Anda di halaman 1dari 38

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa

metabolisme tubuh baik berupa urin atau


bowel (feses). Miksi adalah proses
pengosongan kandung kemih bila kandung
kemih terisi. Sistem tubuh yang berperan
dalam terjadinya proses eliminasi urine
adalahginjal, ureter, kandung kemih,
dan uretra
Proses ini terjadi dari dua langkah utama
yaitu : Kandung kemih secara progresif terisi
sampai tegangan di dindingnya meningkat
diatas nilai ambang, yang kemudian
mencetuskan langkah kedua yaitu timbul
refleks saraf yang disebut refleks miksi
(refleks berkemih) yang berusaha
mengosongkan kandung kemih atau jika ini
gagal, setidak-tidaknya menimbulkan
kesadaran akan keinginan untuk berkemih.
 Gangguan eliminasi urin adalah keadaan
dimana seorang individu mengalami atau
berisiko mengalami disfungsi eliminasi
urine.
 Biasanya orang yang mengalami gangguan
eliminasi urin akan dilakukan kateterisasi
urine, yaitu tindakan memasukan selang
kateter ke dalam kandung kemih melalui
uretra dengan tujuan mengeluarkan urine.
a.Retensi, yaitu adanya penumpukan urine
didalam kandung kemih danketidak
sanggupan kandung kemih untuk
mengosongkan diri. 
b.Inkontinensi urine, yaitu ketidaksanggupan
sementara atau permanen otot sfingter
eksterna untuk mengontrol keluarnya urine
dari kandung kemih.
c.Enuresis, Sering terjadi pada anak-anak,
umumnya terjadi pada malam hari
(nocturnal enuresis), dapat terjadi satu kali
atau lebih dalamsemalam.
d.Urgency, adalah perasaan seseorang untuk
berkemih.
e.Dysuria, adanya rasa sakit atau kesulitan
dalam berkemih
f.Polyuria, Produksi urine abnormal dalam
jumlah besar oleh ginjal,seperti 2.500
ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake
cairan.
g.Urinari suppresi, adalah berhenti mendadak
produksi urine
a.Intake cairan Jumlah dan type makanan
b.Aktivitas
c.Obstruksi
d.Infeksi
e.Kehamilan
f. Penyakit; pembesaran kelenjar ptostat
g.Trauma sumsum tulang belakang
h.Operasi pada daerah abdomen bawah,
pelviks, kandung kemih,urethra.
i. Umur  
j. Penggunaan obat-obatan
Retensi Urin
1). Ketidak nyamanan daerah pubis.
2). Distensi dan ketidaksanggupan untuk
berkemih.
3). Urine yang keluar dengan intake tidak
seimbang.
4). Meningkatnya keinginan berkemih dan
resah
5). Ketidaksanggupan untuk berkemih
Inkontinensia urin
1). pasien tidak dapat menahan keinginan BAK
sebelum sampai di WC
2). pasien sering mengompol
1.Pemeriksaan USG
2.Pemeriksaan foto rontgen
3.Pemeriksaan laboratorium urin dan feses
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal
ini juga disebut bowel movement. Frekwensi defekasi pada
setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari
sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga
bervariasi setiap orang. Ketika gelombang peristaltik
mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf
sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi
sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi

Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang


individu mengalami atau berisiko tinggi mengalami statis
pada usus besar, mengakibatkan jarang buang air besar,
keras, feses kering. Untuk mengatasi  gangguan eliminasi
fekal biasanya dilakukan huknah, baik huknah tinggi maupun
huknah rendah. Memasukkan cairan hangat melalui anus
sampai ke kolon desenden dengan menggunakan kanul rekti.
Masalah eliminasi fekal yang sering ditemukan
yaitu:
a.    Konstipasi, merupakan gejala, bukan
penyakit yaitu menurunnya frekuensi BAB
disertai dengan pengeluaran feses yang sulit,
keras, dan mengejan.
b. Impaction, merupakan akibat konstipasi
yang tidak teratur, sehingga tumpukan feses
yang keras di rektum tidak bisa dikeluarkan.
Impaction berat, tumpukan feses sampai
pada kolon sigmoid.
c. Diare, merupakan BAB sering dengan cairan
dan feses yang tidak berbentuk.
d. Inkontinensia fecal, yaitu suatu keadaan tidak
mampu mengontrol BAB dan udara dari anus,
BAB encer dan jumlahnya banyak.
e. Flatulens, yaitu menumpuknya gas pada lumen
intestinal, dinding usus meregang dan distended,
merasa penuh, nyeri dan kram. Biasanya gas
keluar melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus).
f. Hemoroid, yaitu dilatasi pembengkakan vena
pada dinding rektum (bisa internal atau
eksternal). Hal ini terjadi pada defekasi yang
keras, kehamilan, gagal jantung dan penyakit
hati menahun
Gangguan Eliminasi Fekal
a.Pola diet tidak adekuat/tidak sempurna
b. Cairan
c. Meningkatnya stress psikologis
d. Kurang aktifitas, kurang berolahraga,
berbaring lama
e. Obat – obatan
1. Total cairan tubuh 50 – 60% dari berat badan
2. Pada bayi 75% dari BB

Anda mungkin juga menyukai