Anda di halaman 1dari 27

 Miksi (berkemih)

 Miksi adalah proses pengosongan kandung


kemih bila kandung kemih terisi.
 Kandung kemih secara progresif terisi sampai
tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai
ambang, yang kemudian mencetuskan
langkah kedua
 Timbul refleks saraf yang disebut refleks
miksi (refleks berkemih) yang berusaha
mengosongkan kandung kemih atau jika ini
gagal, setidak-tidaknya menimbulkan
kesadaran akan keinginan untuk berkemih.
 Meskipun refleks miksi adalah refleks
autonomik medula spinalis, refleks ini bisa
juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat
korteks serebri atau batang otak.
 Refleks berkemih adalah refleks medula
spinalis yang seluruhnya bersifat autonomik,
tetapi dapat dihambat atau dirangsang oleh
pusat dalam otak.
 Gangguan eliminasi urin adalah keadaan
dimana seorang individu mengalami atau
berisiko mengalami disfungsi eliminasi
urine.
 Biasanya orang yang mengalami gangguan
eliminasi urin akan dilakukan kateterisasi
urine, yaitu tindakan memasukan selang
kateter ke dalam kandung kemih melalui
uretra dengan tujuan mengeluarkan urine.
a.Retensi, yaitu adanya penumpukan urine
di dalam kandung kemih dan ketidak
sanggupan kandung kemih untuk
mengosongkan diri. 
b.Inkontinensi urine, yaitu
ketidaksanggupan sementara atau
permanen otot sfingter eksterna untuk
mengontrol keluarnya urine dari kandung
kemih.
c.Enuresis, Sering terjadi pada anak-anak,
umumnya terjadi pada malam hari
(nocturnal enuresis), dapat terjadi satu
kali atau lebih dalamsemalam.
d.Urgency, adalah perasaan seseorang untuk
berkemih.
e.Dysuria, adanya rasa sakit atau kesulitan
dalam berkemih
f.Polyuria, Produksi urine abnormal dalam
jumlah besar oleh ginjal,seperti 2.500
ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake
cairan.
g.Urinari suppresi, adalah berhenti mendadak
produksi urine
a.Intake cairan Jumlah dan type makanan
b.Aktivitas
c.Obstruksi
d.Infeksi
e.Kehamilan
f. Penyakit; pembesaran kelenjar ptostat
g.Trauma sumsum tulang belakang
h.Operasi pada daerah abdomen bawah,
pelviks, kandung kemih,urethra.
i. Umur  
j. Penggunaan obat-obatan
1.Respon keinginan awal untuk berkemih
2.Gaya hidup
3.Stress psikologi
4.Tingkat perkembangan
5.Kondisi Patologis
6.Obat-obatan
Retensi Urin
1). Ketidak nyamanan daerah pubis.
2). Distensi dan ketidaksanggupan untuk
berkemih.
3). Urine yang keluar dengan intake tidak
seimbang.
4). Meningkatnya keinginan berkemih dan resah
5). Ketidaksanggupan untuk berkemih
Inkontinensia urin
1). pasien tidak dapat menahan keinginan BAK
sebelum sampai di WC
2). pasien sering mengompol
1.Pemeriksaan USG

2.Pemeriksaan foto rontgen

3.Pemeriksaan laboratorium urin


1.Riwayat keperawatan eliminasi
 Pengkajiannya meliputi:
a.Pola eliminasi
b.Gambaran urin dan perubahan yang terjadi
c.Masalah eliminasi
d.Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti :
penggunaan alat bantu,diet, cairan, aktivitas dan
latihan, medikasi dan stress.
2.Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan fisik abdomen terkait dengan
eliminasi urine meliputi inspeksi, auskultasi,
perkusi dan palpasi
1.Perubahan dalam eliminasi urine berhubungan
dengan retensi urine,inkontinensi dan enuresis
2.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
adanya inkontinensi urine
3.Perubahan dalam rasa nyaman berhubungan
dengan dysuria, nyeri saat mengejan
4.Resiko infeksi berhubungan dengan retensi
urine, pemasangan kateter 
5.Perubahan konsep diri berhubungan dengan
inkontinensi
6.Self care defisit : toileting jika klien
inkontinesi
7.Potensial defisit volume cairan berhubungan
dengan gangguan fungsi saluran urinary
akibat proses penyakit
Tujuan
 Memahami eliminasi urin nomal
 Meningkatkan pengeluaran urin yang normal
 Mencapai pengosongan kandung kemih yg

lengkap
 Mencegah infeksi
 Mempertahankan integritas kulit
 Mendapatkan ras aman
 Peningkatan kesehatan untuk memelihara
serta melindungi fungsi sistem kemih
 Penyuluhan klien
 Meningkatkan perkemihan normal
 Menstimulasi reflek berkemih :
 Mempertahankan kebiasaan eliminasi
 Mempertahankan asupan cairan yg adekuat
 Meningkatkan pengosongan kandung kemih

scr lengkap.
 Pencegahan infeksi
 Pemeliharaan pirenium yg baik
Kateterisasi
 Memasukkan selang plastik atau karet mll uretra

ke kandung kemih.
 Meredakan rasa tidak nyaman akibat distensi

kandung kemih
 Mengambil spesimen urin steril

 Mengkaji residu urin setelh pengosongan kandung

kemih
 Penatalaksanaan jangka panjang klien yg

mengalami cidera medula spinalis


  
 Menguatkan otot panggul
 Meningkatkan kontraksi otot dasar panggul.
 Mempertahankan integritas kulit
 Cuci kulit yg teriritasi urin dgn sabun dan air

hangat
 Pakai pelembab
 Bladder training
 Melatih kembali kandung kemih untuk

mengembalikan pola normal perkemihan


 Klien mampu berkemih secara normal tanpa
mengalami gejala-gejala ggn perkemihan
 Karakteristik urin : kekuningan, jernih, tidak
mengandung unsur yg abnormal
 Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yg
mempengaruhi eliminasi
 Tidak terjadi komplikasi akibat perubahan
pola eliminasi

Anda mungkin juga menyukai