SEMARANG
DISUSUN OLEH :
P1337420619007
2021
I. HALAMAN JUDUL
Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Manusia Dengan Gangguan
Eliminasi Urine di RSUP Dr Kariadi Semarang
II. KONSEP DASAR
A. Definisi Eliminasi Urine
a. Definisi
Eliminasi urin normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi
dari plasma darah di glomerulus. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal
untuk difiltrasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urin. Sebagian besar
hasil filtrasi akan diserap kembali di tubulus ginjal untuk dimanfaatkan oleh
tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2010).
BAK / MIKSI adalah suatu proses pengosongan kandung
kencing.Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAK adalah
Suatu keadaan dimana terganggunya proses mekanisme tubuh untuk
memenuhi kebutuhan eliminasi BAK atau pengosongan kandung kencing
secara normal.
Eliminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses
pengeluaran ini sangat bergantung pada fungsi-fungsi organ eliminasi urine
seperti ginjal, ureter, bladder, dan uretra. Ginjal memindahkan air dari darah
dalam bentuk urine. Ureter mengalirkan urine ke bladder. Dalam bladder
ditampung sampai mencapai batas tertentu yang kemudian dikeluarkan
melalui uretra.
b. Reflek Miksi
Kandung kemih dipersarafi oleh saraf sakral 2 (S-2) dan sakral 3 (S-3). Saraf sensorik
dari kandung kemih dikirimkan ke medula spinalis bagian sakral 2 sampai dengan
sakral 4 kemudian diteruskan ke pusat miksi pada susunan saraf pusat. Pusat miksi
mengirimkan sinyal kepada otot kandung kemih (destrusor) untuk berkontraksi. Pada
saat destrusor berkontraksi spinter interna relaksasi dan spinter eksterna yang dibawah
kontrol kesadaran akan berperan. Apakah mau miksi atau ditahan/ditunda. Pada saat
miksi otot abdominal berkontraksi
III. PATHWAYS
Intoleran aktivitas
Gangguan
eliminasi
nyeri
IV. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
Biodata Pasien
Pengkajian identitas pasien dengan meliputi nama, umur, alamat,
pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, diagnosa medis, nomor register,
dan jenis kelamin.
Biodata Penaggung Jawab
2. CATATAN MASUK
3. RIWAYAT KEPERAWATAN
b. Riwayat kesehatan sekarang
Penjelasan dari permulaaan pasien merasakan keluhan sampai
dengan dibawa ke rumah sakit.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit yang diderita oleh pasien yang terdahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit yang diderita oleh keluarga apakah sama dengan
riwayat penyakit yang dialami pasien saat ini.
4. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai kondisi fisik pasien
dengan cara inpeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan fisik
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan, yaitu:
a. Pemeriksaan head to toe
b. Pemeriksaan setiap system tubuh
c. Pemeriksaan dengan berdasar 6 B ( Brain, Breath, Blood, Bowell, Bone
dan Bladder).
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic dilakukan untuk mendapatkan data
objektif pasien yang lebih lengkap dan akurat. Pemeriksaan diagnostic
dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah, USG, rontgen, cek
laboratorium,dll. Dengan mengkaji hasil pemeriksaan diagnostic, maka
dapat menunjang dalam perumusan diagnose keperawatan.
Warna (N: Jernih kekuningan)
Penampilan (N: Jernih)
Bau (N: Beraroma)
Ph(N: 4,5-8,0)
Berat jenis (N: 1,005-1,030)
Glukosa (N: Negatif)
Keton (N: Kuman pathogen negative).
6. ANALISIS DAN SINTESIS DATA
a. Data Subyektif, misal: rata-rata asupan cairan pasien per hari,
haluaran urin, sensasi berkemih (nyeri saat berkemih), nyeri pada
daerah pinggul atau daerah sekitar kandung kemih, frekuensi
berkemih dan banyaknya urin yang keluar sekali berkemih.
b. Data Obyektif, misal: turgor kulit, karakteristik urin meliputi warna,
bau dan kejernihan, hitung banyaknya urin dalam urine bag apabila
terpasang kateter.
c. Data penunjang, misal: pemeriksaan umum urin, urinalisis, dan
berat jenis urin. Berikut adalah tabel nilai normal urinalisis:
Ph 4,6-8,0
Tidak ada nama. 2011. Jurnal Definisi Eliminasi Urine Menurut Para Ahli.
http://repository.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 24 Juli 2018