Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
DI RUANG DAHLIA RSUD KOTA BOGOR

OLEH:
MUH. IQBAL YUNUS
18170100073

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. DEFINISI
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia ubtuk menerima makanan
dan bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.(Tarwoto-Wartonah,2003)
Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain
yang terkandung aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit. Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Gizi
adalah substansi organic dan non organic yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan
oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (kozier,2004)

B. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-
organ yang terletak di luar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
1. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin
dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri
dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigibelakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut
dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung
antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri
secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
2. Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan (faring) adalah penghubung antara mulut dan kerongkongan.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga
mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
3. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas adalah terdiri
dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannya diliputi
selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk perlindungan.
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kacang
keledai.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
a. Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
terbentuknya tukak lambung.
b. Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai
penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
c. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
5. Usus Halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang panjangnya
kira-kira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri dari rectum, colon dan
rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter
dengan diameter kira-kira 6 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk chime
(setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium, bikarbonat
dan enzim.
Chyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi
feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu
12 jam. Gerakan colon dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pertama houstral shuffing adalah
gerakan mencampur chyme untuk membantu mengabsorbsi air, kedua kontraksi haustrl
yaitu gerakan untuk mendorong materi air dan semi padat sepanjang colon, ketiga
gerakan peristaltic yaitu gerakan maju ke anus yang berupa gelombang. Makanan yang
sudah melewati usus halus : Chyme, akan tiba di rectum 4 hari setelah ditelan, jumlah
chime yang direabsorbsi kurang lebih 350 ml.
6. Usus Besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
a. Kolon asendens (kanan)
b. Kolon transversum
c. Kolon desendens (kiri)
d. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti
vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan
terjadilah diare.
7. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke
dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya
dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf
yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbahkeluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit)
dansebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB),
yang merupakan fungsi utama anus. (Brunner&Suddarth,2001)

C. PROSES KEBUTUHAN NUTRISI


1. Komponen-Komponen Nutrien
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Setiap 1g karbohidrat
menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk
glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa,
pecahan energi selama masa istirahat atau puasa. Kelebihan energi karbohidrat
berbentuk asam lemak. Metabolisme karbohidrat mengandung 3 proses, yaitu :
1) Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida dan air disebut
glikogenolisis.
2) Anabolisme glukosa terbentuk glikogen disebut glikogenesis.
3) Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
glukoneogenesis.
Fungsi karbohidrat antara lain:
1) Sumber energi yang mudah
2) Sumber energi utama bagi otak dan syaraf
3) Membuat cadangan tenaga tubuh
4) Pengaturan metabolisme lemak
5) Untuk efisiensi pengunaan protein
6) Memberi rasa kenyang
b. Protein
Protein berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti
jaringan tubuh. Setiap 1g protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk sederhana dari protein
adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan berbentuk hormone dan
enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh, tetapi harus didapat
dari makanan. Fungsi protein antara lain:
1) Untuk keseimbangan cairan, yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid,
keseimbangan asam
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
3) Pengaturan metabolisme, bentuk enzim, dan hormon
4) Sumber energi disamping karbohidrat dan lemak
5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan
meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk gen.
c. Lemak
Lemak merupakan sumber energi paling besar. 1g lemak akan menghasilkan
9 kkal. Lipid adalah lemak yang dapat membeku pada suhu ruangan tertentu, dimana
lipid tersebut terdiri atas trigliserida dan asam lemak. Proses terbentuknya asam
lemak disebut lipogenesis. Fungi lemak antara lain:
1) Memberikan kalori dimana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan
memberikan kalori sebanyak 9 kkal
2) Melarutkn vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus
3) Memberikan asam-asam lemak esensial
d. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organic yang tidak dapat dibuat oleh tubuh dan
diperlukan dalam jumlah besar sebagai katalisator dalam proses metabolisme.
Vitamin secara umum diklasifikasikan ke dalam :
1) Vitamin yang dapat larut dalam lemak, yaitu : vitamin A, vitamin D, vitamin E,
vitamin K.
2) Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B dan vitamin C.
e. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik untuk tubuh karena perannya sebagai
katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dikategorikan menjadi 2 :
1) Macromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah lebih dari
100 mg.
Contohnya : kalsium, phosphor, sodium, potasium, magnesium, klorida, dan
sulfur.
2) Micromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinyasejumlah kurang lebih
100 mg.
Contohnya : besi, seng, mangan, iodium, selinium, cobalt, kromium, tembaga, dan
klorida (Tarwoto-Wartonah,2004).

2. Kebutuhan nutrisi sesuai tingkat perkembangan usia


a. Bayi
Pada bayi pencernaan dan absorbsi masih sederhana sampai umur 6 bulan.
Kalori yang dibutuhkan sekitar 110-120 kal/kg/hari. Kebutuhan cairan sekitar 140-
160ml/kg/hari. Bayi sebelum usia 6 bulan pemberian nutrisi yang cocok adalah ASI.
b. Anak Todler dan Pra Sekolah
Kebiasaan yang perlu diajarkan pada usia ini antara lain:
1) Penyediaan makanan dalam berbagai variasi
2) Membatasi makanan manis
3) Konsumsi diet yang seimbang.
4) Penyajian waktu makanan yang teratur.
Kebutuhan kalori pada masing-masingusia:
1) 1 tahun = 100 kkal/hari
2) 3 tahun = 300-500 kkal/hari
c. Anak Sekolah (6-12 tahun)
Usia kalori protein Calcium Fe Vit.A Vit.B1 Vit.C
10-12 1900 60 0,75 8 2500 0,7 25
07-09 1600 50 0,75 7 2500 0,6 25
05-06 1400 40 0,50 6 2500 0,6 25
Tahun kal gram Gram Mg U.I Mg Mg

d. Remaja (13-21 tahun)


Kebutuhan kalori, protein, mineral dan vitamin sangat tinggi berkaitan
dengan berlanjutnya proses pertumbuhan. Lemak tubuh meningkat akan
mengakibatkan obesitas sehingga akan menimbulkan stress terhadap body image.
e. Dewasa Muda (23-30 tahun)
Kebutuhan nutrisi pada masa dewasa muda, selain untuk proses pemeliharaan
dan perbaikan tubuh dari pada pertumbuhan. Kebutuhan nutrisi pada umumnya lebih
diutamakan pada tipe dan kualitas daripada kuantitas.
f. Dewasa (31-45 tahun)
Masa dewasa merupakan masa produktif khususnya terkait dengan aktivitas
fisik. Kebutuhan nutrisi pada masa ini perlu mendapatkan perhatian besar dan harus
di bedakan antara tingkatan pekerjaan.
Keadaan pekerjaan
Unsur Ringan Sedang Berat
Gizi L P L P L P
Kalori 2100 1750 2500 2100 3000 2500
Protein 60 55 65 65 70 70
Kalsium 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Ferum 8 10 8 8 10 8
Vit. A 2500 2500 2500 2500 2500 2500
Vit. B1 1 0,8 1,2 1 1,5 1,5

3. Karakteristik Status Nutrisi


Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan
Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari gambaran
berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak
dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over
weight) dan obesitas.
BB (kg)
Indeks Masa Tubuh = TB × TB (m)

Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia


Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 ─ 18,5
Normal 18,5 ─ 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)

b. Ideal Body Weight (IBW)


Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat badan
optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan
dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] – [10% (Tinggi badan – 100)]

(Sumber: Repository USU)


D. PATHWAY

Penyakit saluran pencernaan Status kesehatan menurun Gaya hidup dan kebiasaan Kebutuhan metabolisme
untuk pertumbuhan

Erosi mukosa lambung Kelemahan otot menelan Kebiasaan mengkonsumsi Peningkatan intake nutrisi
makanan yang tidak sehat

Menurunnya tonus dan Gangguan menelan makanan Kelebihan zat didalam tubuh Kebutuhan energi
peristaltik lambung yang tidak dibutuhkan meningkat

Refluksi duodenum ke Asupan nutrisi tidak terpenuhi Penyerapan di dalam tubuh Mudah lapar
lambung tidak sempurna

Mual Penurunan berat badan Nafsu makan


meningkat

Sering makan
Muntah

Resiko Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari Peningkatan berat


kebutuhan tubuh badan
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Ketidakdakseimbangan nutrisi : lebih dari
Sumber: Tarwoto dan Wartowah, 2004 kebutuhan tubuh
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI
Keseimbangan Metabolisme dan energi tubuh Beberapa faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi, diantaranya perkembangan, jenis kelamin, kesehatan, dan umur.
1. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada bayi & remaja)
memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Di sisi lain, lansia memerlukan sedikit
kalori dan perubahan diet mengingat risiko penyakit jantung korononer, osteoporosis,
dan hipertensi.
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi tubuh dan
fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan besarnya
kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan lebih banyak zat
besi dibandingkan pria sebelum menopause. Wanita hamil dan menyusui memiliki
peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.
3. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan status
nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah makanan.
Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang menyakitkan atau
karena struktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk mendapat nutrisi yang
memadai (Kozier, dkk. 2010).
4. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir
akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan berangsur menurun
untuk meningkat lagi pada saat remaja (Almatsier, 2001).

F. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis atau tanda dan gejala nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menurut buku
saku diagnosa keperawatan NIC-NOC antara lain:
1. Subjektif
a. Kram abdomen
b. Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit.
c. Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan.
d. Melaporkan perubahan sensasi rasa.
e. Melaporkan kurangnya makanan.
2. Objektif
a. Tidak tertarik untuk makan
b. Diare
c. Adanya bukti kekurangan makanan
d. Kehilangan rambut yang berlebihan
e. Bising usus hiperaktif
f. Kurangnya minat pada makanan
g. Luka rongga mulut inflamasi
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan Karakteristik:
a. Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
b. Bising usus hiperaktif
c. Cepat kenyang setelah makan
d. Diare
e. Gangguan sensasi rasa
f. Kehilangan rambut berlebihan
g. Kelemahan otot pengunyah
h. Kelemahan otot untuk menelan
i. Kerapuhan kapiler
j. Kesalahan informasi
k. Kesalahan persepsi
l. Ketidakmampuan memakan makanan
m. Kram abdomen
n. Kurang informasi
o. Kurang minat pada makanan
p. Membran mukosa pucat
q. Nyeri abdomen
r. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
s. Sariawan rongga mulut
t. Tonus otot menurun

Faktor yang berhubungan:


a. Faktor biologis
b. Faktor ekonomi
c. Gangguan psikososial
d. Ketidakmampuan makan
e. Ketidakmampuan mencerna makanan
f. Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
g. Kurang asupan makanan
(NANDA International, 2015)

2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


Definisi: Intake nutrisi melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan Karakterisitik:
a. Lipatan kulit tricep lebih dari 25 mm untuk wanita dan 15 mm untuk pria
b. BB diatas 20 % diatas tubuh ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh ideal
c. Makan dengan respon eksternal (misalnya: situasi sosial, sepanjang hari)
d. Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan (misalnya: memasangkan
makanan dengan aktivitas yang lain)
e. Tingkat aktivitas yang menetap
f. Konsentrasi intake makanan yang menjelang malam

Faktor yang berhubungan:


Intake yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan metabolisme tubuh.
(NANDA International, 2010)

1. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil:
a. Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
b. Peningkatan status nutrisi
(Tarwoto & Wartonah, 2006)

Rencana Tindakan (NIC, edisi keenam):


Manajemen Nutrisi
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
e. Berikan substansi gula
f. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
g. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
h. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
i. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
j. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
k. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Monitor Nutrisi
a. Timbang berat badan pasien
b. Monitor adanya penurunan berat badan
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
e. Monitor lingkungan selama makan
f. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
g. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit dan mobilitas
i. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
j. Monitor adanya mual dan muntah
k. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
l. Monitor makanan kesukaan
m. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
n. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
o. Monitor kalori dan intake nuntrisi
p. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
q. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

2. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh


Kriteria Hasil:
a. Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol
b. Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
c. Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan
(Tarwoto & Wartonah, 2006)

Rencana Tindakan (NIC, edisi keenam):


Manajemen Berat Badan
a. Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan antara intake makanan, latihan,
peningkatan BB dan penurunan BB
b. Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis yang dapat mempengaruhi BB
c. Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya hidup dan factor herediter
yang dapat mempengaruhi BB
d. Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang berhubungan dengan BB berlebih
dan penurunan BB
e. Dorong pasien untuk merubah kebiasaan makan
f. Perkirakan BB badan ideal pasien

Manajemen Nutrisi
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
e. Berikan substansi gula
f. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
g. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
h. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
i. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
j. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
k. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner&Suddarth, Suzanne C. Smeltzer, Brenola G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal


Bedah. EGC: Jakarta.

Hidayat, A. A. A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik Volume
2, Edisi 7. Jakarta : EGC.

Mubarak, dkk. 2008. Buku Ajar KDM. Jakarta: EKG.

NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017,
Edisi 10. Jakarta: EGC.

Sugianto, Sugeng.2002.Ilmu penyakilt anak diagnosa dan penatalaksanaan edisi pertama.


Jakarta : Salemba Medika.

Tarwoto dan Wartowah. 2004. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai