PENDAHULUAN
1
1.1.3 Etiologi
1. Diet dan Asupan
2. Respons Keinginan Awal untuk Berkemih
3. Gaya hidup
4. Sterss Psikologis
5. Tingkat aktivitas
6. Tingkat Perkembangan
7. Kondisi penyakit, sosiokultural
8. Sosiokultural
9. Kebiasaan seseorang kebiasaan seseorang
10. Tonus Otot
11. Pembedahan
12. Pengobatan
2
Berhentinya produksi urine secara mendadak. Secara normal, urine
diproduksi oleh ginjal secara terus-menerus pada kecepatan 60-120
ml/jam.
3
Merupakan keadaan seseorang yang mengalami pengeluaran urine
secara tanpa disadari dan tidak dapat diperkirakan. Tanda-tanda :
adanya doronngan untuk berkemih, kontraksi kandung kemih cukup
kuat untuk mengeluarkan urine
3. Enuresis
Merupakan ketidaksanggupan menahan kemih yang diakibatkan tidak
mampu mengontrol sfingter eksterna. Enuresia biasanya terjadi pada
anak-anak atau orang jompo, yang terjadi pada malam hari.
1.1.7 Penatalaksanaan
1. Obsevasi tanda-tanda vital
2. Melakukan pengumpulan urine untuk bahan pemeriksaan
3. Menolong pasien untuk buang air kecil dengan menggunakan urinal
4. Melakukan pemasangan kateterisasi / pemasangan condom chateter
5. Mengaji faktor yang memicu/menybabkan pengeluaran urune yang
tidak adekuat
6. Memonitor perubahan retensi urine setiap hari
4
1. Frekuensi berkemih, menentukan berapa kali klien berkel=mih
dalam waktu 24 jam;
2. Urgensi;
3. Disuria;
4. Poliuria;
5. Urinaria suspensi, keadaan produksi yang berhenti secara
mendadak.
3.) Volume urine
Volume urine menentukan beberapa jumlah urine yang
dikeluarkan dalam waktu 24 jam. Berdasarkan usia, volunme
urine normal dapat ditentukan.
4.) Faktor yang mempengaruhi kebiasaan buang air kecil adalah :
1. Diet dan asupan
2. Gaya hidup
3. Stress psikologis dapat meningkatkan frekuensi keinginan
berkemih
4. Tingkat aktivitas.
5.) Keadaa urine, meliputi warna urine yang keluar, bau, berat jenis,
kejernihan, Ph, protein, darah, glukosa.
6.) Tanda klinis gangguan eliminasi sepoerti tanda retensi urine,
inkontinensia urine, enuresis, dll.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Mulai timbulnya masalah dan pengobatan gejala yang timbul saat
pengkajian faktor-faktor yang memperberat / mengurangi pola
eliminasi.
3. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Keadaan umum klien mulai dari masa anak-anak, dewasa khusus yang
ada kaitanya dengan penyakit sekarang.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Membuat genogram tiga generasi riwayat penyakit keluarga antara
lain DM, HT, Jantung.
5. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Psikososial menggambarkan situasirumah dan orang terdekat,
termasuk keluarga dan orang terdekat, serta spiritual menggambarkan
keyakinan beragama pandangan / nilai kepercayaan.
6. Pola Aktivitas Sehari-hari
5
1.) Nutrisi, menggambarkan masukan nutrisi keseimbangan cairan
dan elektrolit
2.) Eliminasi, ekskresi usus, dan kandung kemih
3.) Aktivitas dan latihan, menggmbarkan pola latihan dan aktivitas
4.) Istirahat dan tidur, menggambarkan pola tidur, istirahat
5.) Seksualitas / reproduksi, menggambarkan masalah yang aktual /
dirasakan dengan seksualitas.
7. Keadaan Umum Pasien
Menggambarkan gambaran secara umum, misalnya kurus, gemuk,
lemah, gaya hidup, ekspresi wajah, distress.
8. Tanda-tanda Vital
Diambil saat melakukan pengkajian yang meliputi, suhu tubuh, pus/
nadi, nafas dan tekanan darah klien (Capernito, 2006).
6
1.) Penurunan isyarat kandung kemih dan kerusakan kemampuan
untuk mengenal isyarat akibat cedera atau kerusakan saraf
2.) Kerusakan mobilitas
3.) Hambatan lingkungan
4.) Kehilangan kemampuan motoris dan sensoris
5.) Penurunan tonus kandung kemih akibat dampak pengobatan,
dehidrasi, atau faktor psikologis
3. Inkontinensia refleks berhubungan dengan gagalnya konduksi
rangsangan di atas tingkatan arkus refleks akibat cedera pada medula
spinalis.
4. Inkontinensia total berhubungan dengan defisit komunikasi atau
persepsi
5. Retensi urine berhubungan dengan
1.) Adanya hambatan pada sfingter akibat penyakit striktur, BPH, dll
2.) Kerusakan atau ketidakadekuatan jaras eferen akibat cedera dan
penggunaan obat seperti antihistamin atau antikolinergik.
3.) Obstruksi jalan keluar kandung kemih akibat impaksi feses.
4.) Stress atau ketidak nyamanan.
6. Perubahan body iamge berhubungan dengan inkontinensia,
uretrostomi, dan eneuresis
7. Resiko terjadinya infeksi saluran kemih berhubungan dengan
pemasangan chateter, pemeriksaan sistoskopi, dan kebiasaan
perineum yang kurang.
8. Resiko perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhuungan
dengan gangguan drainase uretrosomi.
Batasan Karakteristik
Mayor
Melaporkan atau mengalami masalah eliminasi urine, seperti :
1. Dorongan berkemih
2. Sering berkemih
3. Keragu-raguan
4. Nokturia
5. Enuresis
6. Menetes
7. Distensi kandung kemih
8. Inkontinen
9. Volume residu yang banyak
7
Tujuan
1. Memahami arti eliminasi
2. Membantu mengosongkan kandung kemih secara penuh
3. Mencega infeksi
4. Mempertahankan integritas kulit
5. Memberikan rasa nyaman
6. Mengembalikan fungsi kandung kemih
7. Memberikan asupan cairan secara tepat
8. Mencegah kerusakan kulit
9. Mencegah tekanan emosional
10. Individu menjadi kontinen (terutama selama siang hari, malam, 24
jam)
Kriteria Hasil
1. Mampu mengidentifikasi penyebab inkontinensia
2. Menyebutkan rasional pengobatannya
3. Melaporkan pengeluaran urin secara normal
4. Mampu mempertahankan eliminasi urin secara normal
8
1. Miksi secara normal, ditujukan dengan kemamapuan pasien berkemih
sesuia dengan asupan cairan dan pasien mampu berkemih tanpa
menggunakan obat, kompresi pada kandung kemih dan chateter,
2. Mengosongkan kandung kemih, ditujukkan dengan berkurangnya
distensi volume urine residu, dan kelancaranny kepatenan drainase.
3. Mencegah infeksi, mempertahankan integritas kulit, dituj=njukkan
dengan tidak adanya tanda infeksi, tidak ditemukannya disuria,
urgensi, frekuensi, dan rasa terbakar.
4. Mempertahankan integritas kulit, ditunjukkan adanya perineal kering
tanpa inflamasi dan kulit sekitar uretrostomi kering.
5. Memberikan rasa nyaman, ditunjukkan dengan berkurangnya tanda
disuria, ditemukan adanya distensi pada kandung kemih, dan adanya
ekspresi senang.
6. Melakukan bledder training, ditunjukkan dengan berkurangnya
frekuensi inkontinensia dan mampu berkemih disaat ingin berkemih.
9
BAB II
TINJAUAN KASUS
1.1 Pengkajian
1.1.1 BIODATA
Nama : Tn. P No. Reg. 1208051
Nama Panggilan : Tn. P
Umur : 55 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Tani
Penghasilan :-
Alamat : Banyakan Kediri
Diagnosa Medis : CA Buli
Tanggal MRS : 07 Oktober 2012
Tanggal Pengkajian : 15 Oktober 2012
Golongan Darah :-
10
GENOGRAM
Keterangan : : Perempuan
: laki-laki / pasien
: meninggal
: menikah
: keturunan
11
(Makan, istirahat, tidur, eliminasi, aktifitas, kebersihan, dan seksualitas)
DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
1. Makan 1. Makan
Nafsu makan baik 3 x 1 hari dengan Nafsu makan baik 3 x 1 hari
sayur, lauk, dan nasi. dengn diit lunak.
2. Istirahat 2. Istirahat
5 jam/ hari 4 jam / hari
3. Tidur 3. Tidur
Malam : 4 jam Malam : 3 jam
Siang : 1 jam Siang : 1 jam
4. Eliminasi 4. Eliminasi
BAB = 1 kali BAB = -
BAK = sering BAK = sering, hanya menetes,
5. Aktivitas dan sakit.
Dapat melakukan ibadah dan aktivitas 5. Aktivitas
du runah dengan baik. Hanya berbaring ditempat tidur
12
Telinga
Inspeksi : simetris, tidak ada pus atau perdarahan, terdapat kotoran.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada cuping
hidung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, tidak ada karies, tidak
ada pembesaran tonsil, dan uvula.
Leher
Inspeksi : tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada pebesaran
kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan.
2. Pemeriksaan Integumen, Kulit, dan Kuku
Kulit
Inspeksi : tidak terdapat luka, kulit berwarna sawo matang, turgor kulit
menurun.
Palpasi : turgor kulit > 2 detik, kulit kering
Kuku
Inspeksi : kuku panjang dan kotor
Palpasi : CRT < 2 detik
3. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak (bila diperlukan)
Payudara
Inspeksi : tidak ada lesi, simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
Ketiak
Inspeksi : bersih
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
13
Inspeksi : inpirasi dan ekspirasi simetris
Palpasi : getaran taktil fremitus sama
Perkusi : redup
Auskultasi : vesikuler
5. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : tidak tampak ictus cordis pada daerah apeks jantung
midklavikula kiri.
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 = lup
S2 = dup
6. Pemeriksaan Abdomen
Auskultasi : bissing usus 10 x/menit
Inspeksi : pada abdomen tidak terdapat lukan jahitan
Palpasi : ada nyeri tekan
Perkusi : suara timpani
8. Pemeriksaan Muskuloskeletal
5 5 Keterangan : 5 = gerakan penuh, mampu melawan grafitasi
5 5 mampu menahan beban maksimal
ROM = gerakan penuh
ADL = 2, dibantu orang lain
9. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran GCS 4, 5, 6
Ketetangan :
4 = respon membuka mata spontan
5 = respon verbal orientasi baik
6 = respon motorik mengikuti perintah
14
2. Kesadaran Composmentis
3. Reflek patela +/+
4. Reflek pupil +/+
15
Pasien berharap dapat segera sembuh dari penyakitnya dan dapat berkumpul
denga keluarga sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hati seperti biasa.
16
ANALISA DATA
17
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
18
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA PASEIN : Tn. P
UMUR : 55 Tahun
NO. REGISTER : 1208051
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
1. Gangguan eliminasi urine Setelah dilakuakn asuhan keperawatan 1. Observasi TTV. 1. Untuk mengetahui keadaan umum
berhubungan dengan inkopeten selama 2 x 24 jam, diharapkan pasien pasien.
outlet kandung kemih sekunder dapat mengosongkan kandung 2. Observasi pengeluaran urine tiap 2. Mengetahui perkembangan
akibat CA Buli yang ditandai kemihnya secara adekuat dengan hari. pengosongan bleder yang adekuat.
dengan pasien mengatakan sakit kriteria hasil : 3. Memulihkan self esteem / 3. Tidak memicu penumpukan urine
saat kencing dan yang keluar 1. Pasien mampu mengeluarkan air mencegah tekanan emosional. pada bledr akibat gangguan
sedikit, keadaan umum pasien maninya secara normal. psikologis.
lemah, mukosa kering, BAK 2. Rasa sakit berkurang 4. Beri pengetahuan pasien untuk 4. Mencegah terjadi tekanan pada
sering dan hanya menetes, pasien 3. Pengeluaran urine normal. sedikit minum. bleder yang menimbulkan rasa
nampak menyeringai menahan 5. Kolaborasi dengan ahli gizi sakit.
sakit, TD = 130/80 mmHg. peberian diit lunak. 5. Mempercepat proses pemulihan.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam 6. Memeberi asupan nutrisi yang
pemberian obat sesuai advice . cukup.
19
TINDAKAN KEPERAWTAN
CATATAN PERKEMBANGAN
20
NAMA PASIEN : Tn. P
UMUR : 55 Tahun
NO. REGISTER : 1208051
NO. NO. DX JAM EVALUASI
1. 1. 15 Oktober 2012
12.00 S : Pasien mengatakan sakit kencing.
O : - keadaan umum lemah
- BAK sering dan menetes
- TD =170/100 mmHg
- Pasien nampak menahan sakit
A : Gangguan eliminasi urine belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Observasi dilanjutkan.
2. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat
2. 16 Oktober 2012
12.00 S : Pasien mengatakan kencing masih sakit dan
menetes
O : - keadaan umum lemah.
- Hanya berhubungan ditempat tidur
- Menahan sakitnya
- TD = 130/80 mmHg
- BAK sering, BAB berkurang
A : Gangguan eliminasi belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan
- Observasi pengeluaran urine
- Pemberian lingkungan yang nyaman
- Kolaborasi dengan dokter
21
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito-Moyet, Lynda Jual. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10.
Halaman 502-503. Jakarta: EGC.
22