LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.1. Pengertian
Menurut Tarwoto (2010) Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makananatau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan,
zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
Nutrisi adalah proses total yang melibatkan dalam konsumsi dan penggunaan zat
makanan (marilyn E.Doengoes)
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan keadaan individu tidak
puasa atau berisiko mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan tidak
cukupnya masukan atau metabolisme nutrisi untuk kebutuhan metabolisme (carpenito,
1998)
1.1.2. Etiologi
Kelainan nutrisi disebabkan oleh
a. Kekurangan Nutrisi:
Gangguan Sistem Pencernaan (misalnya: sakit gigi, stomatitis, faringitis, gastritis,
GERD, dll)
Gangguan Sistem Endokrin (Hipertiroidisme, Diabetes Mellitus
Gangguan Sistem Neurobehaiour (Kelemahan pada nervus Vagus, Nervus
Glossus, Nervus Hipoglossus)
Gangguan sistem Muskuloskeletal (Trauma pada tulang dan atau otot pencernaan
seperti fraktur mandibularis, dll)
Proses Penyakit (Diare, Kanker, TB, Thypoid, AIDS dll)
Efek Terapi (Kemoterapi, Radioterapi)
b. Kelebihan Nutrisi:
Gangguan Sistem Endokrin ( Hipotiroidisme,
Gangguan pola aktifitas dan olah raga (Makan berlebih, Kurang olahraga)
1.1.3. Fisiologis
Makanan yang kita makan tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh dalam bentuk energi
sebelum melalui proses pencernaan, absorbsi, dan metabolisme. Tubuh memerlukan
energi untuk fungsi-fungsi fisiologis organ tubuh, pergerakan, mempertahankan
temperatur, fungsi kelenjar, kerja hormon, pertumbuhan, dan penggantian sel sel yang
rusak.
Proses Pencernaan Makanan
Pencernaan merupakan proses pemecahan makanan menjadi bagian lebih kecil, dari
kompleks menjadi sederhana agar dapat diabsorbsi. Proses pencernaan dilakukan
secara mekanik dan secara kimiawi.
Hati.
Memproduksi cairan empedu yang kemudian keluar melalui dua saluran yaitu
duktus hepatikus kanan dan kiri, dan selanjutnya bergabung menjadi common ductus
hepaticus. Kemudian melalui common ductus bile sebelum akhirnya masuk ampula
duodenum.
Disamping fungsi sebagai regulasi hematologik dan fungsi-fungsi lain yang
jumlahnya lebih dari 200 fungsi, salah satu fungsi dari hati adalah regulasi metabolik.
Regulasi metabolik dari fungsi hati terjadi karena seluruh sirkulasi darah dari saluran
pencernaan yang mengabsorbsi nutrisi akan masuk ke hati melalui sistem vena porta
hepatika. Sel hati akan mengekstrak nutrisi dan toksin dari darah sebelum beredar ke
sirkulasi sistemik. Hati akan memindahkan atau menyimpan kelebihan nutrisi dan
2
akan memecahkan simpanan makanan jika terjadi kekurangan nutrisi. Beberapa fungsi
hati diantaranya dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, lemak, asam amino,
penyimpanan mineral, dan vitamin.
b.
Kandung Empedu
Fungsi utama dari kandung empedu adalah menyimpan cairan/garam empedu
yang dihasilkan oleh hati sekitar 1 liter setiap hari. Empedu bersifat alkalin dan
mengandung garam empedu, kolesterol, billirubin, elekrolit, dan air. Produksi empedu
dipengaruhi oleh adanya hormon cholecystokinin (CCK) yang dihasilkan oleh usus
halus. Adanya rangsangan saraf simpatis mengakibatkan terjadinya kontraksi kandung
empedu yang kemudian isinya akan mengalir masuk ke duodenum. Garam empedu
berfungsi untuk mempercepat kerja enzim seperti amilase dan tripsin.
c.
Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang memiliki dua fungsi yaitu fungsi endokrin dan
eksokrin. Sel-sel endokrin adalah pulau-pulau langerhans yang menghasilkan hormon
insulin dan glukagon yang berperan dalam pengaturan kadar gula darah. Sedangkan
sel eksokrin pankreas adalah sel acinar dan epitel yang menghasilkan cairan pankreas
seperti enzim-enzim pencernaan, air, dan ion-ion. Enzim-enzim pencernaan dari
pankreas bekerja di usus halus untuk memecahkan makanan menjadi bagian yang
lebih sederhana sehingga dapat diabsorbsi usus. Pankreas menghasilkan cairan sekitar
1 liter. Sekresi cairan dipengaruhi oleh hormon-hormon dari duodenum seperti
sekretin dan cholecystokinin. Pada saat kimus (makanan dalam bentuk setengah cair)
berada di duodenum, hormon sekretin dan cholecystokinin dilepaskan, kemudian
mempengaruhi sekresi enzim-enzim pankreas. Sekresi enzim-enim pankreas juga
distimulasi oleh nervus vagus. Enzim-enzim pankreas diantaranya sebagai berikut:
1) Pankreatik alfa amilase
Enzim ini sama dengan enzim amilase saliva, berfungsi memecahkan pati menjadi
maltosa yang selanjutnya akan diubah menjadi glukosa.
2) Lipase
Enzim ini diaktifkan oleh adanya cairan empedu yang masuk ke duodenum,
berfungsi dalam pencernaan trigliserida menjadi digliserida dan monogliserida, asam
lemak bebas dan gliserol.
3) Enzim proteolitik
Merupakan enzim yang terbanyak dihasilkan oleh pankreas sekitar 70%. Enzim
ini dalam bentuk tidak aktif, sampai setelah masuk ke usus halus misalnya tripsinogen,
chimotripsinogen, karboksipeptisode akan berubah menjadi tripsin, kimotripsin, dan
karboksipeptidose. Fungsi dari enzim tersebut mengubah protein menjadi dipeptida,
tripeptida, dan asam amino.
1.1.4. Klasifikasi
Tubuh membutuhkan nutrisi untuk kelangsungan fungsi-fungsi tubuh. Zat gizi
berfungsi sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, untuk pergerakan, serta kerja
fisik. Sebagian zat gizi berperan dalam pembentukan dan perbaikan jaringa tubuh serta
berperan sebagai pelindung dan pengatur.
Elemen nutrisi terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat akan terurai
dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh dan kelebihan glukosa
akan disimpan di hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.
a. Jenis Karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya, karbohidrat digolongkan menjadi tiga bagian
yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
1) Monosakarida
3
1. Asam amino esensial antara lain histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin,
fenilalanin, treonin, triptofan, valin.
2. Asam amino non-esensial antara lain alanin, arginin, asam aspartat, sitrulin,
sistein, sistine, asam glumamat, glisin, hidroksilisin, hidroksiprolin, prolin,
serin, tirosin.
Berdasarkan susunan kimianya, protein, di golongkan, menjadi tiga golongan,
yaitu :
1. Protein sederhana, yaitu jenis protein yang tidak berikatan dengan senyawa
lain seperti albumin dan globulin.
2. Protein bersenyawa, protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain
seperti dengan glikogen maembentuk glikoprotein, dengan hemonglobin
membentuk kromoprotein
3. Turunan atau derivat dari protein, termasuk dalam turunan protein misalnya
albuminose,pepton, dan gelatin.
b. Fungsi protein
1. Dalam bentuk albumin berperan dalam keseimbangancairan yaitu dengan
meningkatkan tekanan osmotik koloid serta keseimbangan asam basa.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
3. Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon.
4. Sumber energi disamping karbohidrat dan lemak.
5. Dalam bentuk kromosom, protein berperansebagai tempat menyimpan dan
meneruskan sifat-sifat keturunan.
c. Sumber protein
1. Protein hewani, yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging,
telur, hati, udang, kerang, ayam, dan sebagainya.
2. Protein nabati, yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung,
kedelai, kacang hijau, tepung terigu, dan sebagainya.
d. Pencernaan Protein
Jika ada makanan yang mengandung protein masuk ke lambung, maka akan
menstimulasi produksi pepsinogen oleh sel utama (chief cell) lambung.
Pepsinogen dengan bantuan HCl diaktifkan dengan cepat menjadi pepsin pada pH
di bawah 5,0 dan akan efektif pada pH 2,0. Produksi pepsinogen dipengaruhi oleh
adanya hormon asetilkolin, gastrin, dan sekretin selama ada makanan dan
kerjanya dihambat oleh keadaan alkali seperti pada keadaan keasaman di usus.
Pepsin mengubah protein menjadi polipeptida, yaitu albuminosa dan pepton. Di
usus, albuminosa dan pepton akan diubah menjadi asam amino dengan bantuan
enzim tripsin dari pankreas.
e. Absorbsi protein
Setiap hari sekitar 200 gram asam amino diabsorbsi melalui ileum dan masuk ke
kapiler-kapiler darah vilus melalui proses difusi, selanjutnya dibawa ke vena porta
hepatika. Karena protein dapat larut dalam air sehingga penyerapan umumnya
dapat terjadi secara sempurna, maka hampir tidak tersisa protein makanan dalam
fefes.
3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan jumlah kalori yang
lebih besar daripada karbohidrat dan protein.
a. Jenis lemak
Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi
1. Lemak murni
Yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol. Asam lemak bebas dapat
dengan mudah menembus membran sel melalui proses difusi.
5
Fungsi Vitamin.
1. Vitamin B1 berfungsi mencegah terjadinya penyakit beri-beri, neuropati
perifer, gangguan konduksi sistem saraf, dan encephalopaty wernicke.
2. Vitamin B2 berfungsi memperbaiki kulit, mata, serta mencegah terjadinya
hiperbillirubinemia pada bayi baru lahir yang mendapatkan fototherapy.
Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk ke tubuh kita melalui minum, sedangkan cairan
digestif yang diproduksi oleh berbagai organ saluran pencernaan diserap organ
sekitar 8 sampai 9 liter, sehingga sekitar 10 sampai 11 liter cairan beredar dalam
tubuh. Namun demikian, dari 10 sampai 11 liter cairan yang masuk, hanya 50
sampai 200ml yang dikeluarkan melalui feses, selebihnya direabsorbsi.
Absorbsi air terjadi pada usus halus dan usus besar (colon) dan terjadi melalui
proses difusi.
Jejenum 5-6 liter per hari
Ileum 2 liter per hari
Colon 1,5 liter per hari.
1.1.5. Patofisiologi
Berikut adalah Pathway Gangguan Nutrisi Kurang dari kebutuhan.
Gangguan Mekanis Sistem Pencernaan
Faringitis
Tonsilitis
Parotitis
Kemampuan Menelan
Sakit Gigi
Stomatitis
Kemampuan mengunyah
Asam Lambung
Laju Metabolisme
Kebutuhan Energy
Dehidrasi
Anorexia
Malaise
Albumin Serum
Kekurangan Nutrisi
Penurunan BB
BB dibawah normal
TB di bawah normal
Malaise
Myalgia
Defisit Albumin serum
b.
Kelebihan Nutrisi
Peningkatan BB
BB diatas normal
DM
PJK
BAB II
Konsep Asuhan Keperawatan
2.1.Pengkajian
2.1.1 Anamnesa
Data Dasar / Biodata
1.1. Identitas pasien (nama, umur, jenis klamin, agama, alamat, pendidikan,
pekerjaan, diagnosa medis, tanggal MRS, tanggal dan jam dilakukan
pengkajian, golongan darah).
1.2. Keluhan Utama
Satu buah keluhan yang paling dirasakan pasien saat kita melakukan
pengkajian
1.3. Riwayat Penyakit sekarang
Menceritakan tentang kronologis terjadinya penyakit yang dialami saat ini.
Antara lain:
a. Sebelum Masuk Rumah Sakit: Apa saja keluhan yang dirasakan,
upaya pengobatan yang sudah dilakukan, dan treatment yang sudah
didapatkan. Akan tetapi kesemuanya itu belum membuahkan hasil
sehingga memunculkan satu alasan untuk memutuskan merujuk pasien
ke Rumah Sakit.
b. Saat Masuk Rumah Sakit: Keluhan apa saja yang masih dirasakan
(bisa saja keluhan berkurang atau bertambah karena sebelum MRS
sudah mendapatkan pengobatan)
c. Saat dilakukan pengkajian: Keluhan apa saja yang masih dirasakan
pasien saat pengkajian dilakukan. (bisa berkurang ataupun
bertambah). Keluhan inilah yang menjadi fokus diagnosa keperawatan
yang diangkat dalam asuhan keperawatan.
1.4. Riwayat penyakit masa lalu
Ada atau tidaknya riwayat penyakit yang sama atau mempengaruhi
sehingga terjadi penyakit yang sekarang diderita.
1.5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien saat ini (menyelidiki adanya penyakit keturunan).
Genogram digunakan apabila ada kemungkinan penyakit keturunan dan
atau ada potensi penularan penyakit dari anggota keluarga. Genogram
dibuat minimal 3 (tiga) generasi ke atas dan hanya fokus kepada
kemungkinan terjadinya penyakit keturunan dan atau potensi penularan
penyakit saja.
1.6. Pola Psikososial dan Spiritual
Bagaimana hubungan pasien dengan keluarga dan lingkungannya, adakah
adat atau kepercayaan pasien sehubungan dengan penyakitnya, agama
yang dianut, apa saja yang boleh dan tidak boleh berdasarkan
keyakinannya tersebut.
1.7. Pola Aktifitas sehari-hari
Membandingkan beberapa aspek saat di rumah (sebelum sakit) dan saat
dirawat di rumah sakit, antara lain berisi tentang hal hal sebagai berikut:
a. Pola Nutrisi
Membandingkan aspek nutrisi saat sebelum sakit dan saat sakit
dengan mengkaji aspek manajemen nutrisi berikut ini:
A = Antropometri (meliputi Tinggi badan, Berat Badan, Lingkar
lengan tangan yang tidak dominan/ umumnya lengan kiri)
B = Biokimia (meliputi kadar Hb, Albumin, Lemak, Cholesterol)
C = Clinical sign (tanda klinis kelebihan atau kekurangan nutrisi)
D = Diet (history jenis diet dan polanya)
E = Energy dan aktivitas
11
o.
p.
q.
2.2.3 Intervensi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam satu jam pasien
mengatakan nyeri berkurang.
Kriteria Hasil
1. Pasien tampak lebih relax.
2. Pasien bisa tidur dan beristirahat dengan nyaman.
Intervensi
1. Observasi KU dan TTV
R : menjami terjalinnya komunikasi efektif dan terapeutik
2. Berikan tindakan rawat luka dengan teknik aseptik
R : luka yang membeik akan menurunkan tingkat peradangan dan
menurunkan nyeri.
3. Ajarkan teknik distraksi dan relaxasi
R : mengurangi nyeri dengan mengalihkan fokus perhatian tidak kepada
nyerinya.
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetic dan antibiotic.
R : analgetic dapat merelaksasi saraf sehingga nyeri berkurang, antibiotic
mencegah resiko infeksi sehingga menurunkan resiko pembengkakan.
5. Berikan HE tentang kanker dan luka post operasi.
R : memperbaiki tingkat pemahaman dan mekanisme koping pasien
terhadap penyakitnya
Tujuan
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kebutuhan
nutrisi adekuat.
Kriteria Hasil
1. Nafsu makan membaik
15
mengetahui
adanya
ketidak
seimbangan
asupan
nutrisi
3. Dx 3 :Gangguan pola tidur b.d nyeri pada daerah seputar luka dan kaku otot
leher sekunder terhadap aktivasi mekanisme peradangan pada seputar luka
post op kelenjar parotis sinistra yang ditandai dengan:
Pasien tampak lemah
GCS = 4-5-6
Kesadaran Compos Mentis
Durasi tidur (siang = 2 jam, malam = 3 jam).
Kantung mata cowong
Sklera tampak kemerahan
Palpebra nampak sedikit membesar
Nampak tegang menahan nyeri
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam resiko pola
tidur membaik
Kriteria Hasil
1. Tidur siang 2 jam
2. Tidur malam 7 jam
Intervensi
16
2.3 Implementasi
Implementasi merupakan suatu tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai
dengan rencana intervensi keperawatan yang sudah ditentukan untuk mengatasi
masalah keperawatan yang muncul
2.4 Evaluasi
Evaluasi yaitu catatan perkembangan setelah dilaksanakannya tindakan
keperawatan atau implementasi yang sesuai dengan rencana inervensi
keperawatan dengan menggunakan format SOAP atau SOAPIER
17
DAFTAR PUSTAKA
18