OLEH :
NIM : 01.3.21.00500
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.2 Etiologi
Berikut merupakan beberapa aktor yang memengaruhi mobilisasi:
1. Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan mobilitas
seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau
kebiasaan sehari-hari.
2. Ketidakmampuan
Kelemahan fisik dan mental fisik akan menghalangi seseorang untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Ketidakmampuan itu ada dua
macam yaitu ketidakmampuan primer, yang disebabkan oleh
penyakit atau trauma. Sedangkan ketidakmampuan sekunder terjadi
akibat dampak dari ketidakmampuan primer.
3. Tingkat Energi
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. agar sseseorang
dapat melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energi yang
cukup.
4. Usia
Usia berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan
mobilitas. pada individu lansia, kemampuan untuk melakukan
aktivitas dan mobilisasi menurun sejalan dengan penuaan.
1.1.3 Fisiologi
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara sistem
muskuloskeletal dan sistem persarafan.Ada tiga faktor penting proses
terjadinya pergerakan atau kontraksi yaitu adanya stimulasi dari otot
motorik,transmisi neuromuskulor dan eksitasi kontraksi coupling (Mubarak,
2010).
1. Stimulasi saraf motorik
Kontraksi otot dimulai karena adanya stimulasi dari saraf motorik yang
dikontrol oleh korteks serebri, cerebellum,batang otak, dan basal
ganglia.Upper motor Neuron merupakan saraf yang berjalan dari otak ke
sinaps pada bagian anterior horn medula spinalis,sedangkan Lower Motor
Neuron merupakan saraf – saraf yang keluar dari medula spinalis menuju
ke otot rangka. Signal listrik dan potensial aksi terjadi sepanjang mealin
sepanjang akson saraf motorik yang berjalan secara Saltatory Conduction.
Impuls listrik berjalan dari saraf motorik ke sel otot melalui sinaps dengan
bantuan neutransmitter asetilkolin.
2. Tranmisi Neuromuskular
Asetilkolin dihasikan dari vesikel pada akson terminal.Adanya
depolarisasi dan pontesial aksi pada akson terminal merangsang ion
kalsium dari cairan ektraseluler kemudian terjadi perpindahan ke membran
akson terminal.Bersaman dengan itu,molekul asetilkolin masuk ke celah
sinaps yang selanjutnya akan ditangkap oleh reseptor maka terjadilah
pontesial aksi pada sel otot dan terjadilah kontraksi.Setelah asetilkolin
terpakai selanjutnya dipecah atau dihidrolisis oleh enzim asetilkolinesterase
menjadi kolin yang kemudian ditranspor kembali ke akson untuk bahan
pembetukan asetilkolin.
3. Eksitasi-Kontraksi Couplin
Merupakan mekanisme molekular peristiwa kontraksi.Adanya implus di
neuron motorik menimbulkan ujung akson melepaskan asetikolin dan
menimbulkan potensial aksi di serat otot. Potensial aksi menyebar
keseluruh serat otot sampai ke sistem T. Keadaan ini mempengaruhi
retikulum sarkoplasma melepaskan ion kalsium yang kemudian diikat
oleh troponin C,sehingga ikatan troponin 1 dengan aktin
terlepas.Lepasnya ikatan troponin 1 dengan aktin menimbulkan
tropomiosin bergeser dan terbukalah celah atau biding site aktin sehingga
terjadi ikatan antara aktin dan miosin serta kontraksi otot terjadi.
1.1.4 Klasifikasi
Beberapa macam keadaan imobilitas :
1) Imobilitas fisik : kondisi ketika seseorang mengalami keterbatasan fisik
yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun kondisi orang tersebut.
2) Imobilitas intelektual : kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
3) Imobilitas emosional : kondisi ini bisa terjadi akibat proses pembedahan
atau kehilangan seseorang yang dicintai
Imobilitas sosial : kondisi ini bisa menyebabkan perubahan interaksi
sosial yang sering terjadi akibat penyakit.
1.1.5 Manifestasi Klinis
1. Tidak mampu bergerak atau beraktifitas sesuai kebutuhan.
2. Pemenuhan ADL (Activity Daily Life) dibantu oleh orang lain .
3. Elastisitas kulit menurun .
4. Keterbatasan menggerakan sendi.
5. Menurunnya massa otot.
6. Kelemahan otot .
2) SDKI
a. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular
Gangguan mobilitas fisik D.0054
Kategori: fisiologis
Subkategori: aktivitas/istirahat
Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu lebih ekstremitas secara mandiri
Penyebab
1. Kerusakan integritas struktur tulang
2. Perubahan metabolisme
3. Ketidakbugaran fisik
4. Penurunan kendali otot
5. Penurunan massa otot
6. Penurunan kekuatan otot
7. Keterlambatan perkembangan
8. Kekakuan sendi
9. Kontraktur
10. Malnutrisi
11. Gangguan musculoskeletal
12. Gangguan neuromuscular
13. Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia
14. Efek agen farmakologis
15. Program pembatasan gerak
16. Nyeri
17. Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik
18. Kecemasan
19. Gangguan kognitif
20. Keengganan melakukan pergerakan
21. Gangguan sensori presepsi
Tanda dan gejala mayor
Subjektif Objektif
SLKI
Definisi
Kemampuan dalam pergerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara mandiri
Ekspektasi Meningkat
Kriteria hasil
Pergerakan 1 2 3 4 5
ekstermitas
Kekuatan otot 1 2 3 4 5
Nyeri 1 2 3 4 5
Kecemasan 1 2 3 4 5
Kaku sendi 1 2 3 4 5
Gerakan tidak 1 2 3 4 5
terkoordinasi
Gerakan terbatas 1 2 3 4 5
Kelemahan fisik 1 2 3 4 5
SLKI
Definisi
Respon fisiologis terhadap aktivitas yang membutuhkan tenaga
Ekspektasi Meningkat
Kriteria hasil
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
Kemudahan dalam 1 2 3 4 5
melakukan aktivitas
sehari-hari
Kecepatan berjalan 1 2 3 4 5
Jarak berjalan 1 2 3 4 5
Kekuatan tubuh 1 2 3 4 5
bagian atas
Kekuatan tubuh 1 2 3 4 5
bagian bawah
Toleransi dalam 1 2 3 4 5
menaiki tangga
Keluhan lelah 1 2 3 4 5
Dispnea saat 1 2 3 4 5
aktivitas
Dispnea setelah 1 2 3 4 5
aktivitas
Perasaan lemah 1 2 3 4 5
Aritmia setelah 1 2 3 4 5
aktivitas
Sianosis
Meningkat Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburu Meningkat
k
Warna kulit 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
EKG Iskemia 1 2 3 4 5
Intervensi Keperawatan
SIKI
Definisi
Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas berpindah
Tindakan
Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
- Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. Tongkat, kruk)
- Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan dari tempat tidur
ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
Definisi
Memfasilitasi pasien untuk meningkatakan aktivitas pergerakan fisik
Tindakan
Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi tolerasi fisik melakukan pergerakan
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
- Memonitor kondidi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. Pagar tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobiliasasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis, duduk ditempat tidur,
duduk disisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur kekursi)
SDKI
Kategori: perilaku
Definisi
Penyebab
1. Gangguan muskuloskeletal
2. Gangguan neuromuskular
3. Kelemahan
4. Gangguan psikologis dan/atau psikotik
5. Penurunan motivasi/minat
Tanda dan gejala mayor
Subjektif Objektif
Subjektif Objektif
1. Stroke
2. Cedera medula spinalis
3. Depresi
4. Arthritis reumatoid
5. Retardasi mental
6. Delirium
7. Demensia
8. Gangguan amnestik
9. Skizofrenia dan gangguan psikotik lain
10. Fungsi penilaian terganggu
Keterangan
1. Mandi
2. Berpakaian
3. Makan
4. Toileting
5. Berhias
SLKI
Definisi
Ekspektasi Meningkat
Kriteria hasil
Kemampuan mandi 1 2 3 4 5
Kemampuan 1 2 3 4 5
mengenakan
pakaian
Kemampuan makan 1 2 3 4 5
Kemampuan ke 1 2 3 4 5
toilet (BAB/BAK)
Verbalisasi 1 2 3 4 5
keinginan
melakukan
perawatan diri
Minat melakukan 1 2 3 4 5
perawatan diri
Mempertahankan 1 2 3 4 5
kebersihan diri
Mempertahankan 1 2 3 4 5
kebersihan mulut
SIKI
Definisi
Tindakan
Observasi
1. Sediakan peralatan mandi (mis, sabun, sikat gigi, shampoo, pelembap kulit)
2. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
3. Fasilitasi menggosok gigi, sesuai kebutuhan
4. Fasilitasi mandi, sesuai kebutuhan
5. Pertahankan kebiasaan kebersihan diri
6. Berikan bantuan sesuai tinkat kemndirian
Edukasi
c. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif dibuktikan dengan faktor risiko Hipertensi
SDKI
Faktor risiko :
3. Aterosklerosis aorta
4. Diseksi arteri
5. Fibrilasi atrium
6. Tumor otak
7. Stenosis karotis
8. Miksoma atrium
9. Aneurisma serebri
13. Embolisme
15. Hiperkolesteronemia
16. Hipertensi
1. Stroke
2. Cedera kepala
3. Aterosklerotik aortik
5. Diseksi arteri
6. Embolisme
7. Endokarditis infektif
8. Fibrilasi atrium
9. Hiperkolesterolemia
10. Hipertenso
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
menurun meningkat
Tingkat
1 2 3 4 5
kesadaran
Kognitif 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
meningkat menurun
Tekanan
intra 1 2 3 4 5
kranial
Sakit
1 2 3 4 5
kepala
Gelisah 1 2 3 4 5
Kecemasan 1 2 3 4 5
Agitasi 1 2 3 4 5
Demam 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
memburuk membaik
Nilai rata- 1 2 3 4 5
rata
tekanan
darah
Tekanan
darah 1 2 3 4 5
sistolik
Tekanan
darah 1 2 3 4 5
diastolik
Refleks
1 2 3 4 5
saraf
SIKI
Definisi
Tindakan
Observasi
edema serebral)
Terapeutik
Kolaborasi
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan tekanan dala, rongga kranial
Tindakan
Observasi
2. Monitor peningkatan TD
Terapeutik
2. Kalibrasi transduser
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Tamsuri, A. (2010). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-63
1. BIODATA
Nama Pasien : Ny. S
Nama Panggilan : Ny.S
Umur : 77 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Penghasilan : Tidak ada
Alamat : Gampeng rejo
2. KELUHAN UTAMA
Keluarga pasien mengatakan tangan dan kaki sebelah kanan mengalami
kelemahan dan tidak dapat digerakkan sepenuhnya serta sulit untuk melakukan
aktivitas
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluarga pasien mengatakan pada tanggal 31 Januari 2022 pukul 06.00 pasien
mual muntah dan tiba- tiba dan mengatakan anggota badan tidak bisa digerakkan
sebelah kanan masih lemas dan kaku, dan semua aktivitas seperti mandi dibantu
oleh keluarga. akhrnya keluarganya membawa pasien ke RSUD simpang lima
gumul supaya di tanggani dengan tepat
GENOGRAM
X X X X
Keterangan :
1. : Laki-Laki
2. : Perempuan
3. : Pasien
4. X : Meninggal
5. : Tinggal 1 rumah
6. : Hubungan Keluarga
Genetalia
Inspeksi: Tidak ada sekret, tidak ada peradangan
Anus
Inspeksi: Tidak ada hemoroid, dan tidak kemerahan sekitar anus
Palpasi: Tidak ada benjolan.
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal
MMT 2 3
2 3
Keterangan:
0: tidak ada tonus, tidak ada kontraksi
1: ada tonus, tidak ada kontraksi
2: ada tonus, ada kontraksi, tidak mampu melawan gravitasi
3: melawan gravitasi, tidak dapat melawan tahanan
4: melawan tahanan dengan setengah kekuatan
5: melawan dengan kekuatan penuh
i. Pemeriksaan Neurologi
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Ny. S
UMUR : 77 Tahun
NO. REGISTER : 022909
DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH
DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO KEPERAWATAN
(E) (SDKI)
DS: Gangguan neuromuskular Gangguan mobilitas
fisik
Keluarga Pasien mengatakan
tangan dan kaki sebelah kanan
mengalami kelemahan dan
tidak dapat digerakkan
sepenuhnya serta sulit untuk
melakukan aktivitas
DO:
1. Kaki dan tangan sebelah
kanan tidak dapat di
gerakkan
2. Suhu Tubuh : 36oC
3. Denyut Nadi : 99x / mnt
4. Tekanan Darah: 182/134:
mmHg
5. Pernafasan : 20 x / mnt
6. Mmt
2 3
2 3
DS 2:
Keluarga asien mengatakan untuk
kebutuhan kebersihan dirinya Kelemahan Defisit perawatan
dibantu oleh keluarganya diri
semenjak mengalami stroke.
DO 2:
1. Tidakmampu mengenakan
pakaian sendiri
2. Tidak mampu makan
sendiri
3. Tidak mampu berhias
sendiri
4. Minat melakukan perawat
diri kurang.
a. Gelisah 2 Dipertahankan/Ditingkatkan 5
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan pasien perawatan diri secara konsisten sesuai 1. Agar pasien dapat melakukan perawatan
kemampuan secara teratur dan sesuai kemampuan.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Kolaborasi
TANGAN
Rika
4. Memberikan HE mengenai
11.59 Wib
mobilisasi
TINDAKAN KEPERAWATAN
TANGAN
09.25 Wib
2. Fasilitasi melakukan pergerakan, Rika
jika perlu
TANGAN
TANGAN
TANGAN
.
Memonitor tanda.gejala peningkatan
09.00 Wib TIK Rika
Pasien mengalami tekanan darahnya
tinggi
Rika
Mengidentifikasi peningkatan TIK
10.30 wib
Monitor MAP
150 mmHg
11.30 wib
Kolaborasi dalam pemberian obat Rika
12.00 wib
Citicolin 2x 500 mg
Lapibal 2x 500 mg
Ramitidin 2x 250 mg
TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Ny. S
UMUR : 77 Tahun
NO. REGISTER : 022909
NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
.
Memonitor tanda.gejala peningkatan
09.00 Wib TIK Rika
- tekanan darah pasien sudah
menurun
Citicolin 2x 500 mg
Rika
Lapibal 2x 500 mg
Ramitidin 2x 250 mg
EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Ny. S
UMUR : 77 Tahun
NO. REGISTER : 022909
NO NO.DX TGL/JAM EVALUASI KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
O:
1. Kaki dan tangan sebelah kanan
tidak dapat di gerakkan
2. Suhu Tubuh : 36oC
3. Denyut Nadi : 99x / mnt
4. Tekanan Darah: 182/134: mmHg
5. Pernafasan : 20 x / mnt
6. Mmt
3 2
3 2
P: Intervensi di lanjutkan
O:
Suhu Tubuh : 36oC
Denyut Nadi : 90 x / mnt
Tekanan Darah: 150 /100: mmHg
Pernafasan : 20 x / mnt
Mmt
3 3
3 3
P: Intervensi di lanjutkan
TANGAN
O:
- Tidakmampu mengenakan
pakaian sendiri,
- Tidak mampu makan sendiri.
- Tidak mampu berhias sendiri,
- Minat melakukan perawat diri
kurang.
P: Intervensi di lanjutkan
O:
- mampu mengenakan pakaian
sendiri namun masih di bantu
kelurga
- mampu makan sendiri.
- Tidak mampu berhias sendiri
namun masih di bantu kelurga,
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
EVALUASI KEPERAWATAN
TANGAN
P: Intervensi di lanjutkan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, Klien dan keluarganya
diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang Gerakan ROM,
tujuan dari Gerakan ROM, prinsip Gerakan ROM, klasifikasi Gerakan
ROM, dan cara Gerakan ROM baik aktif maupun pasif
2. Tujuan Khusus
- Klien dan keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian dari
ROM
- Klien mampu menyebutkan tujuan dari Gerakan ROM.
- Klien mampu menyebutkan prinsip dari gerakan ROM.
- Klien dan Keluarga mampu menyebutkan klasifikasi dari ROM
- Klien dan keluarga mampu mempraktekkan/ mendemonstrasikan
cara gerakan ROM pada ektremitas atas
B. Sasaran
Keluarga dan pasien yang mengalami Hambatan mobilitas karena stroke
C. Pembahasan Materi
1. Gerakan ROM
2. Tujuan dilakukan ROM
3. Prinsip dari gerakan ROM
4. Klasifikasi ROM
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1 2 Membuka kegiatan Menjawab salam Ceramah
menit dengan mengucapkan
salam. Mendengarkan
Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan Memperhatikan
Kontrak waktu
2 9 Pelkasanaan Memperhatikan Ceramah dan
menit penyuluhan Mendengarkan demontrasi
Sasaran menyimak
Bertanya dan
materi dan demontrasi
dari perawat menjawab
Sasaran pertanyaan
mempraktekkan
kembali gerakan ROM
aktif dan pasif
Sasaran mengajukan
pertanyaan
Sasaran menyimpulkan
3 4 Penutupan Mengajukan Leaflet dan
menit Member kesempatan pertanyaan Tanya jawab
klien dan keluarga
untuk bertanya. Menjawab
Menanyakan kepada pertanyaan
peserta tentang materi Menjawab salam
yang telah diberikan,
dan reinforcement
kepada keluarga yang
dapat menjawab
pertanyaan.
Mengucapkan salam
penutup
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan dipersiapkan dari
sebelum kegiatan
Kesiapan SAP.
Kesiapan media: Leaflet.
2. Evaluasi Proses
Klien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
Waktu sesuai dengan rencana (15 menit)
3. Evaluasi Hasil
Mampu menjawab pertanyaan dan mengulang kembali pengertian
gerakan ROM
Keluarga dan pasien mengetahui tentang tujuan dilakukan ROM
Keluarga dan pasien mengetahui prinsip dari gerakan ROM
Materi
A. Pengertian ROM
Latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap
untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
B. Tujuan
Latihan ini memberikan manfaat yaitu :
- Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot
- Memperbaiki tonus otot
- Meningkatkan pergerakan sendi
- Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
- Meningkatkan massa otot
- Mengurangi kelemahan
- Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian
F. Klasifikasi ROM
1. Gerakan ROM Pasif
Latihan ROM yang dilakukan dengan bantuan perawat setiap gerakan.
Indikasinya adalah pasien semi koma dan tidak sadar, pasien usia lanjut
dengan mobilisasi terbatas, pasien tirah baring total, atau pasien dengan
paralisis.
Gerakan yang dapat dilakukan meliputi
Fleksi Gerakan menekuk persendian
Ekstensi yaitu gerakan meluruskan persendian
Abduksi gerakan satu anggota tubuh ke arah mendekati aksis tubuh
Adduksi gerakan satu anggota tubuh ke arah menjauhi aksis tubuh
Rotasi gerakan memuatar melingkari aksis tubuh
Pronasi gerakan memutar ke bawah
Supinasi gerakan memutar ke atas
Inversi gerakan ke dalam
Eversi gerakan ke luar
2. Gerakan ROM Aktif
Latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan perawat dari
setiap gerakan yang dilakukannya. Indikasinya adalah pasien yang dirawat
dan mampu untuk ROM sendiri dan Kooperatif.
G. Gerakan ROM Pasif dan Aktif
Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
a. Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
b. Fleksi dan Ekstensi Siku
f. Rotasi bahu
Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah
a. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari kaki
c . R O M a k t i f d. Latihan pergelangan
s i k u tangan
e. Latihan jari-jari
tangan
LATIHAN GERAK suatu kemampuan untuk bergerak
dari satu tempat ke tempat yang lain
miring kanan – kiri
berjalan
TUJUAN
Tahap-Tahap mobilisasi
- Pasien miring ke sisi yang lemah
meningkatkan energi untuk mempercepat
penyembuhan
KONTROL CEGAH
LEMAKMU CVA