Anda di halaman 1dari 3

Nama: Muhammad Arfandi

Stambuk: N21020006
Prodi D3 Keperawatan
UNIVERSITAS TADULAKO

Jawaban Soal MID Semester

1. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional dan bahasa negara yaitu memiliki
fungsi sebagai lambang kebanggaan bangsa, identitas nasional, alat perhubungan
antar warga maupun antar daerah dan antar budaya, serta menjadi alat pemersatu
suku, budaya dan bahasa di nusantara.
2. Berdasarkan Media:
Secara lisan contohnya pembicara yang mana di laksanakan di dalam suatu keadaan
formal yang jelas berbeda dengan pembicaraan yang telah di lakukan didalam suatu
keadaan santai atau yang tak formal.
Secara tulis Pada ragam bahasa ini memakai suatu ejaan untuk menata sebuah kosa
kata dan juga bahasanya. Contoh dari ragam bahasa tulis ini, yaitu seperti pada :
surat kabar atau koran, laporan suatu pekerjaan, karya tulis ilmiah, dan yang masih
banyak lagi pada yang lainnya.
Berdasarkan Cara Pandang Penutur:
Bahasa Pendidikan contohnya: pada masyarakat yang berpendidikan maka akan
sering memakai kata mengunci, mencuci, tv dan video.
Bahasa Daerah contohnya adalah cara berbicara bahasa indonesia yang mana di
pakai oleh para masyarakat pada daerah jawa akan berbeda dengan cara bicara pada
bahasa indonesia yang dipakai oleh masyarakat pada tiap daerah sumatra.
Bahasa Formal dan Non Formal Ialah suatu bahasa formal yang sering di pakai
dalam acara-acara resmi, contohnya : seminar dan rapat, upacara pelantikan.
Sedangkan untuk bahasa non formal maka sering di pakai pada suatu kegiatan kita
sehari-hari yang di luar acara-acara resmi, contohnya : saat berbicara dengan teman
dan berbicara dengan keluarga
Berdasarkan Topik Pembicaraan:
Ragam politik, Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam
rangka menata dan mengatur kehidupan masyarakat. dengan sendirinya penguasa
merupakan salah satu sumber penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang
besar dalam pengembangan bahasa di masyarakat. Contohnya:melakukan kampanye
saat menjelang pemilu.
Ragam hukum, Hal ini disebabkan karena hukum Indonesia pada umumnya
didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis
dalam bahasa Belanda. Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang
pendek dalam bahasa hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma
dan aturan terkadang membutuhkan penjelasan yang lebar, jelas kriterianya,
keadaan, serta situasi yang dimaksud. Contohnya: Dia dihukum karena melakukan
tindak pidana.
Ragam Sosial dan Ragam Fungsional,
 Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan
kaidahnya didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih
kecil dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa
berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan
atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara.
 Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam bahasa
yang diakitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu
lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam
teknologi dll. Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.
Ragam jurnalistik, Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh
dunia persurat-kabaran (dunia pers = media massa cetak). Dalam perkembangan
lebih lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media
massa. Termasuk media massa audio (radio), audio visual (televisi) dan multimedia
(internet).
Ragam sastra, Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi
(perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan batin dan
lahir, peristiwa dan khayalan, dengan bentuk istimewa. Contohnya: Cerita itu
menggunakan unsur flashback.
3. Kalimat Efektif:
- Hadirin yang ada di dalam ruangan ini dimohon berdiri!
- Pada hari senin, 27 april 2020 kami melangsungkan acara resepsi pernikahan
- Rais adalah lelaki tampan yang memakai baju warna biru dan celana warna hitam
4. Kesatuan, kesatuan paragraf berarti hanya ada satu gagasan pokok atau satu topik
yang di diskusikan dalam paragraf tersebut.
Kesinambungan (Koherensi), yaitu di perlihatkan dengan adanya jalinan antar
kalimat yang erat dan peralihan atau pergerakan dari kalimat ke kalimat berjalan
secara logis.
Kelengkapan, gagasan pokok atau kalimat topik dikembangkan dengan kalimat-
kalimat penjelas, yang di kembangkan atau di perluas hanya dengan mengulang-
ulang gagasan pokok dari kalimat sebelumnya.
Keberurutan, berkaitan dengan pola penulisan yang di pilih penulis untuk
menyampaikan informasi di dalam paragraf agar tidak terkesan terpotong-potong.
Konsistensi, yaitu cara penulis menempatkan diri di dalam tulisan yang biasa di
sebut sudut pandang.
5. *Paragraf Eksposisi
*Paragraf Narasi
*Paragraf Argumentasi
*Paragraf Persuasi
*Paragraf Deskripsi
Perubahan Kurikulum Pendidikan di Indonesia (Paragraf Eksposisi)

Sistem pendidikan indonesia saat ini mengalami suatu perubahan yang sangat signifikan.
Perubahan tersebut berhubungan dengan kurikulum yang digunakan dalam dunia
pendidikan indonesia.
Yang mana, kurikulum 2006 yang sudah lama digunakan dirubah dengan kurikulum 2013.
Meskipun tidak semua sekolah menggunakan kurikulum tersebut. (Tesis sebagai Pembuka)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam beberapa kesempatan


memaparkan bahwa, kurikulum 2013 diutamakan pada sekolah-sekolah yang memiliki
akreditasi A atau sekolah bertaraf Internasional.
Terjangkaunya distribusi buku juga menjadi syarat terhadap sekolah yang melaksanakan
kurikulum 2013. Kemendikbud juga menjelaskan bahwa kurikulum 2013 ini fokus pada
pembangunan sikap, pengetahuan, keterampilan, karakter yang dilandasi pendekatan
ilmiah.
Tidak hanya itu, kurikulum 2013 juga menitikberatkan kepada hubungan antara proses
belajar dengan rasa syukur pada pemberian Tuhan Yang Maha Kuasa kepada manusia yang
diberi berkat untuk mengelola alam ini.
Khususnya mengacu pada proses belajar mengajar yang dimulai dengan mengamati,
menanya, menalar, dan mencoba atau mencipta.
Musliar Kasim selaku wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berpendapat, bahwa
Kurikulum 2013 lebih menitikberatkan praktik daripada hafalan.
Karena selama ini, siswa banyak dibebani hafalan yang justru dinilai kurang menumbuhkan
kreativitas.
Melalui Kurikulum 2013 ini, pemerintah ingin mencetak anak bangsa Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Dalam kurikulum 2013 setiap siswa dididik agar
memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan karakter.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Meutia Hatta mengatakan bahwa kurikulum 2013
ini mempunyai tujuan untuk mencetak karakter generasi berkualitas, cinta tanah air dan
bangsanya.
Tidak hanya itu, kurikulum 2013 juga menonjolkan peran aktif siswa dalam proses
pembelajaran, sehingga generasi masa depan tetap mempunyai jati diri sebagai bangsa
Indonesia dan berkualitas. (Argumentasi sebagai Isi)

Akan tetapi, banyak juga dari masyarakat yang menolak penerapan kurikulum 2013 ini.
Perubahan kurikulum ini dinilai sangat mendadak dan cenderung dipaksakan.
Bahkan, ada yang berpendapat kurikulum ini kurang fokus sebab menggabungkan dua mata
pelajaran yang memiliki substansi pokok yang berbeda.
Walaupun mata pelajaran yang akan diajarkan dibuat lebih sederhana, namun tingkat
pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa akan semakin menurun karena mata
pelajaran tersebut tidak dibahas secara utuh dan dibuat secara terpisah-pisah. (Penegasan
Ulang sebagai Penutup)

Anda mungkin juga menyukai