OLEH :
NI KADEK SULASIH
209012571
Sorkolema (membran
serabut otot)
Beribu-ribu myofibril
Saling berikatan
Cross bridges
Kontraksi otot
1.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas atau Mobilisasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas atau mobilisasi yaitu:
1. Tingkat perkembangan tubuh: usia seseorang mempengaruhi sistem
musculoskeletal dan persarafan, untuk itu dalam melakukan tindakan
keperawatan untuk membantu memenuhi kebutuhan aktivitas, perawat
harus memperhatikan askep tumbuh kembang klien sesuai kebutuhan.
2. Kesehatan fisik: seseorang dengan penyakit (gangguan musculoskeletal,
gangguan kardiovaskuler, gangguan sistem respirasi), catat tubuh dan
imobilisasi akan dapat mengganggu pergerakan tubuh.
3. Keadaan nutrisi: seseorang dengan nutrisi kurang, hal ini menyebabkan
kelemahan dan kelelahan otot yang berdampak pada penurunan aktivitas
dan pergerakan. Sebaliknya, hal yang sama terjadi pada kondisi nutrisi
lebih (obesitas).
4. Status mental: seseorang mengalami gangguan mental cenderung tidak
antusias dalam mengikuti aktivitas, bahkan kehilangan energy untuk
memenuhi kebutuhan personal hygiene.
5. Gaya hidup: seseorang dalam melakukan pola aktivitas sehari-hari
dengan baik tidak akan mengalami hambatan dalam pergerakan,
demikian juga sebaliknya (Kasiati & Rosmalawati, 2016).
5) Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila
salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi
neurologist yang berhubungan dengan cara berjalan abnormal
(mis.cara berjalan spastic hemiparesis - stroke, cara berjalan
selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron, cara berjalan
bergetar – penyakit Parkinson).
1.3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Mobilitas Fisik
2. Intoleransi Aktivitas
3. Keletihan
4. Risiko Intoleransi Aktivitas
1.3.3 Intervensi Keperawatan
5 Keletihan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor pola dan jam tidur 1. Untuk memantau
keperawatan selama … x 24 jam pola tidur dan jam
diharapkan keletihan dapat tidur pasien agar
teratasi dengan kriteria hasil: tetap teratur
1. Mampu melakukan 2. Identifikasi gangguan fungsi 2. Mengidentifikasi
aktivitas rutin tubuh yang mengakibatkan akibat dari timbulnya
2. Verbalisasi kepulihan kelelahan kelelahan pada
energi meningkat pasien
3. Tenaga meningkat 3. Sediakan lingkungan nyaman 3. Membantu pasien
4. Pola istirahat membaik dan rendah stimulus (mis. merasa nyaman dan
cahaya, suara, kunjungan) bebas melakukan
pergerakan
4. Lakukan latihan rentang gerak 4. Membantu pasien
pasif dan/atau aktif melakukan
pergerakan
5. Anjurkan melakukan aktivitas 5. Latihan fisik secara
fisik secara bertahap bertahap membantu
memulihkan energi
pasien
6. Kolaborasi dengan ahli gizi 6. Memberikan asupan
tentang cara meningkatkan makanan yang
asupan makanan seimbang untuk
pasien agar
kebutuhan energi
tercukupi
6 Kesiapan Peningkatan Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi pola aktivitas dan 1. Untuk mengetahui
Tidur keperawatan selama … x 24 jam tidur pola aktivitas dan
diharapkan kesiapan peningkatan pola tidur pasien
tidur teratasi dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi faktor 2. Untuk mengatahui
1. Kemampuan beraktivitas pengganggu tidur (fisik/atau apakah ada faktor
2. Keluhan tidur menurun psikologis) yang mengganggu
3. Keluhan sering terjaga tidur pasien baik
menurun fisik atau psikologis
3. Modifikasi lingkungan (mis.
4. Keluhan istirahat tidak 3. Membantu pasien
pencahayaan, kebisingan,
cukup menurun agar tidur lebih
suhu, matras, dan tempat
nyaman dan tenang
tidur)
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
4. Jadwal tidur rutin
membantu pasien
tidur lebih efektif
5. Lakukan prosedur untuk dan teratur
meningkatkan kenyamanan 5. Untuk meningkatkan
(mis. pijat, pengaturan posisi, relaksasi sehingga
terapi akupresur) memudahkan pasien
6. Jelaskan pentingnya tidur untuk tidur
cukup selama sakit 6. Agar pasien
mengetahui
pentingnya pola tidur
teratur terutama saat
sakit untuk
mempercepat proses
7. Anjurkan menghindari penyembuhan
makanan/minuman yang 7. Meminimalisir faktor
mengganggu tidur yang dapat
mengganggu tidur
pasien
7 Risiko Disorganisasi Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor tanda-tanda vital bayi 1. Untuk memantau
Perilaku Bayi keperawatan selama … x 24 jam (terutama suhu 36,5oC- suhu bayi agar selalu
diharapkan resiko disorganisasi 37,5oC) dalam keadaan
perilaku bayi teratasi dengan normal
kriteria hasil: 2. Mandikan bayi dengan suhu 2. Mencegah bayi
1. Kemampuan menyusu mengalami
membaik ruangan 21-24 oC hipotermia/hiperterm
2. Gerakan terkoordinasi ia
3. Respon normal terhadap 3. Agar membantu
3. Lakukan pemijatan bayi
stimulus sensorik melancarkan
sirkulasi dan
meningkatkan
relaksasi pada bayi
4. Mengajarkan ibu
4. Anjurkan ibu menyusui sesuai
agar memberikan
kebutuhan bayi
ASI sesuai
kebutuhan untuk
bayi
5. Agar ibu mengetahui
5. Ajarkan ibu cara merawat
bagaimana cara
bayi dirumah
merawat bayi secara
mandiri saat berada
dirumah
6. Agar ibu mengerti
6. Ajarkan cara pemberian
dan mengetahui cara
makanan pendamping ASI
pemberian MPASI
pada bayi >6 bulan
(Makanan
pendamping ASI)
saat bayi berusia
<6bulan
8 Risiko Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor kelelahan fisik dan 1. Memantau kelelahan
keperawatan selama … x 24 jam emosional fisik dan emosional
diharapkan resiko intoleransi pasien
aktivitas teratasi dengan kriteria 2. Sediakan lingkungan nyaman 2. Membantu pasien
hasil: dan rendah stimulus (mis. merasa nyaman dan
1. Frekuensi pernapasan cahaya, suara, kunjungan) bebas melakukan
ketika beraktivitas normal pergerakan
(12-20x/menit) 3. Lakukan latihan rentang gerak 3. Membantu pasien
2. Frekuensi nadi ketika pasif dan/atau aktif melakukan
beraktivitas normal (60- pergerakan
100x/menit) 4. Fasilitasi duduk di sisi tempat 4. Membantu pasien
3. Kemudahan dalam tidur, jika tidak dapat untuk duduk di sisi
melakukan aktivitas sehari- berpindah dan berjalan tempat tidur dan
hari meminimalkan
resiko pasien jatuh
5. Kolaborasi dengan ahli gizi 5. Memberikan asupan
tentang cara meningkatkan makanan yang
asupan makanan seimbang untuk
pasien agar
kebutuhan energi
tercukupi
1.3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilaksanakan berdasarkan intervensi yang
ada
OLEH :
NI KADEK SULASIH
209012571
KASUS :
Atritis Rematoid: Seorang perempuan berusia 75 tahun mengeluh hanya berbaring
ditempat tidur sejak 3 tahun yang lalu, semua sendi kaku dan tidak bisa
melakukan aktivitas secara mandiri, klien mengeluh nyeri saat berjalan sehingga
menggunakan kursi roda saat berpindah dengan skala nyeri 2, nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk dan ditarik, nyeri dirasakan dikaki kanan dan kiri. Hasil pengkajian:
kekuatan otot menurun, terdapat perubahan bentuk tulang kaki, klien terlihat
meringis saat menggeser kakinya, dan suasana kamar kurang pencahayaan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R
DENGAN DIAGNOSA MEDIS ATRITIS REUMATOID
DI RUANG ARJUNA RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 14 APRIL 2021
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Identitas Klien
Nama ( Initial) : Ny. R
Umur : 75 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Marital : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Peliatan Ubud
Tanggal Masuk : 14 April 2021
Tanggal Pengkajian : 14 April 2021
No. Register : 1111
Diagnosa Medis : Atritis Reumatoid
Identitas Penanggung Jawab
Nama (Initial) : Tn. A
Umur : 45 Tahun
Hub. Dengan Klien : Anak Kandung
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Peliatan Ubud
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
‐ Keluhan utama masuk Rumah Sakit
Pasien masuk Rumah Sakit dengan keluhan semua sendi kaku dan
merasa nyeri saat berjalan
‐ Keluhan utama pengkajian
Pasien mengeluh semua sendi kaku tidak bisa melakukan aktivitas
secara mandiri
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 14 April 2021, pukul 08.00 wita pasien dibawa ke RSUD
Sanjiwani Gianyar dengan keluhan semua sendi terasa kaku, pasien
mengatakan hanya berbaring di tempat tidur sejak 3 tahun lalu. Semua
sendi terasa kaku dan pasien tidak dapat melakukan aktivitas secara
mandiri, pasien mengeluh merasa nyeri saat berjalan sehingga
menggunakan kursi roda saat berpindah skala nyeri 2, nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk dan ditarik, nyeri dirasakan dikaki kanan dan kiri. Saat
pengkajian kekuatan otot menurun, terdapat perubahan pada bentuk tulang
kaki, pasien tampak meringis saat menggeser kakinya. Pasien dirawat di
Ruang Arjuna, kondisi ruangan/kamar pasien kurang pencahayaan.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sudah menderita penyakit ini sejak 3 tahun lalu,
sebelumnya pasien belum pernah dibawa ke rumah sakit, pasien hanya
dibawa ke dokter atau puskesmas terdekat saja untuk berobat. Pasien
mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti diabetes mellitus,
hipertensi, dan penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan HIV/AIDS
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang dialami pasien, pasien juga mengatakan tidak ada riwayat
penyakit keturunan.
e. Genogram :
Ny.R 75 th
: Laki-lai
Ket :
: Perempan
: Meninggal
:Pasien
:Tinggal serumah
f. Riwayat Sosiokultural
Pasien mengatakan bahwa ia adalah orang Bali dan dulu pasien sangat
aktif di kegiatan adat di banjar namun karena sudah tua dan sakit pasien
tidak mampu lagi ikut dalam kegiatan adat dibanjarnya.
h. Pola Peran-Hubungan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan lingkungan
sangat baik
- Saat sakit
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan lingkungan tidak
mengalami perubahan atau masalah, namun hanya sulit berinteraksi.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mangatakan sudah menikah dan memiliki 3 orang anak dengan
suaminya
j. Pola Toleransi Stress-Koping
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan jika ada masalah dirumah biasanya selalu
terbuka dengan anggota keluarganya dan diselesaikan secara
bersama-sama.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan merasa khawatir dengan kondisi yang dihadapi,
karena pasien tidak mampu melakukan aktivitas dengan normal
karena kondisinya.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan bahwa pasien biasanya sembahyang di rumah
ketika akan bepergian/sebelum melakukan aktivitas.
- Saat sakit
Pasien hanya mampu berdoa di tempat tidur.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : lemah
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
‐ Eye :4
‐ Verbal : 5
‐ Motorik : 6
b. Tanda Vital
TD : 130/90 mmHg
S : 36 0C
R : 20 x/menit
N : 80x/menit
c. Kepala
- Inspeksi:
Bentuk kepala simetris, ukuran normal, tidak terdapat benjolan pada
kepala, tidak terdapat lesi, penyebaran rambut merata, tidak terdapat
kebotakan, warna rambut hitam.
- Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan pada kepala, tidak terdapat benjolan, tidak
terdapat tumor, tidak terdapat bekas luka pada kulit kepala.
d. Mata
- Inspeksi:
Mata simetris kiri dan kanan, tidak ada penurunan ketajaman
penglihatan, konjungtiva ananemis, sklera anikterik, pupil isokor.
- Palpasi
Tidak terdapat nyeri pada saat dilakukan penekanan.
e. Hidung
- Inspeksi
Bentuk tulang hidung normal, lubang hidung simetris, tidak terdapat
pembengkakan, tidak terdapat keluar cairan yang berlebih.
- Palpasi
Tulang hidung normal, tidak terdapat nyeri tekan.
f. Telinga
- Inspeksi
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, daun telinga normal,
tidak ada perdarahan.
- Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, daun telinga elastis.
g. Mulut
- Inspeksi
Bibir simetris, tidak ada sianosis, mukosa bibir lembab, tidak ada
kelainan pada bibir, tidak ada pendarahan pada gusi, gigi lengkap,
tidak terdapat bau mulut, tidak terdapat gangguan menelan dan
mengunyah tidak terdapat pembesaran pada tonsil, tidak terdapat
sumbing pada bibir, tidak ada kelainan pada lidah.
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan pada bagian mulut
h. Leher
- Inspeksi
Simetris, tidak ada pembesaran JVP, tidak ada hiperpigmentasi, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid.
- Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, arteri karotis teraba.
i. Dada dan Punggung
- Inspeksi
Frekuensi nafas 20x/menit, tidak terdapat retraksi dada, tidak ada
penggunaan otot bantu nafas, tidak terdapat lesi, pergerakan nafas
simetris
- Palpasi
Getaran taktil vocal fremitus teraba jelas pada daerah sinistra dan
dekstra
- Perkusi
Suara paru sonor
- Auskultasi
Suara nafas vesikuler
j. Abdomen
- Inspeksi
Bentuk dinding abdomen simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
edema, tidak terdapat benjolan, umbilikus normal, tidak ada tanda
inflamasi atau hernia
- Auskultasi: terdengar suara bising usus 12x/menit
- Perkusi : terdengar suara timpani
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
k. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
- Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak terdapat lesi dan edema,
penyebaran rambut merata, jari tangan lengkap, sendi kaku
- Palpasi : turgor kulit elastis, CRT < 2 detik.
Ekstremitas Bawah
- Inspeksi : terdapat perubahan tulang kaki, sendi kaku, penyebaran
rambut merata, jari kaki lengkap
- Palpasi : nyeri saat bergeser, kekuatan otot menurun, turgor kulit
elastis, CRT < 2 detik,
4444 4444
3333 3333
l. Genetalia
Tidak dilakukan pengkajian
m. Anus
Tidak dilakukan pengkajian
6. DATA TAMBAHAN
Tidak terdapat data tambahan
7. THERAPI
B. ANALISA DATA
Masalah
Data Etiologi Kolaboratif /
Keperawatan
DS : Kekakuan sendi Gangguan Mobilitas
Pasien mengatakan Fisik
semua sendi terasa kaku,
tidak bisa melakukan
aktivitas secara mandiri
dan mengeluh nyeri saat
berjalan
DO :
Pasien tampak meringis
Terdapat perubahan
bentuk tulang kaki
Sendi kaku
kekuatan otot menurun
4444 4444
3333 3333
DS: Kondisi musculoskeletal kronis Nyeri Kronis
P: Atritis Rematoid
(Semua sendi terasa
kaku)
Q: Nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk dan ditarik
R: Nyeri dirasakan di
kaki kanan dan kiri
S: 2 (1-10)
T: Nyeri saat berjalan
sehingga menggunakan
kursi roda saat
berpindah.
Pasien mengeluh hanya
berbaring ditempat tidur
sejak 3 tahun yang lalu.
DO:
Pasien tampak meringis
saat menggeser kakinya
DS: Lingkungan tidak aman (gelap) Risiko Jatuh
-
DO:
Suasana kamar kurang
pencahayaan
Usia pasien 75 tahun
Pasien menggunakan
penggunaan alat bantu
jalan yaitu kursi roda
Kekuatan otot menurun
4444 4444
3333 3333
C. TABEL DAFTAR MASALAH KOLABORATIF / DIAGNOSA
KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa keperawatan Tanggal dan
dan jam jam teratasi
ditemuka
n
1 14 April Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Sabtu/17
2021 kekakuan sendi ditandai dengan Pasien April 2021
mengatakan semua sendi terasa kaku, tidak
08.30 wita 09.00 WITA
bisa melakukan aktivitas secara mandiri dan
mengeluh nyeri saat berjalan. Pasien tampak
meringis, Terdapat perubahan bentuk tulang
kaki, Sendi kaku, kekuatan otot menurun
4444 4444
3333 3333
2 14 April Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi Sabtu/17
2021 musculoskeletal kronis ditandai dengan P: April 2021
Atritis Rematoid (Semua sendi terasa kaku),
08.30 wita 09.30 WITA
Q: Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk dan
ditarik, R: Nyeri dirasakan di kaki kanan dan
kiri, S: 2 (1-10), T: Nyeri saat berjalan
sehingga menggunakan kursi roda saat
berpindah. Pasien tampak meringis saat
menggeser kakinya
3 14 April Risiko jatuh dibuktikan dengan lingkungan Sabtu/17
2021 tidak aman (gelap) April 2021
08.30 wita 09.00 WITA
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi
ditandai dengan Pasien mengatakan semua sendi terasa kaku, tidak
bisa melakukan aktivitas secara mandiri dan mengeluh nyeri saat
berjalan. Pasien tampak meringis, Terdapat perubahan bentuk tulang
kaki, Sendi kaku, kekuatan otot menurun
4444 4444
3333 3333
2. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis ditandai
dengan P: Atritis Rematoid (Semua sendi terasa kaku), Q: Nyeri terasa
seperti ditusuk-tusuk dan ditarik, R: Nyeri dirasakan di kaki kanan dan kiri,
S: 2 (1-10), T: Nyeri saat berjalan sehingga menggunakan kursi roda saat
berpindah. Pasien tampak meringis saat menggeser kakinya
3. Risiko jatuh dibuktikan dengan lingkungan tidak aman (gelap)
E. PERENCANAAN