Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SISTEM PERNAFASAN

Anggota kelompok :

1. Messina Arinda Putri


2. Putri Ulil khikmah
3. Nurina Novi A
4. Muzadah
5. Nava Khoirotin Nisa
6. Dwi Andre Fatmala
7. Devi Riani
8. Rika Devinda R
Latar Belakang
Eliminasi urin merupakan salah dari proses metabolik tubuh. Zat yang tidak dibutuhkan,
dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan. Paru-paru secara primer
mengeluarkan karbondioksida, sebuah bentuk gas yang dibentuk selama metabolisme pada
jaringan. Hampir semua karbondioksida dibawa keparu-paru oleh sistem vena dan diekskresikan
melalui pernapasan. Kulit mengeluarkan air dan natrium / keringat. Ginjal merupakan bagian
tubuh primer yang utama untuk mengekskresikan kelebihan cairan tubuh, elektrolit, ion-ion
hidrogen, dan asam.
Eliminasi urin secara normal bergantung pada satu pemasukan cairan dan sirkulasi volume
darah, jika salah satunya menurun, pengeluaran urin akan menurun. Pengeluaran urin juga
berubah pada seseorang dengan penyakit ginjal, yang mempengaruhi kuantitas, urin dan
kandungan produk sampah didalam urin.

Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, Maret 2015

Penyusun

Maksud dan tujuan :


1. Menjelaskan tentang anatomi eliminasi urine
2. Menjelaskan tentang eliminasi perkemihan
3. Menjelaskan tentang proses berkemih
4. Menjelaskan tentang factor yang mempengaruhi eliminasi urine
5. Menjelaskan tentang perubahan dalam eliminasi urine
6. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan dalam eliminasi urine
Rumusan masalah :
1. Bagaimana anatomi eliminasi urine ?
2. Bagaimana eliminasi perkemihan ?
3. Bagaimana proses berkemih?
4. Apa saja factor yang mempengaruhi urine ?
5. Bagaimana perubahan dalam eliminasi urine ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan dalam eliminasi urine ?
BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi eliminasi urine

Bagian kiri :
a) Left kidney
b) Level of section in (c)
c) Vertebrae T12 to L 3
d) Outline of iliac crest
e) Abdominal aorta

Bagian kanan :

a) Adrenal gland
b) Outline of 12th rib
c) Right kidney
d) Ureter
e) Inferior vena cava
f) Urinary bladder
g) Urethra

B. Fisiologi eliminasi perkemihan(Genito urinarin)


Pada organ ini tersusun:
1.ginjal:organ tubuh yang bertanggung jawab terhadap produksi air kandung kemih.letak di
bawah hati dan limfa(sebelah kanan dan kiri tulang belakang bagian punggung)
Fungsi:a..mengekskresikan zat buangan seperti urea,asam urat,treatinin,keratin.
b.mengekskresikan air kemih dan pengeluarannya
c.menjaga keseimbangan air dalam tubuh
d.memepertahankan ph darah dan keseimbangan asam basah cairan tubuh.
2.ureter:menghubungkan pelvis renalis dengan kandung kemih (letak dikiri&kanan kolumna
vertebralis tulang punggung).panjang selutar 30 cm dengan diameter 0,5 cm air kemih yang di
sekresi di ginjal akan di alirkan ke vesika urenaria(kandung kemih).
3.vesika urinaria.
Kandung kemih sebagai tempat muaranya urin dari ginjal.kandung kemih berbentuk kantong
yang dapat menggelembung seperti balon karet,kadung kemih tersusun dari
virteks,fundus,portus.
4.uretra
Saluran sempit yang berpangkal kandung kemih.
Fungsinya :menyalurkan air kemih keluar.ada 3 bagian yang menyusun uretra laki-laki:
a.pars roetalika
b.pars membranosa
c.pars lavernosa
pada perempuan uretra terletak di belakang sivilis pubis .fungsi sebagai saluran ekskretori yang
panjangnya sekitar 3cm sampai 4 cm.

c.proses berkemih
1masuknya darah melalui vas deferent kedalam glomerulus lan kemudian keluar melalui vas
everent.

Bagian - bagian berikut :


1. Fitrasi

Penyaringan glukosa, natrium, klorida, sulfat dan biakrbonat kecuali protein

2. Reabsorsi

Pada itu tubulus ginjal pada bagian ini terjadi penyerapan kembali dari air, glukosa, natrium
klorida, sulfat, nikarbonat dan beberapa ion karbonat.

3. Sekresi

Terjadi pengaliran sisa penyerapan kembali yang terjadi ditubulus distal ke papilla renalis
selanjutnya hasilnya akan diteruskan keluar.
D.FAKTOR YANG MEMPENGRUHI ELIMINASI URINE

1.Diet dan Asupan.

Jumlah dan tipe makanan factor utama yang mempengaruhi output urine,jumlah urine
kurang dari 1500 ml.

2. Respons keinginan awal untuk berkemih.

Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak
tertahan di dalam urinaria sehingga mempengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah urine.

3.Perubahan gaya hidup.

Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi dalam


kaitannya terhadap tersedianya fasilitas toilet dan keadaan umum termasuk lingkungan sekitar.

4.Stres psikologis.

Meningkatnya stres dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi keinginan berkemih.Hal


ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang
diproduksi.

5.Tingkat aktivitas.

Tingkat aktivitas dapat menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun


kemampuan tonus otot di dapatkan dengan beraktifitas.

6.Tingkat perkembangan.

Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat mempengaruhi pola berkemih.Hal


tersebut dapat ditemukan pada anak anak yang mengalami kesulitan untuk mengontrol buang
air kecil.

7.Kondisi penyakit.

Kondisi penyakit dapat mempengaruhi produksi urine seperti diabetes militus oedemax.

8.Sosiokultural.
Budaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine seperti adanya kultur
pada masyarakat tetentu yang melarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.

9.Kebiasaan seseorang.

Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih mengalami kesulitan untuk berkemih dengan
melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit dan keteter.

10.Tonus otot.

Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih adalah otot
kandung kemih,otot abdomen(perut).ketiganya sangat berperan dalam kontraksi pengontrolan
pengeluaran urine.

11.Pembedahan.

Dapat menyebabkan penurunan pemberian obat anestesi menurunkan filtrasi glomerulus.

12.Pengobatan.

Pemberian tindakan pengobatan dapat berdamapak pada terjadinya peningkatan atau


penurunan proses perkemihan. Misalnya: pemberian diuretic dapat meningkatkan jumlah urine
,sedangkan pemberian obat antikolinergik dan antihipertensi dapat menyebabkan retensi urine.

13.Pemeriksaan diagnostik.

Pemeriksaan diagnostic dapat mempengruhi kebutuhan eliminasi urine khususnya prosedur


yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih yang dapat membatasi jumlah
asupan sehingga mengurangi jumlah produksi urine.

E. Perubahan dalam eliminasi urine

a. Definisi : keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko disfungsi eliminasi urine.
1. Inkontinesia urine adalah kondisi ketika dorongan berkemih tidak mampu dikontrol oleh
sfingter eksternal. Sifatnya bisa menyeluruh (inkontinesia komplet) atau sebagian
(inkontinesia parsial).
Jenisnya :
a. Inkontinensia stress terjadi saat tekanan intraabdomen meningkat dan menyebabkan
kompresi kandung kemih. Kondisi ini biasanya bisa terjadi ketika seorang batuk atau
tertawa.
Penyebabnya :
 Peningkatan tekanan intraabdomen
 Perubahan degenerative terkait usia.
b. Inkontinensia urgensi bisa terjadi saat klien mengalami pengeluaran urine involunter
karena desakan yang kuat dan tiba-tiba untuk berkemih.
Penyebab:
 Infeksi saluran berkemih bagian bawah
 Spasme kandug kemih
 Overdintensi kandung kemih
 Penurunan kepastian kandung kemih dll.
2. Retensi urine adalah kondisi tertahannya urine dikandung kemih akibat terganggunya
proses pengosongan kandung kemih sehingga kandung menjadi renggang. Kondisi ini
disebabkan oleh obstruksin(misalnya hipertrofi prostat), pembedahan, otot sfingter yang
kuat, dan peningkatan tekanan uretra akibat otot detrusor yang lemah.
3. Enuresis (mengompol) adalah peristiwa berkemih yang tidak disadari pada anak yang
usianya melampaui batas usia normal dan control kandung kemih seharusnya tercapai. Pada
kondisi ini lebih banyak terjadi pada anak-anak dimalam hari.
Penyebabnya:
 Kapasitas kandung kemih yang kurang dari normal
 Infeksi saluran kemih
 Konsumsi makanan yang banya mengendung garam dan mineral.
4. Sering berkemih (frekuensi) adalah meningkatnya frekuensi berkemih tanpa disertai
peningkatan asupan cairan. Terjadi pada wanita hamil (tekanan rahim pada kandung kemih),
kondisi stress, dan infeksi saluran kandung kemih.
5. Urgensi adalah perasaan yang sangat kuat untuk berkemih. Biasanya terjadi pada anak-anak
karena kemampuan control sfingter mereka yang lemah. Terjadi pada saat kondisi stress
psikoligis dan iritasi uretra.
6. Disuria adalah rasa nyeri dan kesulitan saat berkemih.biasanya terjadi pada kasus infeksi
uretra, infeksi saluran kemih, dan trauma kandung kemih.
F. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN GANGGUAN ELIMINASI URINE

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


– Perubahan konsep diri berhubungan dengan inkontinensi

– Perubahan dalam eliminasi urine berhubungan dengan retensi urine,

inkontinensi & enuresis


– Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya inkontinensi urine

– Gangguan body image berhubungan dengan pemasangan urinary diversi ostomy

– Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterampilan pemasangan diversi

urinary ostomy

3.3 PERENCANAAN & INTERVENSI

Tujuan :

– Mencegah kerusakan kulit

– Mencegah infeksi saluran kemih


– Memberikan intake cairan secara tepat
– Memastikan keseimbangan intake dan output cairan
– Mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
– Memulihkan self esteem atau mencegah tekanan emosional

3.4 TINDAKAN

3. 4.1 Tindakan secara umum

Pasien dengan infeksi perkemihan, cairannya sering ditingkatkan. Pasien dengan edema
cairannya dibatasi.
– Mengukur intake dan output cairan. Jumlah caiaran yang masuk dan keluar dalam setiap hari
harus diukur, untuk mengetahui kesimbangan cairan.
– Membantu pasien mempertahankan posisi normal untuk berkemih
– Memberikan kebebasan untuk pasien
– Memberikan bantuan pada saat pasien pertama kali merasa ingin buang air kecil
– Jika menggunakan bedpan atau urinal yakin itu dalam keadaan hangat.
– Bila pasien menggunakan bedpan, tinggikan bagian kepala tempat tidur dengan posisi fowler
dan letakkan bantal kecil dibawah leher untuk meningkatkan support dan kenyamanan fisik
(prosedur membantu memberi pispot/urinal) Tuangkan air hangat dalam perineum
– Mengalirkan air keran dalam jarak yang kedengaran pasien
– Memberikan obat-obatan yang diperlukan untuk mengurangi nyeri dan membantu relaks otot.
Letakkan secara hati-hati tekan kebawah diatas kandung kemih pada waktu berkemih
– Menenangkan pasien dan menghilangkan sesuatu yang dapat menimbulkan kecemasan.

3.4.2 Tindakan hygienis

Tujuannya untuk memberikan rasa nyaman dan mencegah infeksi. Untuk mempertahankan
kebersihan di daerah genital.

3.4.3 Tindakan spesifik masalah perkemihan

1. Retensi urin

Membantu dalam mempertahankan pola berkemih secara normal. Jika tejadi pada post operasi
—- berikan analgetik. Kateterisasi urin

1. Inkontinensi

– Meningkatkan aktifitas fisik untuk meningkatkan tonus otot dan sirkulasi darah selanjutnya
menolong pasien mengontrol berkemih

– Menetapkan rencana berkemih secara teratur dan menolong pasien mempertahankan itu

– Mengatur intake cairan, khususnya sebelum pasien istirahat, mengurangi kebutuhan


berkemih

– Tindakan melindungi dengan menggunakan alas untuk mempertahankan laken agar tetap
kering

– Merasa yakin bahwa toilet dan bedpan dalam jangkauannya

– Untuk pasien pria yang dapat berjalan/berbaring ditempat tidur, inkontinensi tidak dikontrol
dapat menggunakan kondom atau kateter penis.

– Untuk pasien yang mengalami kelemahan kandung kemih pengeluaran manual dengan
tekanan kandung kemih diperlukan untuk mengeluarkan urin.

3.5 ENURESIS

 Untuk enuresis yang kompleks, maka perlu dikaji komprehensif riwayat fisik dan
psikologi, selain itu juga urinalisis ( fisik, kimia atau pemeriksaan mikroskopis ) untuk
mengetahui penyebabnya.
 Mencegah agar tidak terjadi konflik kedua orang tua dan anak-anaknya.
 Membatasi cairan sebelum tidur dan mengosongkan kandung kemih sebelum tidur /
secara teratur.

3.6. EVALUASI

gangguan pemenuhan eliminasi urine adalah, mengacu pada tujuan yang hendak dicapai yakni
apakah terdapat :

1. Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing, menetes
setelah berkemih.

2. Nyeri yang menetap atau bertambah

3. Perubahan warna urine

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan

B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai