Anda di halaman 1dari 23

Kebutuhan

Eliminasi
By; Juju Juhaeriah, S.Kp., M.Kes
Definisi

Eliminasi : Proses pembuangan sisa


metabolism tubuh baik berupa
urin atau feses (tinja)

Kebutuhan eliminasi terdiri dari :


1. Eliminasi urine (kebutuhan buang air
kecil)
2. Eliminasi alvi (kebutuhan buang air
besar)
A. Buang Air Besar (BAB)
Suatu tindakan atau proses makhluk
hidup untuk membuang kotoran atau
tinja yg berasal dari pencernaan. BAB
disebut juga dg Defekasi
B. Buang Air Kecil
Proses pengosongan kandung kemih
bila kandung kemih terisi. BAK disebut
jg dg Miksi
Anatomi Fisiologi

ELIMINASI URINE
Organ yang Berperan :
1. Ginjal
2. Ureter
3. Kandung kemih
4. Uretra
5. Persyarafan Kandung kemih
Pembentukan urin di
Ginjal
1. Filtrasi
2. Reabsorpsi
3. Sekresi
Proses Berkemih

Proses pengosongan vesika urinaria


(kandung kemih).
urinaria dapat menimbulkan rangsangan
saraf bila urinaria berisi ± 250-450 cc
(pada orang dewasa) dan 200-250 cc
(pada anak-anak).
Komposisi urine

(1) Air (96%)


(2) Larutan (4%)
➢ Larutan Organik Urea, ammonia,
keratin, dan asam urat
➢ Larutan Anorganik (Natrium (sodium),
klorida, kalium (potasium), sufat,
magnesium, fosfor. Natrium klorida
merupakan garam anorganik yang paling
banyak
Faktor Yang Memengaruhi Eliminasi Urine
➢ Tingkat Aktivitas
➢ Tingkat perkembangan
➢ Kondisi penyakit
➢ Sosiokultural
➢ Diet dan asupan ➢ Kebiasaan seseorang
➢ Respon keinginan
awal unt berkemih
➢ Gaya hidup
➢ Stress psikologis

➢ Tonus otot
➢ Pembedahan
➢ pengobatan
Gangguan / Masalah Kebutuhan Eliminasi Urine

a. Retensi urine, merupakan penumpukan urine dalam


kandung kemih akibat ketidak mampuan kandung kemih
untuk mengosongkan kandung kemih.
Tanda klinis retensi :
➢ Ketidaknyamanan daerah pubis
➢ Distensi vesika urinaria
➢ Ketidaksanggupan untuk berkemih
➢ Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urine
(25-50 ml)
➢ Ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan
dengan asupannya
➢ Meningkatkan keresahan dan keinginan berkemih
➢ urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih
Penyebab :
➢ Operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika
urinaria
➢ Trauma sumsum tulang belakang
➢ Tekanan uretra yang tinggi karena otot detrusor yang
lemah Sphincter yang kuat
➢ Sumbatan (striktur uretra dan pembesaran kelenjar
prostat)
◂ B. Inkontinensia urine:
◂ Merupakan ketidakmampuan otot sphincter
eksternal sementara atau menetap untuk
mengontrol ekskresi urine.
◂ C. Enuresis
➢Merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol)
yang diakibatkan tidak mampu mengontrol sphincter eksterna.
Faktor penyebab enuresis :
1. Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari normal
2. Anak-anak yang tidurnya bersuara dan tanda-tanda dari
indikasi keinginan berkemih tidak diketahui.
3. Vesika urinaria peka rangsang, dan seterusnya, tidak dapat
menampung urine dalam jumlah besar.
4. Suasana emosional yang tidak menyenangkan dirumah (misalnya,
persaingan dengan saudara kandung atau cekcok dengan orang
tua)
5. Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan
mengatasi kebiasaannya tanpa di bantu dengan mendidiknya
6. Infeksi saluran kemih, perubahan fisik, atau neurologis system
perkemihan.
7. Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral
8. Anak yang takut jalan gelap untuk ke kamar mandi
D. Perubahan pola eliminasi urine
Merupakan keadaan sesorang yang mengalami gangguan pada eliminasi
urine karena obstruksi anatomis, kerusakan motorik sensorik, dan infeksi
saluran kemih.
Perubahan eliminasi terdiri atas :
1. Frekuensi, merupakan banyaknya jumlah berkemih dalam satu hari
2. Urgensi, merupakan perasaan seseorang yang takut mengalami
inkontinesia jika tidak berkemih
3. Disuria, merupakan rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih
4. Poliuria, merupakan produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh
ginjal, tanpa adanya peningkatan asupan cairan.
5. Urinaria supresi, merupakan berhentinya produksi urine secara
mendadak
ASKEP PD MASALAH GANGGUAN ELIMINASI URIN

◂ 1. Pengkajian
A. Identitas Klien
B. Keluhan Utama (PQRST)
C. Riwayat Kesehatan sekarang
D. Riwayat Kesehatan dahulu (Perawatan di RS
Terakhir)
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
◂ F. Pola persepsi dan Penanganan Kesehatan
◂ Kaji persepsi pasien terhadap penyakitnya, penggunakaan
tembakau, alcohol, alergi, dan obat-obatan yg dikonsumsi
secara bebas atau resep dokter
◂ G. Pola Nutrisi / metabolism
Mengkaji diet khusus yg diterapkan pasien, Perubahan BB,

dan gambaran diet pasien dalam sehari untuk mengetahui


adanya konsumsi makanan yang mangganggu eliminasi urin
atau fekal
◂ H. Pola Eliminasi
◂ kaji kebiasaan defekasi dan atau berkemih serta masalah yang
dialami. Ada atau tidaknya konstipasi, diare, inkontinensia,
retensi dan gangguan lainnya. Kaji penggunaan alat bantu

◂ I. Pola aktoivitas/olah raga


◂ Pola aktivitas terkait dg ketidakmampuan pasien yg
disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu atau penggunaan
alat bantu yang mempengaruhi kebiasaan eliminasi pasien
◂ J. Pola Istirahat Tidur
◂ K. Pola Kognitif – perseptif
◂ Kaji status mental, kemampuan bicara, ansietas,
ketidaknyamanan, pendengaran dan penglihatan
◂ L. Pola Peran Hubungan
◂ kaji pekerjaan, system pendukung, ada/tidaknya masalah
keluarga berkenaan dg msalah di rumah sakit
◂ M. Pola Seksualitas
◂ Kaji masalah seksualitas pasien
N. Pola Koping – Toleransi Stress
Keadaan emosi pasien, hal yg
dilakukan jika ada masalah dan
penggunaan obat untuk
menghilangkan stress
◂ O. Pola Keyakinan – nilai
◂ P. Pemeriksaan Fisik
◂ Q. Pemeriksaan Penunjang
◂ R. Terapi
◂ 2. Diagnosa ;
◂ A. Konstipasi
◂ B. Diare
◂ C. Gangguan eliminasi urin
◂ D. Inkontinensia urin
◂ E. Retensi urin
◂ 3. Intervensi (SIKI…..)
◂ Manajemen Eliminasi Urine :
◂ Observasi :
◂ Identifikasi tanda dan gejala retensi urin atau
inkontensia
◂ Identifikasi factor yang menyebabkan retensi dan
inkontenensia urin
◂ Monitor eliminasi urine (mis. Frekuensi,
konsistensi, aroma, volume dan warna
◂ Terapeutik :
◂ Catat waktu dan haluaran berkemih
◂ Batasi Asupan cairan, jika perlu
◂ Ambil sampel urin tengah atau kultur

Anda mungkin juga menyukai