Anda di halaman 1dari 9

A.

Konsep Dasar Teoritis

1. Definisi
Eliminasi urin normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma
darah di glomerolus. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal untuk di filterisasi, hanya 1-
2 liter saja yang dapat berupa urin sebagian besar hasil filterisasi akan di serap kembali di
tubulus ginjal untuk di manfaatkan oleh tubuh.
Eliminasi urine adalah proses pembuangansisa metabolisme. Eliminasi urine normalnya
adalah pengeluaran cairan. Proses pengeluaran ini sangat bergantung pada fungsi-fungsi
organ eliminasi seperti ginjal, ureter, bladder, dan uretra. (A.Aziz, 2008 : 62)

2. Etiologi
Penyebab pemenuhan kebutuhan eliminasi urine :
1. Diet dan intake
2. Infeksi
3. Respon keinginan awal untuk berkemih
4. Pertumbuhan jaringan yang abnormal
5. Masalah sistemik

1
3. Karakterisktik
Eliminasi Urine
Usia Rata rata Haluaran Urine Harian Variasi
Usia 1-2 15 60 ml/hari Kemampuan untuk
hari mengonsentrasikan
(memekatkan) urine
minima.Oleh karena itu, urine
tampak berwarna kuning
terang. Tidak ada kontrol
berkemih secara volunter.

Usia 3-10 100 300 ml/hari


hari
Usia 10-12 250-400 ml/hari
bulan
Usia 10-12 250-400 ml/hari
bulan
Usia 1-3 500-600 ml/hari Urine terkonsentrasi secara
Tahun efektif,warna kekuningan
normal,kontrol secara volunter
dimulai. Kontrol berkemih
total

Usia 3-5 600-700 ml/hari


Tahun
Usia 5-8 700-1000 ml/hari
Tahun
Usia 8-14 800-1400 ml/hari
tahun

Usia 14 1500 ml/hari Ginjal terus tumbuh sampai


Th- Dewasa sekitar usia 40 tahun, ukuran
dan fungsinya mulai berkurang
setelah usia 50 tahun 1500 ml
atau kurang Kemampuan
uniuk mengonsentrasikan urine
menurun.

2
4. Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi
Eleminasi urine

1. Retensi urine
Retensi urine adalah akumulasi urine yang nyata didalam kandung kemih akibat
ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih .
2. Dysuria
Adanya rasa nyeri atau kesulitan dalam berkemih .
3. Polyuria
Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal , seperti 2500 ml / hari ,
tanpa adanya intake cairan .
4. Inkontinensi urine
Ketidaksanggupan sementara atau permanen otot spingter eksternal untuk mengon-
trol keluarnya urine dari kantong kemih . Jenisnya yaitu :

1. Inkontinensia Fungsional/urge Inkotinensis Fungsional ialah keadaan dimana


individu mengalami inkontine karena kesulitan dalam mencapai atau ketidak
mampuan untuk mencapai toilet sebelum berkemih.
2. Inkontinensia Stress Inkotinensia stress ialah keadaan dimana individu mengalami
pengeluaran urine segera pada peningkatan dalam tekanan intra abdomen.
3. Inkontinensia Total Inkotinensia total ialah keadaan dimana individu mengalami
kehilangan urine terus menerus yang tidak dapat diperkirakan.
4. Inkontenensia reflex Adalah keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran
urin yang tidak dirasakan, terjadi pada interval yang dpat di[perkirakan bila
volume kandung kemih mencapai jumlah tertentu.

5. Urinari suppresi
Adalah berhenti mendadak produksi urine

3
5. Manifestasi Klinis
Tanda Gangguan Eliminasi urin
a. Retensi Urin
1. Ketidak nyamanan daerah pubis.
2. Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih.
3. Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.
4. Meningkatnya keinginan berkemih dan resah
5. Ketidaksanggupan untuk berkemih
b. Inkontinensia urin
1. Pasien tidak dapat menahan keinginan BAK sebelum sampai di WC
2. Pasien sering mengompol

6. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan USG
2. Pemeriksaan foto rontgen
3. Pemeriksaan laboratorium urin dan feses

7. Penatalaksanaan
Pada eliminasi urine :
1. Dengan cara memasang kateter pria dan kateter wanita , dan juga kondom kateter.
Dengan tujuan :
a. Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih
b. Untuk pengumpulan specimen urine
c. Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
d. Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan

4
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Eliminasi urine

a. Pengkajian

1. Identitas pasien : Nama, tempat tanggal lahir, alamat, jenis kelamin dan lain-lain.

2. Riwayat Kesehatan
a. keluhan utama
pasien mengatakan nyeri pada perut, sulit BAK, demam
b. riwayat kesehatan sekarang
pasien mengatakan demam susah BAK, nyeri pada perut

3. Pemeriksaan fisik
Abdomen
Pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena, distensi bladder, pembesaran ginjal, nyeri
tekan, tenderness, bising usus.
Genetalia wanita
Inflamasi, nodul, lesi, adanya sekret dari meatus, keadaan atropi jaringan vagina.
Genetalia laki-laki
Kebersihan, adanya lesi, tenderness, adanya pembesaran skrotum.

4. Intake dan output cairan


a. Intake dan output cairan dalam sehari ( Tidak seimbang).
b. Kebiasaan minum di rumah
c. Intake: cairan infuse, oral, makanan, NGT.
d. Perubahan volume urine yang tidak seimbang.
e. Output urin dan urinal, cateter bag, drainage ureterostomy, sistostomi.
f. Karakteristik urin : Warna kuning pudar, bau kepekatan.

5
5. Pemeriksaan diagnostic
a. Pemeriksaan urin (urinalisis):
1. warna (N: Jernih kekuningan , AN: Kuning pudar,hitam)
2. penampilan (N: Jernih, AN: Keruh)
3. Bau (N: Beraroma, AN : Menyengat)
4. Ph(N: 4,5-8,0, AN: >8,0 atau <4,5)
5. Beratb jenis (N: 1,005-1,030, AN : >1,005 atau <1,030)
6. Glukosa (N: Negatif, AN : Positif)
7. Keton (N: Kuman pathogen negative, AN : Kuman pathogen positif)
b. Perubahan Pola Berkemih
1. Frekuensi : meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan yang meningkat,
biasanya terjadi pada cystitis, stress dan wanita hamil.
2. Urgency : perasaan ingin segera berkemih dan biasanya terjadi pada anak-anak
karena kemampuan spinter untik mengontrol berkurang.
3. Dysuria : rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misalnya pada infeksi saluran
kemih, trauma dan struktur uretra.
4. Polyuria : produksi urine melebihi normal, tanpa peningkatan intake cairan
misalnya pada pasien DM.
5. Urinary supression : keadaan diman ginjal memproduksi urin secara tiba-tiba.
Anuria (urine kurang dari 100 ml/24 jam), olyguria (urine berkisar 100-500 ml/24
jam).

b. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan inkontinensia
2. Retensi urine berhubungan dengan kelemahan otot detrusor
3. Inkontinensia fungsional berhubungan dengan penurunan isyarat kandung kemih

6
c. Perencanaan

No. Diagnose Kep. Tujuan dan kriteria (NOC) Intervensi (NIC)


1. Gangguan pola Eliminasi urin - Monitor keadaan bladder
eliminasi urine b.d 1. sangat terganggu setiap 2 jam
inkontinensia 2. banyak terganggu - Tingkatkan aktivitas
3. cukup terganggu dengan kolaborasi
4. sedikit terganggu dokter/fisioterapi
5. tidak terganggu - Hindari faktor pencetus
Hasil yang diharapkan : 4 dan 5 inkontinensia urine seperti
Dengan kriteria hasil cemas
1. klien dapat mengontrol - Kolaborasi dalam bladder
pengeluaran urine selama 4 jam training
2. tidak ada tanda-tanda retensi - Kolaborasi dengan dokter
dan inkontinensia urin dalam pengobatan dan
3. klien berkemih dalam kateterisasi
keadaaan berkemih J- - Jelaskan tentang :
Pengobatan
Kateter
Penyebab
Tindakan lainnya

2. Retensi urine b.d kelem Kontinensi Urin - Ukur intake dan output
ahan otot detrusor 1. secara konsisten menunjukan cairan
2. sering menunjukan - Berikan cairan 2.000
3. kadang menunjukan ml/hari dengan kolaborasi
4. jarang menunjukan - Kaji dan monitor analisis
5. tidak pernah menunjukan urine elektrolit dan berat
Hasil yang diharapkan : 4 dan 5 badan
Dengan kriteria - Lakukan latihan
1. kandung kemih kosong pergerakan

7
secara penuh - Ajarkan teknik latihan
2. tidak ada residu urin > 100- dengan kolaborasi
200 cc dokter/fisioterapi
3. balance cairan seimbang - Kolaborasi dalam
pemasangan kateter atau
pengobatan dengan tenaga
kesehatan lainnya
3. Inkontinensia fungsion- Kontinensi Urin - Pertimbangkan
al b.d penurunan isyarat 1. secara konsisten menunjukan kemampuan untuk mengena
kandung kemih 2. sering menunjukan -li dorongan pengosongan
3. kadang menunjukan urin
4. jarang menunjukan - Catat spesifikasi
5. tidak pernah menunjukan kontinensi selama 3 hari
Hasil yang diharapkan : 4 dan 5 - Ajarkan pasien untuk
Dengan kriteria secara sadar menahan urin
1. kandung kemih kosong sampai saat buang
secara penuh - Gunakan sugesti untuk
2. respon berkemih sudah tepat membantu berkemih
3. berkemih >150 militer tiap - Berikan kepercayaan
kalinya bahwa inkontinesia dapat
sembuh
- Kolaborasikan dengan tim
kesehatan lainnya

8
DAFTAR PUSAKA

Perry, Potter. 2005. Fundamental keperawatan, edisi 4, volume 1. Jakarta : EGC


Tarwoto & Wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
salemba medika
Alimul, Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika
Buku Nanda NIC NOC edisi kelima

Anda mungkin juga menyukai