Anggota kelompok :
Kata pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
Bagian kiri :
a) Left kidney
b) Level of section in (c)
c) Vertebrae T12 to L 3
d) Outline of iliac crest
e) Abdominal aorta
Bagian kanan :
a) Adrenal gland
b) Outline of 12th rib
c) Right kidney
d) Ureter
e) Inferior vena cava
f) Urinary bladder
g) Urethra
c.proses berkemih
1masuknya darah melalui vas deferent kedalam glomerulus lan kemudian keluar melalui vas
everent.
2. Reabsorsi
Pada itu tubulus ginjal pada bagian ini terjadi penyerapan kembali dari air, glukosa, natrium
klorida, sulfat, nikarbonat dan beberapa ion karbonat.
3. Sekresi
Terjadi pengaliran sisa penyerapan kembali yang terjadi ditubulus distal ke papilla renalis
selanjutnya hasilnya akan diteruskan keluar.
D.FAKTOR YANG MEMPENGRUHI ELIMINASI URINE
Jumlah dan tipe makanan factor utama yang mempengaruhi output urine,jumlah urine
kurang dari 1500 ml.
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak
tertahan di dalam urinaria sehingga mempengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah urine.
4.Stres psikologis.
5.Tingkat aktivitas.
6.Tingkat perkembangan.
7.Kondisi penyakit.
Kondisi penyakit dapat mempengaruhi produksi urine seperti diabetes militus oedemax.
8.Sosiokultural.
Budaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine seperti adanya kultur
pada masyarakat tetentu yang melarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.
9.Kebiasaan seseorang.
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih mengalami kesulitan untuk berkemih dengan
melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit dan keteter.
10.Tonus otot.
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih adalah otot
kandung kemih,otot abdomen(perut).ketiganya sangat berperan dalam kontraksi pengontrolan
pengeluaran urine.
11.Pembedahan.
12.Pengobatan.
13.Pemeriksaan diagnostik.
a. Definisi : keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko disfungsi eliminasi urine.
1. Inkontinesia urine adalah kondisi ketika dorongan berkemih tidak mampu dikontrol oleh
sfingter eksternal. Sifatnya bisa menyeluruh (inkontinesia komplet) atau sebagian
(inkontinesia parsial).
Jenisnya :
a. Inkontinensia stress terjadi saat tekanan intraabdomen meningkat dan menyebabkan
kompresi kandung kemih. Kondisi ini biasanya bisa terjadi ketika seorang batuk atau
tertawa.
Penyebabnya :
Peningkatan tekanan intraabdomen
Perubahan degenerative terkait usia.
b. Inkontinensia urgensi bisa terjadi saat klien mengalami pengeluaran urine involunter
karena desakan yang kuat dan tiba-tiba untuk berkemih.
Penyebab:
Infeksi saluran berkemih bagian bawah
Spasme kandug kemih
Overdintensi kandung kemih
Penurunan kepastian kandung kemih dll.
2. Retensi urine adalah kondisi tertahannya urine dikandung kemih akibat terganggunya
proses pengosongan kandung kemih sehingga kandung menjadi renggang. Kondisi ini
disebabkan oleh obstruksin(misalnya hipertrofi prostat), pembedahan, otot sfingter yang
kuat, dan peningkatan tekanan uretra akibat otot detrusor yang lemah.
3. Enuresis (mengompol) adalah peristiwa berkemih yang tidak disadari pada anak yang
usianya melampaui batas usia normal dan control kandung kemih seharusnya tercapai. Pada
kondisi ini lebih banyak terjadi pada anak-anak dimalam hari.
Penyebabnya:
Kapasitas kandung kemih yang kurang dari normal
Infeksi saluran kemih
Konsumsi makanan yang banya mengendung garam dan mineral.
4. Sering berkemih (frekuensi) adalah meningkatnya frekuensi berkemih tanpa disertai
peningkatan asupan cairan. Terjadi pada wanita hamil (tekanan rahim pada kandung kemih),
kondisi stress, dan infeksi saluran kandung kemih.
5. Urgensi adalah perasaan yang sangat kuat untuk berkemih. Biasanya terjadi pada anak-anak
karena kemampuan control sfingter mereka yang lemah. Terjadi pada saat kondisi stress
psikoligis dan iritasi uretra.
6. Disuria adalah rasa nyeri dan kesulitan saat berkemih.biasanya terjadi pada kasus infeksi
uretra, infeksi saluran kemih, dan trauma kandung kemih.
F. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA
urinary ostomy
Tujuan :
3.4 TINDAKAN
Pasien dengan infeksi perkemihan, cairannya sering ditingkatkan. Pasien dengan edema
cairannya dibatasi.
– Mengukur intake dan output cairan. Jumlah caiaran yang masuk dan keluar dalam setiap hari
harus diukur, untuk mengetahui kesimbangan cairan.
– Membantu pasien mempertahankan posisi normal untuk berkemih
– Memberikan kebebasan untuk pasien
– Memberikan bantuan pada saat pasien pertama kali merasa ingin buang air kecil
– Jika menggunakan bedpan atau urinal yakin itu dalam keadaan hangat.
– Bila pasien menggunakan bedpan, tinggikan bagian kepala tempat tidur dengan posisi fowler
dan letakkan bantal kecil dibawah leher untuk meningkatkan support dan kenyamanan fisik
(prosedur membantu memberi pispot/urinal) Tuangkan air hangat dalam perineum
– Mengalirkan air keran dalam jarak yang kedengaran pasien
– Memberikan obat-obatan yang diperlukan untuk mengurangi nyeri dan membantu relaks otot.
Letakkan secara hati-hati tekan kebawah diatas kandung kemih pada waktu berkemih
– Menenangkan pasien dan menghilangkan sesuatu yang dapat menimbulkan kecemasan.
Tujuannya untuk memberikan rasa nyaman dan mencegah infeksi. Untuk mempertahankan
kebersihan di daerah genital.
1. Retensi urin
Membantu dalam mempertahankan pola berkemih secara normal. Jika tejadi pada post operasi
—- berikan analgetik. Kateterisasi urin
1. Inkontinensi
– Meningkatkan aktifitas fisik untuk meningkatkan tonus otot dan sirkulasi darah selanjutnya
menolong pasien mengontrol berkemih
– Menetapkan rencana berkemih secara teratur dan menolong pasien mempertahankan itu
– Tindakan melindungi dengan menggunakan alas untuk mempertahankan laken agar tetap
kering
– Untuk pasien pria yang dapat berjalan/berbaring ditempat tidur, inkontinensi tidak dikontrol
dapat menggunakan kondom atau kateter penis.
– Untuk pasien yang mengalami kelemahan kandung kemih pengeluaran manual dengan
tekanan kandung kemih diperlukan untuk mengeluarkan urin.
3.5 ENURESIS
Untuk enuresis yang kompleks, maka perlu dikaji komprehensif riwayat fisik dan
psikologi, selain itu juga urinalisis ( fisik, kimia atau pemeriksaan mikroskopis ) untuk
mengetahui penyebabnya.
Mencegah agar tidak terjadi konflik kedua orang tua dan anak-anaknya.
Membatasi cairan sebelum tidur dan mengosongkan kandung kemih sebelum tidur /
secara teratur.
3.6. EVALUASI
gangguan pemenuhan eliminasi urine adalah, mengacu pada tujuan yang hendak dicapai yakni
apakah terdapat :
1. Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing, menetes
setelah berkemih.
A. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan
B. SARAN