Anda di halaman 1dari 30

KEBUTUHAN

ELIMINASI ALVI DAN


URIN
OLEH : hayati palesa.
Konsep dasar
 Proses pengeluaran cairan ini sangat bergantung pada
fungsi-fungsi organ eliminasi seperti ginjal, ureter,
blander dan uretra

 Ginjal memindahkan air dari darah dalam bentuk


urine
 Ureter mengalirkan urine ke blander
 Dalam blander urin ditampung sampai mencapai batas
tertentu yang kemudian dikeluarkan melalui uretra

Pola eliminasi urin
 Pola eliminasi urin sangat tergantung pada
individu, biasanya miksi setelah bekerja, makan
atau bangun tidur
 Normalnya miksi dalam sehari sekitar 5 kali
Karakteristik urin normal

 Warna urin normal adalah kuning terang karena adanya pigmen


urochrome, namun demikian, warna urin tergantung pada intake cairan,
keadaan dehidrasi konsentrasinya menjadi lebih pekat dan kecoklatan
 Pengunaan obat-obatan tertentu seperti multivitamin dan preparat besi

maka urin akan berubah menjadi memerahan sampai kehitaman


 Bau urin normal adalah bau khas amoniak yang merupakan hasil

pemecahan urea oleh bakteri


 Pemberian pengobatan akan mempengaruhi bau urin

 Jumlah urin yang dikeluarkan tergantung usia, intake cairan, dan status

kesehatan
 Pada orang dewasa sekitar 1.200-1500 ml/hari atau 150 – 600 ml per

sekali miksi
Faktor-faktor yang memengaruhi eliminasi urin
1. Perubahan dan perkembangan
2. Sosiokultural
3. Psikologis
4. Kebiasaan seseorang
5. Tonus otot
6. Intake cairan dan makanan
7. Kondisi penyakit
8. Pembedahan
9. Pengobatan
10. Pemeriksaan diagnostik
Masalah-masalah eliminasi

1. Retensi urine : penumpukan urine dalam blandder


dan ketidak mampuan blandder untuk
mengosongkan kandung kemih.
2. Inkontinensia urine : ketidak mampuan otot spinter
eksternal sementatara atau menetap untuk
mengontrol ekskresi urin
3. Enurisis : ketidak sanggupan menahan kemih
(mengompol) yang diakibatkan ketidak
mampuan untuk mengendalikan pinter
eksternal. Biasanya terjadi pada anak-anak atau
pola orang jompo
Perubahan pola berkemih
1. Frekwensi : meningkatnya frekwensi berkemih tanpa intake
cairan yang meningkat, biasanya terjadi pada cytitis, stres, dan
wanita hamil
2. Urgensi : perasaan ingin segera berkemih dan biasanya terjadi
pada anak-anak karena kemampuan spinter untuk mengontrol
berkurang
3. Dysuria : rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih mis : pada
infeksi saluran kemih, trauma dan striktur uretra
4. Polyuria : (diurisis) produksi urin melebihi normal, tanpa
peningkatan intake cairan mis : pada penderita DM
5. Urinari suppression : keadaan dimana ginjal tidak memproduksi
urin secara tiba-tiba Anuria (urin kurang dari 100 ml/24 jam,
olygoria (urin berkisar 100-500 ml/24 jam)
Asuhan keperawatan
Penkajian :
 Riwayat keperawatan

a. Pola kebersihan
b. Gejala perubahan berkemih
c. Faktor yang memengaruhi berkemih
 Pemeriksaan fisik

a. Abdomen : pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena, distensi


bladder, pembesaran ginjal, nyeri tekan, bsing usus
b. Genitalia wanita : inflamasi, lesi, adanya sekret dari meatus, kadaan
atrofi jaringan vagina
c. Genitalia laki-laki : kebersihan, adanya lesi, adanya pembesaran
srotum
3. Intake dan output cairan
a. Kaji intake dan output cairan dalam 24 jam
b. Kebiasaan minum di rumah
c. Intake cairan infus , oral, makanan, NGT
d. Kaji perubahan volume urine untuk mengetahui
ketidak seimbangan cairan
e. Output urin dari urinal, cateter bag, drainage
ureterostomy, sistotomi
f. Karakteristik urine : warna, kejernihan, bau,kepekatan
4. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan diagnostik
- Warna (N: jernih kekuningan)
 Penampilan (N : Jernih)

 Bau (N : beraroma)

 PH (N : 4,5 – 8,0)

 Berat Jenis (N : 1,005 -1,030)

 Glukosa (N : negatif)

 Keton ( N : negatif)

b. Kultur urine (N : kuman patogen negatif)


Diagnosa keperawatan
1. Gangguan ola eliminasi urin inkontinensia
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Gangguan neuromuskuler
b. Spasme blander
c. Trauma pelvic
d. Infeksi saluran kemih
e. Trauma medulla spinalis
Kemungkinan nada yang
ditemukan
a. Inkontinensia
b. Keinginan berkemih yang segera
c. Sering ketoilet
d. Menghindari minum
e. Spasme blander
f. Setiap berkemih kurang dari 100 ml atau lebih dari 550 ml
Tujuan yang diharapkan :
g. Klien dapat mengontrol pengeluaran urin setiap 4 jam
h. Tidak ada tanda-tanda retensi dan inkontinensia urine
i. Klien berkemih dalam keadaan rileks
Konsep dasar

 Saluran intestinal bagian atas :


Makan yang masuk akan dicerna secara mekanik dan
kimiawi di mulut dan dilambung dengan bantuan
enzim, asam lambung, selanjutnya makanan yang
sudah dalam bentuk chyme didorong ke usus haluas
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
 Data yang dapat dikumpulkan adalah:
a. pola defekasi : frekwensi, pernah berubah
b. perilaku defekasi : penggunaan laksatif, cara mempertahankan pola
c. deskripsi feces : warna, bau dan tekstur
d. Diet : makan yang memngaruhi defekasi, makanan yang biasa dimakan,
makana yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak
e. Cairan : jumlah dan jenis minuman /hari
f. Aktivitas : kegitan sehari-hari
g. Kegiatan yang spesifik
h. Penggunaan medikasi : obat-obatan yang memengaruhi defekasi
i. Stres : stres berkepanjangan atau pendek, koping untuk menghadapi atau
bagaimana untuk menerima
j. Pembedahan/penyakit menetap
Pemeriksaan fisik
 Abdomen : distensi, simetris, gerakan peristaltik,
adanya massa pada perut
 Rektum dan anus : tanda-tanda inflamasi,
perubahan warna, lesi, fistula, hemoroid, adanya
massa
Keadaan feses
 konsistensi
 Bentuk
 Bau
 Warna
 Jumlah
 Unsur abnormal dalam feses : lendir
Pemeriksaan diagnostik
 Anuscopi
 Proktosigmoidoskopi
 Rontgen dengan kontras
Diagnosa keperawatan dan intervensi

1. Gangguan eliminasi bowel : konstipasi (aktual/risiko)


Definisi : kondisi dimana seseorang mengalami perubahan
pola yang normal dalam berdefekasi dengan karakteristik
menurunnya frekwensi buang air besar dan feces yang keras
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Imobilisasi
b. Menurunnya aktivitas fisik
c. Ileus
d. Stres
e. Menurunnya mobilitas intestinal
f. Perubahan atau pembatasan diet
Kemungkinan data yang
ditemukan
a. Menurunnya bising usus
b. Mual
c. Nyeri abdomen
d. Adanya massa pada abdomen bagian kiri bawah
e. Perubahan konsistensi faeces , frekwensi buabg
air besar
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. Anemia
b. Hypertiroidisme
c. Dialisa ginjal
d. Pembedahan abdomen
e. Paralisis
f. Cedera spinal cord
g. Imobilisasi yang lama
Tujuan yang diharapkan
a. Pasien kembali ke pola normal dari fungsi bowel
b. Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan
faktor penyebab konstipasi
Intervensi Rasional

1. Monitor keadaan blander setiap 2 jam Membantu mencegah distensi atau


koplikasi
2. Tingkatkan aktivitas dengan kolaborasi Meningkatkan kekuatan otot ginjal dan
dokter/fisioterapi fungsi blander

3. Kolaborasi dalam blander training Menguatkan otot dasar pelvis

4. Hindari faktor pencetus inkontinensia Mengurangi/menghindari inkontinensia


urin seperti cemas

5. Kolaborasi dengan dokter dalam Mengatasi faktor penyebab


pengobatan dan kateterisasi

6. Jelaskan tentang : Meningkatkan pengetahuan dan diharapkan


- Pengobatan pasien lebih kooperatif
- Kateter
- Penyebab
- Tindakan lainnya
Intervensi Rasional

1. Catat dan kaji kembali warna, konsistensi, jumlah, Pengkajian dasar u/ mengetahui
dan waktu BAB adanya masalah bawel
2. Kaji dan catat pergerakan usus Deteksi dini penyebab
konstipasi
3. Jika tersedia fekal inpection : Membantu pengeluaran feces
- lakukan pengeluaran munual
- lakukan gliserin klisma
4. Kolaborasi degan dr.tentang : Meningkatkan eliminasi
- pemberian laksatif - Enema
- pengobatan
5. Berikan cairan adekuat Membantu feses lebih lunak
6. Berikan makanan tinggi serat dan hindari makanan Menurunkan konstipasi
yang banyak mengandung gas dengan konsultasi
bagian gizi
7. Bantu klien dlm melakukan aktivitas pasif dan aktif Meningkatkan pergerakan usus
8. Berikan HE tentang : Mengurangi/menghindari
- personal hygiene - kebiasaan diet inkontinensia
- aktivitas - kebiasaan BAB
- cairan dan makanan yang mengandung gas
2. Gangguan eliminasi : diare
 Difinisi : kondisi dimana terjadi perubahan kebiasaan BAB
dengan karekteristik faeces cair kemungkinan berhubungan
dengan :
a. inflamasi, iritasi, dan malabsorpsi
b. pola makan yang salah
c. perubahan proses pencernaan
d. efek samping pengobatan
Kemungkinan data yang ditemukan :
a. Feces berbentuk cair
b. Menigkatnya frekuensi BAB
c. Menigkatnya peristaltik usus
d. Menurunnya nafsu makan
Lanjutan :
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a. Peradangan bowel
b. Pembedahan salran pencernaan bawah
c. Gastritis/enteritis
Tujuan yang diharapkan :
d. Pasien kembali BAB ke pola normal
e. Keadaan feses berbentuk dan lebih keras
Intervensi Rasional

1. monitor/kaji kembali konsistensi, warna, bau Dasar memonitor kondisi


feses, pergerakan usus

2. Monitor dan cek eletrolit, intake dan output cairan Mengkaji status dehidrasi

3. Kolaborasi dgn dr. pemberian cairan IV, oral dan Mengurangi kerja usus
makanan lunak
4. Berikan anti diare, tingkatkan intake cairan Mempertahankan status hidrasi
5. Cek kulit bagian perineal dan jaga dari gangguan Frekwensi BAB yang menigkat
integritas menyebabkan iritasi kulit sekitar anus
6. Kolaborasi dgn ahli gizi tentang diet rendah serat Menurunkan stimulasi bowel
dan lunak
7. Hindari stres dan istirahat cukup Stres menigkatkan stimulus bawel
8. Berikan HE tentang : Menigkatkan pengetahuan dan
- cairan mencegah diare
- diet
- obat-obatan
- perubahan gaya hidup
3. Gangguan eliminasi bawel : inkontinensia

Definisi : kondisi dimana pasien mengalami


perubahan pola dalam BAB dengan karakteristik
tidak terkontrolnya pengeluaran feses
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Menurunnya tingkat kesadaran
b. Gangguan spinter anus
c. Gangguan neuromuskuler
d. Fekal impaction
Lanjutan :
Kemungkinan data yang ditemukan :
a. Tidak terkontrolnya pengeluaran feses
b. Baju yang kotor oleh feses
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
c. Injuri spinal cord
d. Pembedahan usus
e. Pembedahan ginekologi
f. Stroke
g. Trauma pada daerah pelvis
h. Usia tua
Tujuan diharapkan :
i. Pasien dapat mengontrol pengeluaran feses
j. Pasien kembali pada pola eliminasi normal
Intervensi Rasional

1. Tentukan penyebab inkontinensia Memberikan data dasar untuk memberikan


asuhan keperawatan

2. Kaji penurunan masalah ADL yang B/D Pasien terganggu ADL karena takut BAB
masalah inkontinensia

3. Kaji jumlah dan karakteristik Menentukan pola inkontinensia


inkontinensia

4. Atur pola makan dan sampai berapa lama Membantu mengontrol buang air besar
terjadinya BAB

5. Lakukan bawel training dengan Membantu mengontrol buang air besar


kolaborasi fisioterapi

6. Lakukan latihan otot panggul Menguatkan otot dasar pelvis

7. Berikan pengobatan dengan kolaborasi Mengontrol frekwensi buang air besar


dengan dokter

Anda mungkin juga menyukai