OLEH :
PUTRI AISYAH
(211030230227)
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Nutrisi adalah ilmu gizi dan bagaimana tubuh menggunakan zat gizi dalam
makanan. Nutrisi memiliki dampak besar dalam kesejahteraan, perilaku, dan
lingkungan manusia (Roshdahl & Caroline Bunker, 2014). Nutrisi adalah
komponen vital bagi keberadaan manusia. Asupan nutrisi yang adekuat penting
untuk kelangsungan hidup sistem tubuh (Muralitharan & Ian, 2015).
Nutrisi merupakan zat-zat gizi dan zat lainnya yang memiliki hubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk segala proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakannya untuk aktivitas-aktivitas penting di dalam tubuhnhya serta
mengeluarkan sisanya. Istilah lain dari nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu
tentang makanan (Tarwoto & Wartonah, 2015). Nutrisi merupakan proses
pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan
menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat & Uliyah
2015).
B. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Menurut Alimul (2015), faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisiadalah
sebagai berikut:
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi
dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah,
tempe merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan
makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa
mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya di beberapa daerah,
terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja.
Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik.
Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat
mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang
sangat baik bagi anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kekurangan variasi makanan, sehinggat tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat
mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi peruahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena
itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan
kondisi perekonomian rendah.
f. Penyakit
Beberapa penyakit tertentu dapat menyebabkan kekurangan nutrisi.
C. Tanda dan Gejala
Seseorang yang mengalami gangguan nutrisi mengalami beberapa tanda dan
gejala antara lain (Herdman dan Kamitsuru, 2015):
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
1) 20% atau lebih berat badan berada di bawah rentang ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare
5) Gangguan sensasi rasa
6) Kehilangan rambut secara berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah dan untuk menelan
8) Ketidakmampuan memakan makanan
9) Kurang informasi
10) Kurang minat pada makanan
11) Nyeri abdomen
12) Sariawan rongga mulut
b. Gangguan menelan
1) Muntah sebelum menelan
2) Ngiler
3) Tersedak sebelum makan
4) Waktu menelan lama dengan konsumsi yang tidak adekuat
5) Menolak makan
c. Berat badan berlebih
1) BMI > 25 kg/m²
d. Kekurangan volume cairan
1) Haus
2) Kulit kering
3) Membran mukosa kering
4) Peningkatan frekuensi nadi
5) Peningkatan suhu tubuh
6) Penurunan berat badan tiba-tiba
7) Penurunan tekanan darah
D. Pathway
Kebutuhan metabolisme
untuk pertumbuhan
Penyakit saluran pencernaan Status kesehatan menurun Gaya hidup dan kebiasaan
Resiko ketidakseimbangan
nutrisi: lebih dari kebutuhan Peningkatan
Ketidakseimbangan nutrisi: tubuh berat badan
kurang dari kebutuhan tubuh
A. Pengkajian Keperawatan
Status gizi seseorang (pasien) dengan gangguan status nutrisi dapat dikaji
dengan menggunakan pedoman A-B-C-D
A : Pengukuran antropometrik (antropometric measurements)
B : Data biomedis (biomedical data)
C : Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical signs)
D : Diet (dietary)
1. Pengukuran antropometrik
Pengukuran antropometrik terdiri atas pengukuran tinggi badan, berat
badan, tebal lipatan kulit, dan lingkar tubuh di beberapa area, misalnya
kepala, dada, dan lengan. Hasil dari pengukuran antropometrik dapat
digunakan untuk mengetahui apakah pasien mengalami kelebihan nutrisi
atau kekurangan nutrisi.
2. Data biomedis
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan data biomedis antara lain
kadar total limfosit, albumin serum, zat besi, transferrin serum, kreatinin,
hemoglobin, hematokrit, keseimbangan nitrogen, dan tes antigen kulit.
3. Tanda-tanda klinis status nutrisi
Tanda-tanda klinis status gizi dapat dilihat antara lain dari pemeriksaan
fisik. Cara fisik penderita defisiensi nutrisi anatra lain berat badan
menurun, lemah, lesu, dehidrasi, dan pertumbuhan terhambat.
Ciri fisik orang dengan status gizi normal antara lain adalah sebagi berikut.
a. Berat badan ideal
b. Rambut bercahaya, kuat, tidak kering, dan tidak mengalami kebotakan
karena usia
c. Daerag di bawah mata tidak berwarna gelap
d. Kulit lembut dan sedikit lembab
e. Mata cerah, tidak terasa perih, dan tidak terlihat adanya penonjolan
pembuluh darah
f. Konjungtiva mata berwarna merah muda
g. Bibir lembab, berwarna merah muda, dan tidak mengalami
pembengkakan
h. Lidah lembab dan berwarna merah gelap
i. Gusi lembab, berwarna merah muda, dan tidak mengalami
pembengkakan
j. Gigi tidak berlubang
4. Diet
Untuk mengetahui riwayat diet seseorang, perawat dapat melakukan
wawancara atau kuisioner untuk mengetahui status gizi, kesehatan, sosial-
ekonomi dan budaya atau kebiasaan orang tersebut yang berpengaruh
terhadap status nutrisinya. Bagian yang perlu diketahui dari wawancara
atau kuisioner ini antara lain riwayat makanan, kemampuan makan,
pengetahuan tentang nutrisi, dan tingkat aktivitas.
Berdasarkan riwayat makanan, perawat dapat mengetahui antara lain pola
makan, tipe makanan yang dihindari atau diabaikan, makanan yang disukai,
pengetahuan tentang nutrisi, dan obat-obatan yang pernah di konsumsi.
Dalam hal kemampuan makan, yang perlu diperhatikan antara lain
kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang
lain.
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan masalah kebutuhan nutrisi
adalah:
1. Kekurangan nutrisi, berhubungan dengan:
a. Penurunan asupan oral
b. Peningkatan kebutuhan kalori
c. Ketidaknyamanan pada mulut
d. Kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat infeksi, luka bakar,
atau kanker
e. Penurunan napsu makan
f. Kesulitan mengunyah
g. Penurunan absorpsi nutrisi
h. Muntah, anoreksia, dan gangguan digesti
i. Depresi, stress, dan isolasi local
2. Kelebihan nutrisi, berhubungan dengan:
a. Perubahan pada indra pengecapan dan penciuman
b. Perubahan pola kenyang akibat efek obat (misalnya kortikosteroid,
antihistamin, dan estrogen) serta radiasi
c. Penurunan pola aktivitas dan gaya hidup
d. Penurunan kebutuhan metabolik
C. Perencanaan Keperawatan
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
Tujuan perawatan untuk gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah:
a. Meningkatkan napsu makan
b. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral
Rencana tindakan yang dapat dilakukan untuk gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan secara umum adalah:
Secara klinis tidak tampak gejala yang khas dari tumor ini. Biasanya
penderita mengeluh rasa tidak enak pada bagian perut. Kadang-kadang
dapat disertai dengan perdarahan pada saluran cerna berupa hematemesis
maupun melena. Gejala ini biasanya timbul sebagai manifestasi dari ulserasi
dan perdarahan. Pada Sebagian kasus dapat dijumpai masa yang palpable
pada abdomen. Teraba massa di abdomen kiri atas didapatkan pada kasus
ini, menunjukkan lokasi gaster. GIST di gaster biasanya timbul dengan
gejala yang samar-samar, termasuk nyeri abdomen, anoreksia, penurunan
berat badan atau perdarahan gastrointestinal, dan mungkin ditemukan dan
dibiopsi pada saat endoskopi digestif bagian atas. Pada pasien ini ditemukan
juga gejala-gejala klinis yang tidak khas seperti mual, muntah, tidak selera
makan, mengalami penurunan berat badan, lemas, hematemesis dan melena
sehingga diagnosis yang muncul pun bervariasi mulai dari hematemesis dan
melena e.c, varises esofagus, suspek awal sirosis hepatis, gastritis erosive .
IMPLEMENTASI
KESIMPULAN
Rosdahl, C.B, et all. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar Edisi 10. Jakarta:
EGC.
OLEH :
PUTRI AISYAH
(211030230227)
Umur
Keluhan utama : :Mual
39 Tahun
dan Muntah 4x/ hari Status Perkawinan : Kawin
Riwayat
Riwayat penyakit saat ini : Pasien di antar oleh istrinya datang ke rumah sakit
tanggal 21 Oktober 2021 jam 10.00 WIB. Dari poli
Pemeriksaan Fisik
Sakit dan
Keadaan Umum: baik sedang lemah
Kesadaran: Compos Mentis
Tanda vital: TD: 90/70 mmHg Nadi: 104 x/mnt Suhu : 37 ºC RR:
24x/mnt
Masalah:
Masalah:
Masalah:
Penglihatan (mata)
Pupil : Isokor Anisokor Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva : Anemis Ikterus Lain-lain:
Lain-lain :
Penginderaan
Pendengaran/Telinga :
Gangguan pendengaran : Ya Tidak Jelaskan:
Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Bentuk : Normal Tidak Jelaskan:
Gangguan Penciuman : Ya Tidak Jelaskan:
Lain-lain
Masalah:
Masalah: -
Nafsu makan: Baik Menurun Frekuensi: 3x/hari
Porsi makan: Habis Tidak Ket: Habis ½ porsi, mual dan muntah
Diet :
Minum : ±350 cc/hari Jenis: air mineral
Mulut dan Tenggorokan
Mulut: Bersih Kotor Berbau
Mukosa Lembab Kering Stomatitis
Tenggorokan Nyeri telan Kesulitan menelan
Pencernaan
Kulit
Warna kulit: Ikterus Sianotik Kemerahan Pucat Hiperpigmentasi
Turgor: Baik Sedang Jelek
Odema: Ada Tidak ada Lokasi
Luka Ada Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka Ada Tidak ada Yang ditemukan :
kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain : tidak ada
Masalah:
Pembesaran Tyroid Ya Tidak
Hiperglikemia Ya Tidak Hipoglikemia Ya Tidak
Endokrin Luka gangren Ya Tidak Pus Ya Tidak
Masalah:
Personal Higiene
Masalah:
Masalah:
Laboratorium
Radiologi/USG, dll
2 : 1 : 1
D. Analisa Data
E. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
ditandai dengan penurunan bb ≥ 10% nafsu makan menurun
2. Retensi urin berhubungan dengan blok spingter ditandai dengan tidak bisa
BAK
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit ditandai
dengan nyeri pada area abdomen, terasa mual
F. Rencana Keperawatan
Nama Pasien : Tn. S Nama Mahasiswa : Putri Aisyah
Ruang : Mawar / II NPM : 211030230227
No.M.R. : 01189378
G. Catatan Perkembangan
Nama Klien : Tn. s
Diagnosis Medis : Gastro Intestinal Stromal Tumor (GIST)
Ruang Rawat : Mawar / II
No No HARI/TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
. DX TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. 1 22 Oktober 2020 11.00 Manajemen Nutrisi
Observasi
1. Mengidentifikasi status
nutrisi
2. Memonitor asupan
makanan
3. Memonitor berat badan
4. Memonitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
5. Memberikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
6. Memberikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
Edukasi
7. Menganjurkan posisi
duduk, jika mampu
Kolaborasi
8. Berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan jika
perlu
2. 2 22 Oktober 2020 12.00 Kateterisasi Urine
Observasi
1. Memeriksa kondisi
pasien
Terapeutik
2. Menyiapkan peralatan,
bahan-bahan dan
ruangan Tindakan
3. Menyiapkan pasien:
bebaskan pakaian bawah
dan posisikan supine
4. Memasang sarung
tangan
5. Membersihkan daerah
perineal dengan
NaCl/Aquades
6. Melakukan insersi
kateter urin dengan
menerapkan prinsip
aseptic
7. Menyambungkan kateter
urin dengan urine bag
8. Mengisi balon dengan
NaCl 0,9%
9. Memfiksasi selang
kateter diatas simpisis/di
paha
10. Memastikan kantung
urin ditempatkan lebih
rendah dari kandung
kemih
11. Memberikan label waktu
pemasangan
Edukasi
12. Menjelaskan tujuan dan
prosedur pemasangan
kateter urin
13. Menganjurkan menarik
napas saat insersi selang
kateter
3. 3 22 Oktober 2020 13.00 Manajemen Nyeri
Observasi
1. Mengidentifikasi
karakteristik, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
2. Mengidentifikasi skala
nyeri
3. Memonitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
4. Memberikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
5. Mengontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
6. Memfasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi
7. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
8. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
9. Menganjurkan monitor
nyeri secara mandiri
10. Menganjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
11. Mengajarkan Teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
12. Berkolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu