Anda di halaman 1dari 35

ELEMINASI URIN

Anggriyana Tri Widianti


ANATOMI DAN FISIOLOGI ELEMINASI URINE

• organ eleminasi seperti ginjal,


ureter, kandung kemih atau
bladder dan uretra
ANATOMI DAN FISIOLOGI ELEMINASI URINE

GINJAL
• Produk buangan (limbah) hasil metabolisme
yang terkumpul dalam darah melewati arteri
renalis kemudian difiltrasi di ginjal.
• 20 % - 25 % curah jantung bersirkulasi setiap
hari melalui ginjal.
• Glomerulus memfiltrasi air dan substansi
seperti glukosa,asam-amino, urea, kreatinin
dan elektrolit
• protein ukuran besar dan sel-sel darah tidak
difiltrasi.
ANATOMI DAN FISIOLOGI ELEMINASI URINE

URETER
• urine terbentuk kemudian akan dialirkan ke
pelvis ginjal ke bladder melalui ureter
• Dinding ureter 3 lapis, lapisan dalam
membran mukosa, lapisan tengah otot
polos yang mentransfor urine melalui ureter
dengan gerakan peristaltik yang distimulasi
oleh distensi urine dikandung kemih, lapisan
luar jaringan fibrosa
ANATOMI DAN FISIOLOGI ELEMINASI URINE

URETRA
• Kandung kemih tempat penampung 400-
600 ml,
• keinginan berkemih dirasakan pada saat
kandung kemih terisi urine pada orang
dewasa 150
• normal jumlah urine 1,2 – 1,5 liter perhari atau 50
ml/jam
• Selebihnya air, elektrolit dan glukosa diabsorpsi
kembali.
• Komposisi urine 95 % air, dan 5 % elektrolit dan zat
organik.
• Bila pengeluaran urine kurang dari 30 ml/menit
sedangkan masukan cairan cukup, hal ini
kemungkinan gagal ginjal.
ANATOMI DAN FISIOLOGI ELEMINASI URINE

URETRA
• saluran pembuangan urin keluar dari tubuh,
• kontrol pengeluaran pada spinter eksterna
yang dapat dikendalikan oleh kesadaran kita
• urine yang mengalami turbulasi membuat
urine bebas dari bakteri, karena membran
mukosa melapisi uretra mesekresi lendir
bersifat bakteriostatis dan membentuk plak
mukosa mencegah masuknya bakteri.
FISIOLOGI BERKEMIH
KARAKTERISTIK URIN

• Frekuensi
Berkemih tergantung kebiasaan dan kesempatan. biasanya
berkemih : pertama kali pada waktu bangun tidur, sebelum
tidur dan berkisar waktu makan

• Volume
• Warna
Normal urine berwarna kekuning-kuningan, obat-obatan
dapat mengubah warna urine
• Bau
Normal urine berbau aromatik yang memusingka
• Berat jenis
Berat jenis urin adalah 1, 009 ml dan normal berat jenis :
1010 – 1025
• Kejernihan
Normal urine terang dan transparan
• pH
Normal pH urine sedikit asam (4,5 – 7,5)
• Protein dan glukosa
Tidak terdapat protein dan glukosa dalam urin
Faktor yang berpengaruh terhadap
eliminasi urin :

1. Pertumbuhan dan Perkembangan


2. Psikologi
3. Kebiasaan atau Gaya Hidup Seseorang
4. Aktivitas dan Tonus Otot
5. Intake Cairan dan Makanan
6. Kondisi penyakit
7. Pembedahan
8. Pengobatan
9. Pemeriksaan Dianogtik
GANGGUAN ELEMINASI URINE
• Gangguan eliminasi urin adalah keadaan
dimana seorang individu mengalami atau
berisiko mengalami disfungsi eliminasi urine.
• Biasanya orang yang mengalami gangguan
eliminasi urin akan dilakukan kateterisasi
urine, yaitu tindakan memasukan selang
kateter ke dalam kandung kemih melalui
uretra dengan tujuan mengeluarkan urine.
Masalah-masalah dalam eliminasi urin

a.Retensi, yaitu adanya penumpukan urine


didalam kandung kemih dan ketidaksanggupan
kandung kemih untuk mengosongkan diri. 
b.Inkontinensi urine, yaitu ketidaksanggupan
sementara atau permanen otot sfingter eksterna
untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung
kemih.
c.Enuresis, Sering terjadi pada anak-anak,
umumnya terjadi pada malam hari (nocturnal
enuresis), dapat terjadi satu kali atau lebih
dalamsemalam.
LANJUTAN ………

d.Urgency, adalah perasaan seseorang untuk


berkemih.
e.Dysuria, adanya rasa sakit atau kesulitan dalam
berkemih
f.Polyuria, Produksi urine abnormal dalam jumlah
besar oleh ginjal,seperti 2.500 ml/hari, tanpa
adanya peningkatan intake cairan.
g.Urinari suppresi, adalah berhenti mendadak
produksi urine
Etiologi
a.Intake cairan Jumlah dan type makanan
b.Aktivitas
c.Obstruksi
d.Infeksi
e.Kehamilan
f. Penyakit; pembesaran kelenjar ptostat
g.Trauma sumsum tulang belakang
h.Operasi pada daerah abdomen bawah, pelviks,
kandung kemih,urethra.
i. Umur  
j. Penggunaan obat-obatan
Tanda dan gejala

Retensi Urin
1). Ketidak nyamanan daerah pubis.
2). Distensi dan ketidaksanggupan untuk
berkemih.
3). Urine yang keluar dengan intake tidak
seimbang.
4). Meningkatnya keinginan berkemih dan resah
5). Ketidaksanggupan untuk berkemih
Lanjutan tanda dan gejala….

Inkontinensia urin

1). pasien tidak dapat menahan keinginan BAK


sebelum sampai di WC

2). pasien sering mengompol


Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan USG
2.Pemeriksaan foto rontgen
3.Pemeriksaan laboratorium urin dan feses
PENGKAJIAN

• Tanyakan riwayat keperawatan klien tentang pola


berkemih, gejala dari perubahan berkemih, dan faktor
yang mempengaruhi berkemih
• Pemeriksaan fisik klien meliputi
1)abdomen, pembesaran, pelebaran pembuluh darah
vena, distensi bladder, pembesaran ginjal, nyeri
tekan, tenderness, bissing usus,
2)genetalia
• Identifikasi Intake dan output cairan dalam
(24 jam) meliputi pemasukan minum dan
infuse, NGT, dan pengeluaran perubahan
urine
• Pemeriksaan diagnostic :Pemeriksaan urine
(urinalisis): Warna, Penampilan, Bau, Ph,
Berat jenis, Kultur urine
Pengkajian

• masalah eliminasi

• Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti :


penggunaan alat bantu,diet, cairan, aktivitas dan
latihan, medikasi dan stress.
2.Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan fisik abdomen terkait dengan
eliminasi urine meliputi inspeksi, auskultasi,
perkusi dan palpasi
Diagnosa Keperawatan

1.Perubahan dalam eliminasi urine berhubungan


dengan retensi urine,inkontinensi dan enuresis
2.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
adanya inkontinensi urine
3.Perubahan dalam rasa nyaman berhubungan
dengan dysuria, nyeri saat mengejan
4.Resiko infeksi berhubungan dengan retensi urine,
pemasangan kateter 
Lanjutan….

5.Perubahan konsep diri berhubungan dengan


inkontinensi

6.Self care defisit : toileting jika klien inkontinesi

7.Potensial defisit volume cairan berhubungan


dengan gangguan fungsisaluran urinary akibat
proses penyakit
PERENCANAAN

Tujuan
• Memahami eliminasi urin nomal
• Meningkatkan pengeluaran urin yang normal
• Mencapai pengosongan kandung kemih yg
lengkap
• Mencegah infeksi
• Mempertahankan integritas kulit
• Mendapatkan rasa aman
Intervensi
• Peningkatan kesehatan untuk memelihara serta
melindungi fungsi sistem kemih
• Penyuluhan klien
• Meningkatkan perkemihan normal
• Menstimulasi reflek berkemih :
• Mempertahankan kebiasaan eliminasi
• Mempertahankan asupan cairan yg adekuat
• Meningkatkan pengosongan kandung kemih scr
lengkap.
• Pencegahan infeksi
• Pemeliharaan pirenium yg baik
PERAWATAN AKUT

Kateterisasi
• Memasukkan selang plastik atau karet mll uretra ke
kandung kemih.
• Meredakan rasa tidak nyaman akibat distensi
kandung kemih
• Mengambil spesimen urin steril
• Mengkaji residu urin setelh pengosongan kandung
kemih
• Penatalaksanaan jangka panjang klien yg
mengalami cidera medula spinalis
•  
Perawatan restorasi
 Menguatkan otot panggul
• Meningkatkan kontraksi otot dasar panggul.
 Mempertahankan integritas kulit
• Cuci kulit yg teriritasi urin dgn sabun dan air
hangat
• Pakai pelembab
 Bladder training
• Melatih kembali kandung kemih untuk
mengembalikan pola normal perkemihan
EVALUASI
• Klien mampu berkemih secara normal tanpa
mengalami gejala-gejala ggn perkemihan
• Karakteristik urin : kekuningan, jernih, tidak
mengandung unsur yg abnormal
• Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yg
mempengaruhi eliminasi
• Tidak terjadi komplikasi akibat perubahan pola
eliminasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat
menangani pasien dalam eliminasi
• Privacy
• Waktu
• Nutrisi dan cairan
TERIMAKASIH
Gejolak emosi dan stress
•Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan
meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu,
pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih
akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin
buang air kecil.
Minuman alkohol dan kafein
•Alkohol dapat menghambat pembentukan hormon antidiuretika.
Seseorang yang banyak minum alkohol dan kafein, maka jumlah air
kencingnya akan meningkat.
Suhu lingkungan
•Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga
suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit
sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di
antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin
banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.

Anda mungkin juga menyukai