Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (NUTRISI)

DI RS IBNU SINA MAKASSAR

DI SUSUN OLEH:
RAHMAWATI
PO713201181183

CI LAHAN CI INSTITUSI

(................................) (..................................)

PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2019- 2020
KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI

A. DEFINISI
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat
penting. Nutrisi sangat penting bagi tubuh manusia karena nutrisi merupakan
kebutuhan vital bagi semua makhluk hidup. Nutrisi itu sendiri sangat bermanfaat bagi
bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh kita.
Sehingga bisa menyebabkan nutrisi untuk tubuh kita .
Pemberian nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat dilakukan
dengan cara membantu memenuhinya melalui oral (mulut), enteral (pipa lambung),
atau parenteral, ketiga cara tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien.
B. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin di tandai dengan penghancuran sel-sel betapancreas
yang di sebabkan oleh :
a. Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderunga genetic kearah terjadinya diabetes tipe I
b. Faktor imunologi (autoimun)
c. Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan estruksi sel beta
2. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Faktor resiko yag berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II :
a. Usia
b. Obesitas
c. Riwayat dan keluarga
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3, yaitu :
(sudoyo Aru,dkk 2009)
a. < 140 mg/dL  normal
b. 140-<200 mg/dL  toleransi glukosa terganggu
c. ≥200 mg/dL  diabetes

(NANDA,NIC-NOC,2015,jilid 1;188)

3. Fisiologis
a. Intake nutien
1) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
2) Pengetahuan
3) Gangguan menelan
4) Perasaan tidak nyaman setelah makan
5) Anoreksia
6) Nausea dan vomitus
7) Intake kalori dan lemak yang berlebih
b. Kemampuan mencerna nutrient
1) Obstruksi saluran cerna
2) Malaborbsi nutrient
3) DM
4. Kebutuhan metabolisme
a. Pertumbuhan
b. Stres
c. Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
d. Kanker
5. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
6. Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
7. Sumber ekonomi
Tinggal sendiri, Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas
memasak untuk menyediakan makanannya.
8. Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan kesulitan untuk
berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan dan menyediakan
makanannya sendiri.
9. Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka sendiri.
Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya seimbang.
10. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah berbelanja,
memasak atau memakan makanannya.
11. Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan
pengonsumsian makanan yang bergizi.
12. Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
13. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia lain yang
lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan mengakibatkan
kemunduran nutrisi yang semakin jauh.
14. Jenis Kelamin
Metabolisme  basal pada laki laki lebih besar dibandingkan dengan wanita pada laki laki
dibutuhkan BMRIO Kkal /kg/bb/jam dan pada wanita oigkkal/kg/bb/jam
15. Tinggi badan dan berat badan
Tinggi badan dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh,semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar pengeluarn panas ,sehingga kebutuhn metabolisme
basal tubuh juga menjadi besar
16. Status kesehatan
Nafsu makan yg baik adalah tanda yg sehat

C. FISIOLOGI
Dalam sistem pencernaan, terjadi proses pencernaan untuk menyediakan nutrisi tubuh. Proses
tersebut meliputi ingesti, digesti, absorbsi, metabolisme, dan eksresi. (Asmadi.2008; 74).
1. Ingesti
Ingesti adalah proses masuknya makanan dan cairan dari lingkungan ke dalam tubuh
melalui proses menealn baik melalui koordinasi gerakan volunter dan involunter. Tahap
pertama pada proses ingesti ini adalah koordinasi otot lengan dan tangan membawa
makanan ke mulut. Makanan di mulut terjadi proses mengunyah yaitu proses
penyederhanaan ukuran makanan yang melibatkan gigi, kontrol volunter otot mulut, gusi,
dan lidah. Proses mengunyah ini dilakukan secara sadar dan diatur oleh sistem saraf
pusat. Proses mengunyah ini dilakukan untuk memudahkan makanan masuk ke dalam
esofagus dan tidak mengiritasinya. Dalamproses mengunyah ini, terjadi pencampuran
makanan dengan saliva. Bercampurnya saliva ini bukan hanya menyebabkan terjadi
pemecahan ukuran makanan di mulut, melainkan juga terjadi proses digesti. Hal tersebt
disebabkan terdapatnya kandungan enzim ptialin dalam saliva, yang dapat mengubah
amilum menjadi maltosa. Saliva juga membuat proses menelan lebih mudah sebab
mengandung banyak air yang berfungsi sebagai pelumas.
Tahap selanjutnya makanan dikunyah adalah proses menelan. Menelan merupakan
bergeraknya makanan dari mulut ke esofagus menuju ke lambung. Proses menaln ini
terjadi secara refleks akibat penekanan pada bagian faring. (Asmadi.2008; 75).

2. Digesti
Digesti merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang dibaea
ke dalam lambung dan usus halus. Pada proses digesti ini terjadi penyederhanaan ukuran
makanan sampai dapat diabsorbsi oleh intestinal. Organ pencernaan yang berperan pada
proses ini diantaranya adalah mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, dan kolon.
(Asmadi.2008; 75).

3. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses nutrien diserap usus melalui saluran darah dan getah
bening menuju ke hepar. Proses absorbsi ini tidak merata di tiap bagian saluran
pencernaan. Misalnya, di lambung hanya terjadi proses absorbsi alkohol, pada usus halus
terjadi proses absorbsi yang paling utama yaitu 90% dari nutrien yang sudah dicerna dan
sedikit absorbsi air. Secara spesifik, absorbsi yang dilakukan pada usus halus adalah
sebagai berikut: pada usus halus bagian atas mengabsorbsi vitamin yang larut dalam air,
asam lemak, dan gliserol, natrium, kalsium, Fe, serta klorida. Usus halus bagian tengah
mengabsorbsi monosakarida, asam amino, dan zat lainnya. Sedangkan usus halus bagian
bawah mengabsorbsi garam empedu dan vitamin B12. Absorbsi air paling banyak
dilakukan di kolon. (Asmadi.2008; 77).

4. Metabolisme
Metabolisme adalah proses akhir penggunaan makanan dalam tubuh yang meliputi
semua perubahan kimia yang dialami zat makanan sejak diserap oleh tubuh hingga
dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah. Proses metabolisme terjadi berbeda – beda
berdasarkan jenis nutrien. (Asmadi.2008; 78).
Metabolisme zat nutrisi terdiri atas tiga proses utama, yaitu:
a.Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida, dan air (glikogenolisis).
b. Anabolisme glukosa menjadi glikogen yang akan disimpan (glikogenesis).
c.Katabolisme asam amino dan gliserol menjadi glukosa untuk energi
(glukoneogenesis). (Potter & Perry.2010; 281).
Glukosa yang merupakan hasil akhir digesti karbohidrat akan mengalami proses
oksidasi dan menghasilkan kalori, energi, dan zat buangan seperti karbondioksida. Bila
glukosa ini tidak dipakai sebagai sumber energi, maka glukosa akan mengalami proses
glikogenesis dan menghasilkan glikogen yang kemudian disimpan di hepar dan otot. Bila
sewaktu – waktu glukosa kurang, maka glikogen diubah kembali menjadi glukosa
(glikolisis). (Asmadi.2008; 78).
Protein oleh tubuh digunakan untuk aktivitas dalam tubuh, sistem imun dan
normalisasi pertumbuhan, memproduksi enxim, memelihara sel, perbaikan jaringan, dan
menjadi keseimbangan cairan tubuh. Bila kekurangan protein, maka dapat menyebabkan
terjadinya edema, asites, dan gangguan pertumbuhan. (Asmadi.2008; 78).
Jenis Metabolisme:
a. Metabolisme Karbohidrat
b. Metabolisme karbohidrat yang berbentuk monosakarida dan disakarida diserap
melalui mukosa usus. Setelah proses penyerapan (di dalam pembuluh darah),
semua berbentuk monosakarida. Bersama – sama dengan darah, karbohidrat ini
di bawa ke hati.
c. Monosakarida (fruktosa, galaktosa, serta glukosa) yang masuk bersama – sama
darah dibawa ke hati. Di hati, ketiga monosakarida ini diubah menjadi glukosa
dan dialirkan melalui pembuluh darah ke otot untuk dibakar, membentuk
glikogen melalui proses glikoneogenesis. (AAA.Hidayat.2006; 64).
d. Metabolisme Lemak
Lemak diserap dalam bentuk gliserol asam lemak. Gliserol larut dalam air
sehingga dapat diserap secara pasif, lagsung memasuki pembuluh darah dan
dibawa ke hati. Melalui beberapa proses kimiawi, gliserol diubah menjadi
glikogen, selanjutnya mengikuti metabolisme hidrat arang sampai menghasilkan
tenaga. Jadi, gliserol diubah menjadi tenaga melewati proses yang dilakukan
oleh karbohidrat. Asam lemak yang telah membentuk emulsi setelah melewati
dinding usus halus memasuki pembuluh limpa. Bersama – sama dengan getah
bening emulsi, lemak dibawa ke dalam darah. Pertemuan pembuluh darah
bening dengan pembuluh darah terjadi pada vena porta.
e. Bersama – sama dengan darah, sebagian emulsi asam lemak dibawa ke hati dan
dibentuk menjadi trigliserida yang akan dialirkan kembali ke dalam pembuluh
darah. Trigliserida yang dialirkan kembali ke dalam pembuluh darah tersebut
adalah lipoprotein. Metabolisme lemak menghasilkan tenaga berbentuk ATP
dengan sisanya hidrogendioksida dan karbondioksida. Lemak akan dibakar
mempunyai hasil sampingan yang disebut kolesterol. (AAA.Hidayat.2006; 64).
f. Metabolisme Protein
Pada umumnya protein diserap dalam bentuk asam amino dan bersama – sama
dengan darah di bawah ke hati, kemudian dibersihkan dari toksin. Proses
masuknya asam amino dapat dikatakan tidak bersifat dinamis dan selalu
diperbarui. Asam amino yang masuk tidak sebanding dengan jumlah asam
amino yang diperlukan untuk menutupi kekurangan amino yang dipakai oleh
tubuh. (AAA.Hidayat.2006; 65).
5. Ekskresi
Ekskresi yaitu proses pembuangan zat – zat sisa metabolisme dalam tubuh untuk
menjaga homeostatis. Caranya melalui defekasi, miksi, diaforesis, ekspirasi. Defekasi
ialah mengekskresi sisa metabolisme berupa fese melalui saluran cerna. Miksi membuang
sisa metabolisme dalam bentuk urin yang dikeluarkan oleh urogenitalia. Diaforesis
merupakan mengeluarkan air dan karbondioksida. (Asmadi.2008; 78).

D. TANDA DAN GEJALA


1. Gigi tidak lengkap dan ompong
2. Nafsu makan menurun
3. Lesu
4. Tidak semangat
5. BB kurang / lebih dari normal
6. Perut terasa kembung
7. Sukar menelan
8. Mual muntah
9. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis,
asin, asam, dan pahit.
10. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
11. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
12. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
13. Penyerapan makanan di usus menurun

E. PATOFISIOLOGI
Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan menunjukkan banyak patologi
yang dapat mempengaruhi system organ lain : perdarahan, perforasi, obstruksi, inflamasi dan
kanker. Lesi congenital, inflamasi, infeksi, traumatic dan neoplastik telah ditemukan pada
setiap bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal dicurigai, terdapat banyak
factor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stress dan ansietas sering menjadi keluhan utama
berupa indigesti, anoreksia/ gangguan motorik usus, kadang-kadang menimbulkan
konstipasi/ diare.
Selain itu status kesehatan mental, factor fisik: seperti kelelahan dan ketidakseimbangan/
perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat mempengaruhi saluran gastrointestinal sehingga
menyebabkan perubahan nutrisi ( Smeltzer, 2002).

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)
b. Transferin (N:170-25 MG/100 ML)
c. Hb (N: 12 MG%)
d. BUN (N:10-20 mg/100ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N :LAKI-LAK1: 0,6-1,3 MG/100 ML,WANITA: 0,5
1,0 MG/ 100 ML)
2. Pengukuran antropometri :
a. BB ideal : (TB – 100) ± 10 %
b. Lingkar pergelangnan tangan
c. Lingkar lengan atas (LLA)

Nilai normal wanita : 28,5 cm

Pria : 28,3 cm

d. Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)


Nilai normal wanita : 16,5 – 18 cm

Pria : 12,5 -. 16,5 cm

e. Clinis

Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi yang digunakan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti : kulit,
rambut, dan mata.

f. Diet

Makanan yang dimakan jenisnya dan porsinya.

G. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. Nutrisi enternal

Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi meliputi


metode enternal (melalui sistem pencernaan). Nutrisi enternal juga disebut sebagai
nutrisi enternal total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan makanan
atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dalam transport makanan ke
usu halus terganggu.

b. Nutrisi parentral

Nutrisi parentral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN) atau
hiperalimentasi intravena, diberikan jika saluran gastro intestinal tidak berfungsi
karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan
penyerapan terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intervena seperti melalui
kateter vena sentral ke vena keva superior, makanan parenteral adalah larutan
dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan unsure renik.

2. Keperawatan
a. Menstimulasikan nafsu makan
 Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang di
sesuaikan dengan kondisi klien.
 Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang anoreksia.
 Hindari terapi yang tidak menenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum atau
sesudah makan.
 Berikan lingkungan rapid an bersih yang bebas dari pengelihatan dan bau yang
tidak enak.
 Kurang stress psikologi.

H. KOMPLIKASI NUTRISI
1. Kurang dari Kebutuhan Nutrisi
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Kondisi ketika
individu, yang tidak puasa, mengalami atau berisiko mengalami ketidakadekuatan asupan
atau metabolisme nutrien untuk kebutuhan metabolisme dengan atau tanpa disertai
penurunan berat badan. Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi kebutuhan matabolisme.
Tanda klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal
b. Tinggi badan dibawah ideal
c. Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e. Adanya penurunan albumin serum
f. Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab :
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker
b. Disfagia karena adanya kelainan
c. Penurunan absrobsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
d. Nafsu makan menurun.

2. Lebih dari Kebutuhan Nutrisi


Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. Kondisi ketika individu mengalami
atau berisiko mengalami kenaikan berat badan yang berhubungan dengan asupan yang
melebihi kebutuhan metabolik. Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis :
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
d. Adanya jumlah asupan yang berlebihan
e. Aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
a. Perubahan pola makan
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.

3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Perubahan pola makan normal yang mengakibatkan perubahan berat
badan. Munculnya resiko perubahan pola makan normal yang mengakibatkan peningkatan
berat badan

4. Malnutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot,
dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa , konjungtiva, dan lain – lain.

5. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.

6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

7. Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering
dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.

8. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan pengkonsumsian lemak secara
berlebihan.

9. Anoreksia Nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai
dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan
kelebihan energi.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
2. Data Objektif

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Berat badan berlebih berhubungan dengan
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan
3. Diare berhubungan dengan

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
DX KRITERIA
HASIL
1 1.      1.    

2
3
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO JAM/ IMPLEMENTASI EVALUASI
DX TANGGAL

E. EVALUASI KEPERAWATAN

NO JAM/ EVALUASI TTD


DX TANGGAL

1 S:
O:
A:
P:

2 S:
O:
A:
P:

3 S:
O:
A:
P:

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai