Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN

NUTRISI

Di Susun Oleh:

Denada Agustina Ariani, S. Kep


(2214901003)

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN DASAR (PPKD)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ALIFAH PADANG
T.A. 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Kebutuhan Nutrisi

1. Defenisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan

oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam

aktifitas tubuh (Alimul, 2020).

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk

fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan

(Wikipedia Indonesia, 2018).

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan

kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh

manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan

hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting

dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan

sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung,

aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit (Tarwoto & Wartonah 2020).

2. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut

sampai anus) adalahsistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk

menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,

menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian

makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari

tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem

pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran

pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

www.google.com

a. Mulut

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian

dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan

oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan

relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman

dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari

berbagai macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di

kunyah oleh gigibelakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian

kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-

enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung

antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan

menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara

sadar dan berlanjut secara otomatis.

b. Tenggorokan (Faring)

Tenggorokan (faring) adalah penghubung antara mulut dan

kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel)

yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan

merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan

antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga

mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.

c. Kerongkongan (Esofagus)

Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian

atas adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot

yang licin. Permukaannya diliputi selaput mukosa yang

mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk perlindungan.

d. Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk

seperti kacang keledai.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui

otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup.

Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi

lambung ke dalam kerongkongan.


Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang

berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-

enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :

1) Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam

lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa

menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya

tukak lambung.

2) Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang

diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman

lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap

infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

3) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

e. Usus Halus

Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum

yang panjangnya kira-kira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus

besar terdiri dari rectum, colon dan rectum yang kemudian bermuara

pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dengan diameter kira-

kira 6 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk chime

(setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient,

potassium, bikarbonat dan enzim.

Chyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan

berkumpul menjadi feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai


rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan colon dibagi

menjadi 3 bagian yaitu, pertama houstral shuffing adalah gerakan

mencampur chyme untuk membantu mengabsorbsi air, kedua

kontraksi haustrl yaitu gerakan untuk mendorong materi air dan semi

padat sepanjang colon, ketiga gerakan peristaltic yaitu gerakan maju

ke anus yang berupa gelombang. Makanan yang sudah melewati usus

halus : Chyme, akan tiba di rectum 4 hari setelah ditelan, jumlah

chime yang direabsorbsi kurang lebih 350 ml.

f. Usus Besar

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara

usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air

dari feses.

Usus besar terdiri dari :

1) Kolon asendens (kanan)

2) Kolon transversum

3) Kolon desendens (kiri)

4) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi

mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat

penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal

dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan

gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi


iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan

terjadilah diare.

g. Rektum dan Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus

besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini

berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya

rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,

yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja

masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air

besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan

material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang

menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana

bahan limbahkeluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh (kulit) dansebagian lannya dari usus. Pembukaan

dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari

tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang

merupakan fungsi utama anus.

3. Komponen – komponen Nutrisi

Tubuh memerlukan nutrisi untuk kelangsungan fungsi – fungsi

tubuh. Zat gizi berfungsi sebagai penghasil energi bagi fungsi organuntuk

pergerakan, serta kerja fisik. Sebagian zat gizi berperan dalam

pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh serta berperan sebagai

pelindung dan pengatur.


Komponen nutrisi terdiri atas karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, mineral dan air.

a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh.

Karbohidrat akan terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian di

manfaatkan tubuh dan kehilangan glukosa akan di simpan di hati

dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.

1) Jenis karbohidrat

Berdasarkan susunan kimianya, karbohidrat di

golongkan menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida,

dan poliskarida.

a) Monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang

paling sederhana dan merupakan molekul yang paling

kecil. Dalam bentuk ini karbohidrat dapat di serap oleh

pembuluh darah di usus. Jenis monosakarida adalah

glukosa, dektrosa yang terdapat pada buah buahan dan

sayur sayuran frutkosa yang banyak terdapat pada buah –

buhan, sayuran dan madu, serta galaktosa yang merupakan

pemecah dari disakarida.

b) Disakarida

Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa.

Sukrosa dan maltosa banyak terdapat pada makanan nabati,


sedangkan laktosa merupaka jenis gula dalam air susu baik

pada susu ibu maupun susu hewan.

c) Polisakarida

Merupakan gabungan dari beberapa molekul

monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen,

dan selulosa.

2) Fungsi karbohidrat

a) Sumber energi yang murah

b) Sumber energi utama bagi otak dan syaraf

c) Cadangan untuk tenaga tubuh

d) Pengaturan metabolism lemak

e) Efisiensi penggunaan protein

f) Memberikan rasa kenyang

3) Sumber karbohidrat

Sumber karbohidrat berasal dari makanan pokok,

umumnya berasal dari tumbuh tumbuhan seperti beras, jagung,

kacang, sagu, singkong, dan lain lain. Sedangan karbohidrat

pada hewani berbentuk glikogen

4) Pencernaan karbohidrat

Pencernaan karbohidrat dilakukan secara mekanik dan

kimia. Pencernaan secara mekanik melibatkan gerakan otot

otot, untuk mengunyah, merobek, mendorong, dan menelan

makanan sehingga menjadi bagian bagian kecil atau halus.

Pencernaan karbohidrat secara mekanik terjadi di mulut,


lambung, dan usus halus. Pencernaan karbohidrat secara kimia

melalui bantuan enzim amilase saliva yang diaktifkan oleh

HCL, enzim enterokinase yang di hasilkan oleh usus dengan

mengaktifkan maltose, laktosa, dan sukrosa untuk mengubah

untuk menjadi gula sederhana. Enzim lain yang berperan dalam

pencernaan karbohidrat adalah pankreatik alfa amilase yang di

hasilkan oleh pakreas dan berfungsi mencegah pati menjadi

maltose yang selanjutnya akan di ubah menjadi glukosa

5) Absorbsi karbohidrat

Karbohidrat belum dapat di absorbsi oleh usus sebelum di

pecah menjadi bagian bagian kecil atau di cerna. Pencernaan

karbohidrat menghasilkan disakarida dan trisakarida dan

selanjutnya akan diubah menjadi glikogen engan pengaruh

insulin.

6) Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat merupakan sumber energy

utama tubuh. Hamper 80% energy dihasilkan dari karbohidrat.

Setiap 1 gram karbohidrat akan dihasilkan 4 kilokalori (kkal).

Glukosa dapat berasal dari zat tepung dan gula, asam amino,

serta gliserol. Di dalam tubuh, glukosa tersimpan dalam plasma

darah dalam bentuk glukosa darah, dan kelebihan glukosa akan

disimpan di hati dan di otot dalam bentuk glikogen. Setelah

kebutuhan energy terpenuhi, kelebihan glukosa akan diubah

menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa. Glukosa


darah dipertahankan secara optimal untuk kebutuhan energy

seperti otak dan fungsi organ yang lain.

Untuk dapat dimanfaatkan oleh sel dan jaringan,

karbohidrat harus diubah terlebih dahulu menjadi glukosa.

Proses metabolisme glukosa akan berlangsung melalui 2

mekanisme utama, yaitu melalui proses aerob dan anaerob.

Proses metabolism aerob berlangsung dengan menggunakan

enzim di dalam mitokondria dan dengan bantuan oksigen,

sedangkang metabolism anaerob berlangsung di dalam

sitoplasma. Glukosa berada dalam sel tubuh dengan cara difusi

yang dibantu oleh hormone insulin. Insulin merupakan

hormone yang berfungsi dalam mempertahankan glukosa

darah. Jika insulin tidak ada atau kadarnya berkurang, maka

glukosa darah akan meningkat. Kelainan yang ekstrem glikosa

darah dapat menimbulkan penurunan kesadaran, koma, dan

meninggal.

Metabolisme karbohidrat terjadi melalui empat proses sebagai

berikut.

a) Glikogenolisis, yaitu perubahan dari katabolisme glikogen

menjadi glukosa, karbon dioksida, dan air. Ketika glukosa

darah turun, maka glikogen akan dipecah dengan bantuan

enzim glikogen fosforilase menjadi glukosa 1-fosfat,

selanjutnya menjadi glukosa 6-fosfat yang kemudian

dengan bantuan oksigen diubah menjadi energy.


b) Glikogenesis merupakan proses anabolisme atau

pembentukan glikogen dari glukosa. Ketika glukosa masuk

dalam sel kemudian di fosforisasi menjadi glukosa – 6 –

fosfat, kemudian di ubah menjadi glukosa – 1 – fosfat,

selanjutnya melalui bantuan enzim glikogen sintase akan di

ubah menjadi glikogen. Sintesis dan penyimpanan glikogen

terjadi di hati dan sel otot skeletal.

c) Glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari

protein dan lemak misalnya dari asam amino dan gliserol.

Ketika cadangan energy dan karbohidrat menurun, maka

untuk mempertahankan glukosa darah terjadi pemecahan

lemak dan protein

d) Glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi

asam piruvat dan molekut atp. Pada proses glikolisis 1

molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon pada

rantainya (C6H12O6) akan terpecah menjadi 2 molekul

piruvat yang memiliki 3 atom karbon (C6H3O3). Proses

glikolisis terjadi di sitosol sel yang di percepat oleh enzim

spesifik.

b. Protein

Protein merupakan jenis unsur zat gizi yang sangat

berperan dalam penyusunan senyawa senyawa penting seperti

enzim, hormon, dan antibodi.

1) Jenis protein
Protein adalah senyawa kompleks, tersusun atas asam

amino atau peptida. Pada manusia terkandung 22 jenis

asam amino yang berbeda. Bentuk sederhana dari protein

adalah asam amino. Berdasarkan sumbernya, asam amino

di kelompokkan menjadi dua macam yaitu asam amino

esensisal dan asam amino non esensial. Asam amino

esensial hanya terdapat di peroleh dari luar tubuh seperti

makanan karena tidak dapat disintesiskan dalam tubuh,

misalnya lisin, triptofan, fenilalanin, dan leusin. Sedangkan

asam amino non esersial merupakan asam amino yang

dapat disintesis oleh tubuh dari senyawa lain, misalnya

glutamine, alanin, hidroksisilin dan piruvat.

Tabel
Jenis Asam Amino
Asam amino esensial Asam amino non esensial
Histidin Alanin
Isoleusin Arginin
Leusin Asam aspartat
Lisin Sitrulin
Metionin Sistein
Fenilalanin Sistine
Treonin Asam glumamat
Triptofan Glisin
Valin Hidroksilisin
Hidroksiprolin
Serin dan tiroksin
Berdasarkan susunan kimianya protein di golongkan

menjadi tiga golongan yaitu :

a) Protein sederhana, yaitu jenis protein yang tidak

berkaitan dengan senyawa lain seperti albumin dan

globulin.
b) Protein bersenyawa protein ini dapat membentuk

ikatan dengan zat lain seperti dengan glikogen

membentuk glikoprotein, dengan hemobglobin

membentuk kromoprotein.

c) Turunan atau derivate dari protein, termasuk dalam

turunan protein misalnya albuminosa, pepton dan

gelatin.

2) Fungsi protein

a) Daam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan

cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik

koloid serta keseimbangan asam dan basa

b) Perubahan dan pemelihraan jaringan tubuh

c) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan

hormon

d) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak

( lipid )

e) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai

tempat menyimpan dan meneruskan sifat sifat

keturunan.

3) Sumber protein

a) Protein hewani, yaitu protein yang berasal dari hewan

seperti susu, daging, telur, hati, udang, kerang, ayam

dan sebagainya.
b) Protein nabati, yaitu protein yang berasal dari

tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau, tepung

terigu, dan sebagainya.

4) Pencernaan protein

Jika ada makanan yang mengandung protein masuk ke

lambung, maka akan menstimulasi produksi peptinogen

oleh sel utama (chief cell ) lambung. Pepsinogen dengan

bantuan HCl diaktifkan dengan cepat menjadi pepsin pada

pH di bawah 5,0 dan akan efektif pada pH 2,0. Produksi

pepsinogen di pengaruhi oleh adanya hormon asetilkolin,

gastrin, dan sekretin selama ada makanan dan kerjanya di

hambat oleh keadaaan alkali seperti pada keadaan keasman

di usus. Pepsin mengubah protein menjadi polipeptida,

yaitu albuminosa dan pepton. Di susus, albuminosa dan

pepton akan di ubah menjadi asam amino dengan bantuan

enzin tripsin dan pancreas.

5) Absorbsi protein

Setiap hari sekitar 200 gr asam amino di absorbsi

melalui ileum dan masuk ke kapiler kalpiler darah vilis

melalui proses difusi, selanjtnya di bawa ke vena

portahekatika. Karena protein dapat larut dalam air

sehingga umumnya penyerapan dapat terjadi secara

sempurna, maka hamper tidak tersisa protein makanan

dalam fases.
6) Metabolisme protein

Protein merupakan sumber energy selain karbohidrat

dan lemak. Setiap 1 gr protein akan menghasilkan 4 kkal.

Setelah asam amino diserap di usus dan masuk ke aliran

darah menuju ke hati, selajutnya akan di seber keseluruh

jaringan tubuh dan di manfaatkan untuk mengganti sel sel

yang rusak, pembentukan protein plasma darah, serta

pembentukan enzim dan hormon.

Asam amino yang tidak dapat dipergunakan akan di

transportasikan kembali ke hati untuk kemudian di lakukan

katabolisme dengan dilepaskan ikatan nitrogennya

sehingga terpecah menjadi senyawa asam organik dan

amoniak (NH3). Asam organic seperti asam keton akan di

manfaatkan kembali untuk pembentukan asam amino

lainnya, sedangkan amoniak akan di ubah menjadi urea dan

di buang melalui ginjal.

Apabila asam amino dari makanan berlebihan atau

melebihi kebutuhan tubuh, maka kelebihan atau sisanya

tidak dapat di timbun, tetapi akan di ubah menjadi lemak

sebagai cadangan kalori tubuh.

7) Faktor faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein

adalah berikut ini.

a) Berat badan seseorang. Semakin besar berat badanya

kebutuhan akan protein juga lebih bersar, hal ini sangat


terkait dengan semakin banyaknya jumlah sel dan

jaringan yang harus di pertahankan dan memperbaiki

jaringan yang rusak.

b) Aktivitas. Aktivitas membutuhkan tambahan energi

yang di antaranya berasal dari protein.

c) Keadaan pertumbuhan. Bayi : 3 gr/kg BB, anak anak :

1,75 – 2,5 gr/kg BB, dan pada remaja sampai dengan

usia lanjut kebutuhan protein 1,25 – 1,75 gr/kg BB.

d) Pada wanita hamil ditambah 10 gr/ hari

e) Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari

f) Keadaan atau kondisi kesehatan, misalnya sakit atau

terjadi infeksi.

c. Lemak ( Lipid )

Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang

menghasilkan jumlah kalori lebih besar dari pada karbohidrat

dan protein.

1. Jenis lemak

Berdasarkan ikatan kimianya lemak di bedakan menjadi :

a) Lemak murni, yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak

dan gliserol. Asam lemak bebas dapat dengan mudah

menembus membrane sel melalui proses difusi.

b) Lemak yang berikatan dengan unsur lain seperti

fosfolipid merupakan senyawa ikatan lemak dengan

garam fosfor, glikolipid (senyawa ikatan lemak dengan


glikogen ), serta lipoprotein ( senyawa antara lipid dan

protein ).

2. Fungsi lemak

a) Sebagai sumber energi, memberikan kalori dimana

dalam 1 gr lemak pada peristiwa oksidasi akan

menghasilkan kalori sebanyak 9 kkal.

b) Melarut vitamin sehingga dapat di serap oleh usus.

c) Untuk aktivitas enzim seperti enzim fosfolipid

d) Penyusun hormon seperti biosintesis hormon teroid.

3. Sumber lemak

Sumber lemak berasal dari nabati dan hewani, lemak

nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh

seperti pada kacang kacanagan, kelapa, dan lain lain.

Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam lemak

jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi,

kambing, dan lain lain

4. Pencernaan lemak

Pencernaan lemak di mulai di mulut dengan bantuuan

enzim lipase saliva yang di hasilkan di sublingual,

kemudian di lambung dan duodenum dengan bantuan enzim

lipase yang di hasilkan oleh pancreas. Enzim lipase di

aktivkan oleh adanya garam empedu yang masuk ke duo

denum. Lemak di cerna menjadi asam lemak,

monogsiklerida, dan kolesterol dengan bantuan garam


garam empedu dan lipase lalu di serap ke darah menuju

hati.

5. Absorbsi lemak

Sekitar 80 gr/ hari lemak diabsorbsi dalam usus

khususnya di duodenum melalui mekanisme difusi pasif.

Asam lemak dengan rantai pendek ( terdiri atas 10 – 12

atom karbon ) masuk ke jaringan kapiler dan selanjutnya di

bawa ke vena porta hepatika sebagai asam lemak bebas.

Sedangkan asam lemak dengan rantai panjang ( Lebih dari

12 atom karbon) di sintesis kembali menjadi tridliserida,

kemudian bergabung bersama liprotein, kolerol, dan

fosfolipid membentuk silomikron selanjutnya akan di

absorbsi oleh lakteal dari villi. Dari lakteal kemudian masuk

ke sirkulasi limfatik dan selanjutnya masuk ke sirkulasi

darah

6. Metabolisme lemak

Metabolisme lemak terjadi di hati, ketika lemak di

absorbsi di usus halus atau di lepaskan dari jaringan

adiposa, gliserol, yang merupakan bagian dari lemakndi

pecah menjadi piruvat, asam lemak, dan komponen lemak

lainnya.

Ketika terjadi penurunan gula darah, dimana cadangan

karbohidrat dan protein menurun, maka lemak di ubah

menjadi glukosa. Pada kondisi tertentu oksidasi lemak


menjadi tidak sempurna dan menghasilkan keton dalam

darah lebih cepat dari yang diutuhkan sel untuk sumber

energi maka terjadi ketosis. Karena keton berupa asam

maka dapat mengakibatkan asidosis metabolik dimana pH

darah menjadi turun. Pada kondisi ini pernafasan pasien

menjadi cepat untuk membuang lebih banyak ion hydrogen.

Kondisi ketosis merupakan keadaan kegawatan dimana

orang yang mengalami keracunan dan menurunnya

kesadaran sehingga dapat mengalami kematian.

Jika dalam makanan terdapat kelebihan lemak dalam

tubuh akan disimpan dan akan di pergunakan sebagai:

a) Cadangan energi atau tenaga

b) Bantalan alat alat tubuh seperti ginjal dan bola mata

c) Mempertahankan panas tubuh karena lemak sebagai

penghambat panas ( konduktor yang buruk )

d) Perlindungan tubuh terhadap trauma dan zat kimia

yang berbahaya

e) Pembentuk postur tubuh seperti orang yang terlihat

gemuk atau kurus karena adanya lemak.

d. Vitamin

Vitamin merupakan komponen organic yang di butuhkan

tubuh dalam jumlah kecil dan tidak dapat di produksi dalam

tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme

karena fungsinya sebagai katalisator.


1) Jenis vitamin

Vitamin dikelompokan menjadi dua yaitu sebagai berikut.

a) Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B

kompleks, B1 (Tiamin), B2 ( Riboflavin), B3 (niasin),

B5 (Asam pontotenat), B6 (Piridoksin), B12

(kobalamin), Asam fosfat, dan vitamin C. Jenis

vitamin ini dapat larut dalam air sehingga

kelebihannya akan dibuang melalui urine.

b) Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam

lemak seperti vitamin A,D,E,dan K

2) Sumber dan fungsi vitamin

a) Vitamin B1, banyak terdapat pada biji bijian tumbuhan

seperti padi, kacang tanah, kacang hijau, gandum ,

roti , sereal, jaringan tubuh hewan, ginjal hati, dan

ikan. Fungsinya adalah mencegah terjadinya penyakit

beri beri, neuropati perifer, gangguan konduksi sitem

syaraf, dan ensefalopati wernicke.

b) Vitamin B2, banyak terdapat pada ragi, hari, ginjal,

susu, keju, kacang almond, dan yoghurt. Fungsinya

adalah memperbaiki kulit, mata serta mencegah

terjadinya hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir yang

mendapatkan fototerapi

c) Vitamin B3, banyak terdapat pada berbagai jenis

makanan dari hewani dan nabati seperti sereal, beras,


kacang – kacangan. Fungsi vitamin ini adalah

menetralisasi zat racun, berperan dalam sintesis lemak,

memperbaiki kulit dan syaraf, serta sebagai koenzim

pada banyak enzim dehidroginase yang terdapat dalam

sitosol dan mitokondria.

d) Vitamin B5, sumber vitamin ini melimpah di berbagai

jenis makanan, baik di tumbuhan maupun di hewani,

sehingga jarang terjadi kekurangan vitamin B5,

fungsinya sebagai katalisator reaksi kimia dalam

pembentukan koenzim A yang berperan dalam

pembentukan energi (ATP).

e) Vitamin B6, vitamin ini banyak terdapat pada hati,

ikan, daging, telur, pisang, dan sayuran. Fungsinya

berperan dalam proses metabolisme asam amino,

proses glikogenolisis pembentukan antibodi, serta

regenerasi sel darah merah. Kekurangan vitamin ini

dapat mengakibatkan dermatitis, bibir pecah pecah,

sariawan, anemia, dan kejang.

f) Vitamin B12, vitamin ini banyak terdapat pada daging,

ikan, kepiting, telur, susu, dan tempe. Fungsinya

membantu pembentukan sel darah merah, mencegah

kerusakan sel darah merah, mencegah kerusakan sel

syaraf, dan membantu metabolisme protein.


g) Vitamin C, sumbernya banyak pada sayuran dan buah

seperti jeruk, mangga, tomat, stoberi, asparagus, kol,

susu, mentega, ikan dan hati. Fungsinya membantu

pembentukan tulang, otot,dan kulit, membantu

penyerapan zat besi, serta melindungi tubuh dari

radikal bebas.

h) Asam folat, sumbernya terdapat pada hati, daging,

sayuran hijau, kacang kacangan. Fungsinya dalam

membantu metabolisme, khususnya asam amino,

pematangan sel darah merah, serta mencegah

terjadinya penyakit jantung bawaan. Kekurangan dapat

mengakibatkan anemia megaloblastik.

i) Vitamin D, sumber vitamin ini adalah ikan, telur susu,

keju, tahu, tempe. Fungsinya adalah meningatkan

penyerapan kalsium, fosfor untuk kekuatan tulang dan

gigi, pengaturan produk hormon, serta pengaturan

kadar kalsium darah.

j) Vitamin A, banyak terdapat pada ikan, telur, daging,

hati, susu, wortel, labu, dan bayam. Fungsinya

membangun sel sel kulit, melndungi sel retina dari

kerusakan. Kekurangan vitamin ini dapat

mengakibatkan gangguan penglihatan pada senja hari (

Rabun senja )
k) Vitamin E, sumbernya banyak terdapat pada minyak

sayur, alpukat, kacang kacangan, sayuran, daging,

telur, susu, ikan. Manfaat vitamin ini adalah sebagai

anti oksidan dengan cara memutuskan berbagai rantai

radikal bebas

l) Vitamin K, vitamin ini banyak tedapat pada jaringan

tanaman, sayuran, dan hewan sebagai bahan makanan,

produksi oleh bakteri usus. Fungsinya adalah

membantu dalam proses pembekuan darah dan jika

terjadi kekuranagan dapat mengakibatkan penyakit

perdarahan.

3) Absorbsi Vitamin

Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan

vitamin C, mudah di absorbsi dalam epithelium mukosa

usus melalui proses difusi, kecuali vitamin B12 yang hanya

dapat di absorbsi dengan bantuan intrinsic faktor yang

dihasilkan oleh sel pariental lambung. Vitamin B12,

diabsorbsi pada ileum terminal. Sedangkan vitamin yang

larut dalam lemak seperti vitamin A,D,E,dan K akan

diabsorbsi dalam lemak seperti vitamin A,D,E,K dan B12

yang di absorbsi dari darah di simpan dalam hati dan

kemudian dipergunakan kembali jika di perlukan oleh

tubuh.
e. Mineral

Mineral adalah ion organik esensial untuk tubuh karena

peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan

vitamin tidak menghasilkan energy, tetapi merupakan elemen

kimia yang berperan dalam mempertahankan proses tubuh.

1. Jenis mineral

Berdasarkan kebutuhannya dalam tubuh, mineral di

kelompokan menjadi dua yaitu :

a) Makromineral yaitu jumlah kebutuhan mineral tubuh

terdiri dari 100mg/hari seperti natrium (Na), kalsium

(Ca), fosfor (P), kalium (K), klorida (Cr), dan

magnesium (Mg)

b) Mikromineral, yaitu jumlah kebutuhan mineral kurang

dari 100mg/hari, seperti zat besi(Fe), seng (Zn),

kronmium ( Cr), mangan (Mn), tembaga (Cu), fluor

( F), dan Yodium ( I ).

2. Fungsi mineral

Mineral berperan dalam tiga proses berikut ini.

a) Pertukaran konsentrasi osmotic cairan tubuh, misalnya

natrium dan klorida yang berperan dalam

mempertahankan cairan ekstrsel. Kalium sangat

penting dalam mempertahankan konsentrasi osmotic

intrasel.
b) Proses fisiologis, variasi dari ion ion berperan dalam

berbagai proses fisiologis seperti mempertahankan

transmembran potensial, pembentukan dan

mempertahankan tulang, kontraksi otot, pembentukan

neurotransmitter, pembentukan hormon, pembekuan

darah,transport gas, dan sistem penyangga ( Buffer).

c) Sebagai kofaktor esensial berbagai reaksi enzimatik,

seperti pada calcium – dependent ATPase pada tulang

yang membutuhkan ion magnesium. ATPase untuk

mengubah glukosa menjadi asam piruvat

membutuhkan ion kalium dan magnesium.

3. Absorbsi mineral

Terjadi melalui proses difusi dan transport aktif.

Meningkatkan absorbsi sodium di pengaruhi oleh intake

makanan yang tinggi natrium dan pengaruh hormon

aldosteron. Peningkatan absorbsi di pengaruhi oleh

hormone paratiroid. Ion klorida, yodium, bikarbonat, dan

nitrat diabsorbsi melalui proses difusi, sedangkan sulfat

dan fosfat masuk ke epitel usus hanya dengan transport

aktif .

f. Air

Merupakan media transport nutrisi dan sangat penting

dalam kehidupan sel sel tubuh. Setiap hari sekitar 2 liter air

masuk ke tubuh kita melalui minum, sedangkan cairan digestif


yang di produksi oleh berbagai saluran organ pencernaan

sekitar 8 – 9 liter, sehingga sekitar 10 – 11 liter cairan beredar

dalam tubuh. Namun demikian dari 10 – 11 liter cairan yang

masuk hanya 50 – 200 ml yang dii keluarkan melalui fases

selebihnya direabsobsi

Absobsi air terjadi pada usus halus dan usus besar

dan terjadi pada saat proses difusi

a) Jejunum : 5 – 6 liter/hari

b) Ileum : 2 liter/hari

c) Kolon : 1,5 liter/hari

4. Karakteristik Status Nutrisi

Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass

Index (BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).

a. Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari

gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI

dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan

untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

BB (kg)
Indeks Masa Tubuh =
TB × TB (m)

BB (kg)
TB × TB (m)

Tabel
Batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia
Kategori IMT
K
Kekurangan berat badan tingkat
ur < 17,0
berat
us
Kekurangan berat badan tingkat
17,0 ─ 18,5
sedang
N
or
18,5 ─ 25,0
m
al
G
e
Kelebihan berat badan tingkat
m >25,0 – 27,0
ringan
u
k
Kelebihan berat badan tingkat
>27,0
berat
(Sumber: Depkes 2018, dalam Asmadi, 2018)

b. Ideal Body Weight (IBW)

Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan

berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal

adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan

dikurangi 10% dari jumlah itu.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –


[10% (Tinggi badan – 100)]
(Sumber: Repository USU)

5. Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Manusia

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi

dapat mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat


disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan

dalam memahami kebutuhan gizi.

b. Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah

dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan

perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun

energy basal relative konstan.

c. Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di

bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg

BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.

d. Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan

tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar

pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga

menjadi lebih besar.

e. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi

karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang

tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi

perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi

keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian

rendah.

f. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia

(kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek

samping obat.

g. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan

Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan

persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat.

Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang

(mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan

kekuatan).

6. Macam – macam Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan

dankelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi,

JantungKoroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.

a. Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami

seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko

penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk

kebutuhan metabolisme.

Tanda klinis :

1) Berat badan 10-20% dibawah normal

2) Tinggi badan dibawah ideal

3) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran

standard

4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot


5) Adanya penurunan albumin serum

6) Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab:

1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam

mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.

2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan

3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau

intoleransi laktosa

4) Nafsu makan menurun

b. Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami

seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat

asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.

Tanda klinis :

1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal

2) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)

3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm

pada wanita

4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau

monoton.

Kemungkinan penyebab :

1) Perubahan pola makan

2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.

c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang

mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah

melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan

kalori.

d. Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan

kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai

masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan

yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya

kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane

mukosa, konjungtiva dan lain- lain.

1) Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)

Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas

dan kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai

berikut :

a) PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.

b) PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur

s/d 80 % BB Normal.

c) PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur.

2) Kwashiorkor
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak

adekuat pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan asi.

Defisiensi dapat berakibat :

retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema,

otot-otot tidak tumbuh, depigmentasi kulit, dermatitis.

e. Diabetes mellitus

Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang

ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat

kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

f. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan

oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab

dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup

yang berlebihan.

g. Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang

sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan

merokok. Saat ini,penyakit jantung koroner sering dialami karena

adanya perilaku atau gaya hidupyang tidak sehat, obesitas dan lain-

lain.

h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang

disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.

i. Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara

mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya kontipasi,

pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan.

7. Penatalaksanaan

a. Penyuluhan masalah nutrisi pada pasien dan keluarga

b. Penanganan focus pada penyebab masalah pola nutrisi

c. Pemberian asupan nutrisi : Oral

d. Kolaborasi : Pemasanan NGT dan Pemberian Nutrisi melalui NGT

e. Pemberian obat pada penyebab masalah pola nutrisi

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan

nutrisi meliputi pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, dan perencanaan

keperawatan. Pengkajian Fokus :

a. Riwayat keperawatan dan diet.

1) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.

2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.

3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama

periode waktunya?

4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka

bakar dan demam?


5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?

b. Faktor yang memengaruhi diet

1) Status kesehatan

2) Kultur dan kepercayaan

3) Status sosial ekonomi.

4) Faktor psikologis

5) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.

c. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan fisik: apatis, lesu

2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).

3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu

bekerja.

4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.

5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran

liver.

6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama abnormal,

tekanan darah  rendah/tinggi.

7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.

8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.

9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran

mukosa pucat.

10) Gusi: perdarahan, peradangan.

11) Lidah: edema, hiperemasis.

12) Gigi: karies, nyeri, kotor.


13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.

14) Kuku: mudah patah.

15) Pengukuran antopometri:

 Berat badan ideal: (TB ̶ 100) ± 10%

BB (kg)
 BMI (Body Mass Index):
TB × TB (m)

 Lingkar pergelangan tangan

 Lingkar lengan atas (MAC):

Nilai normal Wanita : 28,5 cm

Pria : 28,3 cm

Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)

Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm

Pria : 12,5 ─ 16,5 cm

d. Laboratorium

1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)

2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)

3) Hb (N: 12 mg %)

4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)

5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml,

wanita: 0,5 ─ 1,0 mg/100 ml) (Tarwoto & Wartonah, 2006)

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai

respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

dialaminya baik yang berlangsung potensial maupun actual yang dimana

bertujuan untuk 15 mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan


komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (TIM POKJA

SDKI DPP PPNI, 2016).

Diagnosis keperawatan terdiri dari diagnosis keperawatan positif

dan negatif. Diagnosis keperawatan positif menunjukkan bahwa klien

dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi lebih sehat atau optimal.

Diagnosis ini disebut dengan diagnosis promosi kesehatan. Sedangkan

diagnosis keperawatan negatif menunjukkan bahwa klien dalam kondisi

sakit atau berisiko mengalami kesakitan. Diagnosis ini terdiri dari

diagnosis aktual dan diagnosis risiko (TIM POKJA SDKI DPP PPNI,

2016)

Diagnosis aktual menggambarkan respons klien terhadap kondisi

kesehtaan yang dapat menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan.

Tanda/gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi pada klien.

Diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri atas penyebab dan

tanda/gejala. Perumusan diagnosis aktual menggunakan penulisan tiga

bagian yaitu masalah (P) berhubungan dengan penyebab (E) dibuktikan

dengan tanda gejala (S), jadi perumusan diagnosis dalam penelitian ini

menjadi defisist nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan dalam

mengarbsopsi nutrisi ditandai dengan kram abnormal, sakit perut,

keengganan untuk makan, berat badan 10% atau lebih dibawah rentang

normal, kerapuhan kapiler, diare, hiperaktif suara usus, kekurangan

makanan, membran mukosa kering, dan merasa tidak mampu menelan

makanan.
Gejala dan tanda mayor dari defisit nutrisi yaitu sebagai berikut: a.

Subjektif : Tidak tersedia b. Objektif : Berat badan menurun minimal 10%

dibawah rentang normal 16 Gejala dan tanda minor dari hipertermia

adalah sebagai berikut: a. Subjektif : Cepat kenyang, kram/nyeri abdomen,

nafsu makan menurun b. Objektif : Bising usus hiperaktif, otot pengunyah

lemah, otot menelan lemah, membrane mukosa pucat, sariawan, serum

albumin turun, rambut rontok berlebih, diare Kondisi klinis terkait pada

defisit nutrisi yaitu stroke, parkinson, mobius syndrome, cerebral palsy,

cleft lip, cleft palate, amyotropic lateral sclerosis, kerusakan

neuromuscular, luka bakar, kanker, infeksi, aids, penyakit crohn’s,

enterocolitis, fibrosis kistk. Prose penegakan diagnosis (diagnostic

process) atau mendiagnosis merupakan suatu proses sistematis yang terdiri

dari tiga tahap yaitu, analisis data, identifikasi masalah, dan perumusan

diagnosis.

Analisa data dilakukan dengan membandingkan data dengan nilai

normal dan juga dengan mengelompokkan data yang artinya tanda / gejala

yang diaggap bermakna dikelompokkan berdasarkan pola kebutuhan

dasar. Selanjutnya adalah identifikasi masalah, setelah data dianalisis,

perawat dan pasien bersama – sama mengidentifikasi masalah aktual.

Pernyataan masalah kesehatan merujuk ke label diagnosis keperawatan.

Terakhir yaitu perumusan diagnosis keperawatan yang disesuaikan dengan

jenis diagnosis keperawatan. Metode penulisaan pada diagnosis aktual

terdiri dari masalah, penyebab, dan tanda / gejala (TIM Pokja SDKI DPP

PPNI, 2016)
Penulisan diagnosis keperawatan yang diangkat adalah defisist

nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan dalam mengarbsopsi nutrisi

ditandai dengan kram abnormal, sakit perut, keengganan untuk makan,

berat badan 20% 17 atau lebih dibawah rentang normal, kerapuhan kapiler,

diare, hiperaktif suara usus, kekurangan makanan, membran mukosa

kering, dan merasa tidak mampu menelan makanan. (TIM Pokja SDKI

DPP PPNI, 2016)

3. Intervensi Keperawatan

SDKI SLKI SIKI

Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Gangguan Makan


berhubungan keperawatan 3x24 jam
Observasi :
dengan diharapkan status nutrisi
ketidakmampuan membaik dengan. Kriteria - Monitor asupan dan keluarnya
mengabsorbsi nutrisi Hasil : makanan dan cairan serta
kebutuhan kalori
1. Kekuatan otot pengunyah
Terapiutik
meningkat
2. Kekuatan otot menelan - Timbang berat badan secara rutin
meningkat - Diskusikan perilaku makanan
3. Serum albumin dan jumlah aktivitas fisik
meningkat (termasuk olahraga) yang sesuai
4. Ungkapan keinginan - Laukan kontrak perilaku (misal,
untuk meningkat nutrisi target berat badan,
meningkat tanggungjawab perilaku)
5. Pengetahuan tentang - Berikan penguatan positif
pilihan terhadap keberhasilan target dan
makanan/minuman yang perubahan perilaku
sehat meningkat - Berikan konsekuensi jika tidak
6. Pengetahuan tentang mencapai target sesuai kontrak
standar asupan nutrisi - Rencanakan program pengobatan
yang tepat meningkat untuk perawatan dirumah
7. Penyiapan dan Edukasi
penyimpanan makanan/
- Anjurkan membuat catatan
minuman yang aman
harian tentang perasaan dan
meningkat
situasi pemicu pengeluaran
8. Sikap terhadap
makanan (misal, pengeluaran
makanan/minuman
yang disengaja, muntah, aktivitas
sesuai dengan tujuan
berlebih)
kesehatan meningkat
- Ajarkan pengaturan diet yang
9. Perasaan cepat kenyang
tepat
menurun
- Ajarkan keterampilan koping
10. Sariawan menurun
untuk penyelesaian masalah
11. Rambut rontok menurun
perilaku makan
12. Diare menurun
Kolaborasi
13. Berat badan membaik
14. Nafsu makan membaik - Kolaborasi dengan ahli gizi
15. Bising usus membaik tentang target berat badan,
16. Index massa tubuh kebutuhan kalori dan pilihan
membaik makanan
17. Tebal lipatan kulit triceps
membaik
18. Membran mukosa
19. Frekuensi makan
membaik

4. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan

keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun pada tahap

pencanaan.

5. Evaluasi Keperwatan

Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.

Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan

melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal

ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi

evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam

rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan

pengkajian ulang.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul. H. (2006). Pengantar kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nanda International. (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2015. Mediaction: Yogyakarta
Tarwoto dan Wartanah.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai