Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI

A. PENGERTIAN
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk
keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi
reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit
(Wartonah, 2010).
Nutrisi juga dapat di katakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat lain yang terkandung, aksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan
penyakit.

B. TANDA DAN GEJALA


- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
tanda dan gejala :
1. Individu yang tidak puasa melaporkan atau mengalami
asupan makanan tidak adekuat kurang dari yang
dianjurkan dengan atau tanpa penurunan berat badan
2. Kebutuhan metabolik aktual atau potensial dengan
asupan yang lebih
3. Berat badan 10% - 20% atau lebih di bawah berat
badan ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh
4. Lipatan kulit trisep, lingkar lengan tengah, dan lingkar
otot lengan tengah kurang dari 60% standar
pengukuran
5. Kelemahan otot dan nyeri tekan
6. Peka rangsang mental dan kekacauan mental
7. Penurunan albumin serum
8. Penurunan transferin serum atau penurunan kapasitas
ikatan-besi

- Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh,


tanda dan gejala :
1. Kelebihan berat badan (berat badan 10% melebihi
tinggi dan kerangka tubuh ideal)
2. Obesitas (berat badan 20% atau lebih di atas tinggi dan
kerangka tubuh ideal)
3. Lipatan kulit trisep lebih besar dari 15 mm pada pria
dan 25 mm pada wanita
4. Melaporkan adanya pola makan yang tidak diinginkan
5. Asupan melebihi kebutuhan metabolic
6. Pola aktivitas monoton

C. PATOFISIOLOGI

Pola makan tidak teratur, tidak nafsu makan, mual, muntah

Berkurangnya pemasukan makanan Berlebihnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung Zat makanan tersimpan di jaringan


adipose dipakai sebagai energi
Intake makanan

Erosi pada lambung (gesekan)


Produksi HCL meningkat
Asam lambung refleks
Kekurangan

Energi berlebih masuk ke dalam


tubuh
tidakNutrisi

Berat tubuh meningkat


Kelebihan Nutrisi
adekuat

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya
perubahan nutrisi adalah sebagai berikut :
1. Kadar total limfosit
2. Albumin serum
3. Zat besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokrit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko
status nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan
hematokrit, penurunan nilai limfosit, penurunan albumin
serum < 3.5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan kadar
kolesterol (Mubarak, 2008, hlm. 61).

E. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk
memastikan kecukupan nutrisi meliputi metode enteral
(melalui system pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut
sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien
tidak mampu menelan makanan atau mengalami gangguan
pada saluran pencernaan atas dan transport makanan ke
usus halus terganggu. Pemberian makanan lewat enteral
diberikan melalui slang nasogastrik dan slang pemberian
makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi
atau
yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi
parenteral total (TPN) atau hiperalimentasi intravena
(IVH), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak
berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas
fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya
terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intravena
seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak,
protein, elektrolit, vitamin, dan unsure renik, semuanya ini
memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan
TPN bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena
sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan
oleh darah klien. (Kozier, 2011, hlm.784-801).

F. PENGKAJIAN
1. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan
gangguan status nutrisi dapat dikaji :
a. Pengukuran antropometik
1) Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada
individu dewasa dan balita dilakukan dalam posisi
berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi
dilakukan dalam posisi berbaring.
2) Berat badan
- Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama
setiap kali menimbang.
- Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
- Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama
beratnya setiap kali menimbang.
- Waktu penimbangan relatif sama, misalnya
sebelum dan sesudah makan.
3) Tebal lipatan kulit
- Anjuran klien untuk membuka baju guna
mencegah kesalahan pada hasil pengukuran.
- Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
- Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien
yang tidak dominan.
- Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas,
antara akromion dan olekranon.
- Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien
untuk relaks.
- Alat yang digunakan adalah kaliper.
4) Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang
digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala,
dada dan otot bagian tengah lengan atas.
b. Data Biomedis
- Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan
penilaian kondisi fisik yang berhubungan dengan
masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah
head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki.
- Pemeriksaan biokimia
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini
adalah kadar total limfosit, albumin serum, zat
besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin,
hemotokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen
kulit
(Barkaukas, 1995).
c. Riwayat Diet
Berikut ini adalah faktor yang menyebabkan gangguan
nutrisi
1. Riwayat diet
- Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
- Asupan makanan tidak adekuat
- Diet yang salah atau ketat
- Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10
hari atau lebih
- Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10
hari atau lebih
- Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan
makanan
- Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan
makanan
- Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan
makanan
- Ketidakmampuan fisik
- Lansia yang tinggal dan makan sendiri
2. Riwayat penyakit
- Adanya riwayat berat badan berlebih atau
berkurang
- Penurunan berat badan dan tinggi badan
- Mengalami penyakit tertentu
- Riwayat pembedahan pada sistem
gastrointestinal
- Anoreksia
- Mual dan muntah
- Diare
- Alkoholisme
- Gangguan yang mengenai organ tertentu
(kanker)
- Disabilitas mental
- Kehamilan remaja
- Terapi radiasi
3. Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik,
antasida, anti-depresan, agens anti-hipersentivitas,
agens anti-imflamasi, agens anti-neoplastik, digitalis,
laksatif, diuretik, natrium klorida dan vitamin atau
preparat nutrien lain.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah
nutrisi (Kozier, 2004) :
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh

H. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan/
Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Ketidakseimbanga NOC: NIC:
n nutrisi kurang
a. Nutritional  Kaji
dari kebutuhan
status: adanya alergi
tubuh
Adequacy makanan
Berhubungan
of nutrient  Kolaborasi
dengan :
dengan ahli
b. Nutritional
Ketidakmampuan gizi untuk
Status :
untuk menentukan
food
memasukkan jumlah kalori
and Fluid
atau mencerna dan nutrisi
Intake
nutrisi oleh karena yang
faktor c. Weight Control dibutuhkan
biologis, pasien
Setelah
psikologis
 Yakinkan
atau ekonomi. dilakukan
diet yang
tindakan
DS: dimakan
keperawatan
mengandung
 Nyeri abdomen selama….nutrisi
tinggi serat
kurang
 Muntah untuk mencegah
teratasi
konstipasi
 Kejang perut dengan indikator:
 Ajarkan
 Rasa penuh  Album
pasien
tiba-tiba in
bagaimana
setelah makan serum
membuat
DO:  Pre catatan
makanan harian.
 Diare albumin
serum  Monitor
 Rontok
adanya
 Hematokrit
rambut yang penurunan BB
berlebih  Hemoglobin dan gula darah

 Kurang  Total  Monitor


lingkungan
selama makan
iron binding
nafsu makan
capacity  Jadwalkan
 Bising pengobatan
 Jumla
usus h dan tindakan
limfo
sit tidak
berlebih selama jam
makan
 Konjungtiv
 Monitor
a pucat
turgor kulit
 Denyut
 Monitor
nadi lemah kekeringan,
rambut
kusam, total
protein, Hb
dan kadar Ht

 Monitor
mual dan
muntah

 Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva

 Monitor
intake
nuntrisi

 Informasikan
pada klien
dan keluarga
tentang
manfaat nutrisi

 Kolaborasi
dengan
dokter
tentang
kebutuhan
suplemen
makanan
seperti NGT/
TPN
sehingga

intake
cairan

yang
adekuat dapat
dipertahankan.

 Atur posisi
semi fowler atau
fowler
tinggi selama
makan

 Anjurkan
banyak
minum


Pertahankan
terapi IV line

 Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oval

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/
Masalah
Kolaborasi
NOC : NIC :
Ketidakseimbanga
n nutrisi lebih dari  Weight
Management
kebutuhan tubuh Nutritional
Status :  Diskusikan
Berhubungan
food and bersama pasien
dengan :
Fluid
Intake mengenai
Intake yang
hubungan antara
berlebihan 
intake makanan,
terhadap Nutritional
latihan,
Status :
kebutuhan nutrient peningkatan BB
metabolisme Intake dan penurunan BB
tubuh
  Diskusikan
DS :
Weight bersama pasien
 Laporan control mengani kondisi
adanya sedikit medis yang
Setelah
aktivitas atau dapat
dilakukan
tidak ada mempengaruhi
tindakan
aktivitas BB
keperawatan
DO:
selama …. X 24  Diskusikan
 Lipatan kulit jam ketidak bersama pasien
tricep > 25 seimbangan mengenai
mm untuk nutrisi lebih kebiasaan, gaya
wanita dan > teratasi dengan hidup dan factor
15 mm untuk kriteria hasil: herediter yang
pria dapat
 Mengerti
 BB 20 % di mempengaruhi BB
factor yang
atas ideal meningkatk  Diskusikan
untuk tinggi an berat bersama pasien
dan kerangka badan mengenai risiko
tubuh ideal
yang berhubungan

 Makan dengan BB berlebih
Mengidenti
dengan dan penurunan BB
fikasi
respon
tingkah laku  Dorong
eksternal
dibawah pasien untuk
(misalnya :
kontrol klien merubah
situasi sosial,
kebiasaan
sepanjang 
makan
hari) Memodifika

 Dilaporkan si diet dalam  Perkirakan

atau waktu yang BB badan ideal

diobservasi lama untuk pasien

adanya mengontrol
Nutrition
berat badan
disfungsi pola  Management
Penurunan
 Kaji adanya
berat badan alergi
1-
makan 2 makanan
pounds/mgg
(misal :
 Kolaborasi
memasangka 
dengan ahli gizi
n makanan Menggunak
untuk
dengan an energy
menentukan
aktivitas yang untuk
jumlah kalori
lain) aktivitas
dan nutrisi yang
sehari hari
 Konsentrasi dibutuhkan
intake pasien.
makanan
 Anjurkan
pada
pasien untuk
menjelang
meningkatkan
malam
intake Fe
 Anjurkan
pasien untuk
meningkatkan
protein dan
vitamin C
 Berikan
substansi gula

 Yakinkan diet
yang dimakan
mengandung tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
 Berikan
makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
 Ajarkan pasien
bagaimana
membuat catatan
makanan
harian.

 Monitor
jumlah nutrisi
dan kandungan
kalori

 Berikan
informasi tentang
kebutuhan nutrisi

 Kaji
kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan

Weight
reduction
Assistance

 Fasilitasi
keinginan pasien
untuk
menurunkan BB


Perkirakan
bersama pasien
mengenai
penurunan BB

 Tentukan
tujuan penurunan
BB

 Beri
pujian/reward
saat pasien
berhasil
mencapai tujuan
 Ajarkan
pemilihan makanan

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito-Moyet, L. J., 2012, Buku Saku Diagnosis Keperawatan,
Edisi 13, Jakarta: EGC.
Doenges M. E., 2001, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien, Edisi 4, 2013, Jakarta: EGC.
Potter & Perry, 2006, Buku Ajar Fundamental Keperawatan,
Edisi 4, Volume 2, Jakarta: EGC.
NANDA Internasional, 2013, Diagnosis Keperawatan: Definisi
dan Klasifiasi, Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai