Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR ELIMINASI

Oleh :
Noormiliawati
NPM. 2314901210160

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
TA 2023
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR ELIMINASI
1. Definisi
Eliminasi adalah pengeluaran, penghilangan, penyingkiran, pembersihan. Dalam
bidang kesehatan, eliminasi adalah proses pembuangan sisa-sisa metabolism
tubuh baik yang berupa uine maupun fekal.
2. Fisiologi eliminasi
2.1 Eliminasi urine
Merupakan suatu system dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh, zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa
urine (air kemih)
2.1.1 Faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. Sosialkultural
c. Psiologis
d. Kebiasaan seseorang
e. Tonus otot
f. Kondisi penyakit
g. Pembedahan
h. Pengobatan
i. Pemeriksaan dianostik

2.2 Eliminasi fekal


Eliminasi fekal adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa
metabolisme berupa berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan
melalui anus.
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi fekal (defekasi)
a. Usia
b. Diet
c. Intake cairan
d. Aktivitas
e. Psikologis
f. Pengobatan
g. Gaya hidup
h. Prosedur diagnostic
i. Penyakit
j. Anestesi dan pembedahan
k. Nyeri
l. Kerusakan sensorik dan motoric
m. Posisi selama defekasi
2.2.2 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
eliminasi.
Gangguan eliminasi urin:
Beberapa masalah eliminasi urine yang sering muncul, antara lain
Retensi
Retensi Urine ialah penumpukan urine acuan kandung kemih dan
ketidaksanggupan kandung kemih untuk mengosongkan sendiri.
Kemungkinan penyebabnya :
a. Operasi pada daerah abdomen bawah.
b. Kerusakan ateren
c. Penyumbatan spinkter.
d. Tanda-tanda retensi urine
e. Ketidak nyamanan daerah pubis.
f. Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih.
g. Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.
h. Meningkatnya keinginan berkemih.
i. Enuresis

Tinusis
Ialah keluarnya kencing yang sering terjadi pada anak-anak
umumnya malam hari. Kemungkinan peyebabnya :
a. Kapasitas kandung kemih lebih kecil dari normal.
b. Kandung kemih yang irritable
c. Suasana emosiaonal yang tidak menyenangkan
d. ISK atau perubahan fisik atau revolusi.

Inkontinensia
Inkontinesia Urine ialah BAK yang tidak terkontrol.
Jenis inkotinensis :
a. Inkontinensia Fungsional/urge
Inkotinensis Fungsional ialah keadaan dimana individu
mengalami inkontine karena kesulitan dalam mencapai atau
ketidak mampuan untuk mencapai toilet sebelum berkemih.
Faktor Penyebab: 1) Kerusakan untuk mengenali isyarat kandung
kemih. 2) Penurunan tonur kandung kemih 3) Kerusakan
moviliasi, depresi, anietas 4) Lingkungan 5) Lanjut usia.
b. Inkontinensia Stress
c. Inkotinensia stress ialah keadaan dimana individu mengalami
pengeluaran urine segera pada peningkatan dalam tekanan intra
abdomen. Faktor Penyebab : 1) Inkomplet outlet kandung kemih
2) Tingginya tekanan infra abdomen 3) Kelemahan atas peluis
dan struktur pengangga 4) Lanjut usia.
d. Inkontinensia Total
Inkotinensia total ialah keadaan dimana individu mengalami
kehilangan urine terus menerus yang tidak dapat diperkirakan.
Faktor Penyebab : 1) Penurunan Kapasitas kandung kemih. 2)
Penurunan isyarat kandung kemih 3) Efek pembedahan spinkter
kandung kemih 4) Penurunan tonus kandung kemih 5)
Kelemahan otot dasar panggul. 6) Penurunan perhatian pada
isyarat kandung kemih
e. Inkontenensia Dorongan
Adalah keadaan dimana seseorang mengalami pengeluarana urin
tanpa sadar, terjadi setelah merasa dorongan yang kuat untuk
berkemih Penyebab : 1). Penurunan kapasitas kandung kemih 2).
Infeksi saluran kemih 3).Minum alcohol atau kafein
4).Penigkatan cairan 5).Peningkatan konsentrasi urine 6).Distensi
kandung kemih yang berlebihan.
f. Inkontenensia reflex
Adalah keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urin
yang tidak dirasakan, terjadi pada interval yang dpat
di[perkirakan bila volume kandung kemih mencapai jumlah
tertentu. Penyebab : Kerusakan neurologis (lesi medulla spinalis)
Tanda-tandanya : 1) Tidak ada dorongan utnuk berkemih 2)
Merassa bahwa kandung kemih penuh 3) Kontraksi atau spasme
kandung kemih tidak dihambat pada intervalteratur.

Enuresis
Adalah ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang
diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan spinter
eksterna.Enuresis terjadi pada anak-anak atau orang ngompol.
Penyebab enuresis :
a. Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari kondisi normal.
b. Anak-anak yang tidunya bersuara dan tanda-tanda dari
indikasi keinginan berkemih tidak diketahui, yang mengakibatkan
terlambatnya bangun tidur untuk ke kamar mandi.
c. Vesika urinaria peka rangsang dan seterusnya tidak dapat
menampung urin dalam jumlah besar.
d. Suasana emosional yang tidak menyenangkan di rumah
(misalnya persaingan dengan saudara kandung atau cekcok
dengan orant tua).
e. Orang tua yang mempunya pendapat bahwa anaknya akan
mengatasi kebiasaanya tanpa dibantu untuk mendidiknya.
f. Infeksi saluran kemih atau perubahan fisik neurologis system
perkemihan
g. Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral, atau
makanan pemedas.
h. Anak yang takut jalan gelap untuk ke kamar mandi
Perubahan Pola Berkemih
1. Frekuensi yaitu meningkatnya frekuensi berkemih karena
meningkatnya cairan. Biasanya terjadi pada cystitis, stress, dan wanita
hamil.
2. Urgency yaitu perasaan ingin berkemih dan biasanya terjadi pada
anak-anak karena kemampuan spinkter untuk mengontrol berkurang.
3. Disuria yaitu adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih,
misalnya pada ISK, trauma, dan striktur uretra.
4. Poliuria yaitu produksi urin melebihi batas normal, tanpa
meningkatnya intake cairan misalnya pada pasien DM.
5. Urinari Suppresion yaitu keadaan yang mendesak dimana produksi
urine sangat kurang. Keadaan dimana ginjal tidak dapat memproduksi
urine secara tiba-tiba. Anuria = Urin < 100 ml/24 jam Oliguria = Urin
100 – 1500 ml/24 jam.

Gangguan Eliminasi Fecal :


- Konstipasi
Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit yaitu menurunnya
frekuensi BAB disertai dengan pengeluaran feses yang sulit, keras,
dan mengejang.BAB yang keras dapat menyebabkan nyeri
rektum.Kondisi ini terjadi karena feses berada di intestinal lebih
lama, sehingga banyak air diserap.Penyebabnya :
a. Kebiasaan BAB tidak teratur, seperti sibuk, bermain, pindah
tempat, dan lain-lain
b. Diet tidak sempurna/adekuat : kurang serat (daging, telur), tidak
ada gigi, makanan lemak dan cairan kurang
c. Meningkatnya stress psikologik. Kurang olahraga / aktifitas :
berbaring lama.
d. Obat-obatan : kodein, morfin, anti kolinergik, zat besi.
Penggunaan obat pencahar/laksatif menyebabkan tonus otot
intestinal kurang sehingga refleks BAB hilang.
e. Usia, peristaltik menurun dan otot-otot elastisitas perut menurun
sehingga menimbulkan konstipasi.
f. Penyakit-penyakit : Obstruksi usus, paralitik ileus, kecelakaan
pada spinal cord dan tumor.
g. Impaction :merupakan akibat konstipasi yang tidak teratur,
sehingga tumpukan feses yang keras di rektum tidak bisa
dikeluarkan. Impaction berat, tumpukan feses sampai pada kolon
sigmoid.Penyebabnya pasien dalam keadaan lemah, bingung,
tidak sadar, konstipasi berulang dan pemeriksaan yang dapat
menimbulkan konstipasi.Tandanya : tidak BAB, anoreksia,
kembung/kram dan nyeri rektum.

- Diare
Diare merupakan buang air besar (BAB) sering dengan cairan dan
feses yang tidak berbentuk.Isi intestinal melewati usus halus dan
kolon sangat cepat.Iritasi di dalam kolon merupakan faktor tambahan
yang menyebabkan meningkatkan sekresi mukosa.Akibatnya feses
menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol dan menahan
buang air besar (BAB).
- Inkontinensia fecal
Yaitu suatu keadaan tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari
anus, BAB encer dan jumlahnya banyak.Umumnya disertai dengan
gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal
cord dan tumor spingter anal eksternal. Pada situasi tertentu secara
mental pasien sadar akan kebutuhan BAB tapi tidak sadar secara fisik.
Kebutuhan dasar pasien tergantung pada perawat.
- Flatulens
Yaitu menumpuknya gas pada lumen intestinal, dinding usus
meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram. Biasanya gas
keluar melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus).Hal-hal yang
menyebabkan peningkatan gas di usus adalah pemecahan makanan
oleh bakteri yang menghasilkan gas metan, pembusukan di usus yang
menghasilkan CO2.Makanan penghasil gas seperti bawang dan
kembang kol.
- Hemoroid
Yaitu dilatasi pembengkakan vena pada dinding rektum (bisa internal
atau eksternal).Hal ini terjadi pada defekasi yang keras, kehamilan,
gagal jantung dan penyakit hati menahun.Perdarahan dapat terjadi
dengan mudah jika dinding pembuluh darah teregang.Jika terjadi
infla-masi dan pengerasan, maka pasien merasa panas dan
gatal.Kadang-kadang BAB dilupakan oleh pasien, karena saat BAB
menimbulkan nyeri.Akibatnya pasien mengalami konstipasi.

2.2.3 Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Eliminasi


Pengkajian kebutuhan eliminasi Urin
Riwayat keperawatan
a. Pola berkemih
b. Gejala dari perubahan berkemih
c. Faktor yang mempengaruhi berkemih

Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
Pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena, distensi bladder,
pembesaran ginjal, nyeri tekan, tenderness, bising usus.
b. Genetalia wanita
Inflamasi nodul, lesi, adanya sekret dari meatus, keadaan atropi
jaringan vagina
c. Genetalia laki-laki
Kebersihan, adanya lesi, tenderness, adanya pembesaran skortum
1. Intake dan output cairan dalam sehari(24 jam)
2. Kebiasaan minum dirumah
3. Intake cairan infuse, oral, makanan, NGT
4. Kaji perubahan volume urine untuk mengetahui
ketidakseimbangan cairan.
5. Output urine dari urinal, cateter bag, drainage ureterostomy,
sistomi
6. Karakteristik urine, warna, kejernihan, bau, kepekatan.

Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan urin (urinalis)
b. Warna (N: jernih kekuningan)
c. Penampilan (N: jernih)
d. Bau (N: beraroma)
e. pH (N: 1,005-1,030)
f. Glukosa (N: negatif)
g. Keton (N:negatif)
h. Kultur urine (N: kuman pathogen negatif)

Pengkajian kebutuhan eliminasi fecal


Riwayat keperawatan
Keluhan utama yang biasanya muncul adalah BAB lebih dari 3 x,
konstipasi, impaksi, diare dan sebagainya.
Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit yaitu menurunnya
frekuensi BAB disertai dengan pengeluaran feses yang sulit, keras,
dan mengejang. BAB yang keras dapat menyebabkan nyeri rectum.
Kondisi ini terjadi karena feses berada di intestinal lebih lama,
sehingga banyak air diserap.
Penyebabnya :
a. Kebiasaan BAB tidak teratur, seperti sibuk, bermain, pindah
tempat, dan lain-lain
b. Diet tidak sempurna/adekuat : kurang serat (daging, telur), tidak
ada gigi, makanan lemak dan cairan kurang
c. Meningkatnya stress psikologik. Kurang olahraga / aktifitas :
berbaring lama.
d. Obat-obatan : kodein, morfin, anti kolinergik, zat besi.
Penggunaan obat pencahar/laksatif menyebabkan tonus otot
intestinal kurang sehingga refleks BAB hilang.
e. Usia, peristaltik menurun dan otot-otot elastisitas perut menurun
sehingga menimbulkan konstipasi.
f. Penyakit-penyakit : Obstruksi usus, paralitik ileus, kecelakaan
pada spinal cord dan tumor.

Impaction merupakan akibat konstipasi yang tidak teratur, sehingga


tumpukan feses yang keras di rektum tidak bisa
dikeluarkan.Impaction berat, tumpukan feses sampai pada kolon
sigmoid.
Penyebabnya pasien dalam keadaan lemah, bingung, tidak sadar,
konstipasi berulang dan pemeriksaan yang dapat menimbulkan
konstipasi.Tandanya : tidak BAB, anoreksia, kembung/kram dan
nyeri rektum.
Riwayat penyakit sekarang
Perlu dikasi warna BAB (kuning, kuning kehijauan, hijau),
bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Tentukan konsistensinya
(encer,padat), tentukan frekuensinya (> 3 kali sehari). Perlu dikaji
waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), > 7 hari ( diare
berkepanjangan), > 14 hari (diare kronis).

 Waktu terjadinya sakit kapan mulai terjadi konstipasi/diare


dan seberapa sering atau frekuensinya yang dirasakan,
 Proses terjadinya sakit
 Perlu dikaji bagaiamana proses dapat terjadinya
konstipasi/diare, dan kapan mulai terjadinya.
 Upaya yang telah dilakukan selama sakit
 Hasil pemeriksaan sementara / sekarang

Riwayat penyakit dahulu


Perlu dikaji apakah pasien pernah mengalami diare sebelumnya,
pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan
candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan,
ISPA, ISK, OMA campak.

Riwayat kesehatan keluarga


Ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang mengalami sakit
seperti pasien sebelumnya, apakah sebelumnya pasien pernah
mengalami penyakit seperti saat ini.

Riwayat kesehatan lingkungan klien


Perlu dikaji penyimpanan makanan, apakah pada suhu kamar, kurang
menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.

Pemeriksaan fisik : data fokus


a. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.
b. Keadaan umum : Klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran
menurun. Tekanan darah mmHg, suhu tubuh …◦C,
pernapasan ..x/menit, nadi ..x/menit (regular), GCS :E=.. M=…
Vapasia. BB ( sakit ) : tidak diketahui, BB ( Sebelum Sakit ) ;
tidak diketahui, hasil pengukuran LL 25 cm.(BB=2xLL; 50 kg).
c. Kepala : Ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup
pada anak umur 1 tahun lebih.
d. Mata : Cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : Mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual
muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan
kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : Dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena
asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : Nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang.
h. Sistem integumen : Warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt,
suhu meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada
syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada
daerah perianal.
i. Sistem perkemihan : Urin produksi oliguria sampai anuria (200-
400 ml/ 24 jam), frekuensi berkurang dari sebelum sakit. Perlu
dikaji :
 Pola berkemih : Pada orang-orang untuk berkemih sangat
individual.
 Frekuensi : Frekuensi untuk berkemih tergantung
kebiasaan dan kesempatan. Banyak orang-orang berkemih
kira-kira 70 % dari urine setiap hari pada waktu bangun
tidur dan tidak memerlukan waktu untuk berkemih pada
malam hari. Orang-orang biasanya berkemih : pertama
kali pada waktu bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar
waktu makan.
 Volume : Volume urine yang dikeluarkan sangat
bervariasi. Usia Jumlah / hari :
Hari pertama & kedua dari kehidupan 15–60 ml
Hari ketiga–kesepuluh dari kehidupan 100–300 ml
Hari kesepuluh – 2 bulan kehidupan 250–400 ml
Dua bulan–1 tahun kehidupan 400–500 ml
1–3 tahun 500–600 ml
3–5 tahun 600–700 ml
5–8 tahun 700–1000 ml
8–14 tahun 800–1400 ml
14 tahun-dewasa 1500 ml
Dewasa tua 1500 ml / kurang

Jika volume dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam


periode 24 jam pada orang dewasa, maka perlu lapor.

Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium :
1) feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
2) Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
3) AGD : asidosis metabolik.

3. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


3.1 Retensi urine

Definisi
Pengosongan kandung kemih tidak komplit
Batasan karakteristik
- Tidak ada haluaran urine
- Distensi kandung kemih
- Menetas
- Disuria
- Sering berkemih
- Inkontinensia aliran berlebih
- Residu urine
- Sensasi kandung kemih penuh
- Berkemih sedikit
Faktor yang berhubungan
- Sumbatan
- Tekanan ureter tinggi
- Inhibisi arkus reflek
- Sfingter kuat
NOC NIC

Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes Intervensi keperawatan yang


criteria): berdasarkan NOC disarankan untuk menyelesaika
Urinary elimination masalah :
Urinary continence 1) Irigasi kandung kemih
Kriteria hasil: 2) Manajemen cairan
1) Kandung kemih kosong secara 3) Monitoring cairan
penuh 4) Manajemen pengobatan
2) Tidak ada residu urin >100-200 5)Perawatan selang : perkemihan
cc 6) Kateterisasi urin :
3) Bebas dari ISK Kateterisasi urin : sementara
4) Tidak ada spasme bladder 7) Bantuan perawatan diri
5) Balance cairan seimbang 8) Perawatan retensi urin

3.2 Inkonentensia fungsional

Definisi

Ketidakmampuan individu yang biasanya kontinen untuk mencapai toilet


tepat waktu guna menghindari pengeluaran urine yang tidak disengaja.

Batasan karakteristik

- Mampu mengosongkan kandung kemih dengan komplet jumlah waktu


yang diperlukan untuk mencapai toilet melebihi lama waktu antara
merasakan dorongan untuk berkemih dan tidak dapat mengontrol
berkemih.
- Mengeluarkan urine sebelum mencapai toilet
- Mungkin inkontinensia hanya pada dini hari
- Merasakan perlunya untuk berkemih

Faktor berhubungan

- Faktor lingkungan yang berubah


- Gangguan kognisi
- Gangguan penglihatan
- Keterbatasan neuromuscular
- Faktor psikologis
- Kelemahan struktur panggul pendukung

NOC NIC
1) Tingkat agitasi Intervensi keperawatan yang
2) Ambulasi disarankan untuk menyelesaikan
Ambulasi: kursi roda masalah :
3) Tingkat kecemasan 1)Manajemen lingkungan
4) Keseimbangan 2)Latihan otot pelvis
5) Kognisi 3)Bantuan berkemih
6) Koordinasi pergerakan 4) Bantuan perawatan diri :
7) Tingkat delirium eliminasi
8) Cara berjalan 5) Bantuan keperawatan diri
9) Respon pengobatan 6) Latihan kebiasaan berkemih
10)Pergerakan 7) Perawatan inkontinensia urin
11) Status neurologi : sensori tulang
12) fungsi motoric
13) Keamanan lingkungan rumah
14) Perawatan diri : berpakaian
15) Fungsi sensori : pandangan
16) Tingkat stress
17) Kontrol gejala
18) Kemampuan berpindah
19) Eliminasi urin
3.3 Diare

Definisi
Pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk
Batasan karakteristik
- Nyeri abdomen sedikitnya tiga kali defekasi per hari
- Kram
- Bising usus hiperaktif
- Ada dorongan
Faktor yang berhubungan
- Psikologis
Ansietas
Tingkat stress tinggi
- Situasional
Efek samping obat
Penyalahgunaan alkohol
Kontaminan
Penyalahgunaan laksatif
Radiasi, toksin
Melakukan perjalanan
Siang makan
- Fisiologis
Proses infeksi dan parasit
Inflamasi dan iritasi
Malabsobsi
NOC NIC

1) Perilaku patuh : diet yang sehat Intervensi keperawatan dan


2) Perilaku penghentian : rasional : berdasarkan NIC
pemyalahgunaan alcohol Evaluasi efek samping
3) Tingkat kecemasan pengobatan terhadap
4) Kontrol kecemasan diri gastrointestinal
5) Perilaku patuh : diet yang 1) Ajarkan pasien untuk
disarankan menggunakan obat antidiare
6) Keseimbangan elektrolit & 2) instruksikan pasien/keluarga
Asa,/basa untuk mencatat warna,
7) Keseimangan cairan jumlah, frekuensi, dan
8) Fungsi gastrointestinal konsistensi dari feses
3) Evaluasi intake makanan
yang masuk
4) Identifikasi faktor penyebab
dari diare
5) Monitor tanda dan gejala
diare
6) Observasi turgor kulit secara
rutin

3.4 Konstipasi

Definisi
Penurunan pada frekwensi normal defekasi yang disertai oleh kesulitan
atau pengeluaran tidak lengkap feses/atau pengeluaran feses yang kering,
keras, dan banyak.
Batasan karakteristik
- Nyeri abdomen
- Nyeri tekan abdomen dengan teraba resistensi otot
- Nyeri tekan abdomen tanpa teraba resistensi otot
- Anoreksia
- Penampilan tidak khas pada lansia (mis, perubahan pada status mental,
inkontinensia urinarius, jatuh yang tidak penyebabnya, peningkatan
suhu tubuh)
- Borbogirigmi
- Darah merah pada feses
- Perubahan pada pola defekasi
- Penurunan frekwensi
- Penurunan volume feses
- Distensi abdomen
- Rasa rektal penuh
- Rasa tekanan rektal
- Feses keras dan berbentuk
- Sakit kepala
- Bising usus hiperaktif
- Bising usus hipoaktif
- Peningkatan tekanan abdomen
- Tidak dapat makan, mual
- Rembesan feses cair
- Nyeri pada saat defekasi
Faktor yang berhubungan
- Fungsional
a. Kelemahan otot abdomen
b. Kebiasaan mengabikan dorongan defekasi
c. Ketidakadekuatan toileting (mis, batasan waktu, posisi untuk
defekasi, privasi)
d. Kurang aktivitas fisik
e. Kebiasaan defekasi tidak teratur
f. Pengubahan lingkungan saat ini
- Psikologi
a. Depresi, stress, emosi
b. Konfusi mental
- Farmakologis
a. Antasida mengandung aluminium
b. Antikolinergik, antikonvulsan
c. Antidepresan
d. Agens antilipemik
e. Garam bismuth
f. Kalsium karbonat
g. Penyekat saluran kalsium
h. Diuretik, garam besi
- Mekanis
a. Ketidakseimbangan elektrolit
b. Hemoroid
c. Penyakit hirschsprung
d. Gangguan neurologis
e. Obesitas
f. Obstruksi pasca bedah
g. Kehamilan
h. Pembesaran prostat
i. Abses rektal
j. Fisura anak rektal
- Fisiologis
a. Perubahan pola makan
b. Perubahan makanan
c. Penurunan motilitas traktus gastrointestinal
d. Dehidrasi
e. Ketidakadekuatan gigi geligi
f. Ketidakedekuatan hygiene oral
g. Asupan serat tidak cukup
h. Asupan cairan tidak cukup
i. Kebiasaan makan buruk
NOC NIC

1) Perilaku Patuh: Diet yang Sehat Intervensi keperawatan yang


2) Kognisi disarankan untuk menyelesaikan
3) Perilaku Patuh: Aktifitas yang masalah :
disarankan 1) Manajemen saluran cerna
4) Perilaku Patuh: Diet yang 2) Latihan saluran cerna
Disarankan 3) Manajemen konstipasi/impaksi
5) Tingkat Delirum 4) Penahapan diet
6) Tingkat Demensia 5) Pemberian enema
7) Tingkat Depresi 6) Manajemen elektrolit/cairan
8) Keseimbangan Elektrolit 7) Manajemen cairan
9) Partisipasi Latihan 8) Monitoring cairan
10) Keseimbangan Cairan 9) Peresepan obat
11) Hidrasi 10) Manajemen nutrisi
12) Pengetahunn: Diet Sehat 11) Manajemen prolapse rectum
13) Pengetahuan: Pengobatan 12) Pilihan intervensi tambahan :
14) Pengetahuan: Diet yang 13) Pengurangan kecemasan
Disarankan 14) Peningkatan latihan
15) Status Maternal: Antepartum
16) Respon Pengobatan
17) Pergerakan
18) Status Neurologi: Sensori
Tulang Punggung/Fungsi
Motorik
19) Status Nutrisi: Asupan Makanan
& Cairan
20) Kesehatan Mulut
21) Penuaan Fisik
22) Kebugaran Fisik
23) Perawatan Diri: Makan
24) Perawatan Diri: Pengobatan
Non-Parenteral
25) Perawatan Diri: Kebersihan
Mulut
26) Perawatan Diri: Eliminasi
27) Kontrol Gejala
28) Berat Badan: Massa Tubuh

DAFTAR PUSTAKA

Ed. Herman T.H and Komitsuru. S. (2011). Nanda Internasional Nursing


Diagnosis,. Definition and Clasification 2012-2014.Jakarta: EGC
Haswita (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Dan
Kebidanan.Jakarta : CV Trans Info Media
Syaifuddin. (2016). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Tarwoto & Watonah. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson, J. M. (2015). Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta : EGC

Barabai, 29 September 2023

Preseptor Klinik Ners Muda

(Muhammad Aprianor, S. Kep., Ns) (Noormiliawati, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai