Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN

KEPERAWATAN LANSIA GANGGUAN NUTRISI


PADA LANSIA

Oleh

Betty Efrilyen
NIM:2022207209190

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN NUTRISI PADA LANSIA

A. Pengertian

• Pengetahuan

• Gangguan penelan / menelan

• Perasaan tidak nyaman setelah makan

• Anoreksia

•  Nausea & vomitus

• Intake kalori & l

 Nutrisi adalah zat zat dan zat lain yang berhubungandengan

kesehatan dan penyakit termasuk keseluruhanproses proses dalam

tubuh manusia untuk makanan/bahan bahanlain lingkungan hidupnya

dan menggunakan bahan bahan tersebut untuk aktifitas penting

dalam gizi dan zat lainnya terkandung aksi reaksi dan

keseimbanganyang berhubungan dengan kesehatan dan

pemyakit.nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang akanan zat

zat lain yg terkandung aksi dan keseimbangan yg berhubungan dg

kesehatan penyakit.
B. Etiologi

1. Fisiologi

a. Intake nutrient

Kemampuan mendapat dan mengolah makanan lemak yg

berlebihan

b. Kemampuan mencerna nutrient Obstruksi mencerna cairan,mal

absorbsi nutrient,DM

2. Kebutuhan metabolisme Pertumbuhan, stres, kondisi yang

meningkatkan bmr,kanker

3. Gaya hidup yang berlebihan

a. Kebiasaan makanan yang baik perlu diterapkan pada usia

foddierlusia menginjak 1 thn

b. Kebiasaan makanan lansia menghindari yg penting untuk

dimakan

4. Jenis kelamin

Metabolisme basal pada laki laki lebih besar dibandingkan

dengan wanita pada laki laki

5. Tinggi bdan dan berat badan

 badan dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan

tubuh,semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar

pengeluarn panas ,sehingga kebutuhn metabolisme basal tubuh

juga menjadi besar

6. Status kesehatan

 Nafsu makan yg baik adalah tanda yg sehat


7. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengruhi perubahan status gizi

karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan

yang tidak sedikit

8. Alkohol & obat

Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi

konstribusi pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelanjakan

untuk alkohol daripada makanan . Obat obataan yg menekan nafsu

makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial .Obat obatan juga

menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat

gizi inteostine

C. Patofisiologi

1. Produk saliva menurun: mempengaruhi proses perubahan kompleks

karbohidat menjadi disakarida

2. Fungsi ludah menurun: sukar menelan

3. Fungsi kelenjar pencernaan: perut terasa tidak enak / kembung

4. Dengn proses menua terjadi gngguan mobilitas otot polos

esofagus.dari proses proses perubahan  pada proses penuaan pada

lansia menyebabkan intake makanan pada lansia berkurang yg

nantinya akan mempengaruhi status gizi pada lansia berkurang yg

nantinya akan mempengaruhi status gizi pada lansia Pathway

nutrisi kurang nutrisi intake makanan tidak adekuat Kondisi

fisiollogis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat


aktivitas keadaan penyakit ,kemampuan dayaa beli dan menyiapkan

makanan serta prosedur dan pengobtan yg dilakukan bergantung

pada tingkat aktivitas maka nutrisi dan kilokaloridiperlukan untuk

meningkatkan sehingga tingkat aktivitas akan meningkat

/menurun .sementara status  penyakitdan prosedur

/pengobatanyang dilakukan mempunyai dampak pada asupan

makanan ,pencernan absorbsi metabolisme dan ekskresi

Beberpa kondisi fisiologis dapat menyebabkan

menurunnya zat makan tertentu dan suatu saat akan

meningkat.penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein

karena protein dieskresi oleh ginjal.penyakit2 fisik biasanya

meningkatkan kebutuhan zat makanan.biasanya terjadi pada

penyakit –  penyakit saluran cerna .

Gangguan fisik dapat terjadi disepanjang saluran cerna

yang menyebabkan menurunnya asupan nutrisi..gangguan absorpsi

,ganggaun transportasi /penggunaan yang tidak sepantasnya.lika

pada mulut dapat mengakibatkan menurunnya asupan nutrisi

akibaat nyeri saat makan.diare dapat menurunkan absorpsi nutrisi

karena didorong lebih cepat terhadap penyakit pada kandung

empedu, dimana kandung empedu tidak berfungsi secara

wajar,empedu yang berfungsi mencerna lemak menjadi tidak

efektif.
D. Klasifikasi Gangguan Nutrisi

1. Kwarshiorkor adalah gangguan yang disebabkan olrh kekurangan

protein atau defisiensi yg disertai nutrient lainnya yang biasa

dijumpai pada bayi masa disapih dan anak pra sekolah (balita)

2. Marasmus adalah salah satu adalah salah satu benuk kekurangan

gizi yang paling buruk sering ditemui pada baliya penyebabnya

antara lain karena masukan makanan yang sangat kuraang,

infeksi pembawa lahir prematunitas penyakit pada masa neonatus

serta kesehatan lingkungan

3. Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi

sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi

kesehatan dan meningkatkan masalah kesehatan

4. Under weight adalah masalah yang berhubungan dengan

kekurangan zat gizi pada tingkat seluler /dapat dikatakan sebagai

masalah asupan zat gizi yg tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh

E. Rumus Imt dengan satuan BB dalam Kg dan TB dalam Meter

Keterangan:

<18,5=BB kurang

18,5 –  22,9=BB normal

≥23,0 = BB lebis

23,0-24,9 = resiko
obes 25,0-29,9 = obes I
F. Tanda Dan Gejala

1. Subjektif

a)  Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit

 b) Merasakan ketidak mampuan

c) Melaporkan perubahan sensasi rasa

d) Melaporkan kurangnya makan

e) Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan

2. Objektif

Tidak tertarik untuk makan

G. Penata Laksanaan Medis

a) Memberikan makanan yang bergizi

b) Mengatur diet pasien

c) Menambahkan suplemen atau vitamin

d) Mengajarkan pola makan yang sehat

e) Menawarkan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering

f) Berkolaborasi dengan dengan ahli gizi

H. Penata Laksanaan Keperawatan

➢ Pengkajian
1. Riwayat keperawatan dan diet

a. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?

 b.Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan

c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama

periode dietnya?

d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti

luka bakar dan demam?

2. Faktor yang mempengaruhi diet

a. Kesehatan/Status kesehatan

b. Kultur dan kepercayaan

c. Status sosial ekonomi

d. Faktor psikologis

I. Pemeriksaan Fisik & Diagnostik 

1. Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan fisik: apatis,lesu

b) Berat badan : obesitas,kurus

c) Otot :flaksia/lemah,tonus berkurng,tendernes,tidak mampu bekerja

d) Sistem saraf :bingung,rasa terbakar,paresthesia,refleks menurun


e) Fungsi gastrointesial :

anoreksia,konstipasi,diare,flaktuslen,pembesaran liver atau lien

f) Kardiovaskular : denyut nadi lebih dari 10x/menit,irama

abnormal,tekanan darah rendah/tinggi

J. Pemeriksaan diagnostik.

1. Pemeriksaan darah lengkap dengan pemeriksaan feses.

2. USG. SGOT & SGPT.

3. Sikologi : Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma

tersebut.

4. Rontgen : Mengetahui kelemahan yang muncul ada yang dapat

menghambat tindakan oprasi.

K. Terapi Medis

1. Terapi farmakologidengan pemberian obat /injeksi vitamin

2. Terapi non farmakologi dengan memberikan pendekatan serta edukasi

untuk nafas dalam dan memenuhi nutrisi cairan dengan minum

sedikit-sedikit tapi sering. Serta memenuhi nutrisi makanan dengan

makan sedikit –s  edikit tapi sering.

L. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan

mengabsorbsi nutriet / intake nutrisi yang tidak adekuat.

2. Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

berhububngan dengan kelebihan intake/ gaya hidup/ konsumsi


terlalu tinggi kalori.

M. Intervensi keperawatan.

No Dx. Keperawatan Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)

1 Resiko defisit Setelah dilakukan MANAJEMEN NUTRISI SIKI


nutrisi tindakan (1.03119)
berhubungan keperawatan selama
dengan ketidak 2x24 jamdi harapkan Observasi :
mampuan status nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi
mengabsorbsi (keadekuatan
nutriet / intake asupannutrisi untuk 2. Identifikasi kebutuhan
nutrisi yang memenuhi kalori dan jumlah nutrien
tidak adekuat kebutuhan
metabolisme) 3. Identifikasi makanan
membaik yang di sukai
dipertahankan dari 4. Monitor asupan makan
skor 3 (sedang) ke 4
(cukup meningkat) 5. Monitor berat badan

Dengan kriteria hasil Terapeutik :


:
6. Lakukan oral hygiene
- porsi makan pasien sebelum makan
meningkat di
7. Fasilitasi menentukan
pertahankan dari
pedoman diet (mis;
skor 3 (sedang) ke 4
piramida makanan)
(cukupmeningkat0
8. Sajikan makanan secara
- pengetahuan
menrik dengan suhu
tentang standar
yang sesuai
asupan nutrisi yang
tepat dipertahankan 9. Berikan suplemen
dari skor 3 (sedang) makanan, jikaperlu
ke 4 (cukup
meningkat)
Edukasi :
10. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
11. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan(mis, pereda nyeri,
anti emetik) jika perlu

N. Evaluasi

Evaluasi terhadap masalah nutrisi dilakukan dengan menilai

masalah keperawatan yang muncul. Evaluasi perkembangan kesehatan

pasien dapat dilihat dan hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui

sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan memberikan

umpan balik terhadap keperawatan yang diberikan.

Langkah-langkah pasien:

1. Daftar tujuan pasien

2. Melakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu

3. Dibandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien

4. Diskusikan kepada pasien apakah tujuan dapat tercapai/tidak. Jika tujuan

tidak dapat tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari

jalan keluar yang terbaik, kemudian catat apa yang ditemukan, serta

apakah perlu dilakukan perubahan intervensi


Daftar Pustaka

 Ahem, Nancy R. Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa

Keperawatan Edisi 9

 Diagnosa Nanda, Interverensi NIC, Kriteria Hasil NOC.  Jakarta: Penerbit

Buku Kedoteran.

Docterman dan Bullechek. 2004. Nursing Interverention Classification

(NIC). Edition 4 United States Of America: Masby Elsever

Acadamic Press.

 NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan

Klasifikasi 2012-2014.

Jakarta: EGC.

Saputra, Lyndon. 2013. Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia.

Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.

Uliyah, Musfifatul.2006. Keterampilan Dasa Praktik Klinik Kebidanan.

Jakarta: Salemba Medika.

Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai