KEBUTUHAN ELIMINASI
1. Anuria : produksi urine tidak ada atau kurang dari 100 ml/24 jam
atau terdapat sumbatan di sepanjang saluran kemih. Anuria
biasanya merupakan indikasi adanya batu ginjal atau sumbatan
pada saluran kemih.
2. Oliguria : produksi urine yang rendah, kurang dari 100-500 ml/24
jam karena intake (asupan) cairan yang rendah atau pengeluaran
cairan yang abnormal.
3. Poliuri/diurisis : produksi urine yang melebihi batas normal, tanpa
ada peningkatan intake. Biasanya ditemukan pada penderita
diabetes mellitus dan penyakit ginjal kronis. Penderita biasanya
sering kencing. Bisa menyebabkan dehydrasi bila tidak disertai
asupan cairan yang cukup.
4. Retensio urine : penimbunan urine terlalu banyak dalam kandung
kencing, namun tidak mampu mengosongkan sehingga terjadi
distensi pada kandung kemih. Klien merasa tidak nyaman dan
kesakitan, karena volume urine bisa sampai 3-4 liter.
5. Incontinensia urine : ketidakmampuan menahan kencing
sehingga urine keluar terus menerus dan tidak dirasakan
karene sfingter ani tidak mampu mengontrol.
6. Enuresis adalah peristiwa berkemih yang tidak disadari
(mengompol).
7. Biasanya terjadi pada anak atau orang jompo dan terjadi
pada malam hari (nocturnal enuresis).
8. Disuria adalah rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih.
Hal ini sering ditemukan pada penderita infeksi saluran
kencing (ISK) dan trauma kandung kencing.
9. Hematuri : adanya darah dalam urine
10. Albuminurin : adanya albumin dalam urine
11. Pyuria : adanya nanah dalam urine
12. Polakisuria : sering kencing tapi sedikit sedikit (anyang –
anyangen)
Uraian Pengkajian Eliminasi Urine
• Eliminasi urine merupakan fungsi dasar yang sering dilupakan. Jika terjadi
gagal fungsi eliminasi,semua sistem organ akan terpengaruh.klien juga
merasakan penderitaan emosional akibat perubahan citra tubuh.Perawat
harus memahami gangguan eliminasi urine untuk mencari solusi yang tepat.
Dan memberikan pemahaman serta sensitivitas terhadap semua kebutuhan
klien.
• Untuk mengidentifikasi masalah eliminasi urine dan mengumpulkan data
untuk rencana perawatan,gunakan pengetahuan ilmiah dan
keperawatan,lakukan anamnesis keperawatan,pemeriksaan fisik,periksa
urine klien,dan tinjau informasi dari hasil pemeriksaan diagnostik.
• Gunakan pemikiran kritis untuk menyusun informasi sambil melakukan
pengkajian. Pengkajian yang adekuat akan menghasilkan diagnosis
keperawatan yang tepat untuk masalah perubahan eliminasi urine,saat
mengkaji makalah waspadai dampak budaya dan bahasa klien terhadap
proses pengkajian
Anamnesa Keperawatan
Anamnesis mencangkup tinjauan pola eliminasi klien dan perubahan perkemihan
serta pekajian faktor lain yang dapat mempengaruhi kemampuan berkemih
normal.gunakan pertanyaan yang membantu mengarahkan klien berfokus pada
masalah perkemihan yang spesifik
Pola Berkemih
Tanyakan pola berkemih harian termasuk frekuensi dan waktu volume normal tiap
berkemih,dan perubahan yang timbul.frekuensi tergantung pada masing masing
individu,serta pada asupan dan kehilangan cairan yang dialami.waktu berkemih
yang umum adalah setelah bangun tidur,setelah makan,dan sebelum tidur.
Gejala Perubahan Perkemihan
Gejala yang sama dapat ditemukan pada lebih dari satu jenis kelainan.tanyakan
pada klien tentang gejala yg berhubungan dengan perkemihan.perhatikan apakah
klien menyadari faktor yang memperburuk gejala.selain itu,tanyakan pendapat klien
saat ia mengalami gejala tersebut.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ini akan memberikan data tentang adanya masalah eliminasi
urin dan keparahanya.struktur primer yang perlu diperiksa adalah kuli dan
membranmukosa,ginjal,kandung kemih,dan miatus uretra. Lakukan
pengkajian fisik pada sistem dan fungsi tubuh yang dapat mempengaruhi
masalah eliminasi. Mulut inspeksi gigi,lidah,dan gusi klien,jumlah gigi yang
kurang atau gusi yang kurang mendukung dapat mempengaruhi klien.
Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine melibatkan pengukuran asupan dan keluaran cairan
klien serta pengamatan karakterlistik urine klien.karakterlistik urine periksa
warna,kejerniahan dan bau urine.warna urine normal dapat berwarna pucat
sampai gelap tergantung konsentrasinya.kejernihan urine yang normal
tampak penasaran.urine yang ditampung lama kelamaan jadi keruh.
Pemeriksaan Urine
urine segar klien dengan penyakit ginjal tanpa keruh atau berbusah karna
terdapat protein dalam konsentrsi tinggi.urine juga tampak pekat dan keruh
karena adanya bakteri dan sel darah putih. Bau semakin pekat urine baunya
akan semakin kuat. Urine yang stagnan memiliki bau amonia dan hal ini umu
ditemukan pada klien dengan inkontinensia.
Tuangkan air hangat dalam perineum, Mengalirkan air keran dalam jarak
yang kedengaran pasien, Memberikan obat-obatan yang diperlukan untuk
mengurangi nyeri dan membantu relaks otot,Letakkan tangan secara hati-
hati tekan kebawah diatas kandung kemih pada waktu berkemih,
Menenangkan pasien dan menghilangkan sesuatu yang dapat
menimbulkan kecemasan.
Tindakan hygienis
Untuk mempertahankan kebersihan di daerah genital Tujuannya untuk
memberikan rasa nyaman dan mencegah infeksi
Tindakan Keperawatan
Inkontinensi
Menetapkan rencana berkemih secara teratur dan menolong pasien
mempertahankan pola eliminasi urin,Mengatur intake cairan,
khususnya sebelum pasien istirahat, mengurangi kebutuhan
berkemih,Meningkatkan aktifitas fisik untuk meningkatkan tonus otot
dan sirkulasi darah, selanjutnya menolong pasien mengontrol
berkemih,Merasa yakin bahwa toilet dan bedpan dalam
jangkauannya,Tindakan melindungi dengan menggunakan alas untuk
mempertahankan laken agar tetap kering,Untuk pasien yang
mengalami kelemahan kandung kemih pengeluaran,manual dengan
tekanan kandung kemih diperlukan untuk mengeluarkan urine,Untuk
pasien pria yang dapat berjalan/berbaring ditempat tidur, inkontinensi
tidak dikontrol dapat menggunakan kondom atau kateter penis.
Enuresis
Untuk enuresis yang kompleks, maka perlu dikaji komprehensif
riwayat fisik dan psikologi, selain itu juga urinalisis (fisik, kimia atau
pemeriksaan mikroskopis) untuk mengetahui penyebabnya. Mencegah
agar tidak terjadi konflik kedua orang tua dan anak-anaknya
Membatasi cairan sebelum tidur dan mengosongkan kandung kemih
sebelum tidur / secara teratur.
Peningkatan kesehatan
Penyuluhan klien tentang masalah eliminasi urin : Meningkatkan
perkemihan nirmal,meningkatkan pengosongan kandung kemih
secara lengkap,pencegahan infeksi
Perawatan akut
Mempertahankan kebiasaan eliminasi : Obat-obatan,kateterisasi,dan
pencegahan infeksi
Perawatan restorasi
Menguatkan otot dasar panggul,bladder retraining,melatih
kebiasaan,kateterisasi mandiri,mempertahankan integritas
kulit,peningkatan rasa nyaman
KATETERISASI
Untuk mengevaluasi hasil akhir dan respon klien terhadap asuhan keperawatan,
perawat mengukur keefektifan semua intervensi. Tujuan optimal dari intervensi
keperawatan yang dilakukan ialah kemampuan klien untuk berkemih secara
volumter tanpa mengalami gejalagejala ( misalnya urgensi, disuria, atau sering
berkemih). Urin yang keluar harus berwarna kekuningan, jernih, tidak
mengandung unsure-unsur yang abnormal, dan memiliki ph serta berat jenis
dalam rentang nilai yang normal. Klien harus mampu mengidentifikasi
factorfaktor yang dapat mempengaruhi perkemihan normal. Perawat juga
mengevaluasi intervensi khusus, yang dirancang untuk meningkatkan fungsi
berkemih normal dan mencegah terjadinya komplikasi akibat perubahan pada
system perkemihan.
Eliminasi fekal
Riwayat keperawatan
Keadaan feses
Konsistensi, bentuk, bau, warna, jumlah, unsur abnormal dalam feses, lendir
Pemeriksaan diagnostik
Anuskopi
Proktosigmoidoskopi
Rontgen dengan kontras
Tindakan Eliminasi fekal
BAB yang keras dapat menyebabkan nyeri rektum. Kondisi ini terjadi karena
feses berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap