Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KEPERAWATAN DASAR

Nama : ACHMAD FAUZI BERANI


Nim : 402023028

A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Nutrisi
Tubuh memerlukan energi dan fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme
dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecahan).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh
serta faktor-faktor yang memengaruhinya.Secara umum faktor yang memengaruhi
kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor
patofisiologi seperti adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau
meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi,
reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto,
Wartonah, 2006 :26).
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas
tubuh,membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur
berbagai proses kimia di dalam tubuh (Mubarak, 2008:27).
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk proses dan
fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat,
protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter and Perry, 2010 :275).
2. Anatomi Sistem Pencernaan

Menurut Wahyudi dan Abd Wahid (2016), Sistem pencernaan manusia terdiri atas
saluran dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan saluran yang dilalui
bahan makanan. Kelenjar pencernaan adalah bagian yang mengeluarkan enzim untuk
membantu mencerna makanan. Saluran pencernaan antara lain sebagai berikut :

a. Mulut
Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah dan kelenjar air liur (saliva). Gigi
terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin.Struktur gigi terdiri atas mahkota gigi yang
terletak di atas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi dan akar gigi yang tertanam dalam
kekuatankekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang berwarna putih. Kalsium,
fluoride dan fosfat merupakan bagian penyusun email. Untuk perkembangan dan
pemeliharaan gigi yang baik, zat-zat tersebut harus ada di dalam makanan dalam jumlah
yang cukup. Akar dilapisi semen yang melekatkan akar pada gusi. Ada tiga macam gigi
manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang berguna untuk memotong makanan, gigi taring
(caninus) untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham (molar) untuk mengunyah
makanan. Dan terdapat pula tiga buah kelenjar saliva pada mulut, yaitu kelenjar parotis,
sublingualis dan submandibularis. Kelenjar saliva mengeluarkan air liur yang
mengandung enzim ptialin atau amilase, berguna untuk mengubah amilum menjadi
maltose. Pencernaan yang dibantu oleh enzim disebut pencernaan kimiawi. Di dalam
rongga mulut, lidah menempatkan makanan di antara gigi sehingga mudah dikunyah dan
bercampur dengan air liur. Makanan ini kemudian dibentuk menjadi lembek dan bulat
yang disebut bolus. Kemudian bolus dengan bantuan lidah, didorong menuju faring.
b. Faring dan esofagus
Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk
kedalam tekak (faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang
rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan (esofagus). Pada pangkal faring
terdapat katup pernapasan yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi untuk menutup
ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan.
Setelah melalui faring, bolus menuju ke esofagus, suatu organ berbentuk tabung lurus,
berotot lurik dan berdinding tebal. Otot kerongkongan berkontraksi sehingga
menimbulkan gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot
kerongkongan ini disebut gerakan peristaltik.
c. Lambung
Otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk bolus, memecahnya secara mekanis,
dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah lambung mengandung HCl, enzim
pepsin, dan renin. HCl berfungsi untuk membunuh kuman-kuman yang masuk bersama
bolus akan mengaktifkan enzim pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah protein
menjadi pepton. Renin berfungsi untuk menggumpalkan protein susu. Setelah melalui
pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan yang disebut
kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.
d. Usus halus
Usus halus memiliki tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Suatu lubang pada dinding duodenum
menghubungkan usus duabelas jari dengan saluran getah pankreas dan saluran empedu.
Pankreas menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan menuju
duodenum. Tripsin menghasilkan merombak protein menjadi asam amino. Amilase
mengubah amilum menjadi maltose. Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak
menjadi asam lemak dan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung
dalam kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu berfungsi
untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya pencernaan
makanan dilanjutkan ke jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-
zat makanan diserap. Zatzat makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap
diserap. Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa, vitamin yang larut dalam
air, asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus akan dibawa oleh
pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang
larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus, akan dibawa oleh pembuluh getah
bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah.
e. Usus besar
Bahan makanan yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam usus
besar. Usus besar terdiri atas usus buntu (apendiks), bagian yng menaik (ascending
colon), bagian yang mendatar (transverse colon), bagian yang menurun (descending
colon) dan berakhir pada anus. Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat
dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan
makanan yang tidak dapat tercerna, misalnya selulosa. Usus besar berfungsi mengatur
kadar air pada sisa makanan. Bila kadar air pada sisa makanan terlalu banyak, maka
dinding usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan
kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa
makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu
membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh
beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.
3. Fisiologi Nutrisi dan Metabolisme
Menurut Wahyudi dan Abd.Wahid (2016), Tubuh memerlukan bahan bakar untuk
menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk menyediakan material
mentah, untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel.
Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalam tubuh. Proses metabolik dapat
menjadi anabolik (membangun) atau katabolik (merusak). Energi adalah kekuatan untuk
bekerja, manusia membutuhkan energi untuk terusmenerus berhubungan dengan
lingkungannya.
a. Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan
merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energi yang dihasilkan dengan
satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar (K) atau kkal adalah jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 10 c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan
1000 kalori.

b. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk mensupport jaringan
dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fospat seperti
ATP. Kebutuhan energi seseorang di tentukan oleh BMR dan aktivitas fisik.
c. Basal Metabolisme Rate (BMR)
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu
untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernapasan, peristaltik usus,
kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
1) Pencernaan Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan dipecah secara mekanik
dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tidak berubah
secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini. Makanan
yang telah ditelan memasuki esofagus dan bergerak sepanjangnya dan dengan
kontraksi otot seperti gelombang (peristaltik). Massa makanan yang berada pada
kardiak spinkter, berlokasi pada permukaan atas lambung, menyebabkan spinkter
relaksasi dan memungkinkan makanan masuk lambung.
Di dalam lambung, pepsinogen disekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik
menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil
lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut.
Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di dalam perut
kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan lambung pada
spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus. Kimus mengalir ke
duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah intestinal, sekresi pankreas.
Peristaltik terjadi terusmenerus dalam usus kecil, mencampur sekresi dengan kimus.
 Absorbs Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang
daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan
area permukaan absorbsi. Nutrien di absorbsi oleh difusi pasif dan osmosis,
transpor aktif dan pinositosis.
 Metabolisme Nutrien diabsorbsi dalam intestinal, termasuk air yang
ditransportasikan melalui sistem sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan
kimia dari me
tabolisme, nutrien diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua
tipe dasar metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
merupakan produksi dan substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis
nutrien. Katabolime merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi
yang lebih sederhana.
 Penyimpanan Beberapa, tapi tidak semua nutrien yang diperlukan tubuh
disimpan dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan
adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan
dalam cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan protein disimpan dalam
massa otot. Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari
nutrien yang dimakan, maka energi yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi
yang tidak digunakan harus disimpan terutama lemak.
4. Status Nutrisi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), Karakteristik status nutrisi ditentukan
melalui adanya indeks massa tubuh (body mass index-BMI) dan berat tubuh ideal (ideal
body weight-IBW).
a. Body Mass Index (BMI) Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang
dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai
panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.

b. Ideal Body Weight (IBW) Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi
tubuh yang sehat.Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter
dikurangi 100 dan dikurangi atau ditambah 10% dari jumlah tersebut. Rumus IBW
diperhitungkan : (TB-100) + 10%
5. Masalah Kebutuhan Nutrisi
Menurut Hidayat (2009) dan Ernawati (2012), masalah kebutuhan nutrisi terdiri atas :
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan
nutrisi untuk kebutuhan metabolisme. Tanda klinis :
 Berat badan 10-20% dibawah normal
 Tinggi badan di bawah ideal
 Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
 Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
 Adanya penurunan albumin serum
 Adanya penurunan transferin Kemungkinan penyebab :
 Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
 Disfagia karena adanya kelainan persarafan
 Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa. 4)
Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis :
1. Berat badan lebih dari 10% berat ideal
2. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)
3. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
4. Adanya jumlah asupan yang berlebihan
5. Aktivitas menurun atau monoton Kemungkinan penyebab :
o Perubahan pola makan
o Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
c. Obesitas Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena
kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan
otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva dan lain-
lain.
e. Diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagi masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan
kalsium, natrium dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering
dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-
lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian
lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia
Anervosa Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
6. Faktor Yang Memengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Faktor yang memengaruhi kebutuhan nutrisi antara lain :
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi (Hidayat, 2009).
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang
layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan
tersebut dapat merendahkan derajat mereka (Hidayat, 2009).
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan
makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut
merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan makan ikan bagi
anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan. Padahal ikan
merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak (Hidayat, 2009).
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup. Saat ini, para remaja di kota-kota besar di negara kita
memiliki kecenderungan menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti
makanan cepat saji (junkfood), bakso, dan lain-lainnya (Hidayat, 2009).
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah (Hidayat, 2009).
f. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat, hal ini
sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energi basal relatif konstan (Wahyudi dan Abd Wahid,
2016).
g. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan wanita
pada laki-laki kebutuhan BMR 1.0 kkal/kgBB/jam dan pada wanita 0,9
kkal/kgBB/jam (Wahyudi dan Abd Wahid, 2016).
h. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan
metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar (Wahyudi dan Abd Wahid, 2016).
i. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat (Wahyudi dan Abd Wahid,
2016).
j. Faktor psikologis
seperti stress dan ketegangan Motivasi individu untuk makan makanan yang
seimbang dan persepsi individu tentang diet dan merupakan pengaruh yang kuat.
Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis, susu
menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbolkan kekuatan) (Wahyudi dan Abd
Wahid, 2016).
k. Alkohol dan obat Penggunaan
alkohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi nutrisi karena
uang mungkin dibelanjakan untuk alkohol daripada makanan. Alkohol yang
berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan
nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga
menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorbsi zat gizi di dalam
intestin (Wahyudi dan Abd Wahid, 2016).
B. LAPORAN KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Klien
Nama : Ny.S
Usia : 45 tahun
Agama : Islam
Tanggal Lahir : 10 maret 1978
Status perkawinan : menikah
Jenis kelamin : perempuan
Pendidikan : SMA
Suku : Sunda
Pekerjaan : IRT
Alamat : Bandung
Tanggal masuk RS : 15/8/2023
Tanggal pengkajian : 15/8/2023
No medrec : 45-35-21

Penanggung jawab
Nama : Tn.R
Usia : 53 tahun
Agama : Islam
Hub dengan pasien : suami
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Bandung
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Mual
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke UGD dengan keadaan tidak sadar. TTV awal masuk IGD TD
100/80 mmHg, nadi 90x/menit, RR 25x/menit, dengan hasil pemeriksaan GDS : 325
gr/ dL, dilakukan pemasangan urine catheter, dengan produksi urine 1000 cc warna
kuning jernih. Sebelumnya pasien sering mengeluh lemas badan, sering kencing, rasa
haus terus menerus, banyak makan karena merasa lapar terus.
3) Riwayat penyakit dahulu
Pasien dikatakan memiliki riwayat kecing manis sejak 5 tahun yang lalu dan namun
jarang kontrol. Pasien juga memiliki riwayat NIDDM sejak 5 tahun yang lalu. Pada
tahun keempat pasien mengeluhkan penglihatannya kabur, area ekstremitas bawah
terasa baal seperti kesemutan dan nafas pasien sering terasa berbau keton.
4) Riwayat penyakit keluarga
Penyakit turunn :
Penyakit Menular :
c. Pemeriksaan fisik
a. Kedaan umum
Tingkat Kesadaran : Composmentis
GCS (15) : E : 4, M : 6, V : 5
Tanda-tanda Vital : a). Tekanan Darah = 110/70 mmHg
b). Suhu = 36,5 oC
c). Respirasi = 18 x/menit
d). Nadi = 86 x/menit
b. Antropometri
Berat badan sekarang : 60 kg
Berat badan dahulu : 71 kg
Tinggi badan : 165 cm
BMI : 22 (Ideal)
c.
d. Pemerikaan Fisik Head To Toe
1) Kepala
Pada saat dilakukan inspeksi wajah simetris, warna rambut hitam,
distribusi rambut merata, Pada saat dilakukan palpasi tidak ada lesi, tidak ada
massa, tidak ada nyeri, tidak ada pembengkakan, tidak ada prepitasi
2) Mata
Penglihatan kabur, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, lapang
pandang menurun, dan kemampuan pergerakan bola mata baik. Pada saat
dilakukan inspeksi mata simetris, pupil isokor, konjungtiva ananemis, refleks
cahaya baik, refleks mengedip baik
3) Hidung
Hidung simetris, tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan cuping
hidung, mukosa hidung lembab, passage udara baik, tidak ada nyeri area sinus,
fungsi penciuman baik dengan menggunakan kayu putih

4) Mulut
Warna bibir merah muda, mukosa bibir kering, tidak ada caries gigi, mulut
berbau keton, warna lidah pucat, tidak ada bercak, kemampuan gerak lidah dan
menelan normal, bicara jelas
5) Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada lesi, tidak terdapat nyeri tekan, fungsi
pendengaran baik dengan menggunakan suara detik jam tangan
6) Kulit dan Otot-otot Wajah
Ekstremitas bawah terasa baal dan kesemutan.
7) Leher
Tidak ada pembengkakan ataupun kemerahan, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, tidak ada peningkatan JVP
8) Dada dan Punggung
Bentuk dada normal, simetris, tulang punggung normal, tidak ada
kemerahan di arena dada, tidak ada lesi, tidak ada massa, pengembangan dada
sama, saat diperkusi suara resonan, auskultasi suara nafas vesikuler, pernafasan
18 x/menit
Ketika diinspeksi jantung tidak ada denyutan apeks, pembesaran jantung
(-), batas jantung saat diperkusi normal, saat diauskultasi irama normal, tidak ada
bunyi tambahan, frekuensi nadi 86 x/ menit
9) Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada lesi, umbilikal menonjol kedalam, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati, bising usus normal 7x/menit
10) Genetalia dan Anus
Distribusi rambut pubis merata, tidak ada bengkak, tidak ada kemerehan,
pengeluaran keputihan normal tidak berbau, Lubang anus bersih, tidak terdapat
lesi, tidak terdapat massa

11) Ekstremitas
a) Ekstremitas Atas
Tangan simetris, tidak ada lesi, tidak ada bengkak, tidak terdapat nyeri
tekan, tidak ada kekakuan otot, tidak ada edema, kuku bersih, CRT < 2 detik
Ketika dilakukan pemeriksaan ROM (fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi, rotasi)
normal, kekuatan otot 5

5 5

b) Ekstremitas Bawah
Kaki terlihat pucat , tidak ada bengkak, kemampuan gerak agak menurun,
kekuatan otot melemah, tidak ada edema kaki kanan, tidak adanyeri kaki
kanan Ketika dilakukan pemeriksaan ROM (fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi,
rotasi) merasakan baal dan kesemutan, kekuatan otot 4

4 4
e. Pola Aktivitas Sehari-hari/ADL
Tabel ADL

N ADL Sebelum Sakit Setelah Sakit


O
1 Nutrisi
a. Makan
Frekuensi 2-3x sehari 2-3x sehari
Jenis Nasi, lauk Nasi, lauk, sayur
Porsi Habis 1 porsi Habis ½ porsi
Keluhan Tidak ada keluhan Lemas, mual
Alergi Tidak ada alergi Tidak ada alergi
b. Minum
Frekuensi 7-8 gelas/hari 5-6 gelas/hari
Jenis Air putih, teh manis Air putih
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

2 Eliminasi
a. BAK
Frekuensi ±2-6x sehari ±4-7x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Bau khas Bau khas keton
Keluhan Tidak ada keluhan Sulit ke kamar mandi
karena kaki terasa
baal, BAK di tempat
tidur menggunakan
pampers
b. BAB
Frekuensi 1x sehari 1x/2 hari
Konsistensi Lembek Lembek
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan

Bau Bau khas Bau khas


Keluhan Tidak ada keluhan Sulit ke kamar mandi
karena kaki terasa
baal, BAB di tempat
tidur menggunakan
pampers
3 Istirahat Tidur
a. Siang ±1 jam ±1 jam
b. Malam ±7-8 jam ±7-8 jam
c. Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
4 Mobilisasi
a. Keluhan Tidak ada keluhan Area Ekstremitas
bawah terasa baal dan
penglihatan kabur
b. Jenis Aktivitas Aktivitas normal Aktivitas sehari-hari
terganggu
c. Waktu Tidak menentu Tidak ada aktivitas

5 Personal Hygiene
a. Mandi
Frekuensi 2x/hari 2x/ hari
Metode Mandi sendiri dikamar Dibantu oleh keluarga
mandi di tempat tidur
Menggunakan Air dingin, sabun Air hangat, waslap
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak dapat ke kamar
mandi karena kaki
terasa baal
b. Gosok Gigi
Frekuensi 2x/hari 2x/hari
Metode Gosok gigi sendiri di Gosok gigi ditempat
kamar mandi tidur

Menggunakan Pasta gigi, sikat gigi Pasta gigi, sikat gigi

Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

c. Keramas 2-3x/minggu Belum pernah


Frekuensi
Metode Keramas sendiri di Tidak dapat ke kamar
kamar mandi mandi karena kaki
terasa baal
Menggunakan Shampoo -
Keluhan Tidak ada keluhan -

d. Gunting Kuku
Frekuensi 1x/minggu 1x/minggu
Metode Gunting kuku sendiri Gunting kuku sendiri

Menggunakan Gunting kuku Gunting kuku


Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

d. Data psikososial
Pasien menganggap sakitnya merupakan ujian dari Allah. Pasien berharap
cepat sembuh. Pasien selalu mendapat dukungan dari suami dan keluarganya.
e. Data Spiritual
Pasien percaya bahwa sakit yang dideritanya akan segera sembuh dengan
pengobatan medis dan senantiasa untuk berdoa kepada Allah. Pasien tetap
melakukan kegiatan beribadah tapi ditempat tidur karena sakitnya itu.
f. Data penunjang
Pemeriksaan laborataoorium : Hb 12 gr %, leukosit 6000/mm3, trigliserida
286 gr/dl,

f. Analisa Data

Data Etiologi Masalah keperawatan


Ds : Riwayat penyakit gula darah Ketidakstabilan kadar
Pasien mengeluh mual tinggi glukosa darah
bila makan menu rumah
sakit Jarang kontrol ke pelayanan
kesehatan
Do :
-GDS tinggi 325 gr/dl
-Produksi urine 1000 cc Sel b di pranceas terganggu
-Kesadaran menurun
-klien mendapat insulin Defisit insulin
7-7-6 IU

Hiperglikemi

Ketidakstabilan kadar
glukosa darah
DS: Defisiensi insulin Resiko
Pasien mengeluh tidak ketidakseimbangan
mau makanan dari rumah Gluconeogenesis nutrisi kurang dari
sakit karena mual kebutuhan
DO: Ketogenesis
Makanan pasien tidak
dimakan Mual
Muntah

Resiko ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan

g. Diagnosa berdasarkan prioritas keperawatan


1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin d.d kadar glukosa dalam
darah tinggi
2. Risiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan dd klien mengeluh mual.
h. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
Ketidakstabilan Kestabilan kadar Menejemen hiperglikemia (1.031115) a. Menurut WHO, Diabetes
kadar glukosa glukosa darah Observasi Melitus (DM) didefinisikan
darah b.d (L.03022)  Identifikasi kemungkinan penyebab sebagai suatu penyakit atau
resistensi insulin Setelah dilakukan hiperglikemia gangguan metabolisme
perawatan 1x24 jam kronis dengan multi
d.d kadar
di harapkan kadar  Identifikasi situasi yang menyebakan etiologi yang ditandai
glukosa darah glukosa menurun kebutuhan insulin meningkat. dengan tingginya kadar
tinggi (D.0027) dengan kriteria hasil:  Monitor kadar glukosa darah gula darah disertai dengan
1. Kesadaran  Monitor tanda dan gejela gangguan metabolisme
meningkat 5 hiperglikemia karbohidrat, lipid dan
2. Mengantuk  Monitor intake dan outpu cairan protein sebagai akibat dari
menurun 5 Anjurkan Terapeutik insufisiensi fungsi insulin.
3. Puisng menurun 5 (Depkes, 2008).
 Berikaan asupan cairan oral
4. Lelah menururun 5 b. penatalaksanaan Diabetes
5. Keluhan lapar  konsulatsia dengan medis jika tanda
Mellitus meliputi 5 pilar, 5
menurun 5 dan gejela hiperglikemia tetap da nada pilar tesebut dapat
6. Rasa haus menurun atau memuruk mengendalikan kadar
5 glukosa darah pada kasus
7. Kadar glukosa Edukasi Diabetes Mellitus (Perkeni,
darah membaik 5  anjurkan kepatuhan diet dan olahraga 2015). 5 pilar tersebut
8. Kadar gukosa  ajarkan pengelola diabetes meliputi : edukasi, terapi
darah dalam urin nutrisi medis, latihan
kolaborasi
membaik 5 jasmani, terapi farmakologi
9. Jumlah urine  anjurkan pemberian insulin
dan pemantauan glukosa
membaik 5 seyengah jam sebelum makan
darah sendiri.
10.  anjurkan pemberian cairan iv c. Terapi farmakologi
 anjurkan pemberian kalium diberikan secara bersamaan
dengan terapi nutrisi yang
1. dianjurkan serta latihan
jasmani. Terapi
farmakologi terdiri atas
obat oral dan injeksi.
Berdasarkan cara kerjanya,
Obat Hipoglikemik Oral
(OHO) dapat dibagi
menjadi 3 yaitu :
1) Pemicu sekresi insulin
(insulin secretagogue) :
sulfniturea dan glinid
2) Penambah sensitivitas
terhadap insulin :
metformin dan
tiazolidindon
3) Penghambat absorbs
glukosa di saluran
pencernaan : penghambat
glucosidase alfa.
4) Penghambat DPP-IV
(Dipeptidyl Peptidase-IV)
5) Penghambat SGLT-2
(Sodium Glucose Co-
transporter 2)

Isu etik : pasien tidak mau makan dari rumah sakit karena mual namun pihak rumah
sakit tetap memberikan mkanan sesui dengan intruksi dokter.
Penyesaian: memberikan promosi kesehatan kepada pasien agar pasien mau makan
sedikit demi sedikit tapi sering kemudian mkanan dihidangkan ketika masih hangat,
dan membeirkan informasi pemberian obat makan dan insulin sebelum makan

Anda mungkin juga menyukai