Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN

KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

Di Susun Oleh :

Yoga Alis Oktriandika

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2020/2021
A. PENGERTIAN

Nutrisi adalah zatzat gisi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan 
penyakit,termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebutuntuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi
dapatdikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi,reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit (Tarwoto,Wartonah, 20011).
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan
zatmakanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivitastubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi
aktivitastubuh,membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta
mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh (Mubarak, 20013).
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk proses danf
ungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter and Perry, 2010).

B. ETIOLOGI

Faktor-faktor yang mempengaruhi:


1. Fisiologis
a. Intake nutien
1) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
2) Pengetahuan
3) Gangguan menelan
4) Perasaan tidak nyaman setelah makan
5) Anoreksia
6) Nausea dan vomitus
7) Intake kalori dan lemak yang berlebih
b. Kemampuan mencerna nutrient
1) Obstruksi saluran cerna
2) Malaborbsi nutrient
3) DM

2
2. Kebutuhan metabolism
a. Pertumbuhan
b. Stres
c. Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
d. Kanker
3. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
4. Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
5. Sumber ekonomi
Tinggal sendiri, Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas
memasak untuk menyediakan makanannya.
6. Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan kesulitan
untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan dan menyediakan
makanannya sendiri.
7. Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka sendiri.
Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya seimbang.
8. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah berbelanja,
memasak atau memakan makanannya.
9. Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan
pengonsumsian makanan yang bergizi.
10. Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
11. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia lain yang
lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan
mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

3
C. TANDA DAN GEJALA
1. Defisit nutrisI 
a. Data mayor-
 Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal b.
b. Data minor
 Cepat kenyang setelah makan-
 Kram/nyeri abdomen
 Nafsu makan menurun
 Bising usus hiperaktif
 Otot pengunyah lemah
 Otot menelan lemah
 Membran mukosa pucat
 Sariawan
 Serum albumin turun
 Rambut rontok berlebihan
 Diare
2. Berat badan lebiha.
 Data mayor
 IMT > 25 kg (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari presentil
95 (pada anak 2-18 tahun)
3. Data minor
 Tebal lipatan kulit trisep >25 mm

4
D. PATWAY

Penyakit saluran Status Kesehatan Gaya hidup dan Kebutuhan metabolisme


penceraan menurun kebiasaan untuk pertumbuhan

Kebiasaan mengkonsumsi
Erosi muokosa lambung
Kelemahan otot makanan yang tidak Peningkatan intek
menelan sehat nutrisi

Menurunnya tonus
dan peristaltik lambung
Gangguan menelan Kelebihan zat didalam
makan tubuh yang tidak
Kebutuhan energi
dibutuhkan
meningkat
Refluksi duodenum ke
lambung Penyerapan di dalam
Asupan nutrisi tidak tubuh tidak semmpurna
Mudah lapar
terpenuhi
Mual

Nafsu makan
Penurunan barat
meningkat
Muntah badan

Ketidak seimbangan Sering makan


nutrisi: kuran dari
Resiko ketidak seimbangan
kebutuhan tubuh
nutrisi: lebih dari kebutuhan
Peningkatan berat
tubuh
badan

Ketidak seimbanngan
nutrisi: lebih dari
kebutuhan tubuh
5
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan
laboratoriumdengan ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
 Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
 Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
 Hb (N: 12 mg %).
 BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
 Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5-
1,0mg/100 ml).

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Pemberian Nutrisi Melalui Oral

Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang


dilakukanpada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara se
ndiri dengan caramembantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut),
bertujuan memenuhikebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan
pada pasien.

o Tentukan kebutuhan pemberian makanan melalui enteral


o Dorong pasien agar memilih makanan yang agak lunak
o Sajikan makanan yang dengan bentuk yang menarik dan menyenangkan
o Dapat meningkatkan nafsu makan klien
o Dapat mengidentifikasi gangguan pola makan pada klien
o Menigkatkan pengetahuan pasien agar lebih kooperatif
o Mengetahui jumlah kalori, tipe makanan yang diperlukan dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien
o Memudahkan proses intake nutrisi
o Memudahkan proses pemec ahan makanan
o .Menigkatkan nafsu makan pasien

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
I. PENGKAJIAN
a. Riwayat keperawatan dan diet

6
 Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
 Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus
 Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periodewaktunya?d.
 Adakah toleransi makan/minum tertentu

b. Faktor yang memengaruhi diet


 Status kesehatan.
 Kultur dan kepercayaan.
 Status social ekonomi.
 Faktor psikologis.
 Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet

c. Pemeriksaan fisik

 Keadaan fisik: apatis, lesu.


 Berat badan: obesitas, kurus(underweight)
 Otot: flaksia/lemah, tonus kurang tenderness tidak mampu bekerja.
 Sistem saraf: bingung, rasa terbakar paresthesiareflek menurun.
 Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaranliver/lien.
 Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal,
tekanandarah rendah/tinggi.
 Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
 Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.i)
 Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa
pucat. j)
 Gusi: pendarahan, peradangan.
 Lidah: edema, hiperemis.
 Gigi: karies, nyeri, kotor.
 Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi
 Kuku: mudah patah.
 Pengukuran antropometri:

7
 Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
 Lingkar pergelangan tangan
 Lingkar lengan atas (MAC):

Nilai normal Wanita : 28,5 cm

Pria : 28,3 cm

 Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):


Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
Atau dapat dilakukan dengan metode “A, B, C, D” yakni sebagai berikut:

 
a) Anthropometric measurement
 Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan
mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.Pengukuran
anthopometrik terdiriatas:
 
 Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita
dilakukandalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada
bayi pada posisi terbaring.Satuan tinggi badan adalah cm atau
inchi
 Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah
timbangan manual,meskipun ada alat ukur yang mengunakan
system digital elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10%
atau 0.9 x (tinggi badan -100). Hal-hal yangharus diperhatikan
dalam mengukur berat badan:

 Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap


kali menimbang
 Menimbang tanpa alas kaki

8
 Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya
setiap kalimenimbang 
 Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum
dan sesudahmakan

 Tebal lipatan kulit


Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada
tubuh, mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal,
atau obesitas. Area yang seringdigunakan untuk pengukuran ini
adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold) [TSF] skapula, dan
suprailiaka.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran
antara lain:
 Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah
kesalahan padahasil pengukuran. 
 Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
 Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien
yang tidak dominan
 Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah
lengan atas, antaraakronim dan olekranon
 Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
 Alat ukur yang digunakan adalahkapiler.
 Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5cm
 Lingkar TubuhUmumnya area tubuh yang
digunakan untuk pengukuran ini kepala,dada, dan
otot bagian lengan atas (LILA).

b) Biochemical data

Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan


pemeriksaanlaboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang
meliputi pemeriksaanhemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin
berfungsi untuk memeliharakesembangan cairan dan elektrolit serta
untuk transportasi nutrisi dan hormone

9
 Hemoglobin normal Pria : 13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
 Hematokrit normal Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
 Albumin normalPria dan wanita: 4-5,2 g/dl

c) Clinical sign of nutrional status

Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda


abnormaltersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga
fisiologisnya.

No Bagian Tubuh Tanda klinik Kemungkinan


kekurangan

1 Tanda umum Penurunan berat badan Kalori,Air, dan


dehidrasi, haus vitamin A
pertumbuhan terhambat

2 Rambut Kekuningan Protein


kekurangan pigmen,kusut

3 Kulit Deatitis Niasin, riboflavin,


Dermatosis pada bayi biotin
Petechial hemorrhages Lemak
Eksema Asam askorbat

4 Mata Photopobia Riboflavin


Rabun senja Vitamin A

5 Mulut Stomatitis Riboflavin


Glositis Niasin, asam folik,
vitamin B12, zat
besi

6 Gigi Karies Flour

7 Neuromoskuler Kejang otot Vitamin D


Lemah otot

8 Tulang Riketsia Vitamin D

9 Gastrointestinal Anoreksia Mual dan muntah Thiamin, garam


dapur, NaCl

10
10 Endokrin Gondok Iodium

11 Kardipovaskuler Pendarahan peny, Jantung, Vitamin K, thiamin,


anemia pyridoxine, zat besi

12 Sistem saraf Kelainan mental dan saraf Vitamin B12

d) Dietery history

Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau


suatu populasi penduduk. Sedangkan diet seimbang adalah diet yang
memberikan semua nutrien dalam jumlah yang memadai, tidak terlalu banyak
dan juga tidak terlalu sedikit.

II. DIAGNOSA

1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak adekuatan


intake nutrisi

III. INTERVENSI

Intervensi Rasional
1. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien. - Mengetahui kekurangan nutrisi klien.

2. Kaji penurunan nafsu makan klien. - Agar dapat dilakukan intervensi dalam
pemberian makanan pada klien.

3. Jelaskan pentingnya makanan bagi proses - Dengan pengetahuan yang baik tentang

11
penyembuhan. nutrisi akan memotivasi untuk
meningkatkan pemenuhan nutrisi

4. Ukur tinggi dan berat badan klien. - Membantu dalam identifikasi malnutrisi
protein-kalori, khususnya bila berat badan
kurang dari normal

5. Dokumentasikan masukan oral selama 24 - Mengidentifikasi ketidakseimbangan


jam, riwayat makanan, jumlah kalori kebutuhan nutrisi.
dengan tepat (intake).
6. Ciptakan suasana makan yang - Membuat waktu makan lebih
menyenangkan. menyenangkan, yang dapat meningkatkan
nafsu makan
7. Berikan makanan selagi hangat. - Untuk meningkatkan nafsu makan.
8. Berikan makanan dengan jumlah kecil dan - Untuk memudahkan proses makan.
bertahap.
9. Menyarankan kebiasaan untuk oral hygine - Meningkatkan selera makan klien.
sebelum dan sesudah makan.
10. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
- Ahli gizi adalah spesialisasi dalam ilmu
membantu memilih makanan yang dapat
gizi yang membantu klien memilih
memenuhi kebutuhan gizi selama sakit
makanan sesuai dengan keadaan sakitnya,
usia, tinggi, berat badannya.

REFERENSI

12
Carpenito, Linda Jual. 2012. Buku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku


2.Jakarta:Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. 2017.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasidalam
Praktik . Jakarta: EGC 

Nanda NIC-NOC.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan DiagnosaMedis EdisiRevisi


Jilid 1. Jakarta: ECG

 Nanda NIC-NOC.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi


Revisi Jilid 2. Jakarta: ECG

Potter & Perry. 2010.Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan, Buku 3


Edisi7 .Jakarta: ElsevierTarwoto, Wartonah. 2016.

 Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:Salemba MedikaTim Pokja SDKI
DPP PPNI. 2017.

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi danindikator diagnostik . Jakarta Selatan :


DPP PPN

13

Anda mungkin juga menyukai