Anda di halaman 1dari 9

KEBUTUHAN ELIMINASI URINE

 KELOMPOK B
1. FATIMAH (18010028)
2. LUTFIANI ROSIANA (18010004)
3. NUR AFNI NOVITASARI (18010033)
4. DINNAR ANANDA (18010021)
5. NURMALIAN LISTIYANA (18010008)
6. NOR LAILA (18010015)
7. ALFAN HABIB ANSHORI (18010013)
8. MUHAMAD ZANUAR ALLIFANDI (18010022)
9. RAISA AUDI MALIKA (18010044)
10. MUSBAHUL MUNIR (18010038)
11. ZAINULLAH (18010049)
12. NUR ZUBAIDAH (18010039)
Eliminasi urine
 Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah
pengeluaran, penghilangan, penyingkiran,
penyisihan.Dalam bidang kesehatan, Eliminasi
adalah proses pembuangan. Sisa metabolisme
tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).
 Membuang urine dan alvi (eliminasi) merupakan
salah satu aktivitas pokok yang harus dilakukan
oleh setiap manusia. Karena apabila eliminasi tidak
dilakukan setiap manusia akan menimbulkan
berbagai macam gangguan seperti retensi urine,
inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola
eliminasi urine, konstipasi, diare dan kembung. 
 Eliminasi urine merupakan salah dari proses metabolik tubuh. Zat yang
tidak dibutuhkan, dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan
pencernaan. Paru-paru secara primer mengeluarkan karbondioksida,
sebuah bentuk gas yang dibentuk selama metabolisme pada jaringan.
Hampir semua karbondioksida dibawa keparu-paru oleh sistem vena
dan diekskresikan melalui pernapasan. Kulit mengeluarkan air
dan natrium / keringat. Ginjal merupakan bagian tubuh primer yang
utama untuk mengekskresikan kelebihan cairan tubuh, elektrolit, ion-ion
hidrogen, dan asam. Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan
homeostasis tubuh.
 Eliminasi urin secara normal bergantung pada satu pemasukan cairan
dan sirkulasi volume darah, jika salah satunya
menurun, pengeluaran urin akan menurun. Pengeluaran urin juga
berubah pada seseorang dengan penyakit ginjal, yang mempengaruhi
kuantitas, urin dan kandungan produk sampah didalam urin.
  Apabila eliminasi tidak dilakukan oleh tubuh, maka akan terjadi
gangguan – gangguan diantaranya : retensi urine (perubahan pola
eliminasi urine), enuresis, inkontinensia urine, dll. Selain dapat
menimbulkan gangguan – gangguan yang disebutkan diatas, dapat juga
menimbulkan dampak pada sistem organ lain seperti sistem pencernaan.
Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Kebutuhan
Eliminasi Urine.
Eliminasi urine bergantung pada efektivitas organ saluran kemih ;
ginjal,ureter, kandung kemih dan uretra.
1.      Ginjal.
Sepasang ginjal terletak di kedua sisi kolumna spinalis,di belakang
rongga peritoneum. Ginjal merupakan pengatur primer keseimbangan
cairan dan asam basa di dalam tubuh. Unit fungsional ginjal yaitu
nefron yang berfungsi menyaring darah dan membuang sampah
metabolisme. Pada orang dewasa,sekitar 1200 ml darah,atau sekitar
21% curah jantung,mengalir melalui ginjal setiap menit. Setiap ginjal
terdiri dari 1 juta nefron. Setiap nefron memiliki glomerulus,seikat
kapiler yang dikelilingi oleh kapsula bowman. Adapun fungsi dari ginjal
yaitu : Pengaturan volume cairan, Pengaturan jumlah elektrolit tubuh,
Ekskresi sisa-sisa metabolisme.
2. Ureter
Ureter adalah tabung yang berasal dari ginjal dan bermuara di kandung
kemih. Panjangnya sekitar 25 cm dan diameternya 1,25 cm. Bagian atas
ureter berdilatasi dan melekat pada hilus ginjal,sedangkan bagian
bawahnya memasuki kandung kemih pada sudut posterior dasar
kandung kemih. Urin di dorong melewati ureter dengan gelombang
peristaltis yang terjadi sekitar 1-4 kali per menit. Pada pertemuan antara
ureter dan kandung kemih,terdapat lipatan membrane mukosa yang
bertindak sebagai katup guna mencegah refluks urin kembali ke ureter
sehingga mencegah penyebaran infeksi dari kandung kemih ke atas.  

3. Kandung kemih.
Kandung kemih (vesika Urinaria) adalah kantung muscular tempat urin
bermuara dari ureter. Ketika kosong atau setengah terisi,kandung kemih
terletak di simfisis pubis. Pada pria,kandung kemih terletak diantara
kelenjar prostat dan rectum sedangkan pada wanita,kandung kemih
terletak antara uterus dan vagina. Dinding kandung kemih sangat elastis
sehingga mampu menahan regangan yang sangat besar. Saat
penuh,kandung kemih bisa melebihi simfisis pubis bahkan bisa setinggi
umbilicus.
4. Uretra.
Uretra membentang dari kandung kemih sampai meatus uretra. Panjang
uretra pada pria sekitar 20 cm dan membentang dari kandung kemih
sampai ujung penis. Uretra pria terdiri dari tiga bagian,yaitu uretra pars
prostatika,uretra pars membranosa dan uretra pars spongiosa. Pada
wanita,panjang uretra sekitar 3 cm dan membentang dari kandung kemih
sampai lubang diantara labia minora,2,5 cm di belakang klitoris. Karena
uretranya yang pendek,wanita lebih rentan mengalami infeksi saluran
kemih.
 Ciri-ciri urin normal.

1.      Jumlah dalam 24 jam ±1.500 cc,tergantung pada banyaknya asupan


cairan.
2.      Berwarna oranye bening,pucat,tanpa endapan.
3.      Berbau tajam.
4.      Sedikit asam (PH rata-rata 6).
Proses pembentukan urin.
Ada tiga proses dasar yang berperan dalam pembentukan urine: Filtrasi
glomerulus,reabsorpsi tubulus,sekresi tubulus.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Eliminasi Urin.

1. Pertumbuhan dan perkembangan.


Jumlah urin yang diekskresikan dapat dipengaruhi oleh usia dan berat badan
seseorang. Normalnya,bayi dan anak-anak mengekresikan 400-500 ml urin tiap
harinya. Sedangkan orang dewasa mengekskresikan  1500-1600 ml urin per hari.
2. Asupan cairan dan makanan.
Kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan atau minuman
tertentu(misalnya,teh,kopi,coklat,
alcohol) dapat menyebabkan peningkatan ekskresi urin karena dapat
menghambat hormone anti diuretic (ADH).
3. Kebiasaan/gaya hidup.
Gaya hidup ada kaitannya dengan kebiasaan seseorang ketika berkemih.
Sebagai contoh,seseorang yang terbiasa buang air kecil disungai atau dialam
bebas akan mengalami kesulitan ketika harus berkemih di toilet atau
menggunakan pispot pada saat sakit.
4. Faktor psikologis.
Kondisi stress dan kecemasan dapat menyebabkan peningkatan stimulus
berkemih,disamping stimulus buang air besar(diare) sebagai upaya kompensasi.
Perubahan Pola Eliminasi Urin.
1. Frekuensi : meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan
yang meningkat, biasanya terjadi pada cystitis, stres dan wanita hamil.
2. Urgency : perasaan ingin segera berkemih dan biasanya terjadi pada
anak-anak karena kemampuan spinter untuk mengontrol berkurang.
3. Dysuria : rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misalnya pada
infeksi saluran kemih, trauma dan striktur uretra.
4. Polyuria (diuresis) : produksi urine melebihi normal, tanpa
peningkatan intake cairan misalnya pada pasien DM.
5. Urinary suppression : keadaan di mana ginjal tidak memproduksi
urine secara tiba-tiba. Anuria (urine kurang dari 100 ml/24 jam),
olyguria (urine berkisar 100-500 ml/jam).
Masalah-Masalah Pada Kebutuhan
Eliminasi Urin.
1. Retensi urine
Retensi urine merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan
kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih. Hal ini menyebabkan distensi vesika urinaria
atau merupakan keadaan ketika seseorang mengalami pengosongan kandung kemih yang tidak
lengkap. Dalam keadaan distensi, vesika urinaria dapat menampung urine sebanyak 3000 – 4000 ml
urine. Tanda klinis retensi:
1. ketidaknyamanan daerah pubis

2. distensi vesika urinaria

3. ketidak sanggupan untuk berkemih

4. sering berkemih, saat vesika urinaria berisi sedikit urine. ( 25-50 ml)

5. ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya

6. meningkatkan keresahan dan keinginan berkemih

7. adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih.

 Penyebab:
1.  operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria
2.  trauma sum sum tulang belakng
3.  tekanan uretra yang tinggi karena otot detrusor yang lemah
4.  sphincter yang kuat
5.  sumbatan (striktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat)

Anda mungkin juga menyukai