Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN DASAR NUTRISI PADA Tn.

T
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DEMAM THYPOID
DI RUANG BELIBIS RSUD WANGAYA
TANGGAL 8 OKTOBER 2020

Oleh :

I PUTU SUARTAMA PUTRA


209012416

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
TAHUN 2020

1
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat,
A. Aziz Alimul, 2015).
Nutrisi adalah zat- zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kessehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan- bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya
(Tarwoto dan Wartonah, 2010).
Nutrisi juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan
proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan penting dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi yang tidak seimbang dalam
tubuh ada yang diakibatkan karena kekurangan nutrisi dan kelebihan nutrisi.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa nutrisi adalah satuan
yang menyusun bahan makanan yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Nutrisi dapat berupa karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral.

2. Etiologi
a. Kekurangan nutrisi
1) Efek dari pengobatan
2) Mual atau muntah
3) Gangguan intake makanan
4) Radiasi atau kemoterapi
5) Penyakit kronis
6) Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
infeksi dan kanker
7) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
1) Kelebihan intake

2
2) Gaya hidup
3) Psikologis untuk konsumsi tinggi kalori
4) Penurunan laju metabolic
5) Latihan atau aktifitas yang tidak adekuat

3. Karakteristik
Gangguan pemenuhan kebutuhan tubuh nutrisi dibagi menjadi beberapa bagian
kategori, yaitu, :
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

4. Faktor Predisposisi
Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah kekurangan nafsu makan yang
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Rasa nyeri
b. Ansietas
c. Depresi
d. Perubahan situasi lingkungan
e. Perbedaan makanan
f. Gangguan intake makanan
g. Waktu pemberian makanan tidak tepat

5. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya gangguan nutrisi :
Berkurangnya makanan yang masuk kedalam tubuh seseorang disebabkan oleh pola
makanan yang tidak teratur ataupun yang dipengaruhi oleh factor nyeri karena
kesulitan saat menelan makanan. Hal tersebut akan menimbulkan hal yang tidak
nyaman, sehingga menyebabkan nafsu makan menurun, timbul gangguan pola makan
dan selanjutnya menyebabkan gangguan nutrisi.

3
Pathway

Penyakit Saluran Status Kesehatan Gaya Hidup Dan Kebutuhan


Pencernaan Menurun Kebiasaan Metabolisme

Erosi Mukosa Kelemahan Otot Kebiasaan Peningkatan Intake


Lambung Menelan Mengkonumsi Nutrisi
Makanan Tidak
Sehat

Menurunnya Tonus/ Gangguan Kelebihan / Kebutuhan Energi


Peristaltik Lambung Menelan Makanan Kekurangan Zat Meningkat
Didalam Tubuh

Refluksi Duodenum Asupan Nutrisi Mudah Lapar/


Ke Lambung Tidak Terpenuhi Nafsu Makan Naik
Penyerapan Tubuh
Tidak Sempurna
Mual / Muntah Penurunan Berat Sering Makan
Badan

Resiko Berat Berat Badan


Badan Lebih Meningkat

Defisit Nutrisi

Resiko Defisit Berat Badan


Nutrisi Lebih

4
6. Gejala klinis
a. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1) Berat badan menurun
2) Lemah
3) Lesu
4) Dehidrasi
5) Mual/muntah
6) Rasa tidak nyaman / tidak enak pada mulut
7) Kesulitan menelan
b. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
1) Kelebihan berat badan
2) Obesitas
3) Nafsu makan meningkat

7. Penilaian Status Gizi


Dengan menggunakan pedoman A-B-C-D
A : Antopometri
B : Biokimia
C : Clinis
D : Diet
a. Antropometri
Antropos( tubuh) dan mathos (ukuran )
Berbagai jenis ukuran, contoh : BB, TB, LLA dan Lipatan Lemak
Penghitung indeks massa tubuh (IMT)
IMT : BB (kg)
TB (M2)

IMT STATUS GIZI KATEGORI


< 17,0, Gizi kurang Sangat kurus
17,0 – 18,5 Gizi kurang Kurus
18,5 – 25,0 Gizi baik Normal
25,0 – 27,0 Gizi lebih Gemuk
> 27, 0 Gizi lebih Sangat gemuk

b. Biokimia

5
Pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan. Contoh : Darah,
Urine, Tinja.
c. Clinis
Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi yang di hubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel. Seperti : kulit
rambut dan mata.
d. Diet
Pengkajian yang dilakukan dengan mewawancarai pasien mengenai makanan
yang di makan, jenis dan porsinya.

8. Pemeriksaan Fisik
Secara fisik ,ciri fisik seseorang dengan status gizi normal antaralain, yaitu :
a. Berat badan ideal
b. Rambut bercahaya, kuat, tidak kering, tidak mengalami kebotakan.
c. Daerah di bawah mata tidak berwarna gelap
d. Kulit lembut dan sedikit gelap
e. Konjungtiva mata berwarna merah muda

9. Penatalaksanaan medis dan keperawatan


a. Penatalaksanan medis
1) Nutrisi enteral
Metode pemberian alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi meliputi
metode enternal (melalui system pencernaan). Nutrisi internal juga disebut sebagai
enternal total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan makanan atau
mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dalam transport makanan ke usus
halus terganggu. Pemberian makanan lewat enterna diberikan melalui selang
nasogastric dan selang pemberian makanan berukuran kecil atau melalui selang
gastronomijeyunostom.
2) Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN) atau
hiperalimentasi intravena, diberikan jika saluran gastro intestinal tidak berfugsi karena
terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapan
terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena

6
sentralke vena kava superior, makanan parental adalah larutan dekstrosa, air, lemak,
protein, elektrolit, vitamin, dan unsurrenik. Semuanya ini memberikan semua kalori
yang dibutuhkan, karena larutan TPN bersifat hipertonik, larutan hanya dimasukkan
ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah.
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Menstimulasikan nafsu makan
a) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien.
b) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksia.
c) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum
atau sesudah makan.
d) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau yang
tidak enak.
e) Kurangi stress psikologi.
2) Membantu klien makan
3) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesui dengan kondoisi.

10. Komplikasi
1) Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
2) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolism karena
kelebihan asupan kalori dan penurunandalam penggunaan kalori.
3) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
4) Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan
kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya
perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,obesitas, dan lain-lain.

7
5) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsi
lemak secara berlebihan .
6) Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai
dengan adanya konstipasi,pembengkakan badan, nyeri abdomen,kedinginan,letergi
dan kelebihan energy.

B. KONSEP DASAR ASUAN KEPERAWATAN

8
a. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi, nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, agama, pekerjaan,
tanggal MRS, nomer registrasi, no. registrasi, dll.
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit
4. Status gizi pasien dapat di kaji dengan pedoman A,B,C,D meliputi
A : Antopometri
Berbagai jenis ukuran, contoh : BB, TB, LLA dan Lipatan Lemak
Penghitung indeks massa tubuh (IMT)
IMT : BB (kg)
TB (M2)

IMT STATUS GIZI KATEGORI


< 17,0, Gizi kurang Sangat kurus
17,0 – 18,5 Gizi kurang Kurus
18,5 – 25,0 Gizi baik Normal
25,0 – 27,0 Gizi lebih Gemuk
> 27, 0 Gizi lebih Sangat gemuk

B : Biokimia
Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin,
hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan
dan elektrolit serta untuk transportasi nutrisi dan hormone
1) Hemoglobin normal
Pria            : 13-16 g/dl
Wanita       : 12-14 g/dl
2) Hematokrit normal
Pria            : 40-48 vol %
Wanita       : 37-43 vol%
3) Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl

C : Clinis
Tanda-tanda klinik untuk mengetahui status individu :

9
No Bagian Tubuh Tanda Klinik Kemungkinan Kekurangan
1 Tanda umum Penurunan berat badan dehidrasi, Kalori, Air, dan vitamin A
haus pertumbuhan terhambat
2 Rambut Kekuningan Protein
kekurangan pigmen, kusut
3 Kulit Deatitis, Dermatosis pada bayi, Niasin, riboflavin, biotin
Petechial hemorrhages, Eksema Lemak, Asam askorbat
4 Mata Photopobia, Rabun senja Riboflavin, Vitamin A
5 Mulut Stomatitis, Glositis Riboflavin, Niasin, asam
folik, vitamin B12, zat
besi
6 Gigi Karies Flour
7 Neuromoskuler Kejang otot, Lemah otot Vitamin D
8 Tulang Riketsia Vitamin D
9 Gastrointestinal Anoreksia Mual dan muntah Thiamin, garam dapur,
NaCl
10 Endokrin Gondok Iodium
11 Kardipovaskuler Pendarahan, penyakit jantung, Vitamin K, thiamin,
anemia pyridoxine, zat besi
12 Sistem saraf Kelainan mental dan saraf Vitamin B12

D : Diet
Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien :

Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll


Pengetahuan tentang nutrisi Penentuan tingkat pengetahuan klien mengenai kebutuhan
nutrisi
Kebiasaan Makanan MI melihat bersama-sama, makan sambil mendengarkan
musik, makan sambil melihat televisi
Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat, suka roti
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis minuman,
jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam, perlu makanan
tambahan atau tidak
Riwayat kesehatan/ Adanya riwayat penyakit diabetus melitus, adanya alergi
komsumsi obat

5. Pemeriksaan Fisik
Meliputi :

10
Area Pengkajian Tanda-Tanda Normal Tanda-Tanda Abnormal
Penampilan umum  dan Gesit, energik, mampu Apatis, lesu, tampak lelah
vitalitas beristirahat dengan baik
Berat badan Dalam rentang normal sesuai Obesitas, underweight
dengan usia dan tinggi badan
Rambut Bercahaya, berminyak dan tidak Kusam, kering, pudar, kemerahan,
kering tipis, pecah/ patah-patah
Kulit Lembut, sedikit lembab, turgor Kering, pucat, iritasi, petichie, lemak
kulit baik di subkutan tidak ada
Kuku Merah muda, keras Mudah patah, berbentuk seperti
sendok
Mata Berbinar, jernih, lembab, Konjungtiva pucat, kering,
konjungtiva merah muda exoptalmus, tanda-tanda infeksi
Bibir Lembab merah muda Kering, pecah-pecah, bengkak, lesi,
stomatitis, membrane mukosa pucat
Gusi Merah muda, lembab Perdarahan, peradangan, berbentuk
seperti spon
Otot Kenyal ,berkembang dengan Fleksia/ lemah, tonus kurang,
baik tenderness, tidak mampu bekerja
System kardiovaskuler Nadi dan tekanan darah normal, Denyut nadi lebih dari 100X/ menit,
irama jantung normal irama abnormal, tekanan darah
rendah atau tingi
System pencernaan Nafsu makan baik, eliminasi Anorexia, konstipasi, diare,
normal dan teratur flatulensi, pembesaran liver
System persarafan Reflek normal, waspada, Bingung, rasa terbakar, paresthesia,
perhatian baik, emosi stabil reflek menurun

b. Diagnose Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Defisit Nutrisi b/d penurunan asupan oral, ketidakmampuan menelan/mencerna
makanan
2. Berat badan lebih b/d kurang aktivitas fisik harian, gangguan krbiasaan makan,
peningkatan intake makanan
3. Resiko defisit nutrisi b/d kurang aktivitas fisik harian, gangguan krbiasaan makan,
peningkatan intake makanan.
4. Resiko berat badan lebih b/d penurunan asupan oral, ketidakmampuan
menelan/mencerna makanan

c. Rencana Tindakan Keperawatan

11
No Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi kebutuhan 1. Mengetahui jenis nutrient
keperawatan selama … x24 jam kalori dan jenis nutrien yang diperlukan oleh pasien
diharapkan kebutuhan nutrisi 2. Kaji adanya alergi 2. Mengetahui pantangan
adekuat dengan criteria hasil : makanan makanan pasien
1. Mampu meningkatkan nafsu 3. Jaga kebersihan mulut 3. Mulut yang bersih
makan 4. Monitor asupan makanan meningkatkan nafsu makan
2. BB meningkat secara dan monitor berat badan 4. Mengevaluasi efektifitas
bertahap 5. Sajikan makanan yang dari asupan makanan
3. Mampu memonitor BB ideal mudah dicerna dalam 5. Meningkatkan selera makan
4. Mampu mempertahankan keadaan hangat, tertutup dan intake makan
asupan makanan dan dan diberikan sedikit – 6. Membantu meningkatkan
minuman bernutrisi sedikit tapi sering nafsu makan
6. Berikan suplemen 7. Memberi informasi tetntang
makanan diet yang tepat dan sesuai
7. Edukasi tentang dengan pasien
pentingnya nutrisi proses 8. Menentukan jenis nutrient
penyembuhan yang efektif sesuai
8. Kolaborasi dengan ahli kebutuhan pasien
gizi tentang penentuan
diet
2 Setelah diberikan asuhan 1. Monitor intake makanan 1. Mengetahui jumlah kalori
keperawatan … x24 jam dalam 24 jam yang masuk
diharapkan px tidak kelebihan 2. Beri motivasi untuk 2. Membantu memecahkan
nutrisi dengan criteria hasil : menurunkan berat badan masalah berat badan
1. Px mampu mempertahankan 3. Beri makanan sesuai 3. Memaksimalkan nutrisi
BB ideal program sesuai kebutuhan
2. Px mampu mengontrol porsi 4. Buat jadwal latiahan 4. Memaksimalkan fungsi
makanan untuk olahraga energy
3. Px mampu memonitor BB 5. Fasilitasi menentukan 5. Menentukan target yang
4. Px mampu menetapkan target berat badan yang ingin dicapai oleh pasien
latihan rutin realistis 6. Memberi informasi tentang
6. Edukasi tentang diet diet yang tepat dan sesuai

12
sehat dan akibat yang dengan pasien
mungkin timbul pada 7. Menentukan jenis nutrien
orang yang mengalami yang efektif sesuai
kelebihan nutrisi kebutuhan pasien
7. Kolaborasi dengan ahli
gizi

3,4 Setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi kebutuhan 1. Mengetahui kebutuhan jenis


keperawatan … x24 jam kalori dan jenis nutrien nutrient pasien
diharapkan tidak terjadi resiko 2. Monitor asupan nutrisi 2. Mengetahi asupan nutrisi
kelebihan/defisit nutrisi dengan dan kalori yag masuk pada pasien
criteria hasil : 3. Monitor berat badan 3. Menentukan berat badan
1. Menjaga asupan kalori sesuai 4. Beri makanan sesuai ideal pasien
kebutuhan program 4. Memaksimalkan nutrisi
2. Mampu memantau berat 5. Buat jadwal latihan sesuai kebutuhan
badan untuk olahraga 5. Memaksimalkan
3. Menyeimbangkan latihan dan 6. Edukasi resiko berat penggunaan energi untuk
asupan kalori badan lebih atau berat menjaga berat badan
badan kurang 6. Pasien memahami resiko
7. Edukasi diet yang yang dapat terjadi sehingga
diprogramkan lebih termotivasi untuk
8. Kolaborasi dengan ahli mengatur berat badan
gizi 7. Pasien mampu menerima
program diet yang diberikan
sudah sesuai kebutuhan
8. Menentukan jenis nutrient
yang efektif untuk pasien

d. Implementasi atau Pelaksanaan


Implementasi dibuat sesuai intervensi
e. Evaluasi
Dx 1 :
1. Pasien mampu meningkatkan nafsu makan
2. BB pasien meningkat secara bertahap

13
3. Pasien mampu memonitor BB ideal
4. Pasien mampu mempertahankan asupan makanan dan minuman bernutrisi
Dx 2 :
1. Pasien mampu mempertahankan BB ideal
2. Pasien mampu mengontrol porsi makanan
3. Pasien mampu memonitor BB
4. Pasien mampu menetapkan latihan rutin
Dx 3 dan 4 :
1. Pasien menjaga asupan kalori sesuai kebutuhan
2. Pasien mampu memantau berat badan
3. Pasien menyeimbangkan latihan dan asupan kalori

Daftar Pustaka

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Buku Pengantar Kebutuhan Manusia. Edisi 2. Salemba
Medika : Jakarta
Herdman, T. Heather. 2015. Diagnosa Keperawatan NANDA Internasional. Jakarta : EGC.
Kozier, Erb. Berman, Srydar.2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Salemba Medika : Jakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta

14
15
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR NUTRISI PADA Tn. T
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DEMAM THYPOID
DI RUANG BELIBIS RSUD WANGAYA
TANGGAL 8 OKTOBER 2020

I.       PENGKAJIAN
1.       Identitas
a.      Identitas Pasien
Nama                        : Tn. T
Umur                        : 26 th
Agama                      : Hindu
Jenis Kelamin           : Laki-Laki
Status                        : Belum Menikah
Pendidikan                : SMK
Pekerjaan                  : Wirausaha
Suku Bangsa             : Indonesia
Alamat                      : Jln. Raya Nusa Kambangan
Tanggal Masuk         : 4 Oktober 2020
Tanggal Pengkajian  : 11 Oktober 2020
No. Register              : 54 87 32 09
Diagnosa Medis        : Demam Thypoid

b.      Identitas Penanggung Jawab


Nama                        : TN. W
Umur                        : 52 Th
Hub. Dengan Pasien : Ayah
Pekerjaan                  : Wirausaha
Alamat                      : Jln. Raya Nusa Kambangan

2.      Status Kesehatan
a.      Status Kesehatan Saat Ini
1)      Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
MRS : Pasien mengeluh demam tinggi
Saat Pengkajian : Pasien merasa tidak nafsu makan

16
2)      Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pasien datang kerumah sakit diantar oleh ayah pada tanggal 4 Oktober 2020 pukul
11.00 wita, pasien mengeluh menggigil sejak 3 hari hari sebelum MRS, pasien hanya dirawat
dirumah oleh keluarga dan diberi obat Paracetamol, pada tanggal 4 Oktober 2020 pukul
10.00 wita pasien merasa menggigil, kemudian setelah diukur suhu tubuh oleh ayah pasien
didapatkan suhu tubuh pasien 38,40C. Kemudian langsung diantar ke rumah sakit. Setelah
mendapat penanganan pertama di UGD, pasien dinyatakan mengalami demam thypoid dan
harus dirawat inap.
Pada hari keempat perawatan tanggal 08 Oktober 2020, hasil pengkajian terhadap
pasien didapatkan bahwa pasien mengalami penurunan nafsu makan, merasa mual, lidah
pasien tampak kotor, terdapat halitosis, konjungtiva anemis, rambut kusam, wajah tampak
pucat dan suhu 37,70C.
3)      Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan apabila demam hanya mengkonsumsi air hangat dan obat
paracetamol.

b.      Satus Kesehatan Masa Lalu


1)      Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan pernah mederita penyakit demam berdarah saat masih SMP
2)      Pernah dirawat
Pasien mengatakan pernah dirawat dirumah sakit pada tahun 2008 akibat menderita
penyakit demam berdarah
3)      Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.
4)      Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan memiliki kebiasaan minum alcohol bila diajak teman dan merokok

c.       Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan dikeluarga tidak memiliki riwayat penyakit keturunan

d.      Diagnosa Medis dan therapy


Diagnosa Medis : Demam Thypoid

17
Terapi :
Nama Obat Dosis Rute Golongan
Ringer Laktat 500 ml Intra Vena Isotonik
Paracetamol 3x 500 mg Oral Analgetik-Antipiretik
Ranitidine 2 x 800 mg Intra Vena Antiemetik
Cefotaxime 2 x 1000 mg Intra Vena Antibiotik
Antasida 3 x 500 mg Oral Antiemetik

3.      Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a.       Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Menurut pasien sakit merupakan saat pasien dalam keadaan mampu menjalani hari
seperti biasanya, dan sakit merupakan saat pasien merasa lemas dan tidak mampu
melakukan aktivitas. Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang sangat penting,
dan beliau mengatakan ingin cepat sembuh
b.     Pola Nutrisi-Metabolik
 -   Sebelum sakit          :
A : pasien mengatakan hasil dari pengukuran terahkirnya meliputi BB 61 kg, TB 170 cm,
IMT 21.107
B : pasien mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan terkait dengan status
nutrisinya.
C : pasien mengatakan tidak memiliki masalah dalam tubuhnta dan mampu melakukan
aktifitas hariannya tanpa hambatan.
D : pasien mengatakan tidak terlalu memilih dalam makanan.. Pasien mengatakan sebelum
sakit, beliau makan setiap harinya 4-5 kali sehari dengan menu beragam sesuai
masakan istrinya dengan porsi 1 piring dan minum sebanyak 9 gelas besar (@400ml)
sehari
-   Saat sakit                 :
A : dari hasil pemeriksaan diperoleh hasil BB 55 Kg, TB 170 cm, IMT 19.031
B : Hb : 14,5 mg/dL, Albumin : 3,7 g/dl
C : pasien mengatakan terasa mual, nafas terasa asam, dan badan terasa lemas
D : pasien mendapatkan diet Tinggi Protein Rendah Serat. Pasien mengatakan selama
dirawat dirumah sakit, pasien makan 2 kali sehari namun hanya mampu
menghabiskan 4-5 sendok makan atau ¼ porsi dalam setiap porsinya karena
kehilangan nafsu makan dan terasa mual, minum sebanyak 7 gelas (@200ml) namun
secara bertahap.

18
c.      Pola Eliminasi
1)   BAB
-   Sebelum sakit          :
Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lembek, warna feses
kecoklatan dan bau khas feses
-   Saat sakit                 :
Pasien mengatakan BAB masih sama yaitu 1 kali sehari dengan konsisten lembek,
warna feses kecoklatan dan bau khas feses.
2)   BAK
-      Sebelum sakit       :
Pasien mengatakan BAK 4-6 kali sehari dengan warna urine jernih dan bau khas urine
-      Saat sakit              :
Pasien mengatakan BAK masih sama yaitu 4-6 kali sehari dengan warna jernih
kekuningan dan bau khas urine
d.      Pola aktivitas dan latihan
1)   Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0 : mandiri, 1 : Alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
tergantung total
2)  Latihan
-       Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit beliau mampu beraktivitas seperti biasa, seperti
berolahraga atau mengangkat barang dagangan

-    Saat sakit          
Pasien Mengatakan saat sakit beliau tidak mampu untuk berolahraga atau mengangkat
barang karena tenaganya terasa terkuras habis

19
e.       Pola kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan menggigil tersebut timbul karena penyakit demam dan bukan
karena hal gaib.

f.       Pola Persepsi-Konsep diri


 Citra diri : Pasien mengatakan merasa tidak ada kekurangan dalam tubuhnya
 Identitas diri : Pasien mengatakan beliau merupakan anak tertua dalam keluarga
 Peran diri : pasien mengatakan dirumah sebagai motivator terhadap adik-adiknya
 Ideal diri : pasien mengatakan selalu mensyukuri segala hasil yang diperoleh
 Harga diri : pasien mengatakan memiliki hubungan baik dengan rumah atau diluar rumah

g.       Pola Tidur dan Istirahat


-  Sebelum sakit          :
Pasien mengatakan tidur sehari selama 7 jam mulai pukul 22.00 sampai pukul 05.00
dan tidak pernah merasa adanya gangguan tidur
-  Saat sakit                 :
Pasien mengatakan tidur seehari selama 7 jam mulai pukul 23.00 sampai pukul 06.00
namun dengan posisi kepala lebih tinggi.

h.      Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan keluarga, kerabat, atau
dimasyarakat luas dan hubungannya berjalan dengan baik.

i.        Pola Seksual-Reproduksi
-   Sebelum sakit     :
Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan pada sistem reproduksinya.
-   Saat sakit             :
Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan pada sistem reproduksinya.

j.        Pola Toleransi Stress-Koping


Pasien mengatakan apabila mengalami stress, pasien mengatasinya dengan bermain
musik tradisional Bali yaitu Rindik atau pergi bersama teman-teman

20
k.      Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan beliau menganut agama Hindu dan beliau selalu melakukan
persembahyangan dan mengikuti ajaran-ajaran agamanya.

4.       Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : pasien tampak lemas
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS           : Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 100x/mnt  , Suhu = 37.7oC , TD = 110/70mmHg ,  RR = 22x/mnt
c. Keadaan fisik
a) Kepala  :
 I : Bentuk kepala normo chepalus, persebaran rambut merata, rambut tampak kusam
berantakan
 P : Tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan
b) Mata :
 I : Posisi mata pasien simetris, ukuran pupil isokor, konjungtiva anemis, reflek cahaya
positif, tidak ada strabismus atau nistagmus
 P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
c) Hidung :
 I : Hidung pasien tampak simetris, tidak ada cairan, tidak ada lesi, tidak ada
pernafasan cuping hidung
 P : Nasal dalam keadaan paten, tidak ada nyeri tekan, tidak adanya pembengkokan
sinus, tidak teraba adanya polip, tidak adanya lesi
d) Telinga :
 I : Bentuk telinga simetris, tidak ada kelainan aurikula, tidak tampak adanya lesi, tidak
ada seruman, cairan dan darah dari lubang telinga
 P : Tidak ada nyeri tekan pada area arikula, tidak ada benjolan

e) Mulut :
 I : Lidah tampak kotor, gigi lengkap, terdapat karang gigi, tidak ada stomatitis, bibir
tampak pucat, tidak ada peradangan uvula, tidak ada peradangan tonsil, terdapat
halitosis, gusi tampak pucat,

21
 P : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
f) Leher :
 I : Bentuk leher normal, , tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kontraksi
vena jugularis, tidak ada hiperpigmentasi
 P : Nadi carotis teraba kuat, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis, tidak adanya nyeri tekan
g) Dada  :
 Paru
 I : tidak ada bekas luka pada lapang dada, bentuk dada simetris kanan-kiri, tidak ada
hiperpigmentasi, tidak ada penggunaan otot bantu nafas
 P : tidak ada nyeri tekan pada dada, taktil vocal premitus simetris, tidak ada kelainan
pada costa.
 P : suara lapang dada sonor
 A : suara nafas vesikuler
 Jantung
 I : Tidak ada hematomegali, iktus cordis tampak
 P : Frekuensi nadi pasien 100x/mnt, letak jantung pada ICS II lateral dekstra, pulsasi
ictus kordis teraba pada line midclavicula ICS V sinistra dengan luas 3cm teraba kuat
dan reguler
 P : Terdengar dullnes pada ICS II lateral dextra – line midclavicula ICS V
 A : S1 terdengar kuat dan reguler dan S2 terengar kuat, tidak ada suara tambahan
h) Payudara dan ketiak   :
tidak ada nyeri tekan dan tidak ada bekas luka pada daerah ketiak sampai ke daerah payudara
i) Abdomen        :
 I : tidak ada bekas luka atau jahitan bekas oprasi di lapang abdomen pasien, tidak ada
peradangan umbilicus, tidak ada hiperpigmentasi
 A : terdengar bising usus 12x/mnt
 P : suara abdomen timpani
 P : terdapat nyeri tekan di regio epigastrik dengan skala 2 (0-10)
j) Genetalia        :
-
k) Integumen :
warna kulit sawo matang tidak ada lesi, turgor kulit elastic, CRT < 3 detik

22
l) Ekstremitas     :
 Atas
Bentuk tangan simetris kanan-kiri, jari-jari tangan lengkap, tidak ada bekas luka atau
edema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada sianosis perifer, nadi brakialis dan radialis teraba
kuat, terpasang infuse di tangan kiri pasien, tidak ada clubbing finger, terdapat nicotine
staining pada jari telunjuk dan tengah tangan kanan pasien, akral teraba hangat, CRT < 3
detik
 Bawah
Bentuk kaki simetris kanan-kiri, jari-jari kaki lengkap, tidak ada bekas luka atau edema,
tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat clubbing finger, akral teraba hangat, CRT < 3 detik
 Kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
m) Neurologis      :
 Status mental dan emosi :
Pasien mengatakan tidak ada masalah pada status mental dan emosinya
 Pengkajian saraf kranial :

 Pemeriksaan refleks :
Reflek Trisep-Bisep dan Tendon baik

 5. Pemeriksaan Penunjang


1.      Data laboratorium yang berhubungan
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi
Hemoglobin 14,5 g/dL 11,2 – 15,7 g/dL Normal
Leukosit 10.730 u/L 4.800 – 10.800 u/L Normal
Hematokrit 45% 34 – 45 % Normal
Eritrosit 4,9 10^6/uL 4,7 – 6,1 10^6/uL Normal
Trombosit 115.000 10^3/uL 150.000 – 450.000 10^3/uL Rendah
2.      Pemeriksaan radiologi
-

II.         ANALISA DATA
A.     Tabel Analisa Data
DATA Etiologi MASALAH

23
DS : Faktor pencetus Defisit Nutrisi
 Pasien mengatakan tidak
nafsu makan Erosi Mukosa Kelemahan Otot
Lambung Menelan
 Pasien merasa mual
 Pasien mengatakan terasa Menurunnya Tonus/ Gangguan
asam di mulut Peristaltik Lambung Menelan Makanan

DO :
Refluksi Duodenum Asupan Nutrisi
 Wajah pasien tampak pucat Ke Lambung Tidak Terpenuhi
 Rambut pasien kusam
 Makanan pasien hanya Mual / Muntah Penurunan Berat
Badan
habis ¼ porsi
 Terdapat halitosis
Defisit Nutrisi
 Tampak saliva meningkat
 BB pasien menurun dari 61
kg menjadi 55 kg
 IMT 19.031

B.     Tabel Daftar  Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas


N TANGGAL / DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL Ttd
O JAM TERATASI
DITEMUKAN
8 Oktober 2020 1) Defisit nutrisi b.d kurang asupan oral d.d kehilangan
Pukul 14.00 nafsu makan, wajah pucat, makanan habis hanya ¼
porsi, terdapat penurunan BB dari 60kg menjadi 55
kg.

C.     Rencana Tindakan  Keperawatan
Rencana Perawatan Ttd
Hari/
No Dx Tujuan dan Kriteria
Tgl Intervensi Rasional
Hasil

24
1 Setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi kebutuhan 1. Mengetahui jenis nutrient
keperawatan selama … x kalori dan jenis nutrien yang diperlukan oleh
24 jam diharapkan 2. Kaji adanya alergi makanan pasien
kebutuhan nutrisi adekuat 3. Jaga kebersihan mulut 2. Mengetahui pantangan
dengan criteria hasil : 4. Monitor asupan makanan makanan pasien
1. Mampu meningkatkan dan monitor berat badan 3. Mulut yang bersih
nafsu makan 5. Sajikan makanan yang meningkatkan nafsu
2. BB meningkat secara mudah dicerna dalam makan
bertahap keadaan hangat, tertutup 4. Mengevaluasi efektifitas
3. Mampu memonitor BB dan diberikan sedikit – dari asupan makanan
ideal sedikit tapi sering 5. Meningkatkan selera
4. Mampu 6. Berikan suplemen makanan makan dan intake makan
mempertahankan 7. Edukasi tentang pentingnya 6. Membantu meningkatkan
asupan makanan dan nutrisi proses penyembuhan nafsu makan
minuman bernutrisi 8. Kolaborasi dengan ahli gizi7. Memberi informasi
tentang penentuan die tetntang diet yang tepat
dan sesuai dengan pasien
8. Menentukan jenis nutrient
yang efektif sesuai
kebutuhan pasien

D.           Implementasi Keperawatan
Hari/ Ttd
No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam

25
    
E.           Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
No No Dx Evaluasi TTD
Jam

26
Picot

1. Gambaran Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Thypoid Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di Rumah Sakit Tk II Pelamonia
2. Penerapan Pemberian Pendidikan Kesehatan Nutrisi Untuk Mengatasi Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada
Demam Tifoid
3. Asupan Zat Gizi Makro Pada Penderita Demam Typoid Di RSUD

No P I C O T

1 Sampel yaitu 1 (satu) pasien Melakukan penerapan asuhan Penerapan asuhan Pasien mengatakan Waktu
typhoid yang mengalami keperawatan pada pasien keperawatan pada masalah menghabisakan 1 porsi Penelitian
gangguan pemenuhan dengan typhoid dalam nutrisi kurang dari makan yang di sediakan dilaksanakan
kebutuhan nutrisi berdasarkan pemenuhan kebutuhan nutrisi. kebutuhan tubuh rumah sakit dan menambah pada bulan Juni
kriteria inklusi yaitu pasien Menggunakan rancangan berhubungan dengan intake dengan memakan 1 buah 2019
yang terdiagnosa typhoid dan deskriptif, data di sajikan yang tidak adekuat, dengan pisang. Pasien mengatakan
mengalami gangguan dalam bentuk studi kasus tindakan keperawatan yang sudah tidak merasa mual
kebutuhan nutrisi, pasien rawat menggunakan pendekatan dilakukan yaitu mengkaji dan makanan sudah kembali
inap, pasien yang dapat proses pola makan, mengobservasi terasa enak di mulut. Data
berkomunikasi dengan baik, adanya kembung, mual dan objektif: Tanda-tanda vital:
pasien yang bersedia menjadi muntah, melakukan tekanan darah 120/80
responden dan berdasarkan pengukuran tanda-tanda mmHg, nadi 80x/i,
kriteria eksklusi yaitu pasien vital, mengukur indeks pernafasan 20x/i, suhu
yang mengalami komplikasi massa tubuh pasien, 36,5˚C, pasien nampak
penyakit typhoid menganjurkan makan segar, pasien nampak
sedikit tapi sering, menghabiskan 1 porsi
menimbang bb pasien, makan, pasien nampak
menganjurkan tirah baring, kembali vit dan tidak ada
menjelaskan pentingnya tanda mual.
nutrisi yang adekuat,

27
penatalaksanaan pemberian
diet dan terapi,.

2 Tifus abdominalis ialah Menggambarkan penerapan Implementasi pada Keluarga mengatakan nafsu Waktu
penyakit infeksi akut yang pemberian pendidikan dilakukan selama 1x20 makan pasien meningkat Penelitian
biasanya mengenai saluran kesehatan nutrisi untuk menit, melakukan dari ¼ porsi mejadi ¾ porsi dilaksanakan
pencernaan dengan gejala mengatasi ketidakseimbangan pendidikan kesehatan dan keluarga selalu pada bulan Juni
demam yang lebih dari satu nutrisi kurang dari kebutuhan tentang pengertian demam memotivasi an. S jika 2018
minggu, gangguan pada tubuh pada demam tifoid. tifoid, tujuan diberikan makan baik maka akan
pencernaan, dan gangguan Metode : karya ilmiah ini pendidikan kesehatan, mempercepat proses
kesadaran mengunakan metode studi makanan yang dipantang : penyembuhan, tekanan
Penelitian ini adalah penelitian kasus. Pengumpulan data makanan yang tidak dapat darah 90/70mmhg, pasien
studi kasus tentang pemberian dilakukan melalui wawancara dicerna yaitu serat yang terlihat masih lemas,
pendidikan kesehatan tentang terstruktur dan tidak terstruktur tidak larut air/selulosa yang keadaan umum lemah,
nutrisi dalam mengatasi pada an. S dan keluarganya. terdapat pada sayuran dan pasien tidak menghabiskan
gangguan nutrisi pada an s, Melakukan observasi, buah yang dimakan dengan makan yang diberikan,
pasien yang mengalami pengukuran dan pemeriksaan kulitnya. Makanan yang keluarga mampu
penyakit demam tifoid pada an. S dibatasi : serat larut air yang menyampaikan apa yang
terdapat pada buah dan disampaikan sebanyak 80%
kacang-kacangan. Bumbu
pedas dipantang, minuman
dan makanan yang
menimbulkan gas dipantang

3 Penyakit demam typoid Penelitian ini merupakan studi Status gizi pasien adalah Rata-rata asupan setelah Waktu
merupakan penyakit yang kasus dengan pendekatan status gizi normal dari hasil dilakukan pengamatan Penelitian
berada pada usus halus dan observasional, kemudian data imt 23,89 kg/m2. Intervensi selama 2 hari adalah sebagai dilaksanakan
dapat menimbulkan gejala terus asupan makanan pasien yang diberikan kepada berikut: energi 2239,15 kkal pada bulan Mei
menerus, yang ditimbulkan diperoleh melalui formulir pasien yaitu berupa diet (77,1%) asupan kurang,

28
oleh salmonella thyposa food recall 24 jam dan data lambung ii (makanan lunak) karbohidrat 294,65 gram 2017
dianalisis dengan serta diberikan edukasi (54 %) asupan kurang,
Penelitian ini dilakukan di rsud menggunakan daftar kebutuhan tentang anjuran diet sesuai protein 75,3 gram (103,8%)
kota makassar dengan jumlah bahan makanan kondisi dan kebutuhan asupan baik dan lemak
kasus sebanyak 1 orang yang pasien. Rata-rata asupan 86,05 gram (177 %) asupan
didiagnosa menderita demam setelah dilakukan lebih
typoid dan merupakan pasien pengamatan selama 2 hari
rawat inap.

29

Anda mungkin juga menyukai