I DENGAN MASALAH
IMOBILISASI DI BLOK A PANTI GRIYA WERDHA JAMBANGAN
Oleh
Kelompok 6
SURABAYA
2023
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
Sistem persarafan
a. Saraf aferen berfungsi menerima rangsangan dari luar kemudian
meneruskannya ke susunan saraf pusat
b. Sel saraf atau neuron berfungsi membawa impuls dari bagian tubuh
satu ke bagian tubuh lainnya
c. Sistem saraf pusat (SSP) berfungsi memproses impuls dan kemudian
memberikan respon melalui saraf eferen
d. Saraf eferen berfungsi menerima respon dari SSP kemudian
meneruskannya ke otot rangka
4. Definisi mobilisasi
Mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur dengan tujuan memenuhi kebutuhan aktivitas
guna mempertahankan kesehatannya.
5. Tujuan mobilisasi
Adapun tujuan dari mobilisasi :
a. Mempertahankan fungsi jantung pernafasan
b. Memperbaiki tonus otot
c. Meningkatkan mobilisasi sendi
d. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
e. Mengurangi kehilangan tulang
6. Jenis mobilisasi
Secara umum ada beberapa macam keadaan imobilitas antara lain :
1. Imobilitas fisik
Kondisi ketika seseorang mengalami keterbatasan fisik yang
disebabkan oleh faktor lingkungan maupun kondisi orang tersebut.
2. Imobilitas intelektual
Kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan untuk
dapat berfungsi sebagaimana mestinya, misalnya pada kasus
kerusakan otak.
3. Imobilitas emosional
Kondisi ini bisa terjadi akibat proses pembedahan atau kehilangan
seseorang yang di cintai.
7
6) Gerakan terbatas
7) Fisik lemah
11. Penyebab gangguan mobilitas fisik
a. Kerusakan integritas struktur tulang
b. Perubahan metabolisme
c. Ketidakbugaran fisik
d. Penurunan kendali otot
e. Penurunan kekuatan otot
f. Penurunan massa otot
g. Keterlambatan perkembangan
h. Kekakuan sendi
i. Kontraktur
j. Malnutrisi
k. Gangguan muskuloskeletal
l. Gangguan neuromuskular
m. IMT di atas persentil ke-75 sesuai usia
n. Efek agen farmakologis
o. Program pembatasan gerak
p. Nyeri
q. Kecemasan
r. Gangguan kognitif
s. Keengganan melakukan pergerakan
t. Gangguan sensori persepsi
12. Kondisi klinis terkait gangguan mobilitas fisik
a. Stroke
b. Cedera medula spinalis
c. Trauma
d. Fraktur
e. Osteoarthritis
f. Osteomalasia
g. Keganasan
10
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan secara per sistem
dengan fokus pemeriksaan brain atau otak yang terarah dan
dihubungkan dengan keluhan-keluhan klien.
1) Keadaan umum
Umumnya mengalami penurunan kesadaran, kadang
mengalami gangguan bicara yaitu sulit dimengerti, kadang tidak
bisa bicara dan pada tanda-tanda vital tekanan darah meningkat,
dan denyut nadi bervariasi.
2) Pengkajian tingkat kesadaran
Kualitas kesadaran klien adalah parameter yang paling
mendasar dan parameter yang paling penting perlu membutuhkan
pengkajian. Tingkat keterjagaan klien dan respon terhadap
lingkungan adalah indikator paling sensisitif untuk disfungsi sistem
persyarafan. Beberapa sistem digunakan untuk membuat peringkat
perubahan dalam kewaspadaan dan keterjagaan. Pada keadaan
lanjut tingkat kesadaran klien stroke biasanya berkisar pada tingkat
letargi, strupor, dan semikomatosa.
Tabel 1.1
Tingkat Kesadaran
Tingkat Responsivitas Klinis
Composmentis Sadar penuh.
Apatis Acuh tak acuh.
Somnolen Mau tidur saja. Mengantuk tetapi dapat
mengikuti perintah sederhana.
Delirium Kacau motorik, berontak, teriak.
Stupor Sangat sulit untuk dibangunkan, tidak
konsisten, dapat mengikuti perintah
sederhana atau
berbicara satu kata.
Semikomatosa Reaksi terhadap nyeri saja.
Koma Kesadaran hilang dan tidak berespon
pada setiap
stimulus.
(Muttaqin, 2014)
12
Tabel 1.2
Derajat Kekuatan Otot
Skal Presentase karakteristik
a kekuatan
otot normal
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan,
kontraksi
otot dipalpasi atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh
melawan
gravitasi
3 50 Gerakan yang normal
melawan gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang
normal
5 100 Kekuatan normal,
gerakan
penuh yang normal
melawan gravitasi
(Muttaqin, 2014)
6) Pemeriksaan refleks
Refleks adalah jawaban terhadap suatu rangsangan. Pada
fase refleks fisiologis sisi yang lumpuh akan hilang, setelah
beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahului
dengan refleks patologis.
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang muncul pada masalah gangguan
pemenuhan aktivitas menurut SDKI (2016) yaitu:
15
3. Intervensi Keperawatan
Dukungan mobilisasi
a.Pemberian obat
b.Pemberian obat intravena
c.Pembidaian
d.Pencegahan luka tekan
Defisit perawatan diri b.d gangguan Intervensi utama :
neuromuskuler a. Dukungan perawatan diri: Mandi
Tujuan : b. Dukungan perawatan diri:
BAB/BAK
Setelah dilakukan asuhan keperawatan c. Dukungan perawatan diri:
diharapkan kemampuan perawatan diri Berhias
pasien teratasi dengan kriteria hasil: d. Dukungan perawatan diri:
a. Kemampuan mandi pasien meningkat Berpakaian
b. Kemampuan mengenakan pakaian e. Dukungan perawatan
meningkat diri: Makan/Minum
c. Kemampuan makan meningkat Intervensi pendukung :
a. Dukungan emosional
b. Dukungan pengambilan
keputusan
c. Dukungan tanggung jawab
pada diri sendiri
d. Kontrak perilaku positif
e. Manajemen demensia
f. Manajemen energi
g. Manajemen lingkungan
h. Pengaturan posisi
18
1. IDENTITAS :
KLIEN
Nama : Tn. I
Umur : 17/12-1963
Agama : Islam
Alamat asal : Dokerjo baru no. 7
Tanggal datang : Oktober 2023 Lama Tinggal di Panti 7 bulan
2. DATA :
KELUARGA
Nama : Tidak ada
Hubungan : Tidak ada
Pekerjaan : Tidak ada
Alamat : Tiadak ada Telp : -
3. STATUS KESEHATAN SEKARANG :
Keluhan utama: Tubuh bagian kiri ( tangan dan kaki)sulit untuk digerakkan
T
Riwayat, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan: Klien sering menggerakkan tangan dan kaki
kiri agar tidak terasa kaku dan kebas
Obat-obatan:
salbutamol k/p
4. AGE RELATED CHANGES (PERUBAHAN TERKAIT PROSES MENUA) :
FUNGSI FISIOLOGIS
2. Integumen Ya Tidak
Lesi / luka : √
Pruritus : √
Perubahan pigmen : √
Memar : √
Pola penyembuhan lesi : √
KETERANGAN : Tidak ada masalah
19
3. Hematopoetic Ya Tidak
Perdarahan abnormal : √
Pembengkakan kel limfe : √
Anemia : √
KETERANGAN : Tidak ada masalah
4. Kepala Ya Tidak
Sakit kepala : √
Pusing : √
Gatal pada kulit kepala : √
KETERANGAN : Tidak ada masalah
5. Mata Ya Tidak
Perubahan penglihatan √
Pakai kacamata √
Kekeringan mata √
Nyeri √
Gatal √
Photobobia √
Diplopia √
Riwayat infeksi √
KETERANGAN Tidak ada masalah
6. Telinga Ya Tidak
Penurunan pendengaran : √
Discharge : √
Tinitus : √
Vertigo : √
Alat bantu dengar : √
Riwayat infeksi : √
Kebiasaan membersihkan telinga : √
Dampak pada ADL : Tidak ada gangguan
8. Mulut, Ya Tidak
tenggorokan
Nyeri telan : √
Kesulitan : √
menelan
Lesi : √
Perdarahan gusi : √
Caries : √
Perubahan rasa : √
Gigi palsu : √
Riwayat Infeksi : √
Pola sikat gigi : Klien tidak bisa sikat gigi sendiri dan giginya sdh banyak yg jatuh
KETERANGAN : Tidak ada masalah
9. Leher Ya Tidak
Kekakuan : √
Nyeri tekan : √
Massa : √
KETERANGAN : Tidak ada masalah
Spiritual
Aktivitas ibadah : Meskipun klien tidak bisa melakukan aktivitas sendiri tapi klien tetap
melakukan sholat meskipun diatas tempat tidur
Hambatan : Klien hanya bisa sholat ditempat tidur karna klien tidak bisa turun tempat
tidur
KETERANGAN
: Tidak ada masalah
6. RISK FAKTOR :
Riwayat Penyakit yang diderita: klien mengatakan tidak mengalami sakit sebelumnya
Lingkungan :
Kamar/tempattidur
Kamar tampak bersih dan tempat tidur terlihat rapi dan mempunyai palang disisi kiri dan
kanan,pencayaan bagus,ada ventilasi,tidak bau
Kamar mandi
:Tampak bersih,lantainya tidak licin dan ada keset didepan kamar mandi
Dalam rumah/.wisma
:Tampak bersih dan lantainya tidak licin karna selalu dibersihkan oleh petugas,ada pegangan
disekitar wisma
Luar rumah
Tampak berih dan rapi,lingkungan sekitar cukup aman,tempat sampah disetiap blok,keset
kaki disetiap blok
1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
Tgl/Jam: 15/5-23
Tahun : 2023
Hari :selasa
Musim : kemarau
Bulan : 5
Tanggal :.15
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara: Indonesis
Panti : werdha
Propinsi: jawa timur
Wisma :
Kabupaten/kota : Surabaya
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja,
kertas), kemudian ditanyakan kepada klien,
menjawab :
Jawaban :
1). 93√ 2). 86√ 3). 79 √ 4). 72√ 5). 65√
ATAU
Klien menjawab :
Tidak ada,jika,akan,tetapi
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut
yang terdiri 3 langkah.
27
4) Ambil kertas ditangan anda√
5) Lipat dua√
6) Taruh dilantai. √
Total nilai 30 29
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
√18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan :klien tidak mengalami gangguan kognitif
28
3. Tes Keseimbangan
Time Up Go Test
No Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (detik)
Interpretasi hasil
Hasil pengamatan
Interpretasi hasil:
Apabila hasil pemeriksaan TUG menunjukan hasil berikut:
≤13,5 detik Tidak ada resiko jatu
(Bohannon: 2006; Shumway-Cook,Brauer & Woolacott: 2000; Kristensen, Foss & Kehlet:
2007: Podsiadlo & Richardson:1991)
29
4. GDS
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 1
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 1
4. Anda sering merasa bosan 1 0 1
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 1
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 0
sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 1
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 1
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 1
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 1
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 1
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 1
Jumlah 11
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological
Nursing, 2006)
5. Status Nutrisi
ANALISA DATA
Tanggal Data DiagnosaKeperawatan
(di Panti)
37
4. Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan
intervensi keperawatan. Berdasarkan terminologi NIC, implementasi
terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan tindakan yang merupakan
tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan
intervensi (atau program keperawatan).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah aktivitas yang direcanakan, berkelanjutan dan
terarah ketika klien dan profesional kesehatan menentukan kemajuan
pasien menuju pencapaian tujuan/hasil dan keefektifan rencana asuhan
keperawatan. Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena
kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menetukan intervensi keperawatan
harus diakhiri, dilanjutkan, dan diubah.
2. Etiologi stroke
a. Trombosis serebral
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga mengakibatkan iskemi jaringan otak yang dapat
menimbulkan edema dan kongesti disekitarnya. Trombosis biasanya
terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini
dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan
tekanan darah yang dapat mengakibatkan iskemi serebral. Tanda dan
gejala neurologis sering kali memburuk pada 48 jam setelah
trombosis. Adapun beberapa keadaan yang dapat menyebabkan
trombosis diantarannya: aterosklerosis, hiperkoagulasi pada
polisitemia, arteritis (radang pada arteri) dan emboli.
b. Hemoragi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan
dalam ruang subaraknoid atau ke dalam jaringan otak sendiri.
Perdarahan ini dapat terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi.
Akibat pecahnya pembuluh darah dalam otak yang menyebabkan
pembesaran darah ke dalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan
penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan,
sehingga otak akan mengalami pembengkakan, jaringan otak
mengalami tekanan, sehingga terjadi infark otak, edema dan mungkin
herniasi otak.
c. Embolisme
Sumbatan pada arteri serebral yang disebabkan oleh embolus
menyebabkan stroke embolik. Embolus terbentuk di bagian luar otak,
kemudian terlepas dan mengalir melalui sirkulasi serebral sampai
embolus tersebut melekat pada pembuluh darah dan menyumbat
arteri. Sumber-sumber penyebab emboli lainnya adalah tumor, lemak,
bakteri. Emboli bisa terjadi pada seluruh bagian pembuluh darah
serebral. Kejadian emboli pada serebrsl meningkat bersamaan dengan
meningkatnya usia.
40
3. Klasifikasi stroke
a. Stroke hemoragik
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan
subaraknoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah dibagian
otak di area otak tertentu. Biasanya pecah pembuluh darah terjadi saat
melakukan aktivitas atau saat aktif, Namun bisa juga terjadi ketika
sedang beristirahat. Kesadaran klien umunya menurun.
b. Stroke non hemoragik
Berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebral, biasanya
terjadi saat setelah lama beristirahat, bangun tidur di pagi hari. Tidak
mengalami perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan
hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.
4. Manifestasi klinis
a. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan
b. Tiba-tiba hilang rasa peka
c. Bicara cedal atau pelo
d. Gangguan bicara dan bahasa
e. Gangguan penglihatan
f. Gangguan daya ingat
g. Nyeri kepala hebat
h. Kesadaran menurun
i. Proses kencing terganggu
j. Gangguan fungsi otak
5. Patofisiologi
Iskemik pada otak akan mengakibatkan perubahan pada sel neuron
otak secara bertahap. Tahap pertama diawali dengan penurunan aliran
darah sehingga menyebabkan sel-sel neuron akan kekurangan oksigen
dan nutrisi. Hal ini menyebabkan kegagalan metabolisme dan penurunan
energi yang dihasilkan oleh sel neuron tersebut. Sedangkan pada tahap II,
ketidakseimbangan supalai dan kebutuhan oksigen tersebut memicu
respons inflamasi dan diakhiri dengan kematian sel serta apoptosis
terhadapnya.
41
D. Pathway
arterosklerosis Aneurisma,
Kerusakan kutub jantung, miocard, dan fibrilasi malformasi, arterivenus
Stroke
Koma
Tirah baring
lama