Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN ELIMINASI

AKIBAT PATOLOGI SISTEM PENCERNAAN DAN PERSYARAFAN

A. DASAR TEORI
A.1. DEFINISI DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. DefinisiInkontinensia Urine
Pengertian dari inkontinensia urine adalah ketidakmampuan menahan kemih
dalam vesikaurinaria yang bisa terjadi karena gangguan neurologis atau mekanis pada
sistem yang mengontrol fungsi berkemih normal (Isselbacher, 1999).
Menurut ICS (The International Continence Society) inkontinensia urine merupakan
kondisi urine yang keluar secara involunter yang terlihat jelas serta objektif dan
mengganggu hygiene dan keadaan sosial. Padainkontinensia urine terjadiketidakmampuan
tubuh mengontrol pengeluaran urine dalam waktu setahun.

b. Definisi Inkontinensia Urine Fungsional


Inkontinensia ini terjadi karena adanya penurunan fungsi kognitif dan fisik seperti
pada pasien dimensia berat atau adanya gangguan neurologik dan mobilitas serta
gangguan psikologis. Inkontinensia ini ditandai dengan ketidakmampuan mencapai toilet
untuk berkemih.
Inkontinensia fungsional merupakan keadaan seseorang yang mengalami
pengeluaran urin secara tanpa disadari dan tidak dapat diperkirakan. Keadaan
inkontinensia ini ditandai dengan tidak adanya dorongan untuk berkemih, merasa bahwa
kandung kemih penuh, kontraksi kandung kemih cukup kuat untuk mengeluarkan
urin(Hidayat,2006).
Inkontinensia fungsional merupakan inkontinensia dengan fungsi saluran kemih
bagian bawah yang utuh tetapi ada faktor lain, seperti gangguan kognitif berat yang
menyebabkan pasien sulit untuk mengidentifikasi perlunya urinasi (misalnya, demensia
Alzheimer) atau gangguan fisik yang menyebabkan pasien sulit atau tidak mungkin
menjangkau toilet untuk melakukan urinasi (Smeltzer dan Bare,2001).
A.2. PENYEBAB
1. Ketidakmampuanataupenurunanmengenalitanda-tandaberkemih
2. Penurunan tonus kandungkemih
3. Hambatanmobilisasi (keterbatasan neuromuscular)
4. Faktorpsikologis: penurunanperhatianpadatanda-tandakeinginanberkemih (depresi,
bingung, delirium)
5. Hambatanlingkungan (toilet jauh, tempattidurterlalutinggi, lingkunganbaru)
6. Kehilangansensorikdan motoric (padageriatri)
7. Gangguanpenglihatan

A.3. GEJALA DAN TANDA MAYOR

SDKI Edisi 1

 Subjektif :
1. Mengompolsebelummencapaiatauselamausahamencapai toilet

 Objektif :
(tidaktersedia)

A.3. GEJALA DAN TANDA MINOR


SDKI Edisi 1

 Subjektif :
1. Mengompol di waktupagihari
2. Mampumengosongkankandungkemihlengkap

 Objektif :
(tidaktersedia)

A.4. KONDISI KLINIS TERKAIT


Kondisiklinisterkait :
1. Cederakepala
2. Neuropatialkoholik
3. Stroke
4. Demensiaprogresif
5. Depresi
Penyebabdariinkontinensia urine adalahadanya ketidakmampuan mengontrol
sfingter, tekanan abdomen yang mengalami perubahan secara tiba-tiba, atau adanya
komplikasi dari penyakit pada saluran kemih.Inkontinensia urine dapat bersifat temporer
karena struktur dasar panggul lemah yang biasanya dialami oleh wanita
hamil.Inkontinensia urine juga dapat bersifat permanen misalnya pada spinalcord trauma.
Inkontinensia urine dapatterjadipadaberbagaiusia,
namunketidakmampuanmengontrolurinariadalahmasalahbagilansia.

Pathway
Pertambahanusia, kehamilan, setelahmelahirkan ,kegemukan, menopouse, kurangaktivitas, penyakit lain(tumor, kencingbatu, rada

Kelemahanstrukturpanggul

INKONTINENSIA URINE FUNGSIONAL

Tidakdapatmengontrolkeluaran urine.Menggangguaktifitastidur.
Urin yang bersifatasammengiritasikulit.

Genetaliaeksternabasah MK: GangguanPolaTidur.


Daerah genetalialembab.

Menimbulkanlecet. Urine tersisa di celana

MK :DefisitPerawatanDiri.
Tubuhberbaupesing
MK: KerusakanIntegritasKulit.
A.4. PENATALAKSANAAN MEDIS
Prinsip dasar penatalaksanaan dalam inkontinensia urine ialah terapi perilaku,
pasien dianjurkan untuk segera ke kamar mandi jika ada perasaan berkemih
(Harrison, 1999).
Peranperawatdalamhaliniyaituuntuk:
1. Pelatihankandungkemih
Menentukan edukasi, berkemih yang terjadwal.Tindakan menghambat berkemih
harus dilakukan sampai suatu waktu tertentu dan jumlah waktu yang ditentukan
harus ditingkatkan secara progresif. Mulai dengan 2 sampai 3 jam dan tingkatkan.
12% pasien akan menjadi kontinen total, serta 75% akan mengalami penurunan
episode inkontinensia sebesar 50%. Paling baik dilakukan pada inkontinensia
dorongan, tetapi juga dapat dilakukan pada inkontinensia tekanan.
2. Pelatihankebiasaan
Dorong pasien untuk berkemih disaat yang normal seperti dipagi hari, sebelum
tidur, setelah makan.
3. Latihandasarpanggul (senamkegel)
4. Menganjurkanpasienuntukberkonsultasidengandokteruntukpenggunaanobat-
obatan.

B. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa
Keperawatan
:Inkontinensiaurinfungsionalberhubungandenganhambatanmob
ilisasi (keterbatasan neuromuscular)

Tujuan :a. Menunjukkankontinensia urine

b. Keadekuatanwaktuuntukmencapai toilet antara


urgensidanpengeluaran urine
Kriteria Hasil :
a. Mengidentifikasi keinginan berkemih.
b. Merespon tepat waktu terhadap dorongan berkemih.
c. Mencapai toilet antara waktu dorongan berkemih dan pengeluaran
urine.
d. Melakukan eliminasi secara mandiri.
e. Mengosongkan kandung kemih secara tuntas.
f. Mengkonsumsi cairan dalam jumlahadekuat.
g. Urin residu pasca berkemih > 100- 200ml.
h. Tidak terjadi hematuri, dan partikel pada urine.
i. Tidakadarasa sakitpadasaatberkemih.

Intervensi :
1. Identifikasifaktorapasajapenyebabinkontinensiapadapasien (misalnya,usia,
riwayatoperasi, disfungsineurologis, gangguan medulla spinalis,urinoutput,
polaberkemih, fungsikognitif, masalahperkemihan, residupascaberkemih, danobat-
obatan).
Rasional:Untukmengetahuipenyebabinkontinensia urine.

2. Jagaprivasipasiensaatberkemih.
Rasional :
Menjagaprivasipasiensaatberkemihdapatmembuatpasienmerasanyaman.

3. Jelaskanpenyebabterjadinyainkontinensiadanrasionalisasisetiaptindakan
yangdilakukan.
Rasional: Denganmenjelaskanpenyebab, inkontinensiadapatteratasi.

4. Monitor eliminasiurine, meliputifrekuensi, konsistensi, bau, volume danwarna


urine
Rasional: Untukmengetahuifrekuensi, konsistensi, bau, volume danwarnaurine

5. Diskusikanbersamapasienmengenaiprosedurtindakandan target yang diharapkan.


Rasional :Untukmengetahuitindakan yang tepat target yang diharapkan.

6. Bantu pasienuntukmemilihdiapers ataupopokkain yang


sesuaiuntukpenanganansementaraselamaterapipengobatansedangdilakukan.
Rasional : Agar pasienmerasanyamanselamaterapipengobatan yang
sedangdilakukan

7. Sediakanpopokkain yang nyamandanmelindungi.


Rasional:Agar pasiennyamandanterlindungi.

8. Bersihkankulitsekitar area genetaliasecarateratur.


Rasional :Agar kulitbersihdantidakmengalamiiritasi.

9. Batasiintake cairan 2-3 jam sebelumtidur.


Rasional :Membatasiintake cairan 2- 3 jam
sebelumtidurdapatmengurangipasieninginberkemih.

10. Buatjadwalkonsumsiobat-obat diuretic


Rasional:Untukmengontrolpasiendalammengonsumsiobatsecararutin
DAFTAR PUSTAKA
1. PPNI (2016). StandarDiagnosaKeperawatan Indonesia:
DefinisidanIndikatorDiagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
2. PPNI (2018). StandarIntervensiKeperawatan Indonesia:
DefinisidanTindakanKeperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
3. Bulechek, Gloria M dkk. Nursing Interventions Clasification (NIC).Unaitid
Kingdom.Elsevier. 2013.
4. Herdman, T. Heather dkk. NANDA internasional Inc. Diagnosis
Keperawatan:Definisi&Klasifikasi 2015-2017 Ed. 10. Jakarta. EGC. 2015.
5. Moorhead, Sue dkk. Nursing Outcomes Classification (NOC).Unaitid Kingdom.
Elsevier.2013.

Anda mungkin juga menyukai