Anda di halaman 1dari 14

Laporan Pendahuluan Eliminasi Fekal

Disusun Oleh :

Nama : Irene Dantyas Larasati

NIM : 19032

AKADEMI KEPERAWATAN YASPEN JAKARTA


Jalan Batas No.54, Kel.Baru – Pasar Rebo Jakarta Timur
Email : akperyaspen@ymail.com
Facebook : akper yaspen
Telp. 021-87703785 Fax. 021-8717353
Tahun Akademik 2019/2020
A. Laporan Pendahuluan Eliminasi Fekal

a) Definisi
Eliminasi fekal adalah proses pengeluaran sisa pencernaan melalui anus,
makanan yang sudah di cerna, kemudian sisanya akan dikeluarkan dalam
bentuk feses. Sistem pencernaan merupakan saluran panjang ( kurang lebih
9cm ) yang terlibat dalam proses pencernaan makanan, mulai dari mulut
sampai ke anus. Saluran ini akan menerima makanan dari luar tubuh dan
mempersiapkannya untuk diserap serta bercampur dengan enzim dan zat cair
melalui pencernaan baik dengan cara mengunyah, menelan dan mencampur
zat-zat gizi.

b) Etiologi
Faktor yang mempengaruhi defekasi(Saryono & Widianti, 2010):
1) Usia dan perkembanganGerakan peristaltik usus menurun dan
melambatnya pengosongan usus seiring bertambahnya usia.
2) DietAsupan makanan yang bergizi dan teratur tiap hari membantu
dalam defekasi secara normal, terutama dalah serat. Selulosa, serat
dalam diet memberikan volume feses. Makanan pedas dapat
menyebabkan diare dan flatus karena dapat mengiritasi saluran cerna.
3) CairanKehilangan cairan mempengaruhi karakteristik feses. Asupan cairan
yang tidak adekuat, misalnya muntah berlebih sehingga tubuh
mengabsorpsi cairan dari chymus dan menyebabkan feses keras serta
eliminasinya terhambat. Adanya gerak peristaltikyang meningkat,
waktu untuk mengabsorbsi menjadi berkurang yang menyebabkan
feses encer dan lunak.
4) AktivitasImobilisasi akan menekan motilitas usus seperti otot pelvis
dan otot abdomen yang lemah. Aktivitas fisik meningkatkan peristaltik
usus.
5) Faktor psikologisAdanya stress emosional menurunkan rangsangan
defekasi. Penyakit mempengaruhi defekasi. Penyakit mempengaruhi
defekasi. Adanya colitis ulceraktif mengakibatkan diare berat. Aktivitas
peristaltic meningkat pada orang yang cemas, stress atau marah.
6) Gaya hidupKebiasaan individu yang lebih senang bila melakukan defekasi
di toiletnya sendiri.
7) MedikasiBeberapa obat memiliki efek samping yang mengganggu
eliminasi normal seperti diare, morfin dan kokain yang menyebabkan
konstipasi.Obat juga mengubah warna feses seperti hitam oleh zat besi,
hijau oleh antibiotikdan putih oleh antacid.
8) Prosedur diagnostikProsedur diagnostik tertentu, seperti sigmoidoscopy,
membutuhkan agar tidak ada makanan dan cairan setelah tengah
malam sebagai persiapan pada pemeriksaan, dan sering melibatkan
enema sebelum pemeriksaan. Barium (digunakan pada pemeriksaan
radiologi) menghasilkan masalah yagn lebih jauh. Barium mengeraskan
feses jika tetap berada di colon, akan mengakibatkan konstipasi dan
kadang-kadang suatu impaksi.
9) Anestesi dan pembedahanAnastesi menyebabkan penurunan atau
memberhentikan gerakan peristaltik. Pembedahan yang melibatkan
penanganan usus secara langsung dapat menyebabkan terhentinya
pergerakan usus sementara yang disebut ileus peralitik berlangsung selama
24-48 jam.
10) Kondisi patologisAdanya cedera kepala dan medulla spinalis akan
menurunkan sensori untuk defekasi
11) IritanZat seperti makanan pedas, toxin baklteri dan racun dapat
mengiritasi saluran intestinal dan menyebabkan diare dan sering
menyebabkan flatus
12) NyeriPada keadaan nyeri, klien mensupresi keinginannya untuk
berdefekasi.
13) Gangguan saraf sensori motorikCedera pada sumsum tulang belakan
dan kepala dapat menurunkan stimulus sensori untuk defekasi.
Gangguan mobilitas bisamembatasi kemampuan klien untuk merespon
terhadap keinginan defekasi ketika dia tidak dapat menemukan toilet
atau mendapat bantuan. Akibatnya, klien bisa mengalami konstipasi.
Atau seorang klien bisa mengalami fecal inkontinentia karena sangat
berkurangnya fungsi dari spinkter ani
c) Patofisiologi
1) Konstipasi
- Menurunnya frekuensi BAB
- Pengeluaran feses yang sulit, keras dan mengejan
- Nyeri rektum
2) Impaction
- Tidak BAB
- Anoreksia
- Kembung / kram
- Nyeri rektum
3) Diare
- BAB sering dengan caira feses yang tidak berbentuk
- Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat
- Iritasi di dalam kolon merupakan faktor tambahan yang menyebabkan
meningkatkan sekresi mukosa
- Feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol dan
menahan BAB
4) Inkontinensia fekal
- Tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari anus
- BAB encer dan jumlahnya banyak
- Gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal
cord dan tumor spingter anal eksternal
5) Flatulens
- Menumpuknya gas pada lumen intestinal
- Dinding usus meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram
- Biasanya gas keluar melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus)
6) Hemorrhoid
- Pembengkakan vena pada dinding rectum
- Perdarahan jika dinding pembuluh darah vena meregang
- Merasa panas dan gatal jika terisi inflamasi
- Nyeri
d) Manifestasi klinis
Manifestasi klinis (Wahyudi & Wahid, 2016):
1) Tidak mampu mengontrol pengeluaran feses
2) Tidak mampu menunda defekasi
3) Feses keluar sedikit-sedikit dan sering
4) Kulit perianal kemerahan

e) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang eliminasi fekal (Wahyudi & Wahid, 2016):
1) Spesimen FesesInspeksi warna, bentuk, bau, kandungan feses (ambil sekitar
2,5 cm feses atau 20-30 ml feses jika feses cair).
2) Fecal Occult Blood Test/Guaiac TestUntuk mendeteksi adanya darah dalam
feses (skrining kanker kolorektal) dengan reagen khusus untuk mendeteksi
adanya peroxidase).

f) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada eliminasi fekal (PPNI, 2018):
1) Konstipasi
-Periksatanda dan gejala konstipasi
-Periksa pergerakan usus, karakteristik feses
-Identifikasi factor risiko konstipasi
-Monitor tanda dan gejalarupture usus dan/atau peritonisis
-Anjurkan diet tinggi serat
-Lakukan massage abdomen
-Lakukan evakuasi feses secara manual
-Berikan enema atau irigasi
-Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan
-Anjurkan peningkatan asupan cairan,
-Latih buang air besar secara teratur
-Ajarkan cara mengatasi konstipasi/impaksi
-Konsultasi dengan tim medis tentang penurunan/peningkatan frekuensi suara
usus
-Kolaborasi penggunaan obat pencahar
2).Diare
-Identifikasi penyebab diare
-Identifikasi riwayat pemberian makanan
-Identifikasigejala invaginasi-Monitor warna, volume, frekuensi, dan
konsistensi tinja.
-Monitor tanda dan gejala hipovolemia
-Monitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah perineal
-Monitor jumlah pengeluaran diare
-Monitor keamanan penyiapan makanan
-Berikan asupan cairan oral
-Pasang jalur intravena
-Berikan cairan intravena
-Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
-Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
-Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
-Anjurkan menghindari makanan,pembentuk gas, pedas, dan
mengandung laktosa-Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
-Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
-Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/ spasmolitik
-Kolaborasi pemberian obat pengeras feses

B. ASUHAN KEPERAWATAN
a) Pengkajian
1) Identitas klien.
2) Riwayat keperawatan.
a.Awalan serangan:
Awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat,nafsu makan
kurang kemudian timbul diare.
b.Keluhan utama:
Feces semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi
gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung,
tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering,
frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
3) Riwayat kesehatan masa lalu.
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.
4) Riwayat psikososial keluarga.
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun
bagi keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui
prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya,
mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
5) Kebutuhan dasar
a.Pola eliminasi:
akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK
sedikit atau jarang.
b.Pola nutrisi:
diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat
badan pasien.
c.Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen
yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
d.Pola hygiene:
kebiasaan mandi setiap harinya.
e.Aktivitas:
akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat
distensi abdomen.
6) Pemerikasaan fisik.
a.Pemeriksaan psikologis:
keadaan umum tampak lemah, kesadarancomposmentis sampai koma,
suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
b.Pemeriksaan sistematik :
-Inspeksi :
mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering,
berat badan menurun, anus kemerahan.
-Perkusi :
adanya distensi abdomen.
-Palpasi :
Turgor kulit kurang elastic.
-Auskultasi :
terdengarnya bising usus.
c.Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.
d.Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi
sehingga berat badan menurun.
e.Pemeriksaan penunjang.
f.Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk
mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif
b) Diagnosa
1) Hipovolemia berhubungan dengan cairan yang keluar banyak.
2) Inkontinensia fekal berhubungan dengan frekuensi defekasi meningkat.
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia.
4) Hipertermia berhubungan dengan agen pirogen.
5) Kerusakan integritas kulit berhubungandengan kemerahan dan gata
c) Rencana Keperawatan

No Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
1 Setelah dilakukan Observasi 1.Mengetahui tanda
asuhan keperawatan 1.Periksa tanda dan dan gejala
3x24 jam gejala hypovolemia hypovolemia
diharapkan 2.Monitor intake 2.Mengetahui
hipovolemia teratasi dan output cairan jumlah input dan
dengan kriteria hasil: output cairan
1.Mempertahankan
urin output sesuai Nursing 1.Menentukan
dengan usia dan BB, 1.Hitung kebutuhan jumlah pemberian
BJ urin normal, HT cairan cairan pada pasien
normal 2.Berikan posisi 2.Melancarkan
2.Tekanan darah, modified peredaran darah ke
nadi, suhu tubuh Trendelenburg otak
dalam batas normal 3.Berikan asupan 3.Memenuhi
3.Tidak ada cairan oral kebutuhan cairan
tanda-tanda dehidrasi, pasien
elastisitas turgor kulit Edukasi
baik, membrane 1.Anjurkan 1.Membantu
mukosa lembab, memperbanyak memenuhi kebutuhan
tidak ada rasa haus asupan cairan oral cairan
yang berlebihan
Kolaborasi
1.Kolaborasi 1.Mengatasi
pemberian cairan IV kekurangan cairan
2 Setelah dilakukan Observasi 1.Mengetahui
asuhan keperawatan 1.Identifikasi penyebab
3x24 jam penyebab inkontinensia fekal
diharapkan inkontinensia fekal 2.Mengetahui
inkontinensia fekal baik fisik maupun perubahan frekuensi
teratasi dengan psikologis
defekasi dan
kriteria hasil: 2.Identifikasi
konstensi feses
perubahan frekuensi
3.Memantau
defekasi dan
kondisi kulit perineal
konstensi feses
4.Mengetahui diet
3.Monitor kondisi
dan kebutuhan
kulit perienal
cairan pada pasien
4.Monitor diet dan
kebutuhan cairan 5.Mengetahui

5.Monitor efek adanya reaksi alergi


samping pemberian atau efek samping
obat pada obat

Nursing 1.Mencegah
1.Bersihkan daerah terjadinya infeksi
perineal dengan dan menjaga
sabun dan air kebersihan perineal
2.Laksanakan 2.Membantu pasien
program latihan mendapatkan
usus (bowel
defekasi normal
training)
3.Mencegah
3.Hindari makanan
terjadinya iritasi
yang menyebabkan
pada usus
diare
Edukasi
1.Jelaskan definisi, 1.Membantu pasien
jenis inkontinensia, dan keluarga
penyebab memahami terkait
inkontinensia fekal
inkontinensia fekal
2.Anjurkan mencatat
2.Membantu dalam
karakteristik feses
pengkajian

Kolaborasi
1.Kolaborasi
pemberian obat diare
1.Membantu
mengurangi defekasi
3 Setelah dilakukan Observasi 1.Mengetahui status
asuhan keperawatan 1.Identifikasi status nutrisi pasien
selama 3x24 jam nutrisi 2.Mengetahui alergi
diharapkan defisit 2.Identifikasi alergi dan intoleransi
nutrisi teratasi dan intoleransi makanan pada pasien
dengan kriteria hasil: makanan 3.Membantu memilih
1.Adanya 3.Identifikasi makanan yang
peningkatan berat makanan yang disukai pasien
badan sesuai dengan disukai 4.Menentukan jumlah
tujuan 4.Identifikasi dan jenis nutrien
2.Berat badan kebutuhan kalori dan yang akan diberikan
ideal sesuai dengan jenis nutrien 5.Menentukan
tinggi badan 5.Identifikasi penggunaan selang
3.Mampu perlunya penggunaan nasogastrik untuk
mengidentifikasi selang nasogastrik membantu
kebutuhan nutrisi 6.Monitor asupan memberikan nutrien
4.Tidak ada makanan 6.Memantau asupan
tanda-tanda nutrisi 7.Monitor berat makanan pada pasien
5.Menunjukkan badan 7.Mengetahui berat
peningkatan fungsi 8.Monitor hasil badan pasien
dari pengecapan dan pemeriksaan 8.Membantu
menelan6.Tidak laboratorium menentukan tindakan
terjadi penurunan keperawatan
berat badan yang Nursing 1.Memberi rasa
berarti 1.Lakukan oral nyaman sebelum
hygiene sebelum makan pada pasien
makan, jika perlu 2.Membantu pasien
2.Fasilitasi dalam melakukan
menentukan diet
pedoman diet 3.Penyajian makanan
3.Sajikan makanan secara menarik dan
secara menarik dan suhu yang sesuai
suhu yang sesuai membantu pasien
4.Berikan makanan untuk mengkonsumsi
tinggi serat untuk makanan
mencegah konstipasi 4.Membantu
5.Berikan makanan mengurangi
tinggi kalori dan konstipasi pada
tinggi protein pasien
6.Berikan suplemen 5.Membantu
makanan kecukupan nutrisi
7.Hentikan pasa pasien
pemberian makan 6.Membantu
melalui selang memenuhi kebutuhan
nasogastrik jika nutrisi pada pasien
asupan oral dapat 7.Pemberian makan
ditoleransi melalui selang
nasogastrik diberikan
Edukasi kepada pasien yang
1.Anjurkan posisi tidak mampu
duduk mendapat asupan oral
2.Ajarkan diet yang
diprogramkan 1.Membantu
memberikan rasa
nyaman pada pasien
Kolaborasi 2.Membantu pasien
1.Kolaborasi memahami diet yang
pemberian medikasi akan diberikan
sebelum makan
2.Kolaborasi ahli 1.Membantu pasien
gizi untuk untuk memahami
menentukan jumlah nutrien ang akan
kalori dan jenis diberikan sebelum
nutrien yang makan
dibutuhkan 2.Menentukan diet
dan jenis nutrien
yang akan diberikan
4 Setelah dilakukan Observasi 1.Mengetahui
asuhan keperawatan 1.Identifikasi penyebab hipertermia
3x24 jam penyebab hipertermia 2.Memantau
diharapkan 2.Monitor suhu tubuh perubahan suhu
hipertermia teratasi 3.Monitor komplikasi tubuh
dengan kriteria hasil: akibat hipertermia 3.Mengetahui
1.Suhu tubuh adanya komplikasi
dalam rentang normal Nursing
2.Nadi dan RR 1.Sediakan
dalam rentang normal lingkungan yang
3.Tidak ada nyaman
perubahan warna 2.Basahi dan kipasi 1.Membantupasien
kulit dan tidak ada permurkaan tubuh beristirahat
pusing 2.Membantu
Edukasi mengurangi rasa
1.Anjurkan tirah panas pada pasien
baring
1.Meminimalkan
Kolaborasi fungsi semua system
1.Kolaborasi organ pasien
pemberian cairan
dan elektrolit 1.Membantu
intravena memulihkan kondisi
tubuh
5 Setelah dilakukan Observasi 1.Mengetahui
asuhan keperawatan 1.Identifikasi penyebab
3x24 jam penyebab kerusakanintegritas
diharapkan kerusakan kerusakanintegritas kulit
integritas kulit kulit
teratasi dengan
kriteria hasil: Terapeutik
1.Integritas kulit 1.Ubah posisi tiap 2
yang baik bisa jam tirah baring 1.Mengurangitekanan
dipertahankan. 2.Lakukan pemijatan pada daerah
2.Tidak ada pada area gangguan integritas
luka/lesi pada kulit. penonjolan tulang kulit
3.Perfusi jaringan 3.Bersihkan perineal 2.Membantu
baik. dengan air hangat, memperbaiki
4.Menunjukkan terutama selama sirkulasi, metabolism
pemahaman dalam periodediare dan memperlancar
proses perbaikan kulit 4.Gunakan produk peredaran darah
dan mencegah berbahan petroleum 3.Menjaga
terjadinya cedera atau minyak pada kebersihan area
berulang kulit kering perineal
5.Mampu 4.Mencegah infeksi
melindungi kulit dan Edukasi kulit dan mengobati
mempertahankan 1.Anjurkan gunakan kulit rusak
kelembaban kulit dan pelembab
perawatan alami. 2.Anjurkan minum
air yang cukup
3.Anjurkan mandi
dan menggunakan
sabun secukupnya
1.Menjaga
kelembapan kulit
2.Menjaga kadar
cairan tubuh dan
kesegaran kulit
3.Menjaga
kebersihan kulit

d) Tindakan Keperawatan
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang
telah direncanakan sebelumnya
e) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
pasien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan yang
dilakukan dengan format SOAP.

Daftar Pustaka

https://studylibid.com/doc/4346839/laporan-pendahuluan-gangguan-eliminasi-fekal

https://id.scribd.com/doc/142574415/Lp-Eliminasi-Fekal

Anda mungkin juga menyukai