T
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DEMAM THYPOID
DI RUANG BELIBIS RSUD WANGAYA
TANGGAL 8 OKTOBER 2020
Oleh :
1
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
2. Etiologi
a. Kekurangan nutrisi
1) Efek dari pengobatan
2) Mual atau muntah
3) Gangguan intake makanan
4) Radiasi atau kemoterapi
5) Penyakit kronis
6) Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
infeksi dan kanker
7) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
1) Kelebihan intake
2
2) Gaya hidup
3) Psikologis untuk konsumsi tinggi kalori
4) Penurunan laju metabolic
5) Latihan atau aktifitas yang tidak adekuat
3. Karakteristik
Gangguan pemenuhan kebutuhan tubuh nutrisi dibagi menjadi beberapa bagian
kategori, yaitu, :
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
4. Faktor Predisposisi
Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah kekurangan nafsu makan yang
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Rasa nyeri
b. Ansietas
c. Depresi
d. Perubahan situasi lingkungan
e. Perbedaan makanan
f. Gangguan intake makanan
g. Waktu pemberian makanan tidak tepat
5. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya gangguan nutrisi :
Berkurangnya makanan yang masuk kedalam tubuh seseorang disebabkan oleh pola
makanan yang tidak teratur ataupun yang dipengaruhi oleh factor nyeri karena
kesulitan saat menelan makanan. Hal tersebut akan menimbulkan hal yang tidak
nyaman, sehingga menyebabkan nafsu makan menurun, timbul gangguan pola makan
dan selanjutnya menyebabkan gangguan nutrisi.
3
Pathway
Defisit Nutrisi
4
6. Gejala klinis
a. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1) Berat badan menurun
2) Lemah
3) Lesu
4) Dehidrasi
5) Mual/muntah
6) Rasa tidak nyaman / tidak enak pada mulut
7) Kesulitan menelan
b. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
1) Kelebihan berat badan
2) Obesitas
3) Nafsu makan meningkat
b. Biokimia
5
Pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan. Contoh : Darah,
Urine, Tinja.
c. Clinis
Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi yang di hubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel. Seperti : kulit
rambut dan mata.
d. Diet
Pengkajian yang dilakukan dengan mewawancarai pasien mengenai makanan
yang di makan, jenis dan porsinya.
8. Pemeriksaan Fisik
Secara fisik ,ciri fisik seseorang dengan status gizi normal antaralain, yaitu :
a. Berat badan ideal
b. Rambut bercahaya, kuat, tidak kering, tidak mengalami kebotakan.
c. Daerah di bawah mata tidak berwarna gelap
d. Kulit lembut dan sedikit gelap
e. Konjungtiva mata berwarna merah muda
6
sentralke vena kava superior, makanan parental adalah larutan dekstrosa, air, lemak,
protein, elektrolit, vitamin, dan unsurrenik. Semuanya ini memberikan semua kalori
yang dibutuhkan, karena larutan TPN bersifat hipertonik, larutan hanya dimasukkan
ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah.
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Menstimulasikan nafsu makan
a) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien.
b) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksia.
c) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum
atau sesudah makan.
d) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau yang
tidak enak.
e) Kurangi stress psikologi.
2) Membantu klien makan
3) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesui dengan kondoisi.
10. Komplikasi
1) Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
2) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolism karena
kelebihan asupan kalori dan penurunandalam penggunaan kalori.
3) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
4) Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan
kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya
perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,obesitas, dan lain-lain.
7
5) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsi
lemak secara berlebihan .
6) Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai
dengan adanya konstipasi,pembengkakan badan, nyeri abdomen,kedinginan,letergi
dan kelebihan energy.
8
a. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi, nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, agama, pekerjaan,
tanggal MRS, nomer registrasi, no. registrasi, dll.
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit
4. Status gizi pasien dapat di kaji dengan pedoman A,B,C,D meliputi
A : Antopometri
Berbagai jenis ukuran, contoh : BB, TB, LLA dan Lipatan Lemak
Penghitung indeks massa tubuh (IMT)
IMT : BB (kg)
TB (M2)
B : Biokimia
Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin,
hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan
dan elektrolit serta untuk transportasi nutrisi dan hormone
1) Hemoglobin normal
Pria : 13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
2) Hematokrit normal
Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
3) Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
C : Clinis
Tanda-tanda klinik untuk mengetahui status individu :
9
No Bagian Tubuh Tanda Klinik Kemungkinan Kekurangan
1 Tanda umum Penurunan berat badan dehidrasi, Kalori, Air, dan vitamin A
haus pertumbuhan terhambat
2 Rambut Kekuningan Protein
kekurangan pigmen, kusut
3 Kulit Deatitis, Dermatosis pada bayi, Niasin, riboflavin, biotin
Petechial hemorrhages, Eksema Lemak, Asam askorbat
4 Mata Photopobia, Rabun senja Riboflavin, Vitamin A
5 Mulut Stomatitis, Glositis Riboflavin, Niasin, asam
folik, vitamin B12, zat
besi
6 Gigi Karies Flour
7 Neuromoskuler Kejang otot, Lemah otot Vitamin D
8 Tulang Riketsia Vitamin D
9 Gastrointestinal Anoreksia Mual dan muntah Thiamin, garam dapur,
NaCl
10 Endokrin Gondok Iodium
11 Kardipovaskuler Pendarahan, penyakit jantung, Vitamin K, thiamin,
anemia pyridoxine, zat besi
12 Sistem saraf Kelainan mental dan saraf Vitamin B12
D : Diet
Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien :
5. Pemeriksaan Fisik
Meliputi :
10
Area Pengkajian Tanda-Tanda Normal Tanda-Tanda Abnormal
Penampilan umum dan Gesit, energik, mampu Apatis, lesu, tampak lelah
vitalitas beristirahat dengan baik
Berat badan Dalam rentang normal sesuai Obesitas, underweight
dengan usia dan tinggi badan
Rambut Bercahaya, berminyak dan tidak Kusam, kering, pudar, kemerahan,
kering tipis, pecah/ patah-patah
Kulit Lembut, sedikit lembab, turgor Kering, pucat, iritasi, petichie, lemak
kulit baik di subkutan tidak ada
Kuku Merah muda, keras Mudah patah, berbentuk seperti
sendok
Mata Berbinar, jernih, lembab, Konjungtiva pucat, kering,
konjungtiva merah muda exoptalmus, tanda-tanda infeksi
Bibir Lembab merah muda Kering, pecah-pecah, bengkak, lesi,
stomatitis, membrane mukosa pucat
Gusi Merah muda, lembab Perdarahan, peradangan, berbentuk
seperti spon
Otot Kenyal ,berkembang dengan Fleksia/ lemah, tonus kurang,
baik tenderness, tidak mampu bekerja
System kardiovaskuler Nadi dan tekanan darah normal, Denyut nadi lebih dari 100X/ menit,
irama jantung normal irama abnormal, tekanan darah
rendah atau tingi
System pencernaan Nafsu makan baik, eliminasi Anorexia, konstipasi, diare,
normal dan teratur flatulensi, pembesaran liver
System persarafan Reflek normal, waspada, Bingung, rasa terbakar, paresthesia,
perhatian baik, emosi stabil reflek menurun
11
No Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi kebutuhan 1. Mengetahui jenis nutrient
keperawatan selama … x24 jam kalori dan jenis nutrien yang diperlukan oleh pasien
diharapkan kebutuhan nutrisi 2. Kaji adanya alergi 2. Mengetahui pantangan
adekuat dengan criteria hasil : makanan makanan pasien
1. Mampu meningkatkan nafsu 3. Jaga kebersihan mulut 3. Mulut yang bersih
makan 4. Monitor asupan makanan meningkatkan nafsu makan
2. BB meningkat secara dan monitor berat badan 4. Mengevaluasi efektifitas
bertahap 5. Sajikan makanan yang dari asupan makanan
3. Mampu memonitor BB ideal mudah dicerna dalam 5. Meningkatkan selera makan
4. Mampu mempertahankan keadaan hangat, tertutup dan intake makan
asupan makanan dan dan diberikan sedikit – 6. Membantu meningkatkan
minuman bernutrisi sedikit tapi sering nafsu makan
6. Berikan suplemen 7. Memberi informasi tetntang
makanan diet yang tepat dan sesuai
7. Edukasi tentang dengan pasien
pentingnya nutrisi proses 8. Menentukan jenis nutrient
penyembuhan yang efektif sesuai
8. Kolaborasi dengan ahli kebutuhan pasien
gizi tentang penentuan
diet
2 Setelah diberikan asuhan 1. Monitor intake makanan 1. Mengetahui jumlah kalori
keperawatan … x24 jam dalam 24 jam yang masuk
diharapkan px tidak kelebihan 2. Beri motivasi untuk 2. Membantu memecahkan
nutrisi dengan criteria hasil : menurunkan berat badan masalah berat badan
1. Px mampu mempertahankan 3. Beri makanan sesuai 3. Memaksimalkan nutrisi
BB ideal program sesuai kebutuhan
2. Px mampu mengontrol porsi 4. Buat jadwal latiahan 4. Memaksimalkan fungsi
makanan untuk olahraga energy
3. Px mampu memonitor BB 5. Fasilitasi menentukan 5. Menentukan target yang
4. Px mampu menetapkan target berat badan yang ingin dicapai oleh pasien
latihan rutin realistis 6. Memberi informasi tentang
6. Edukasi tentang diet diet yang tepat dan sesuai
12
sehat dan akibat yang dengan pasien
mungkin timbul pada 7. Menentukan jenis nutrien
orang yang mengalami yang efektif sesuai
kelebihan nutrisi kebutuhan pasien
7. Kolaborasi dengan ahli
gizi
13
3. Pasien mampu memonitor BB ideal
4. Pasien mampu mempertahankan asupan makanan dan minuman bernutrisi
Dx 2 :
1. Pasien mampu mempertahankan BB ideal
2. Pasien mampu mengontrol porsi makanan
3. Pasien mampu memonitor BB
4. Pasien mampu menetapkan latihan rutin
Dx 3 dan 4 :
1. Pasien menjaga asupan kalori sesuai kebutuhan
2. Pasien mampu memantau berat badan
3. Pasien menyeimbangkan latihan dan asupan kalori
Daftar Pustaka
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Buku Pengantar Kebutuhan Manusia. Edisi 2. Salemba
Medika : Jakarta
Herdman, T. Heather. 2015. Diagnosa Keperawatan NANDA Internasional. Jakarta : EGC.
Kozier, Erb. Berman, Srydar.2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Salemba Medika : Jakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta
14
15
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR NUTRISI PADA Tn. T
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DEMAM THYPOID
DI RUANG BELIBIS RSUD WANGAYA
TANGGAL 8 OKTOBER 2020
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. T
Umur : 26 th
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Belum Menikah
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wirausaha
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jln. Raya Nusa Kambangan
Tanggal Masuk : 4 Oktober 2020
Tanggal Pengkajian : 11 Oktober 2020
No. Register : 54 87 32 09
Diagnosa Medis : Demam Thypoid
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
MRS : Pasien mengeluh demam tinggi
Saat Pengkajian : Pasien merasa tidak nafsu makan
16
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pasien datang kerumah sakit diantar oleh ayah pada tanggal 4 Oktober 2020 pukul
11.00 wita, pasien mengeluh menggigil sejak 3 hari hari sebelum MRS, pasien hanya dirawat
dirumah oleh keluarga dan diberi obat Paracetamol, pada tanggal 4 Oktober 2020 pukul
10.00 wita pasien merasa menggigil, kemudian setelah diukur suhu tubuh oleh ayah pasien
didapatkan suhu tubuh pasien 38,40C. Kemudian langsung diantar ke rumah sakit. Setelah
mendapat penanganan pertama di UGD, pasien dinyatakan mengalami demam thypoid dan
harus dirawat inap.
Pada hari keempat perawatan tanggal 08 Oktober 2020, hasil pengkajian terhadap
pasien didapatkan bahwa pasien mengalami penurunan nafsu makan, merasa mual, lidah
pasien tampak kotor, terdapat halitosis, konjungtiva anemis, rambut kusam, wajah tampak
pucat dan suhu 37,70C.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan apabila demam hanya mengkonsumsi air hangat dan obat
paracetamol.
17
Terapi :
Nama Obat Dosis Rute Golongan
Ringer Laktat 500 ml Intra Vena Isotonik
Paracetamol 3x 500 mg Oral Analgetik-Antipiretik
Ranitidine 2 x 800 mg Intra Vena Antiemetik
Cefotaxime 2 x 1000 mg Intra Vena Antibiotik
Antasida 3 x 500 mg Oral Antiemetik
18
c. Pola Eliminasi
1) BAB
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lembek, warna feses
kecoklatan dan bau khas feses
- Saat sakit :
Pasien mengatakan BAB masih sama yaitu 1 kali sehari dengan konsisten lembek,
warna feses kecoklatan dan bau khas feses.
2) BAK
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan BAK 4-6 kali sehari dengan warna urine jernih dan bau khas urine
- Saat sakit :
Pasien mengatakan BAK masih sama yaitu 4-6 kali sehari dengan warna jernih
kekuningan dan bau khas urine
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0 : mandiri, 1 : Alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
tergantung total
2) Latihan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit beliau mampu beraktivitas seperti biasa, seperti
berolahraga atau mengangkat barang dagangan
- Saat sakit
Pasien Mengatakan saat sakit beliau tidak mampu untuk berolahraga atau mengangkat
barang karena tenaganya terasa terkuras habis
19
e. Pola kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan menggigil tersebut timbul karena penyakit demam dan bukan
karena hal gaib.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan keluarga, kerabat, atau
dimasyarakat luas dan hubungannya berjalan dengan baik.
i. Pola Seksual-Reproduksi
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan pada sistem reproduksinya.
- Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan pada sistem reproduksinya.
20
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan beliau menganut agama Hindu dan beliau selalu melakukan
persembahyangan dan mengikuti ajaran-ajaran agamanya.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : pasien tampak lemas
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 100x/mnt , Suhu = 37.7oC , TD = 110/70mmHg , RR = 22x/mnt
c. Keadaan fisik
a) Kepala :
I : Bentuk kepala normo chepalus, persebaran rambut merata, rambut tampak kusam
berantakan
P : Tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan
b) Mata :
I : Posisi mata pasien simetris, ukuran pupil isokor, konjungtiva anemis, reflek cahaya
positif, tidak ada strabismus atau nistagmus
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
c) Hidung :
I : Hidung pasien tampak simetris, tidak ada cairan, tidak ada lesi, tidak ada
pernafasan cuping hidung
P : Nasal dalam keadaan paten, tidak ada nyeri tekan, tidak adanya pembengkokan
sinus, tidak teraba adanya polip, tidak adanya lesi
d) Telinga :
I : Bentuk telinga simetris, tidak ada kelainan aurikula, tidak tampak adanya lesi, tidak
ada seruman, cairan dan darah dari lubang telinga
P : Tidak ada nyeri tekan pada area arikula, tidak ada benjolan
e) Mulut :
I : Lidah tampak kotor, gigi lengkap, terdapat karang gigi, tidak ada stomatitis, bibir
tampak pucat, tidak ada peradangan uvula, tidak ada peradangan tonsil, terdapat
halitosis, gusi tampak pucat,
21
P : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
f) Leher :
I : Bentuk leher normal, , tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kontraksi
vena jugularis, tidak ada hiperpigmentasi
P : Nadi carotis teraba kuat, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis, tidak adanya nyeri tekan
g) Dada :
Paru
I : tidak ada bekas luka pada lapang dada, bentuk dada simetris kanan-kiri, tidak ada
hiperpigmentasi, tidak ada penggunaan otot bantu nafas
P : tidak ada nyeri tekan pada dada, taktil vocal premitus simetris, tidak ada kelainan
pada costa.
P : suara lapang dada sonor
A : suara nafas vesikuler
Jantung
I : Tidak ada hematomegali, iktus cordis tampak
P : Frekuensi nadi pasien 100x/mnt, letak jantung pada ICS II lateral dekstra, pulsasi
ictus kordis teraba pada line midclavicula ICS V sinistra dengan luas 3cm teraba kuat
dan reguler
P : Terdengar dullnes pada ICS II lateral dextra – line midclavicula ICS V
A : S1 terdengar kuat dan reguler dan S2 terengar kuat, tidak ada suara tambahan
h) Payudara dan ketiak :
tidak ada nyeri tekan dan tidak ada bekas luka pada daerah ketiak sampai ke daerah payudara
i) Abdomen :
I : tidak ada bekas luka atau jahitan bekas oprasi di lapang abdomen pasien, tidak ada
peradangan umbilicus, tidak ada hiperpigmentasi
A : terdengar bising usus 12x/mnt
P : suara abdomen timpani
P : terdapat nyeri tekan di regio epigastrik dengan skala 2 (0-10)
j) Genetalia :
-
k) Integumen :
warna kulit sawo matang tidak ada lesi, turgor kulit elastic, CRT < 3 detik
22
l) Ekstremitas :
Atas
Bentuk tangan simetris kanan-kiri, jari-jari tangan lengkap, tidak ada bekas luka atau
edema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada sianosis perifer, nadi brakialis dan radialis teraba
kuat, terpasang infuse di tangan kiri pasien, tidak ada clubbing finger, terdapat nicotine
staining pada jari telunjuk dan tengah tangan kanan pasien, akral teraba hangat, CRT < 3
detik
Bawah
Bentuk kaki simetris kanan-kiri, jari-jari kaki lengkap, tidak ada bekas luka atau edema,
tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat clubbing finger, akral teraba hangat, CRT < 3 detik
Kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
m) Neurologis :
Status mental dan emosi :
Pasien mengatakan tidak ada masalah pada status mental dan emosinya
Pengkajian saraf kranial :
Pemeriksaan refleks :
Reflek Trisep-Bisep dan Tendon baik
II. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA Etiologi MASALAH
23
DS : Faktor pencetus Defisit Nutrisi
Pasien mengatakan tidak
nafsu makan Erosi Mukosa Kelemahan Otot
Lambung Menelan
Pasien merasa mual
Pasien mengatakan terasa Menurunnya Tonus/ Gangguan
asam di mulut Peristaltik Lambung Menelan Makanan
DO :
Refluksi Duodenum Asupan Nutrisi
Wajah pasien tampak pucat Ke Lambung Tidak Terpenuhi
Rambut pasien kusam
Makanan pasien hanya Mual / Muntah Penurunan Berat
Badan
habis ¼ porsi
Terdapat halitosis
Defisit Nutrisi
Tampak saliva meningkat
BB pasien menurun dari 61
kg menjadi 55 kg
IMT 19.031
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana Perawatan Ttd
Hari/
No Dx Tujuan dan Kriteria
Tgl Intervensi Rasional
Hasil
24
1 Setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi kebutuhan 1. Mengetahui jenis nutrient
keperawatan selama … x kalori dan jenis nutrien yang diperlukan oleh
24 jam diharapkan 2. Kaji adanya alergi makanan pasien
kebutuhan nutrisi adekuat 3. Jaga kebersihan mulut 2. Mengetahui pantangan
dengan criteria hasil : 4. Monitor asupan makanan makanan pasien
1. Mampu meningkatkan dan monitor berat badan 3. Mulut yang bersih
nafsu makan 5. Sajikan makanan yang meningkatkan nafsu
2. BB meningkat secara mudah dicerna dalam makan
bertahap keadaan hangat, tertutup 4. Mengevaluasi efektifitas
3. Mampu memonitor BB dan diberikan sedikit – dari asupan makanan
ideal sedikit tapi sering 5. Meningkatkan selera
4. Mampu 6. Berikan suplemen makanan makan dan intake makan
mempertahankan 7. Edukasi tentang pentingnya 6. Membantu meningkatkan
asupan makanan dan nutrisi proses penyembuhan nafsu makan
minuman bernutrisi 8. Kolaborasi dengan ahli gizi7. Memberi informasi
tentang penentuan die tetntang diet yang tepat
dan sesuai dengan pasien
8. Menentukan jenis nutrient
yang efektif sesuai
kebutuhan pasien
D. Implementasi Keperawatan
Hari/ Ttd
No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam
25
E. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
No No Dx Evaluasi TTD
Jam
26
Picot
1. Gambaran Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Thypoid Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di Rumah Sakit Tk II Pelamonia
2. Penerapan Pemberian Pendidikan Kesehatan Nutrisi Untuk Mengatasi Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada
Demam Tifoid
3. Asupan Zat Gizi Makro Pada Penderita Demam Typoid Di RSUD
No P I C O T
1 Sampel yaitu 1 (satu) pasien Melakukan penerapan asuhan Penerapan asuhan Pasien mengatakan Waktu
typhoid yang mengalami keperawatan pada pasien keperawatan pada masalah menghabisakan 1 porsi Penelitian
gangguan pemenuhan dengan typhoid dalam nutrisi kurang dari makan yang di sediakan dilaksanakan
kebutuhan nutrisi berdasarkan pemenuhan kebutuhan nutrisi. kebutuhan tubuh rumah sakit dan menambah pada bulan Juni
kriteria inklusi yaitu pasien Menggunakan rancangan berhubungan dengan intake dengan memakan 1 buah 2019
yang terdiagnosa typhoid dan deskriptif, data di sajikan yang tidak adekuat, dengan pisang. Pasien mengatakan
mengalami gangguan dalam bentuk studi kasus tindakan keperawatan yang sudah tidak merasa mual
kebutuhan nutrisi, pasien rawat menggunakan pendekatan dilakukan yaitu mengkaji dan makanan sudah kembali
inap, pasien yang dapat proses pola makan, mengobservasi terasa enak di mulut. Data
berkomunikasi dengan baik, adanya kembung, mual dan objektif: Tanda-tanda vital:
pasien yang bersedia menjadi muntah, melakukan tekanan darah 120/80
responden dan berdasarkan pengukuran tanda-tanda mmHg, nadi 80x/i,
kriteria eksklusi yaitu pasien vital, mengukur indeks pernafasan 20x/i, suhu
yang mengalami komplikasi massa tubuh pasien, 36,5˚C, pasien nampak
penyakit typhoid menganjurkan makan segar, pasien nampak
sedikit tapi sering, menghabiskan 1 porsi
menimbang bb pasien, makan, pasien nampak
menganjurkan tirah baring, kembali vit dan tidak ada
menjelaskan pentingnya tanda mual.
nutrisi yang adekuat,
27
penatalaksanaan pemberian
diet dan terapi,.
2 Tifus abdominalis ialah Menggambarkan penerapan Implementasi pada Keluarga mengatakan nafsu Waktu
penyakit infeksi akut yang pemberian pendidikan dilakukan selama 1x20 makan pasien meningkat Penelitian
biasanya mengenai saluran kesehatan nutrisi untuk menit, melakukan dari ¼ porsi mejadi ¾ porsi dilaksanakan
pencernaan dengan gejala mengatasi ketidakseimbangan pendidikan kesehatan dan keluarga selalu pada bulan Juni
demam yang lebih dari satu nutrisi kurang dari kebutuhan tentang pengertian demam memotivasi an. S jika 2018
minggu, gangguan pada tubuh pada demam tifoid. tifoid, tujuan diberikan makan baik maka akan
pencernaan, dan gangguan Metode : karya ilmiah ini pendidikan kesehatan, mempercepat proses
kesadaran mengunakan metode studi makanan yang dipantang : penyembuhan, tekanan
Penelitian ini adalah penelitian kasus. Pengumpulan data makanan yang tidak dapat darah 90/70mmhg, pasien
studi kasus tentang pemberian dilakukan melalui wawancara dicerna yaitu serat yang terlihat masih lemas,
pendidikan kesehatan tentang terstruktur dan tidak terstruktur tidak larut air/selulosa yang keadaan umum lemah,
nutrisi dalam mengatasi pada an. S dan keluarganya. terdapat pada sayuran dan pasien tidak menghabiskan
gangguan nutrisi pada an s, Melakukan observasi, buah yang dimakan dengan makan yang diberikan,
pasien yang mengalami pengukuran dan pemeriksaan kulitnya. Makanan yang keluarga mampu
penyakit demam tifoid pada an. S dibatasi : serat larut air yang menyampaikan apa yang
terdapat pada buah dan disampaikan sebanyak 80%
kacang-kacangan. Bumbu
pedas dipantang, minuman
dan makanan yang
menimbulkan gas dipantang
3 Penyakit demam typoid Penelitian ini merupakan studi Status gizi pasien adalah Rata-rata asupan setelah Waktu
merupakan penyakit yang kasus dengan pendekatan status gizi normal dari hasil dilakukan pengamatan Penelitian
berada pada usus halus dan observasional, kemudian data imt 23,89 kg/m2. Intervensi selama 2 hari adalah sebagai dilaksanakan
dapat menimbulkan gejala terus asupan makanan pasien yang diberikan kepada berikut: energi 2239,15 kkal pada bulan Mei
menerus, yang ditimbulkan diperoleh melalui formulir pasien yaitu berupa diet (77,1%) asupan kurang,
28
oleh salmonella thyposa food recall 24 jam dan data lambung ii (makanan lunak) karbohidrat 294,65 gram 2017
dianalisis dengan serta diberikan edukasi (54 %) asupan kurang,
Penelitian ini dilakukan di rsud menggunakan daftar kebutuhan tentang anjuran diet sesuai protein 75,3 gram (103,8%)
kota makassar dengan jumlah bahan makanan kondisi dan kebutuhan asupan baik dan lemak
kasus sebanyak 1 orang yang pasien. Rata-rata asupan 86,05 gram (177 %) asupan
didiagnosa menderita demam setelah dilakukan lebih
typoid dan merupakan pasien pengamatan selama 2 hari
rawat inap.
29