Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

CARING DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

Nama Kelompok :
1. I Gusti Agung Gde Indira Prasadha 13
2. Ni Luh Desi Diartami 14
3. Putu Risma Aria Pradnyadewi 15

Kelas B Semester I Profesi Ners

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
DENPASAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit memiliki peran dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kualitas

Pelayanan kesehatan dinilai dari pelayanan keperawatan. Keperawatan

merupakan salah satu bentuk pelayanan professional dalam memberikan

asuhan keperawatan yang bermutu (Widyawati, 2012). Salah satu peningkatan

mutu asuhan keperawatan adalah dengan menerapkan perilaku caring

(Nursalam, 2011).

Menurut Watson (1979) dalam Sudartha, yang terkenal dengan Theory

of Human Caring, menyatakan bahwa caring sebagai jenis hubungan antara

pemberi dan penerima asuhan keperawatan untuk meningkatkan dan

melindungi pasien, sehingga mempengaruhi kesanggupan pasien untuk

sembuh. Caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar, dan

menjadi fokus sentral dari keperawatan (Sudarta, 2015). Terutama dalam

keperawatan maternitas, caring sangat diperlukan dalam hubungan kesehatan

antara perawat dengan ibu dan anak, sehingga bisa meningkatkan dejarat

kesehatan demi menurunkan risiko angkat kematian yang dialami.


B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan caring ?

2. Bagaimanakah caring dalam keperawatan maternitas ?

C. Tujuan Penulisan

Dari beberapa rumusan masalah tersebut, maka didapatkan tujuan

penulisan sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui tentang definisi atau pengertian dari caring.

2. Dapat memahami secara khusus mengenai caring dalam keperawatan

maternitas.

D. Manfaat Penulisan

Dari tujuan penulisan yang telah disebutkan, maka didapatkan manfaat

penulisan sebagai berikut :

1. Mampu untuk mengetahui tentang definisi atau pengertian dari caring.

2. Mampu untuk memahami secara khusus mengenai caring dalam

keperawatan maternitas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Caring

Caring merupakan suatu perilaku atau tindakan yang dilakukan untuk

memberikan rasa aman secara fisik dan emosi dengan orang lain secara tulus. Caring

merupakan sentral untuk praktek keperawatan, seorang perawat dituntut untuk lebih

peduli kepada pasien. Caring adalah sentral dalam praktik keperawatan karena caring

merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana seorang perawat

professional dalam bekerja harus lebih perhatian dan bertanggung jawab kepada

kliennya. Caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik

keperawatan, seorang klien yang sedang dirawat di rumah sakit sangat mengharapkan

perhatian dan bantuan dari perawat yang profesional, klien berharap perawat

professional dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat, klien menginginkan

penderitaannya segera diselesaikan, dll. (Dedi, Setyowati, dan Yati. 2018).

Konsep Caring dapat dianggap sebagai konsep yang abstrak, dengan demikian

memupuk sikap caring pada mahasiswa keperawatan sangat penting, caring tidak

cukup untuk diajarkan namun lebih dari itu harus ditanamkan melalui perilaku

keseharian, sehingga caring akan menjadi pola perilaku mahasiswa keperawatan.

Nilai-nilai yang diyakini harus dimiliki oleh seorang perawat professional, seperti

kejujuran, ketulusan dan keikhlasan dalam memberikan pelayanan, keramahan, sopan

santun, tanggungjawab, empati, harus ditanamkan pada calon perawat atau pada
mahasiswa yang sedang menempuh studi di pendidikan keperawatan. (Kusnanto.

2019).

B. Caring Dalam Keperawatan Maternitas

Kondisi pasien pada kasus maternitas menggambarkan kondisi dengan tingkat

ketergantungan tinggi, sehingga ibu membutuhkan bantuan perawat untuk

memfasilitasi pemenuhan kebutuhan diri dan bayinya dan mendukung pencapaian

kemandirian secara bertahap sampai ibu dapat memenuhi kebutuhan diri dan bayinya

secara optimal tanpa bantuan orang lain. Peran perawat sangat penting dalam

memfasilitasi ibu pascaseksio sesarea memenuhi kebutuhannya. Perawat maternitas

dapat memberikan pelayanan secara holistik meliputi pelayanan fisik, psikososial,

dan spiritual. (Hodiko, Atik dan Setyowati. 2015).

1. Sikap peduli pada pemenuhan kebutuhan pasien

Perawat jika mendengar bel berbunyi segera mendatangi klien dengan tetap

melakukan komunikasi yang ramah. Temuan ini didukung oleh beberapa teori yang

menyatakan sikap peduli dimanifestasikan oleh perawat dengan sikap cepat tanggap

dalam memenuhi kebutuhan klien, cepat melayani klien, peduli dengan keadaan dan

penderitaan klien, mempunyai integritas pribadi yang kuat, memiliki respons positif

dalam menerima, dan berperilaku caring kepada orang lain.

2. Bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan pasien

Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas akan terlihat dari seorang perawat

profesional dengan menampilkan perilaku caring dalam seluruh aktivitas pelayanan

keperawatan. Inti rasa tanggung jawab itu adalah kepekaan perawat terhadap
penderitaan klien, keluarga, dan peduli dengan situasi serta kondisi lingkungan

dimana klien dirawat, merupakan perilaku caring perawat. Perilaku caring merupakan

bentuk tanggung jawab perawat terhadap perannya.

3. Ramah dalam melayani pasien

Sikap ramah perawat akan membuat klien merasa akrab dan dekat dalam

hubungan interpersonal dengan perawat, sehingga klien bebas mengungkapkan

keluhan. Dengan demikian, perawat akan mendapatkan informasi yang lengkap

mengenai data yang dibutuhkan dari klien dan keluarganya.

4. Sikap tenang dan sabar dalam melayani pasien

Sikap tenang dan sabar ditunjukan oleh empat dari enam partisipan dalam

studi ini. Mereka bersikap tenang dalam melayani klien walaupun kesibukan rutinitas

harus mereka hadapi. Perawat yang tenang dan sabar dalam melayani klien akan

memberi rasa nyaman kepada klien yang dirawat dirumah sakit dan membutuhkan

bantuan perawat. Perasaan nyaman akan membantu klien untuk memperoleh

kesembuhan karena secara psikologis klien akan merasa aman ketika dilayani

perawat yang tenang dan penuh kesabaran.

5. Selalu siap sedia dalam memenuhi kebutuhan pasien

Secara umum selalu siap sedia memenuhi kebutuhan dasar pasien totalitas

pelayanan yang dilakukan perawat kepada pasien sebagai cara untuk memberikan

pelayanan yang maksimal sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pasien dan

keluarganya. Upaya maksimal perawat dalam memberikan tindakan terbaik bagi

pasien dapat memberikan kepuasan pelayanan kepada pasien dan keluarganya.

Perbaikan kualitas caring perawat dapat dilakukan dengan meningkatkan


kenyamanan pasien, membangun rasa percaya antara perawat dan pasien sehingga

dapat meningkatkan pelayanan keperawatan. (Elisabet, Dedi, Blacius, Sinaga,

Herwinda. 2019).

6. Memberi motivasi kepada pasien

Empat dari enam partisipan selalu memberikan dukungan moral kepada klien

sehingga motivasi klien untuk sembuh dan menghadapi sakitnya lebih besar. Klien

akan tumbuh motivasinya apabila ada dukungan dari orang-orang disekitarnya,

termasuk perawat. Motivasi klien seringkali bersifat fisik. Klien dengan perubahan

fungsi fisik mungkin termotivasi untuk mencapai kesembuhan. Klien yang

termotivasi akan tertarik untuk mempertahankan atau meningkatkan kondisi

kesehatannya, dengan memberikan kerjasama yang baik dalam tindakan keperawatan

yang diterimanya, sehingga klien akan patuh dan taat dalam tindakan dan pengobatan

yang dijalaninya.

7. Sikap empati terhadap pasien

Perawat memiliki sebagian besar interaksi dengan pasien, empati oleh perawat

adalah karakteristik yang diinginkan untuk mendukung pelayanan kesehatan secara

tepat menjadi lebih baik. Empati menjadi salah satu unsur komponen proses quality

of nursing. Indikator proses quality of care tidak hanya mencakup kinerja dan

prosedur teknis keperawatan yang tepat dan benar, tetapi juga melibatkan

keterampilan dan sikap interpersonal, seperti komunikasi empati. Empati dibangun

bertujuan untuk mendukung peningkatan pelayanan dalam perbaikan kondisi pasien.

Empati adalah keterampilan penting untuk membangun hubungan antara penyedia

layanan kesehatan dengan pasien. Empati telah dikaitkan dengan hasil pasien yang
lebih baik yang dikaitkan dengan perawatan diri pasien yang lebih baik, kepuasan

pasien yang lebih tinggi, dan periode penyakit yang dialami pasien semakin pendek.

(Yetti, 2018).
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar, dan

menjadi fokus sentral dari keperawatan, terutama dalam keperawatan

maternitas, caring sangat diperlukan dalam hubungan kesehatan antara

perawat dengan ibu dan anak, sehingga bisa meningkatkan dejarat kesehatan

demi menurunkan risiko angkat kematian yang dialami.

Caring dalam keperawatan maternitas meliputi sikap peduli pada

pemenuhan kebutuhan pasien, bertanggung jawab dalam memenuhi

kebutuhan pasien, ramah dalam melayani pasien, sikap tenang dan sabar

dalam melayani pasien, selalu siap sedia dalam memenuhi kebutuhan pasien,

memberi motivasi kepada pasien, dan sikap empati terhadap pasien.

B. Saran

Untuk pembaca diharapkan dalam membaca makalah ini dapat lebih

mengetahui dan memahami tentang pentingnya Caring Dalam Keperawatan

Maternitas sehingga pemahaman itu dapat diinformasikan kepada orang

banyak dan dapat diaplikasikan untuk diri sendiri serta dilingkungan. Selain

itu kami mengharapkan saran membangun yang dapat menjadi motivasi dalam

pembuatan makalah-makalah berikutnya sehingga pembuatan makalah

berikutnya lebih teliti dan lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Dedi, Setyowati, dan Yati. 2018. Perilaku Caring Perawat Pelaksana Di Sebuah
Rumah Sakit Di Bandung: Studi Grounded Theory.
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/download/198/309. Diakses pada
tanggal 26 Juni 2020.
Elisabet, Dedi, Blacius, Sinaga, Herwinda. 2019. Study Phenomenology: Perilaku
Caring Perawat Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan Di Ruang
Rawat Inap Kelas Iii Kota Bandung.
http://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/jksi/article/download/165/98.
Diakses pada tanggal 27 Juni 2020.

Hodiko, Atik dan Setyowati. 2015. Kemampuan Merawat Pada Ibu Pascaseksio
Sesarea Dan Hubungannya Dengan Nilai Budaya.
https://www.researchgate.net/publication/315369592_Caring_Ability_of_Po
stcaesarean_Mothers_and_It's_Association_with_Cultural_Value/fulltext/5a
1e30640f7e9b9d5effd013/Caring-Ability-of-Postcaesarean-Mothers-and-Its-
Association-with-Cultural-Value.pdf. Diakses pada tanggal 26 Juni 2020.

Kusnanto. 2019. Perilaku Caring Perawat Professional.


http://repository.unair.ac.id/91826/1/BUKU%202019%20MEMBANGUN
%20PERILAKU%20%20CARING%20PERAWAT%20PROFSIONAL.pdf.
Diakses pada tanggal 26 Juni 2020.
Nursalam. 2011. Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan.
Jakarta : Info Medika.

Oktaviana, Yetti, Luky Dwiantoro. 2018. Pengembangan Sikap Empati Perawat


Dalam Patient Center Care Melalui Kepemimpinan Transformasional:
LiteraturReview.https://www.researchgate.net/publication/329537014_Penge
mbangan_Sikap_Empati_Perawat_Dalam_Pelayanan_Yang_Berfokus_Pada
_Pasien_Patient_Center_Care_Melalui_Transformasi_Leadership_Keperawa
tan_Literature_Review. Diakses pada tanggal 27 Juni 2020.

Sudarta, I. W., 2015. Management Keperawatan Penerapan Teoei Model Dalam


Pelayanan Keperawatan. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Widyawati, S.N. (2012). Konsep dasar keperawatan. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai