kepala & Leher
a. Kepala
Bentuk : Simetris.
Massa : Tidak ada.
Distribusi rambut : Hitam (merata).
Warna kulit kepala : Kuning langsat.
Keluhan: pusing/sakit kepala/migraine, lainnya : Tidak ada.
b. Mata
Bentuk : Simetris ka/ki.
Konjungtiva : Tidak anemis.
Pupil : ( + ) reaksi terhadap cahaya ( + ) isokor ( - ) miosis ( - ) pin point ( - )
midriasis
Tanda radang : Tidak ada.
Fungsi penglihatan : Normal.
Penggunaan alat bantu : Tidak ada.
c. Hidung
Bentuk : Simetris.
Warna : Kuning langsat.
Pembengkakan : Tidak ada.
Nyeri tekan : Tidak ada.
Perdarahan : Tidak ada.
Sinus : Tidak ada.
d. Mulut & Tenggorokan
Warna bibir : Merah muda.
Mukosa : Lembab.
Ulkus : Tidak ditemukan ulkus.
Lesi : Tidak ada.
Massa : Tidak ada.
Warna lidah : Merah muda.
Perdarahan gusi : Tidak ada.
Karies : Tidak ada.
Gangguan bicara : Tidak.
16
e. Telinga
Bentuk : Simetris.
Warna : Kuning langsat.
Lesi : Tidak ada.
Massa : Tidak ada.
Nyeri : Tidak ada.
Nyeri tekan : Tidak ada.
f. Leher
Kekakuan : Tidak ada.
Benjolan/massa : Tidak ada.
Vena jugularis : Tidak tampak.
Nyeri : Tidak ada.
Nyeri tekan : Tidak ada.
Keterbatasan gerak : Tidak ada.
Keluhan lain : Tidak ada.
3. Thorak & Dada
Jantung
- Inspeksi : Tidak nampak pulsasi ictus cordis.
- Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V.
- Perkusi : Terdengar pekak dari ICS II – V.
- Auskultasi : Tidak terkaji.
Paru
- Inspeksi : Bentuk dada simetris.
- Palpasi : Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
- Perkusi : Terdengar sonor di seluruh lapang paru.
- Auskultasi : Suara paru vesikuler.
4. Payudara & Ketiak
Benjolan/massa : Tidak ada.
Bengkak : Tidak ada.
Nyeri : Tidak ada.
Nyeri tekan : Tidak ada.
Kesimetrisan : Simetris ka/ki.
5. Punggung & Tulang Belakang
17
Normal, tidak ada lesi, tidak ada massa, nyeri(-), nyeri tekan (-), kelainan bentuk (-).
6. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen flat, tidak ada benjolan.
Palpasi : Pembesaran hepar tidak ada, pembesaran limpa tidak ada, ada nyeri tekan.
Perkusi : Tidak terkaji.
Auskultasi : Bising usus 12x/menit.
7. Genitalia & Anus
Inspeksi : Tidak Terkaji.
Palpasi : Tidak terkaji.
8. Ekstremitas (kekuatan otot, kontraktur, deformitas, edema, luka, nyeri/nyeri tekan,
pergerakan)
Atas : Kekuatan otot 5 ka/ki, tidak ada kontraktur, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
hambatan dalam pergerakan.
Bawah : Kekuatan otot 3 ka/ki, tidak ada kontraktur, tidak ada nyeri tekan, sedikit ada
hambatan dalam pergerakan.
9. Sistem Neurologi 9SSP : , reflek, motorik, sensorik)
. Refleks patela : ka +/ ki +.
. Sensorik motorik normal.
10. Kulit & Kuku
Kulit : (warna, lesi, turgor, jaringan parut, suhu, tekstur, diaphoresis)
Warna kulit kuning langsat, tidak terdapat lesi, ada jaringan parut, akral dingin, turgor
kulit < 2 detik.
Kuku : (warna, lesi, bentuk, CRT)
Warna merah muda, bentuk normal, CRT < 2 detik.
18
. IV. Ondansentron 3x4 mg bila mual/muntah
. PO Ibuprofen 3x400 mg setelah makan
. PO Tremadol 3x50 mg
. Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
. Inj. Furamin 2x1 amp
. PO Becom 2x1 tab
W. Kesimpulan
. Gangguan mobilitas fisik
. Intoleransi aktivitas
. Resiko jatuh
X. Perencanaan Pulang
Tujuan Pulang : Agar dapat merawat anaknya di rumah.
Transportasi pulang : Mobil.
Dukungan keluarga
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang : Tidak ada
Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang : Tidak ada
Pengobatan
Rawat jalan ke : Poli anak/pediatrik.
Hal hal yang perlu diperhatikan di rumah : Mobilitas, makan yang dikonsumsi, produksi
ASI dan aktivitas.
Keterangan lain
19
ANALISA DATA
20
1. DS : Pasien mengatakan Nyeri post operasi Gangguan mobilitas fisik
nyeri luka post OP pada hari ↓
ke 1, masih takut untuk Kekuatan otot menurun
berjalan, belum bisa ↓
berdiri/duduk. Rentang gerak menurun
DO : Keadaan umum cukup, ↓
badan lemas, akral hangat, Nyeri saat bergerak
kaki masih kaku. ↓
- Skala nyeri 6 Enggan melakukan
- Kekuatan otot 4 pergerakan
4 4 ↓
4 4 Gerakan tidak
terkoordinasi
P : Nyeri perut ↓
Q : Klien mengatakan nyeri Gangguan mobilitas fisik
seperti digigit semut
R : Perut
S:6
T : Hilang timbul
- TTV :
TD : 118/76
N : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,6o C
21
NAMA KLIEN : Ny. D
NO.REG :
22
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. 12 Januari Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Mencegah iritasi dan komplikasi.
2022 jam fisik berhubungan keperawatan selama 1x24 1. Identifikasi adanya nyeri atau 2. Mempertahankan keamanan pasien.
14.00 dengan nyeri luka jam. Diharapkan pasien keluhan fisik lainnya. 3. Meningkatkan sirkulasi dan
post OP. dapat melakukan mobilitas 2. Identifikasi toleransi fisik mencegah kontraktur.
dengan baik. melakukan pergerakan. 4. Meningkatkan fungsi paru.
3. Monitor frekuensi jantung dan 5. Memaksimalkan mobilisasi.
Kriteria hasil :
tekanan darah sebelum memulai
- Kekuatan otot meningkat mobilisasi.
4. Monitor kondisi umum selama
- ROM meningkat
melakukan mobilisasi.
- Ekstremitas mudah Terapeutik
digerakkan 1. Fasilitasi aktifitas mobilisasi
dengan alat bantu.
- Tidak ada kekakuan
2. Fasilitasi melakukan pergerakan,
sendi
jika perlu.
2. Libatkan keluarga untuk
23
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan.
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi.
2. Anjurkan melakukan mobilisasi
dini.
3. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan.
Kolabirasi
1. Pemberian obat untuk menurunkan
rasa nyeri atau antinyeri.
24
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Segita Citra Ferliensyah Ruangan : Rawat Inap Lantai 3 (301 A) RM No. : 043xxx Dx medis : Gangguan mobilitas fisik
No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam
1. 12 Januari Observasi Hari ke-1 (13 Januari 2022 jam 07.00)
2022 jam 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya. S : Pasien mengatakan nyeri post OP, tidak mual, tidak
14.00 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan. pusing, tidak muntah , belum bisa berjalan/duduk.
3. Memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi. O : K/U cukup, badan lemas, akral hangat, kaki masih
Terapeutik kaku, masih takut untuk bergerak, skala nyeri 6, dan
4. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu. pasien tampak meringis kesakitan.
5. Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam
TTV: - TD : 126/74
meningkatkan pergerakan.
- N : 86 x/menit
Edukasi
- RR : 20 x/menit
6. Menjelaskan tujuan prosedur mobilisasi.
- S : 36,5oC
7. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini.
A : Masalah belum teratasi.
8. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan.
P : Lanjutkan intervensi :
Observasi
1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya.
2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan
25
pergerakan.
3. Memonitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi.
Terapeutik
4. Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan.
Edukasi
5. Menjelaskan tujuan prosedur mobilisasi.
6. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan.
26
5. Menjelaskan tujuan prosedur mobilisasi. - RR : 20 x/menit
6. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan. - S : 36,6oC
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi :
Observasi
1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya.
2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan.
Terapeutik
3. Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan.
Edukasi
4. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan.
27
meningkatkan pergerakan. - N : 86 x/menit
Edukasi - RR : 20 x/menit
4. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan. - S : 36,5oC
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan (pasien KRS)
28
29