Anda di halaman 1dari 53

Sistem Perkemihan

Eliminasi
Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh

Pembuangan dapat melalui urine ataupun bowel


Eliminasi Urine
Normalnya adalah pengeluaran urine
Proses pengeluaran ini sangat bergantung pada fungsi-fungsi organ eliminasi :
ginjal, ureter, bladder, dan uretra
Ginjal memindahkan air dari darah dalam bentuk urine
Ureter mengalirkan urine ke bladder
Dala bladder, urine ditampung sampai mencapai batas tertentu yang kemudi an
dikeluarkan melalui uretra
Uretra
Anatomi dan Fisiologi sistim perkemihan
1. Ginjal
- Adalah organ berbentuk kacang berwarna merah tua, panjangnya
12,5 cm dan tebalnya 2.5 cm
- Beratnya + 125 – 175 gram pada laki- laki dan 115 – 155 gram
pada wanita
- Ginjal terletak pada bagian belakang rongga abdomen bagian
atas setinggi vertebra thorakal 11 dan 12
Nefron merupakan unit struktural dan fungsional ginjal
Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit
pembentuk nefron
Proses filtrasi, absorpsi dan sekresi dilakukan oleh nefron
Filtasi terjadi yang merupakan gulungan kapsul Bowman
Filtrasi glomerular adalah perpin dahan cairan dan zat terlarut dari kapiler
glomerular
Glomerular Filtrasi Rate (GFR) adalah jumlah filtrat yang terbentuk permenit
dari semua nefron pada kedua ginjal
GFR merupakan indikasi jumlah filtrasi yang terjadi
Rata-rata GFR normal pada orang dewasa adalah 125 ml per menit atau 180
liter per 24 jam
Darah sampai ke ginjal melalui arteri renal yang merupakan cabang dari aorta
abdomen
Darah yang masuk ke ginjal 20% – 25% dari kardiak output
Dalam glomerulus, air difiltrasi dan zat-zat lain seperti glukosa, asam amino,
urea, kratinin, dan elektrolit
Glomerulus akan memfiltrasi + 125 ml/mnt
Tidak semua hasil filtrasi yang akan dikeluarkan sebagai urine, tetapi
sebagian zat seperti glukosa, asam amino, uric acid (asam urat),
natrium (sodium) dan kalium (potassium) kembali ke plasma
Pengeluaran urine tergantung pada intake cairan
Pada orang dewasa normal pengelu aran urine antara 1,2 s/d 1,5 liter per hari,
selebihnya hasil fltrasi diabsorbsi kembali yang menjadi fungsi dari tubulus ginjal
diantaranya adalah air, elektrolit, glukosa.
Komposisi urine :
95% air, dan 5% komponen lain seperti elektrolit, zat organik.
Produksi urine 50 cc/jam
Jumlah produksi urine tergantung dari faktor sirkulasi, cairan yang masuk,
penyakit metabolik seperti diabetes, penyakit autoimun seperti
glomerulonefriis, penggunaan obat diuretik
Jika pengeluaran urine kurang dari 30 ml/menit kemungkinan gagal ginjal
Ginjal menghasilkan hormon eritropoietin yang berfungsi
merang sang produksi eritropoitisetin yang merupakan
bahan baku sel darah merah pada sumsum tulang
Hormon eritropoietin dirangsang/ stimulus oleh karena
kekurangan aliran darah (hypoksia) pada ginjal
Ginjal juga menghasilkan hormon renin, berfungsi sebagai
pengatur aliran darah ginjal pada saat terjadi iskemia
(penyumbatan pemuluh darah) di ginjal
Fungsi utama ginjal
1. Mengeluarkan sisa nitrogen, toksin, ion, dan obat-batan
2. Mengatur jumlah dan zat-zat kimia dalam tubuh
3. Mempertahankan keseimbangan antara air dan garam-
garam serta asam dan basa
4. Menghasilkan renin, enzim untuk membantu
pengaturan tekanan darah
5. Menghasilkan hormon eritropoietin yang menstimulasi
pembentukan sel-sel darah merah di sumsum tulang
6. Membantu dalam pembentukan vitamin D
2. Ureter
- Setelah urine terbentuk kemudian akan dialirkan ke pelvis ginjal lalu
ke bladder melalui uretra
- Panjang ureter pada orang dewasa 26 – 30 cm dengan diameter
4–6 mm
- Selanjutnya ureter berjalan ke bawah
dibelakang peritoneum ke dinding bagian belakang kandung kemih
(urinary bladder)
- Lapisan tengah ureter terdiri atas otot-otot yang distimulasi
oleh transmisi impuls elektrik yang berasal dari saraf otonom
 gerakan peristaltik ureter
- Akibat gerakan peristaltik ureter, urine di dorong ke kandung
kemih
3. Kandung Kemih/Urinary bladder
Merupakan tempat penampungan urine
Terletak di dasar panggul pada daerah retroperitoneal dan terdiri atas otot-
otot yang dapat mengecil
Kandung kemih terdiri atas 2 bagian, yaitu: bagian fundus atau body yang
merupakan otot lingkar, tersusun dari otot detrusor dan bagian leher yang
berhubungan langsung dengan uretra
Pada leher kandung kemih terdapat spincter interna, yang dikontrol
oleh sistem saraf otonom
Kandung kemih dapat menampung 300 sampai 400 ml urine
4. Uretra
Merupakan saluran pembuangan urine yang langsung keluar dari tubuh
Kontrol pengeluaran urine terjadi karena adanya spincter kedua yaitu
spincter eksterna yang dapat dikontrol oleh kesadaran kita
Panjang uretra
- Wanita : 3,7 cm
- Pria : 20 cm

Resiko infeksi saluran kemih / Urinary Tractus Infection


(UTI), lebih sering pada wanita karena uretra lebih
pendek dari pria

Bagian paling luar dari uretra disebut meatus urinari


Pada wanita meatus urinari terletak antara labio
minora, dibawah klitoris dan diatas vagina
Refleks Miksi/berkemih
Kandung kemih dipersarafi oleh saraf sakral 2 (S2) dan sakral 3 (S3)
Saraf sensorik dikirim ke medula spinalis bagian sakral 2 sampai dengan sakral
4 dan diteruskan ke pusat miksi pada susunan saraf pusat (SSP)
Pusat miksi mengirimkan sinyal kepada otot kandung kemih (destrusor) untuk
berkontraksi
Pada saat destrusor bekontraksi, spincter interna relaksasi dan spincter
eksterna yang dibawah kontrol kesadaran akan berperan, apakah mau miksi
atau ditahan
Saat miksi otot abdominal berkontraksi bersama meningkatnya otot kandung
kemih. Biasanya tidak lebih dari 10 ml urine tersisa dalam kandung kemih yang
disebut urine residu
Pola eliminasi urine normal
Pola eliminasi urine sangat tergantung pada individu, biasanya miksi setelah bekeja,
makan atau bangun tidur

Normalnya miksi dalam sehari sekitar 5 kali


Karakteristik urine normal
Warna urine normal: kuning terang, karena adanya pigmen urochrome.
Namun demikian, warna urine tergantung pada intake cairan, keadaan dehidrasi
konsentrasinya menjadi lebih pekat dan kecoklatan, penggunaan obat-obatan
tertentu seperti multivitamin dan preparat besi maka urine akan berubah menjadi
kemerahan sampai kehitaman
Bau urine normal adalah bau khas amoniak yang merupakan hasil pemecahan
urea oleh bakteri.
Pemberian pengobatan akan mempe ngaruhi bau urine
Jumlah urine yang dikeluarkan tergantung pada usia, intake cairan, dan status
kesehatan
Pada orang dewasa sekitar 1200 – 1500 cc /hari atau 150 sampai 600 cc per
sekali miksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
eliminasi urine
1. Pertumbuhan dan perkembangan
Usia lanjut volume bladder ber kurang, demikian juga wanita hamil,
sehingga frekwensi berkemih makin sering
2. Sosiokultural
Sebagian masyarakat dapat miksi pada tempat tertutup dan sebalik nya
ada yang di tempat terbuka
3. Psikologis
Keadaan cemas dan stres akan meningkatkan
rangsangan berkemih
4. Kebiasaan
Hanya bisa berkemih di toilet, tidak bisa berkemih di
tempat tidur dengan menggunakan pot urine
5. Tonus otot
Tonus otot bladder, otot abdomen, dan pelvis
berkotraksi saat berkemih. Jika ada gangguan tonus,
otot dorongan untuk berkemih juga akan berkurang
6. Intake cairan dan makanan
Alkohol menghambat Anti Diuretik Homon (ADH)
7. Kondisi penyakit
Pada pasien yang demam akan terjadi penurunan produksi urine karena
banyak cairan yang dikeluarkan melalui kulit. Peradangan dan iritasi organ
kemih menimbulkan retensi urine
8. Pembedahan
Penggunaan anestesi menurunkan filtrasi glomerulus, sehingga produksi
urine akan menurun
9. Pengobatan
Penggunaan diuretik (obat untuk meningkatkan miksi) meningkatkan
output urine, antikolinergik, dan antihipertensi mnimbulkan retensi urine
10. Pemeriksaan diagnostik
Intravenus Pyelogram dimana pasien dibatasi intake sebelum
prosedur untuk mengurangi output urine
Cytoskopy dapat menimbulkan edem lokal pada uretra, spasme
pada spincter bladder sehingga dapat menimbulkan urine
Masalah-masalah eliminasi urine
1. Retensi urine
Penumpukan urin dalam bladder dan ketidakmampuan bladder
untuk mengosongkan kandung kemih
Penyebab distensi bladder adalah urine jumlah urin lebih dari 400 cc
(normal: 250 – 400 cc)
2. Inkontinensia urin
- Adalah ketidakmampuan otot spincter
eksternal sementara atau menetap untuk
mengontrol ekresi urine
- Stres inkontinensia; stres yang terjadi pada
saat tekanan intra abdomen mening kat, mis: batuk atau
tertawa
- Urge inkontinesia; inkontinensia yang terjadi
saat klien terdesak ingin berkemih, hal ini terjadi akibat
infeksi saluran kemih bagian bawah atau spasme
bladder
3.Enurisis
Keidaksanggupan menahan kemih (mengompol) disebabkan ketidak
mampuan untuk mengendali kan spincter eksterna.
Biasanya terjadi pada anak-anak atau pada orang jompo
Perubahan pola berkemih
1. Frekuensi:
Meningkatnya frekwensi berkemih tanpa intake
cairan yang meningkat yang terjadi pada: cystitis,
stres, dan wanita hamil
2. Urgency
perasaan ingin berkemih, biasanya terjadi pada anak-
anak karena kemampuan spincter untuk mengontrol
berkemih lemah
3. Dysuria
Rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih, mis: infeksi
saluran kemih, trauma, dan striktur uretra
4. Poliuria (diuresis)
Produksi urin melebihi normal, tanpa peningkatan intake cairan,
mis: pasien Diabetes Melitus
5. Urinary Supression
Kondisi ginjal tidak memproduksi urine tiba-tiba. Anuria (urine
kurang dari 100 ml/24 jam), oliguria (urine 100-500 ml/24 jam
Pemeriksaan fisik pada gangguan
eliminasi urin
1. Abdomen
Pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena,
distensi bladder, pembesaran ginjal, nyeri tekan,
bising usus
2. Genetalia wanita
Inflamasi, nodul, lesi, adanya sekret dari meatus,
keadaan atropi jaringan vagina
3. Genetalia laki-laki
Kebersihan, adanya lesi, adanya pembesaran
skrotum
4. Monitor intake dan output:
- Intake dan output cairan 24 jam
- Kebiasaan minum di rumah
- Intake : cairan infus, oral, makanan, NGT
- Perubahan volume urine untuk mengetahui
ketidakseimbangan cairan
- Output urine dari urinal, cateter bag, drainase,
sitostomi
- Karakteristik urine: warna, kejernihan, bau,
kepekatan
1.
Pemeriksaan
Urinalisis
diagnostik
- Warna (N: jernih kekuningan)
- Penampilan (N: jenih)
- Bau (N: aroma khas urin)
- pH (N: 4.5 – 8.0)
- Berat jenis (N: 1,005 – 1,030)
2. Kultur urine (N: kuman patogen negatif)
Pemenuhan kebutuhan pada klien
gangguan eliminasi urin
Tujuan yang diharapkan:
1. Klien dapat mengontrol pengeluaran urin setiap 4 jam
2. Tidak ada tanda-tanda retensi dan inkontinensia urin
3. Klien berkemih dalam keadaan rileks
Pemenuhan kebutuhan pada klien
gangguan eliminasi urin
1. Monitor keadaan bladder setiap 2 jam
Rasional: membantu mencegah distensi atau komplikasi
2. Tingkatkan aktivitas dengan kolabora si dokter/fisioterapi
Rasional: meningkatkan kekuatan otot ginjal dan fngsi bladder
3. Kolaborasi dalam blader training
Rasional: menguatkan otot dasar pelvis
4. Hindari faktor pencetus inkotinensia urin seperti cemas
Rasional: menghindari inkotinensia
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pengobatan dan kateterisasi
Rasional: mengatasi faktor penyebab
Bladder training/latihan berkemih
1. Lakukan latihan pergerakan
Rasional: meningkatkan fungsi ginjal dan bladder
2. Lakukan relaksasi ketika duduk berkemih
Rasional: reaksasi pikiran dapat meningkatkan
kemampuan berkemih
3. Ajarkan tehnik latihan miksi
Rasional: menguatkan otot pelvis
4. Bila tidak berhasil, kolaborasi dalam pemasangan
kateter
Rasional: membantu pengeluaran urin
Memberikan pispot
Kateter urin pada laki-laki
Kateter urin pada wanita

Anda mungkin juga menyukai