Disusun Oleh :
Ni Made Novya Darmapatni 1914320085
Otot dibagi dalam tiga kelompok dengan fungsi utama untuk kontraksi dan menghasilkan
pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh. Pergerakan
ditimbulkan oleh tarikan otot pada tulang yang berperan sebagai pengungkit dan sendi
berperan sebagai tumpuan atau penopang.
c. Ligament
Ligamen adalah sekumpulan dari jaringan fibrous yang tebal dimana merupakan akhir dari
suatu otot dan berfungsi mengikat suatu tulang.
d. Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang tidak ada.
Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian atau letak dimana tulang berada
bersama-sama. Adapun gerakan yang dapat dilakukan oleh sendi-sendi antara lain: fleksi,
ekstensi, adduksi, abduksi, rotasi, sirkumduksi, dan Pergerakan khusus: supinasi, pronasi,
inversion, eversio, protacsio
3. Tujuan Ambulasi
Sedangkan Menurut Asmadi (2008) manfaat Ambulasi adalah:
a. Mencegah dampak Immobilisasi pasca operasi meliputi :
1) Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit seperti Abrasi, sirkulasi yang terlambat
yang menyebabkan terjadinya Atropi akut dan perubahan turgor kulit.
2) Sistem Kardiovaskuler : Penurunan Kardiak reserve, peningkatan beban kerja jantung,
hipotensi ortostatic, phlebotrombosis
3) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal,
penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme batuk yang menurun.
4) Sistem Pencernaan : Anoreksi-Konstipasi, Penurunan Metabolisme.
5) Sistem Perkemihan : Menyebabkan perubahan pada Eliminasi Urine, infeksi saluran
kemih, hiperkalsiuria
6) Sistem Muskulo Skeletal : Penurunan masa otot, osteoporosis, pemendekan serat otot
7) Sistem Neurosensoris : Kerusakan jaringan, menimbulkan gangguan syaraf pada bagian
distal, nyeri yang hebat.
Ambulasi sangat penting dilakukan pada pasien pasca operasi karena jika pasien
membatasi pergerakannya di tempat tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi
pasien akan semakin sulit untuk memulai berjalan (Kozier, 2010).
1. Pengkajian Keperawatan
a. Aspek biologis
1) Usia
Faktor usia berpengaruh terhadap kemampuan melakukan aktifitas, terkait dengan kekuatan
muskuloskeletal. Hal yang perlu dikaji diantaranya adalah postur tubuh yang sesuai dengan
tahap pekembangan individu.
2) Riwayat keperawatan
Hal yang perlu dikaji diantaranya adalah riwayat adanya gangguan pada sistem
muskuloskeletal, ketergantungan terhadap orang lain dalam melakukan aktivitas, jenis
latihan atau olahraga yang sering dilakukan klien dan lain-lain
3) Pemeriksaan fisik, meliputi rentang gerak, kekuatan otot, sikap tubuh, dan dampak
imobilisasi terhadap sistem tubuh.
b. Aspek psikologis
Aspek psikologis yang perlu dikaji di antaranya adalah bagaimana respons psikologis klien
terhadap masalah gangguan aktivitas yang dialaminya, mekanisme koping yang digunakan
klien dalam menghadapi gangguan aktivitas dan lain-lain.
c. Aspek sosial kultural
Pengkajian pada aspek sosial kultural ini dilakukan untuk mengidentifikasi dampak yang
terjadi akibat gangguan aktifitas yang dialami klien terhadap kehidupan sosialnya, misalnya
bagaimana pengaruhnya terhadap pekerjaan, peran diri baik dirumah, kantor maupun sosial dan
lain-lain.
d. Aspek spiritual
Hal yang perlu dikaji pada aspek ini adalah bagaimana keyakinan dan nilai yang dianut klien
dengan kondisi kesehatan yang dialaminya sekarang, seperti apakah klien menunjukan
keputusasaannya? Bagaimana pelaksanaan ibadah klien dengan keterbatasan kemampuan
fisiknya? Dan lain-lain.
e. Kemunduran musculoskeletal
Indikator primer dari keparahan imobilitas pada system musculoskeletal adalah penurunan
tonus, kekuatan, ukuran, dan ketahanan otot; rentang gerak sendi; dan kekuatan skeletal.
Pengkajian fungsi secara periodik dapat digunakan untuk memantau perubahan dan keefektifan
intervensi.
f. Kemunduran kardiovaskuler
Tanda dan gejala kardivaskuler tidak memberikan bukti langsung atau meyaknkan tentang
perkembangan komplikasi imobilitas. Hanya sedikit petunjuk diagnostic yang dapat diandalkan
pada pembentukan trombosis. Tanda-tanda tromboflebitis meliputi eritema, edema, nyeri tekan
dan tanda homans positif. Intoleransi ortostatik dapat menunjukkan suatu gerakan untuk berdiri
tegak seperti gejala peningkatan denyut jantung, penurunan tekanan darah, pucat, tremor
tangan, berkeringat, kesulitandalam mengikuti perintah dan sinkop.
g. Kemunduran Respirasi
Indikasi kemunduran respirasi dibuktikan dari tanda dan gejala atelektasis dan pneumonia.
Tanda-tanda awal meliputi peningkatan temperature dan denyut jantung. Perubahan-perubahan
dalam pergerakan dada, perkusi, bunyi napas, dan gas arteri mengindikasikan adanaya
perluasan dan beratnya kondisi yang terjadi.
h. Perubahan-perubahan integument
Indikator cedera iskemia terhadap jaringan yang pertama adalah reaksi inflamasi. Perubahan
awal terlihat pada permukaan kulit sebagai daerah eritema yang tidak teratur dan didefinisikan
sangat buruk di atas tonjolan tulang yang tidak hilang dalam waktu 3 menit setelah tekanan
dihilangkan.
i. Perubahan-perubahan fungsi urinaria
Bukti dari perubahan-perubahan fungsi urinaria termasuk tanda-tanda fisik berupa berkemih
sedikit dan sering, distensi abdomen bagian bawah, dan batas kandung kemih yang dapat
diraba. Gejala-gejala kesulitan miksi termasuk pernyataan ketidakmampuan untuk berkemih
dan tekanan atau nyeri pada abdomen bagian bawah
j. Perubahan-perubahan Gastrointestinal
Sensasi subjektif dari konstipasi termasuk rasa tidak nyaman pada abdomen bagian bawah, rasa
penuh, tekanan. Pengosonganh rectum yang tidak sempurna, anoreksia, mual gelisah, depresi
mental, iritabilitas, kelemahan, dan sakit kepala.
k. Faktor Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal klien memberikan bukti untuk intervensi. Di dalam rumah, kamar
mandi tanpa pegangan, karpet yang lepas, penerangan yang tidak adekuat, tangga yang tinggi,
lantai licin, dan tempat duduk toilet yang rendah dapat menurunkan mobilitas klien. Hambatan-
hambatan institusional terhadap mobilitas termasuk jalan koridor yang terhalang, tempat
tidudan posisi yang tinggi, dan cairan pada lantai. Identifikasi dan penghilangan hambatan-
hambatan yang potensial dapat meningkatakan mobilitas.
Pengkajian Masalah
Sistem Muskuloskeletal
Mengukur lingkar lengan Penurunan lingkar otot
dan tungkai akibat penurunan massa otot
Mempalpasi dan Kekauan atau nyeri sendi
mengamati sendi tubuh Penurunan rentang
Melakukanpengukuran pergerakan sendi
goniometrik pada rentang
pergerakan sendi
Sistem Kardiovaskuler
Mengauskultasi jantung Peningkatan frekuensi
Mengukur tekanan darah jantung
Mempalpasi dan Hipotensi ortostatik
mengobservasi sakrum, Edema tergantung perifer,
tungkai, dan kaki peningkatan pembengkakan
Mempalpasi perifer vena perifer
Mengukur lingkar otot Kelemahan denyut nadi
betis perifer
Mengamati otot betis Edema
apakah ada kemerahan, Tromboflebitis
nyeri tekan, dan
pembengkakan
Sistem Pernafasan
Mengamati pergerakan Pergerakan dada asimetris,
dada dispnea
Mengauskultasi dada Penurunan bunyi napas,
ronki basah, mengi, dan
peningkatan frekuensi
pernapasan
Sistem Metabolisme
Mengukur tinggi dan berat Penurunan berat badan
badan akibat atrofi otot dan
Mempalpasi kulit kehilangan lemak subkutan
Edema umum akibat
penurunan kadar protein
darah
Sistem Perkemihan
Mengukur asupan dan Dehidrasi
haluaran cairan Urine pekat, keruh; berat
Menginspeksi urine jenis urine tinggi
Mempalpasi kandung Distensi kandung kemih
kemih akibat retensi urine
Sistem Pencernaan
Mengamati feses Feses kering, kecil, keras
Mengauskultasi bising Penurunan bising usus
usus karena penurunan motilitas
usus
Sistem Integumen
Menginspeksi kulit Kerusakan integritas kulit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang.
Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis.
Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya
menandakan adanya patah tulang.
b. Mengkaji tulang belakang
Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)Kifosis (kenaikan kurvatura tulang
belakang bagian dada) Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang
berlebihan)
KATZ INDEX
AKTIVITAS KEMANDIRIAN KETERGANTUNGAN
(1 poin) (0 poin)
TIDAK ADA Dengan pemantauan,
pemantauan, perintah, pendampingan
perintah ataupun personal atau perawatan
didampingi total
MANDI (1 poin) (0 poin)
Sanggup mandi Mandi dengan bantuan
sendiri tanpa lebih dari satu bagian
bantuan, atau hanya tuguh, masuk dan keluar
memerlukan bantuan kamar mandi.
pada bagian tubuh Dimandikan dengan
tertentu (punggung, bantuan total
genital, atau
ekstermitas lumpuh)
BERPAKAIAN (1 poin) (0 poin)
Berpakaian lengkap Membutuhkan bantuan
mandiri. Bisa jadi dalam berpakaian, atau
membutuhkan dipakaikan baju secara
bantuan unutk
memakai sepatu keseluruhan
TOILETING (1 poin) (0 poin)
Mampu ke kamar Butuh bantuan menuju
kecil (toilet), dan keluar toilet,
mengganti pakaian, membersihkan sendiri
membersihkan atau menggunakan
genital tanpa bantuan telepon
PINDAH (1 poin) (0 poin)
POSISI Masuk dan bangun Butuh bantuan dalam
dari tempat tidur / berpindah dari tempat
kursi tanpa bantuan. tidur ke kursi, atau
Alat bantu berpindah dibantu total
posisi bisa diterima
KONTINENSIA (1 poin) (0 poin)
Mampu mengontrol Sebagian atau total
secara baik inkontinensia bowel dan
perkemihan dan bladder
buang air besar
MAKAN (1 poin) (0 poin)
Mampu Membutuhkan bantuan
memasukkan sebagian atau total dalam
makanan ke mulut makan, atau memerlukan
tanpa bantuan. makanan parenteral
Persiapan makan
bisa jadi dilakukan
oleh orang lain.
Total Poin :
6 = Tinggi (Mandiri); 4 = Sedang; <2 = Ganggaun fungsi berat; 0 =
Rendah (Sangat tergantung)
Skor BAI :
20: Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9 - 11 : Ketergantungan sedang
5 - 8 : Ketergantungan berat
0 - 4 : Ketergantungan total
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan hubungan
tulang.
b. CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang
terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligament atau tendon.
Digunakan untuk mengidenti
c. fikasi lokasi dan panjangnya patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi.MRI (Magnetik
Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus, noninvasive, yang menggunakan
medan magnet, gelombang radio, dan computer untuk memperlihatkan abnormalitas
(mis: tumor atau penyempitan jalur jaringan lunak melalui tulang. dll.
d. Pemeriksaan Laboratorium:Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat
↑, kreatinin dan SGOT ↑ pada kerusakan otot. (Potter, 2010)
4. Diagnosis Keperawatan
Adapun diagnosis keperawatan yang muncul pada gangguan pemenuhan kebutuhan ambulasi
dan mobilisasi yaitu:
a. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, perubahan sendi dan kerusakan
neuromuscular.
b. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses inflamasi, agen cedera fisik
c. Kerusakan intergritas kulit yang berhubungan dengan imobilisasi fisik, ruam, lesi, edema, dan
perubahan sirkulasi.
5. Intervensi Keperawatan
a. gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, perubahan sendi dan kerusakan
neuromuscular.
1) Tujuan dan Kriteria Hasil
- Mendapatkan dan mempertahankan mobilitas fungsional yang optimal
- Melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri
- Menyangga berat badan
- Berjalan dengan menggunakan langkah - langkah yang benar
2) Intervensi
- Kaji kebutuhan bantuan pelayanan kesehatan akan peralatan pengobatan yang tahan
lama
- Bantu berjalan untuk mempertahankan fungsi tubuh
- Bantu pasien dengan penggunaan pergerakkan rom aktif atau pasif untuk
mempertahankan atau memperbaikai fleksibilitas sendi
- Ubah posisi pasien untuk memberikan kenyamanan dan menurunkan resiko kerusakan
kulit
- Ajarkan pasien tentang penggunaan alat bantu mobilitas misal; ktuk, walker dan kursi
roda
- Ajarkan dan bantu pasien dalam proses perpindahan misal; dari tempat tidur ke kursi
roda
- Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi untuk meningkatkan mobolitas
- Berikan dorongan motivasi pada pasien dalam mobilitas
b. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses inflamasi, agen cedera fisik
1) Tujuan dan Kriteria Hasil
- Pasien merasa nyaman
- Penurunan tingkat nyeri
- TTV normal
- Pasien lebih tenang
- Pasien tidak meringis
2) Intervensi
- Lakukan pengkajian tentang nyeri: lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas dan presipitasi.
- Eksplorasi faktor yang mempengaruhi nyeri
- Obsrvasi respon nonverbal karena ketidaknyamanan
- Gunakan komunikasi terapeutik untuk meningkatkan pengetahuan nyeri dan
penerimaan respon klien
- Kolaborasi dengan dr dalam pemeberian analgesik
c. Kerusakan intergritas kulit yang berhubungan dengan imobilisasi fisik, ruam, lesi, edema,
perubahan sirkulasi dan hambatan mobilitas fisik.
1) Tujuan dan Kriteria Hasil
- pemeliharaan integritas kulit.
- Terbebas adanya lesi jaringan
- Tidak ada ruam
- Tidak ada eritema disekitar luka
- Tidak ada tanda infeksi ( kalor, dolor, rubor, fungsiolesa)
2) Intervensi
- Pantau proses penyembuhan luka
- Bersihkan luka pada daerah sekitar kulit
- Kaji tanda - tanda vital pasien
- Catat karakteristik luka meliputi; lokasi kedalaman luka, luas, adnya eksudat, warna,
dan bau
- Kaji adanya tanda -tanda infeksi luka lokal misal; nyeri palpasi, edema, pruritus dan
eksudat
- Ajarkan keluarga tentang prosedur perawatan luka
- Konsultasikan pada dokter dengan pemberian maknan dan nutrisi secara enteral dan
parental untuk meningkatakan penyembuhan luka
- Evaluasi tindakan pengobatan atau pembalutan topikal meliputi balutan absorbent
6. Implementasi
a. Terapi
1) Penatalaksanaan Umum
a) Kerjasama tim medis interdisiplin dengan partisipasi pasien, keluarga, dan
pramuwerdha.
b) Edukasi pada pasien dan keluarga mengenai bahaya tirah baring lama,
pentingnya latihan bertahap dan ambulasi dini, serta mencegah ketergantungan
pasien dengan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sendiri, semampu
pasien.
c) Dilakukan pengkajian geriatri paripurna, perumusan target fungsional, dan
pembuatan rencana terapi yang mencakup pula perkiraan waktu yang diperlukan
untuk mencapai target terapi.
d) Temui dan kenali tatalaksana infeksi, malnutrisi, anemia, gangguan cairan dan
elektrolit yang mungkin terjadi pada kasus imobilisasi, serta penyakit/ kondisi
penyetara lainnya.
e) Evaluasi seluruh obat-obatan yang dikonsumsi; obat-obatan yang dapat
menyebabkan kelemahan atau kelelahan harus diturunkan dosisnya atau
dihentkan bila memungkinkan.
f) Berikan nutrisi yang adekuat, asupan cairan dan makanan yang mengandung
serat, serta suplementasi vitamin dan mineral.
g) Program latihan dan remobilisasi dimulai ketika kestabilan kondisi medis terjadi
meliputi latihan mobilitas di tempat tidur, latihan gerak sendi (pasif, aktif, dan
aktif dengan bantuan), latihan penguat otot-otot (isotonik, isometrik, isokinetik),
latihan koordinasi/ keseimbangan, dan ambulasi terbatas.
h) Bila diperlukan, sediakan dan ajarkan cara penggunaan alat-alat bantu berdiri dan
ambulasi.
i) Manajemen miksi dan defekasi, termasuk penggunaan komod atau toilet.
Umur : 37 Th
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Sawasta
Suku Bangsa : Indonesia
Hubungan dg Klien : perempuan
Alamat : jl.br sangguan kaba kaba kediri
b. Riwayat Kesehatan
Pasien membawa surat rujukan SC
1) Keluhan Utama
a. Saat Masuk Rumah Sakit
Px mengatakan seluruh tubuh lemas
b. saat Pengkajian
Setelah dilakukan pengkajian Px mengatakan pada bagian dada hingga perut
merasa gemetar dan pada daerah kaki dan lengan sulit untuk digerakkan sendiri
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 12 febuari jam 08 ; 00 Pasien dating ke rsad dengan keluhan
lemas , pasien mengatakan saat pasien bangun tidur pasien merasa tampak
kunang kunang , penglihatan sedikit kabur lalu pasien duduk dan merasakan
kesemutan pada kedua kaki, kesemutan itu terjadi sewaktu waktu serta pada
saat pasien ingin minum dan gelas yang dipegang oleh pasien tiba tiba jatuh
karena kedua lengan pasien lemas .pada tanggal 12 febuari jam : 13: 00 setelah
dilakukan pengkajian pasien mengatakan pada bagian dada hingga perut
merasa gemetar dan pada daerah kaki dan lengan sulit digerakkan keluarga
pasien mengatakan aktivitas pasien di bantu oleh keluarga.
2) Air
a) Sebelum sakit :
- Frekuensi : Normal ( 8 gelas/ hari 1200 cc)
- Jenis : Air mineral
- Cara : Oral
- Minum Terakhir : 10.00 Wita
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya :-
b) Saat sakit :
- Frekuensi : Normal ( 8 gelas/ hari 1200 cc)
- Jenis : Air mineral
- Cara : Oral
- Minum Terakhir : 12.00 Wita
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya :-
3) Nutrisi/ makanan
a) Sebelum sakit
- Frekuensi : Normal (3-4x/hari)
- Jenis : Padat (nasi, sayur, daging)
- Porsi : Normal
- Diet khusus : Tidak ada
- Makanan yang disukai : soto ayam
- Napsu makan : Normal
- Puasa terakhir : tidak ada
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya :-
b) Saat sakit
- Frekuensi : Normal (3-4x/hari)
- Jenis : Lunak (bubur)
- Porsi : Normal
- Diet khusus : Tidak ada
- Makanan yang disukai : soto ayam
- Napsu makan : Normal
- Puasa terakhir : -
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya :-
4 ) Eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit
- Frekuensi : 1-2x sehari
- Konsistensi : Lunak
- Warna : Coklat kekuningan
- Bau : Khas feses
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan : Tidak ada
- Lainnya :-
Saat Sakit
- Frekuensi : 1x/hari
- Konsistensi : lembek
- Warna : kuning
- Cara (spontan/dg alat) : dengan pispot
- Bau : khas feses
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya :-
b. BAK
Sebelum sakit :
- Frekuensi : 8x/hari
- Konsistensi :-
- Warna : jernih
- Bau : khas urine
- Cara (spontan/dg alat) : dengan pispot
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya :-
Saat sakit :
- Frekuensi : 6x/hari
- Konsistensi :-
- Warna : jernih
- Bau : khas urine
- Cara (spontan/dg alat) : dengan pispot
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya :-
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
7) Pemeliharaan Kesehatan
- Rasa Aman : Pasien mengatakan merasa aman
- Rasa Nyaman : Pasien mengatakan kurang nyaman dengan bagian dada dan perut
yang gemetar
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan:
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok social sesuai
dengan potensinya :
- Konsumsi Vitamin : Baik
- Imunisasi : Tidak ada
- Olahraga : Tidak Ada
- Upaya Keharmonisan Keluarga : Berjalan baik
- Stres dan Adaptasi : Berjalan baik
2. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Kesadaran : composmetis
GCS : verbal: 5 Motorik 6 Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan
Tanda-tanda Vital : Nadi = 80x/menit, Suhu = 36,5° C, TD = 120/70 mmHg,
RR = 20 x/menit
BB: 60Kg, TB: 158cm
Pemeriksaan Kepala
2) Inspeksi :
- Bentuk kepala: (bulat ), kesimetrisan ( +). hidrochepalus - ), Luka (- ), darah (-),
trepanasi (- ).
- Palpasi : Nyeri tekan (- )
3) Pemeriksaan Wajah:
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah : lesu , Warna dan kondisi wajah: dagu kecil ( - ),
Edema: ( - ),kelumpuhan otot-otot fasialis, sikatrik (-), micrognathia (-), rambut wajah (-)
4) Pemeriksaan Mata
- Inspeksi :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( +)
b. Ekssoftalmus (- ), Endofthalmus (- )
c. Kelopak mata / palpebra : oedem (- ), ptosis (- ), peradangan (-) luka
(- ), benjolan (- )
d. Bulu mata : tidak rontok
e. Konjunctiva dan sclera : perubahan warna normal
f. Warna iris : Cokelat
g. Reaksi pupil terhadap cahaya : (miosis / midriasis) isokor ( + )
h. Kornea : warna bening
i. Nigtasmus ( - ), Strabismus ( - )
j. Ketajaman Penglihatan : kurang Baik
k. Penggunaan kontak lensa : Tidak
- Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata: Dengan palpasi teraba normal
5) Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi
a. Amati bagian telinga luar : bentuk normal
b. Lesi ( - ), nyeri tekan (- ), peradangan (- ), penumpukan serumen (- ).
c. Perdarahan (- ), perforasi (- ).
d. Test kepekaan telinga : Normal
6) Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi
- Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (tidak terdapat
pembengkakan)
- Amati meatus : perdarahan (- ), Kotoran (- ), Pembengkakan (- ), pembesaran /
polip (- )
- Pernafasan cuping hidung (-)
7) Pemeriksaan Mulut dan Faring
a. Inspeksi dan Palpasi
- Amati bibir : Kelainan konginetal (tidak ada), warna bibir merah muda, lesi (-),
Bibir pecah (+ ),
- Amati gigi, gusi, dan lidah : Caries (- ), Kotoran (- ), Gingivitis (- ), gigi palsu :
(- ), gigi goyang : (- ), gigi maju : (- )
- Kemampuan membuka mulut < 3 cm: ( +)
- Lidah: Warna lidah sedikit kecoklatan, Perdarahan ( - ), Abses ( - ), Ukuran
normal.
- Orofaring atau rongga mulut: Bau mulut : Normal, uvula ( simetris), Benda
asing : (tidak ada )
- Tonsil : Tidak terkaji
- Mallampati : Tidak terkaji
- Perhatikan suara klien : ( tidak ada perubahan )
8) Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
a. Bentuk leher (simetris), peradangan (- ), jaringan parut (- ), perubahan warna (- ),
massa (- )
b. Kelenjar tiroid, pembesaran (- )
c. Vena jugularis : pembesaran (- )
d. Pembesaran kelenjar limfe (-), posisi trakea (simetris)
e. Mobilitas leher: menggrekan rahang kedepan : ( +), ekstensi : ( +), fleksi ( +),
menggunakan collar : ( -)
f. Leher pendek: Tidak
Palpasi
- Kelenjar tiroid:
- Vena jugularis, tekanan:
- Jarak thyro mentalis, 6cm:
- Mobilitas leher : menggrekan rahang kedepan : ( +), ekstensi : ( +), fleksi : ( +),
menggunakan collar : (-)
9) Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
Inspeksi
- Bentuk (simetris), pembengkakan (- ).
- Kulit payudara : warna normal, lesi (- )
- Areola : perubahan warna (- )
- Putting : cairan yang keluar ( - ), ulkus ( - ), pembengkakan ( - )
Palpasi
- Nyeri tekan ( - ), dan kekenyalan (kenyal), benjolan massa ( - )
10) Pemeriksaan Torak
- Pemeriksaan Thorak dan Paru
Inspeksi
- Bentuk torak (Normal chest), bentuk dada (simetris), keadaan kulit normal
- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta (-), retraksi suprasternal ( - )
- Sternomastoid (- )
- Pola nafas : (Eupnea)
- Batuk: (-)
Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama)
Perkusi
Area paru : ( sonor)
Auskultasi
- Suara nafas
Area Vesikuler : ( bersih)
Area Bronchial : ( bersih)
Area Bronkovesikuler ( bersih)
- Suara Ucapan
Terdengar : Bronkophoni (- ), Egophoni (- ), Pectoriloqy (- )
- Suara tambahan
Terdengar : Rales (- ), Ronchi (- ), Wheezing (- ), Pleural fricion rub (- )
b) Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
Ictus cordis (- ), pelebaran 0 cm
Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : (Kuat)
Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : ICS II ( N = ICS II )
Batas bawah : ICS V ( N = ICS V)
Batas Kiri : ICS V Mid Clavikula Sinistra( N = ICS V Mid Clavikula
Sinistra)
Batas Kanan : ICS IV Mid Sternalis Dextra ( N = ICS IV Mid Sternalis
Dextra)
Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal), ( keras), ( reguler)
BJ II terdengar (tunggal), (keras), ( reguler)
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( - ), Gallop Rhythm (-), Murmur (- )
11) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
Bentuk abdomen : ( cembung / cekung / datar )
Massa/Benjolan ( - ), Kesimetrisan ( + ),
Bayangan pembuluh darah vena (+ /-)
Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus - x/mnt ( N = 5 – 35 x/menit,Borborygmi(-)
Palpasi
Palpasi Hepar :
- Nyeri tekan ( - ), pembesaran ( - ), perabaan (keras / lunak), permukaan (halus /
berbenjol-benjol), tepi hepar (tumpul / tajam) . ( N = hepar tidak teraba).
- Palpasi Lien :
Pembesaran lien : (- )
Palpasi Appendik :
Titik Mc. Burney . nyeri tekan (- ), nyeri lepas (- ), nyeri menjalar kontralateral (- ).
Acites atau tidak : Shiffing Dullnes (- ) Undulasi (- )
Palpasi Ginjal :
Nyeri tekan( - ), pembesaran ( - )
12) Pemeriksaan Genetalia
a. Pada Wanita
Inspeksi :
Kebersihan rambut pubis (bersih), lesi ( - ),eritema ( - ), keputihan ( - ),
peradangan ( - ).
Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( - )
13) Pemeriksaan Anus
Inspeksi
Atresia ani ( - ), tumor ( - ), haemorroid ( - ), perdarahan ( - )
Perineum : jahitan ( - ), benjolan ( - )
Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus (-) pemeriksaan Rectal Toucher(-)
14) Pemeriksaan Ekstremitas
a. Ekstremitas Atas
Inspeksi
atropi otot ( -).
Palpasi
- Uji kekuatan otot :
Lakukan uji kekuatan otot : 3 ( hanya mampu melawan gravitasi)
b. Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
atropi otot ( -).
-ROM : Pasif
Palpasi
Edema : -
Lakukan uji kekuatan otot : 3 ( hanya mampu melawan gravitasi)
000 000
333 333
4
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh (-), nyeri kepala (-), kaku kuduk ( -), mual–muntah ( -) kejang ( -)
penurunan tingkat kesadaran ( -)
2. Memeriksa nervus cranialis
Nervus I , Olfaktorius (pembau ) : normal
Nervus II, Opticus ( penglihatan ) : normal
Nervus III, Ocumulatorius: normal
Nervus IV, Throclearis: normal
Nervus V, Thrigeminus :
- Cabang optalmicus : Normal
- Cabang maxilaris : Normal
- Cabang Mandibularis: Normal
Nervus VI, Abdusen Normal
Nervus VII, Facialis Normal
Nervus VIII, Auditorius Normal
Nervus IX, Glosopharingeal Normal
Nervus X, Vagus Normal
Nervus XI, Accessorius Normal
Nervus XII, Hypoglosal Normal
3. Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer : benda tumpul baik, benda tajam baik Menguji sensasi panas /
dingin baik kapas halus baik minyak wangi baik
4. Memeriksa reflek kedalaman tendon
- Reflek fisiologis
a.Reflek bisep ( + )
b. Reflek trisep ( + )
c.Reflek brachiradialis ( + )
d. Reflek patella ( + )
e.Reflek achiles ( + )
- Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
a.Reflek babinski ( - )
b. Reflek chaddok ( - )
c.Reflek schaeffer ( - )
d. Reflek oppenheim ( - )
e.Reflek gordon ( - )
1. Data Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tgl: 12 Februari 2021
B. Analisis Data
DO:
Pasien tampak lesu
Dalam aktifitasnya pasien dibantu
oleh keluarga
pasien tampak membatasi gerakan
pasien dalam keadaan terlentang
- TD: 110/70 mmHg
- Nadi: 80x/ menit
- RR: 20x/ menit
-S : 36,5
- SpO2 : 97 %
P : Lanjutkan
Intervensi
P : Lanjutkan Intervensi
6. libatkan keluarga
untuk berpartisipasi dalam
aktivitas latihan ROM
7. Kaji menggunakan bromage
score
E : S : - Pasien mengatakan
dapat melakukan aktivitas
Identitas Pasien
Nama : TN.I
Agama : Hindu
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Perkawinan : Menikah
Golongsn Darah :O
No. CM : 198596
Masalah Kesehatan :
1. Konstipasi (Berhubungan dengan pola defikasi tidak teratur serta kurangnya asuapan
makanan berserat)
Masalah Nama
Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
6. kolaborasi 6. Delegatif
Pemberian Pemberian Terapi
Terapi Antasid CI/8
jam
Dulcolac
Suppositoria
II
Ranithidine
50 mg/12 jam
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Alimul Aziz, 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Salemba
Medika : Jakarta
Darliana, Devi, dkk. 2014. Kebutuhan Aktivitas dan Mobilisasi. Fakultas Keperawatan
Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawaran. Edisi 4. Jakarta: EGC
Potter& Perry. 2006. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan praktik. Edisi 4.
Jakarta : EGC.
Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: EGC
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba Medika.
Iyer, P.W, Camp, N.H. 2004. Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC