Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


ELIMINASI

OLEH :

AGUSTIN ZHAESARANY (P07120019052)

TINGKAT 2.2 / D3 KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
ELIMINASI

A. Pengertian
Eliminasi merupakan kebutuhan 4 dasar manusia yang esensial dan berperan
penting untuk kelangsungan hidup manusia. Eliminasi dibutuhkan untuk
mempertahankan keseimbangan fisiologis melalui sisa-sisa metabolisme tubuh (Kasiati &
Rosmalawati, 2016).
Eleminasi atau pembuangan normal urine merupakan kebutuhan dasar manusia
yang harus terpenuhi yang sering dianggap enting oleh kebanyakan orang. Pada sistem
perkemihan yang tidak berfungsi dengan baik, hal ini bisa menggangu sistem organ yang
lainnya. Seseorang yang mengalami perubahan eleminasi dapat menderita secara fisik
dan psikologis. Eleminasi atau pembuangan urine normal adalah proses pengosongan
kandung kemih bila kandung kemih terisi.
Kebutuhan eleminasi terdiri dari dua, yaitu eleminasi urine (buang air kecil) dan
eleminasi alvi (buang air besar), yang merupakan bagian dari kebutuhan fisiologi dan
bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2010).Secara garis
besar, sisa metabolisme tersebut terbagi ke dalam dua jenis yaitu sampah yang berasal
dari saluran cerna yang dibuang sebagai feces (nondigestible waste) serta sampah
metabolisme yang dibuang baik bersama feses ataupun melalui saluran lain seperti urine,
CO2, nitrogen, dan H2O. (Potter& Perry, Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 2,
hal 1679, 2010)

Gangguan Eliminasi Urine

Berkemih adalah proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Proses


ini dimulai dengan terkumpulnya urine dalam vesika urinaria yang merangsang saraf-
saraf sensorik dalam dinding vesika urinaria (bagian reseptor). Vesika urinaria dapat
menimbulkan rangsangan saraf bila berisi kurang lebih 250-450 cc (pada org dewasa)
dan 200-250 cc (pada anak-anak). komposis urine air (96%) dan larutan 4% yang terdiri
dari larutan organic (urea, amoniak, keratin, dan asam urat), serta larutan anorganik
(Natrium, klorida, kalium, sulfat, magnesium, dan fosfor).
Faktor yang mempengaruhi eleminasi urine antara lain : diet dan supan, respons
keinginan awal untuk berkemih, gaya hidup, stress psikologis, tingkat aktivitas, tingkat
perkembangan, kondisi penyakit, sosio cultural, kebiasaan seseorang, tonus otot,
pembedahan, pengobatan, dan pemeriksaan diagnostic. (Uliyah & Hidayat, 2008).

B. Gejala dan Tanda


1. Gangguan Eliminasi urin
Subjektif :
1. Desakan berkemih (urgensi)
2. Urin menetes (dribbling)
3. Sering buang air kecil
4. Nokturia
5. Mengompol
6. Enuresis

Objektif :

1. Ditensi kandung kemih


2. Berkemih tidak tuntas (hesitancy)
3. Volume residu uurin meningkat
C. Pohon Masalah

Eliminasi Urine

PROSES BERKEMIH

PENGISIAN/PENYIMPANA PENGOSONGAN
N URINE KANDUNG KEMIH

HAMBATAN SISTEM HAMBATAN Pd ALIRAN


SARAF SIMPATIS SARAF PARASIMPATIS

RELAKSASI OTOT URETRA


TRIGONAL&PROKSIMAL

IMPULS BERJALAN
SEPANJANG NERVEOUS
PUNDEDUS

RELAKSASI OTOT HALUS


DAN SKELET DARI
SPINGTER EKSTERNA

HASIL : KELUARNYA URINE


Dgn RESISTENSI SALURAN
Yg MINIMAL
D. Pemeriksaan Diagnostik
Eliminasi Urine
a. Pemeriksaan urine (urinalisis):
1) Warna (N: jernih kekuningan)
2) Penampilan (N: Jernih)
3) Bau (N: beraroma)
4) pH (N: 4,5- 8,0)
5) Berat jenis (N: 1,005- 1,030)
6) Glukosa (N: negatif)
7) Keton (N: negatif)
b. Kultur urine (N: kuman pathogen negatif).
E. Penatalaksanaan Medis
Eliminasi Urine
1. Non Farmakologi
a. Pengumpulan Urine untuk Bahan Pemeriksaan
Cara pengambilan urine antara lain: pengambilan urine biasa, pengambilan urine
steril, dan pengumpulan selama 24 jam.
1) Pengambilan urine biasa merupakan pengambilan urine dengan cara mengeluarkan
urine secara biasa, yaitu buang air kecil. Pengambilan urine biasa ini biasanya
dilakukan untuk memeriksa gula atau kehamilan.
2) Pengambilan urine steril merupakan pengambilan urine dengan menggunakan alat
steril, dilakukan dengan cara kateterisasi atau pungsi supra pubis. Pengambilan
urine steril bertujuan untuk mengetahui adanya infeksi pada utera, ginjal, atau
nsaluran kemih lainnya.
3) Pengambilan urine selama 24 jam merupakan pengambilan urine yang dikumpulkan
dalam waktu 24 jam, bertujuan untuk mengetahui jumlah urine selama 24 jam dan
mengukur berat jenis, asupan dan pengeluaran, serta mengetahui fungsi ginjal.
b. Menolong Buang Air Kecil dengan Menggunakan Urinal
Menolong buang air kecil dengan menggunakan urinal merupakan tindakan
keperawatan dengan membantu pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri di
kamar kecil menggunakan alat penampung (urinal) dengan tujuan menampung urine (air
kemih) dan mengetahui kelainan dari urine (warna dan jumlah).
c. Melakukan Kateterisasi
Kateterisasi merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke
dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantumemenuhi kebutuhan
eleminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan. Pelaksanaan kateterisasi dapat
dilakukan melalui dua cara: intermiten (straight kateter) dan indwelling (foley kakteter).
d. Menggunakan Kondom Kateter
Menggunakan kondom kateter merupakan tindakan keperawatan dengan cara
memberikan kondom kateter kepada pasien yang tidak mampu mengontrol berkemih.
Cara ini bertujuan agar pasien dapat berkemih dan mempertahankannya.
2. Farmakologi
Pemberian obat yang meningkatkan kontraksi vesika urinaria dan menurunkan
resistensi uretra yaitu yang bekerja pada:
a. Parasimpatis bersifat kolinergik, asetilkolin bekerja di ‘end organ’ menghasilkan efek
muskarinik (contoh: betanekhol, karbakhol, metakholin)
b. Simpatis (contoh: fenoksibenzamin)
c. Otot polos mempengaruhi kerja otot destrusor (contoh: prostaglandin E2)

F. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
Identitas pasien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, status, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, no CM, diagnosa medis, sumber biaya. Identitas penanggung
jawab meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, status, agama, suku bangsa, pendidikan,
pekerjaan, hubungan dengan pasien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan Masuk Rumah Sakit
2) Keluhan Utama
3) Kronologi Keluhan
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Kebutuhan Bio- Psiko- Sosial- Spiritual
Kebutuhan Bio- Psiko- Sosial- Spiritual meliputi: bernapas, makan, minum, eleminasi,
gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu, rasa aman dan nyaman,
sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas, pengetahuan, rekreasi, dan ibadah.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna kulit, turgor
kulit, dan kebersihan diri.
b. Gejala Kardinal
Gejala cardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
c. Keadaan Fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan hasil pemeriksaan laboratorium.

G. Diagnosa Keperawatan
Ganggguan eliminasi urine berhubungan dengan iritasi kandung kemih yang ditandai
dengan distensi kandung kemih, berkemih tidak tuntas dan volume residu urine
meningkat.
H. Perencanaan Keperawatan

No. Tujuan Intervensi Rasional

1 Setelah dilakukan Intervensi Utama: 1.Untuk mengetahui


tindakan Manajemen Eliminasi Urine tanda dan gejala yg
keperawatan
selama .. x 24 jam Observasi timbul pada saat
diharapkan terjadi retensi
gangguan eliminasi 1. Identifikasi tanda dan gejala
urine/inkontinensia
urin dapat teratasi retensi atau inkontinensia urine
dengan kriteria hasil urine
: 2. Identifikasi faktor yang
2.Untuk mengetahui
1) Sensasi menyebabkan retensi atau
berkemih faktor yg dpt
inkotinensia urine
menurun (1) menyebabkan
2) Desakan 3. Monitor eliminasi urine (mis:
berkemih retensi,inkontinensia
frekuensi, konsistensi, aroma,
(urgensi) urine
menurun (5) volume, dan warna
3.Untuk mengetahui
3) Distensi Terapeutik
kandung kemih perkembangan
menurun (5) 1. Catat waktu-waktu dan frekuensi, konistensi,
4) Berkemih tidak
tuntas haluaran berkemih aroma, volume dan
(hesitancy) 2. Batasi asupan cairan, jika perlu warna urine
menurun (5)
3. Ambil sampel urine tengah 1.Untuk mengetahui
5) Volume residu
urine menurun (midstream) atau kultur 2.Pembatasan cairan
(5) dapat mencegah
6) Nokturia
menurun (5) terjadinya enuresis
7) Mengompol 3. Untuk
menurun (5)
mempermudah
8) Enuresis
menurun (5) melakukan
9) Disuria menurun pemeriksaan
(5)
10) Anuria menurun laboratorium
(5) Edukasi 1.Agar pasien
11) Frekuensi BAK
membaik (5) memahami tnda dan
1. Ajarkan tanda dan gejala
12) Karakteristik infeksi saluran kemih gejala infeksi saluran
urine membaik 2. Ajarkan mengukur asupan kemih
(5)
cairan dan haluaran urine 2.Untuk mengetahui
3. Ajarkan mengambil spesimen asupan cairan dan
urine midstream haluaran urine
4. Ajarkan mengenali tanda 3.Untuk memudahkan
berkemih dan waktu yang tepat pengambilan spesimen
untuk berkemih urine saat akan
5. Ajarkan terapi modalitas dilakukan
penguatan otot-otot pemeriksaan lab
panggul/berkemih 4.Agar pasien
6. Anjurkan minum yang cukup, mengetahui
jika tidak ada kontra indikasi bagaimana tanda-
7. Anjurkan mengurangi minum tanda berkemih pada
menjelang tidur waktu yang tepat
5.Agar otot-otot
panggul kuat dlm
proses berkemih
6.Agar pasien bisa
mengontrol saat
berkemih
7.Pembatasan cairan
pada malam hari dapat
mencegah terjadinya
enurasis
Kolaborasi 1.Agar pasien
mendapatkan efek
1. Kolaborasi pemberian obat
terapi obat
supositoria uretra, jika perlu
Intervensi Pendukung O:
1.Untuk mengetahui
Dukungan Kepatuhan Program
kesiapan pasien
Pengobatan
Observasi : menjalani program
pengobatan
1. Identifikasi kepatuhan
T:
menjalani program pengobatan
1.Agar pasien
Terapeutik :
mematuhi program
1.Buat komitmen menjalani pengobatan dengan
program pengobatan dengan baik baik
2. Buat jadwal pendampingan 2.Agar pasien tetap
keluarga untuk bergantian didampingi saat
menemani pasien selama melakukan mobilisasi
menjalani program pengobatan, 3.Sebagai bukti bahwa
jika perlu pasien sudah
3. Dokumentasikan aktivitas melakukan mobilisasi
selama menjalani proses 4.Untuk kelancaran
pengobatan program yang
4.Diskusikan hal-hal yang dapat diberikan
mendukung atau menghamat 5.Agar pasien
berjalannya program pengobatan terdukung melakukan
5.Libatkan keluarga untuk mobilisasi
mendukung program pengobatan E:
yang dijalani 1. Agar pasien
Edukasi : mengetahui
program yang akan
1. Informasikan program
dijalani
pengobatan yang harus dijalani
2. Agar pasien
2. Informasikan manfaat yang
terdorong
akan diperoleh jika teratur
melakukan
menjalani program pengobatan
mobilisasi
3. Anjurkan keluarga untuk
3. Agar pasien tetap
mendampingi dan merawat
didampingi selama
pasien selama menjalani
mobilisasi
program pengobatan
4. Anjurkan pasien dan keluarga 4. Agar pasien dan
melakukan konsultasi ke keluarga
pelayanan kesehatan terdekat, mengetahui
jika perlu tindakan
pengobatan apa
yang tepat untuk
kesembuhan pasien

Denpasar, 12 November 2020

Nama Mahasiswa

Agustin Zhaesarany

NIM : P07120019052

Nama Pembimbing/CT

Ns. I Gusti Ayu Ari Rasdini,S.Kep.M.Pd

NIP.195910151986032000
REFERENSI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI.

http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/viewFile/735/498

http://repository.ump.ac.id/1303/3/NINUK%20ANGELIA%20BAB%20II.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/24879/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kebutuhan-dasar-manusia-
komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai