Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR NUTRISI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi


Dosen pembimbing Dafid Arifiyanto, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB

Disusun oleh:

Amelya Putri Arista

202302040019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

2023
1. Pengertian
Nutrisi adalah zat zat dan zat lain yang berhubungandengan kesehatan dan
penyakit termasuk keseluruhanproses proses dalam tubuh manusia untuk
makanan/bahan bahanlain lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan bahan
tersebut untuk aktifitas penting dalam gizi dan zat lainnya terkandung aksi reaksi
dan keseimbanganyang berhubungan dengan kesehatan dan pemyakit.nutrisi juga
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang akanan zat zat lain yg terkandung aksi dan
keseimbangan yg berhubungan dg kesehatan penyakit.
2. Tinjaun Anatomi dan Fisiologi
a. ANATOMI
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah
sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris.
Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal,
sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pankreas. Ketiga
organ ini membantu terlaksananya pencernaan makanan secara kimiawi.
1) Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan terdiri atas
dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi,
bibir, pipi dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut,
makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan
membuat makanan dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim
amilase yang akan memecah amilum yang terkandung dalam makanan
menajdi maltosa.
2) Faring & Esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di
belakang hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan
bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra servikal keenam. Faring
langsung berhubungan dengan esofagus, sebuah tabung yang memiliki
otot dengan panjang kurang lebih 20 - 25 sentimeter dan terletak di
belakang trakea, di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui
toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung dengan
abdomen serta menyambung dengan lambung.
Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan
makanan dari faring menuju ke lambung. Esofagus berbentuk seperti
silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih dua sentimeter
dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan normal,
sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan dilakukan
dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran serabut otot di depan makanan
mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.
3) Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas
bagian atas disebut fundus bagian utama, dan bagian bawah berbentuk
horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubungan langsung dengan
esofagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui
orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan
pankreas, sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri fundus. Lambung
mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi
motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan
samapi dicerna sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah
memecah makanan menjadi partikel – partikel kecil yang dapat
bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah
mensekresi pepsin dan HCl yang akan memecah protein menjadi pepton,
amilase memecah amilum menjadi maltosa, lipase memecah lemak
menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk sekresi gastrin, mensekresi
faktor intrinsik yang memungkinkan absorbsi vitamin B12 yaitu di ileum,
dan mensekresi mukus yang bersifat protektif.
Makanan berada pada lambung selama 2 - 6 jam, kemudian
bercampur dengan getah lambung (cairan asam bening tak berwarna) yang
mengandung 0,4% HCl untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja
sebagai antiseptik dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat
beberapa enzim, diantaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta
berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut dan
renin, berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang lebih dari
karsinogen yang dapat larut.
4) Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat – lipat dengan panjang
kurang lebih 2,5 meter dalam keadaan hidup. Usus halus terdiri atas tiga
bagian, yaiut duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum
dengan panjang kurang lebih 2 m, dan ileum dengan panjang kurang lebih
1 m atau 3/5 akhir dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus
menyerupai beludru. Pada permukaan setiap vili terdapat tonjolan yang
menyerupai jari – jari, yang disebut mikrovili. Fungsi usus halus pada
umumnya adalah mencerna dan mengabsorbsi chime dari lambung. Zat
– zat makanan yang telah halus akan diabsorbsi di dalam usus halus, yaitu
pada duodenum, dan disini terjadi absorbsi besi, kalsium dengan bantuan
vitamin D. Vitamin A, D, E, dan K dengan bantuan empedu dan asam
folat.
5) Usus Besar
Usus besar atau juga disebut sebagi kolon merupakan sambungan
dari usus halus yang dimulai dari aktup ileokolik yang merupakan tempat
lewatnya makanan. Usus besar memilki panjang kurang lebih 1,5 meter.
Kolon terbagi atas desenden, sigmoid, dan berakhir di rektum yang
panjangnya kira – kira 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon
sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden
membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura
hepatis, sedang tempat kolon transversum membentuk belokan tajam di
abdomen atau bagian kiri disebut fleksura lienalis. Fungsi utama usus
besar adalah mengabsorbsi air (kurang lebih 90%) elektrolit, vitamin, dan
sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih 5000 cc/hari. Flora
yang terdapat pada usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan
B serta memungkinkan pembusukan sisa – sisa makanan.
6) Anus
Anus bertugas mengeluarkan feses yang sebelumnya telah
dikumpulkan di rektum. Proses ini sering disebut proses defikasi. Anus
bekerja ditopang oleh otot polos yang berada di dalam anus dan otot lurik
yang terletak di luar anus. Otot lurik akan terpicu ketika feses menyentuh
dinding rektum. Pada kondisi ini otot polos mengendur hingga feses akan
keluar tubuh. (Sarwadi & Erwanto. 2014; 37). Buku Pintar Anatomi
Tubuh Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas.
7) Hati
Hati merupakan kelenjar tersbesar di dalam tubuh yang terletak di
bagian paling atas rongga abdomen, di sebelah kanan di bawah diafragma,
dan memiliki berat kurang lebih 1500 gram (kira –kira 2,5% orang
dewasa). Hati terdiri atas dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang
dipisahkan oleh ligamen falsiformis. Pada lobus kanan bagian belakang
kantong empedu terdapat sel yang bersifat fagositosis terhadap bakteri dan
benda asing lain dalam darah. Fungsi hati adalah menghasilkan cairan
empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, memproduksi sel
darah merah dan menyimpan glikogen.
8) Kantong Empedu
Kantung emepedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti
kantong yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah
hati sampai pinggiran depan yang memiliki panjang 8 – 12 cm dan
berkapasitas 40 – 60 cm2. Kantong empedu memilki bagian fundus, leher,
dan tiga pembungkus, yaitu sebelah luar pembungkus peritoneal, sebelah
tengah jaringan berotot takbergaris, dan sebelah dalam membran mukosa.
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu,
memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan
pH optimum enzim – enzim pada usus halus, mengemulsi garam – garam
empedu, mengemulasi lemak, mengekskresi beberapa zat yang tak
digunakan oleh tubuh, dan memberi warna pada feses, yaitu kuning
kehijau – hijauan (dihasilkan oleh pigmen empedu). Cairan empedu
mengandung air, garam, empedu, lemak, kolesterol, pigmen fosfolipid,
dan sedikit protein.
9) Pankreas
Pankreas meupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti
kelenjar ludah dan memilki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas terdiri
atas tiga bagian, yaitu bagian kepala pankreas yang paling lebar, badan
pankreas yang letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra
lumbalis pertama, serta bagian ekor pankreas yang merupakan bagian
runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa. Pankreas memilki dua fugsi,
yaitu fungsi eksokrin yang dilaksanakan oleh sel sekretori yang
membentuk getah pankreas berisi enzim serta elektrolit dan fungsi
endokrin yang tersebar di antara alveoli pankreas.

b. FISIOLOGI
Dalam sistem pencernaan, terjadi proses pencernaan untuk menyediakan nutrisi
tubuh. Proses tersebut meliputi ingesti, digesti, absorbsi, metabolisme, dan
eksresi.
1) Ingesti
Ingesti adalah proses masuknya makanan dan cairan dari lingkungan ke
dalam tubuh melalui proses menealn baik melalui koordinasi gerakan
volunter dan involunter. Tahap pertama pada proses ingesti ini adalah
koordinasi otot lengan dan tangan membawa makanan ke mulut. Makanan
di mulut terjadi proses mengunyah yaitu proses penyederhanaan ukuran
makanan yang melibatkan gigi, kontrol volunter otot mulut, gusi, dan
lidah. Proses mengunyah ini dilakukan secara sadar dan diatur oleh sistem
saraf pusat. Proses mengunyah ini dilakukan untuk memudahkan makanan
masuk ke dalam esofagus dan tidak mengiritasinya.
Dalam proses mengunyah ini, terjadi pencampuran makanan
dengan saliva. Bercampurnya saliva ini bukan hanya menyebabkan terjadi
pemecahan ukuran makanan di mulut, melainkan juga terjadi proses
digesti. Hal tersebut disebabkan terdapatnya kandungan enzim ptialin
dalam saliva, yang dapat mengubah amilum menjadi maltosa. Saliva juga
membuat proses menelan lebih mudah sebab mengandung banyak air yang
berfungsi sebagai pelumas. Tahap selanjutnya makanan dikunyah adalah
proses menelan. Menelan merupakan bergeraknya makanan dari mulut ke
esofagus menuju ke lambung. Proses menaln ini terjadi secara refleks
akibat penekanan pada bagian faring.
2) Digesti
Digesti merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada
makanan yang dibaea ke dalam lambung dan usus halus. Pada proses
digesti ini terjadi penyederhanaan ukuran makanan sampai dapat
diabsorbsi oleh intestinal. Organ pencernaan yang berperan pada proses ini
diantaranya adalah mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, dan
kolon.
3) Absorbsi
Absorbsi merupakan proses nutrien diserap usus melalui saluran
darah dan getah bening menuju ke hepar. Proses absorbsi ini tidak merata
di tiap bagian saluran pencernaan. Misalnya, di lambung hanya terjadi
proses absorbsi alkohol, pada usus halus terjadi proses absorbsi yang
paling utama yaitu 90% dari nutrien yang sudah dicerna dan sedikit
absorbsi air. Secara spesifik, absorbsi yang dilakukan pada usus halus
adalah sebagai berikut: pada usus halus bagian atas mengabsorbsi vitamin
yang larut dalam air, asam lemak, dan gliserol, natrium, kalsium, Fe, serta
klorida. Usus halus bagian tengah mengabsorbsi monosakarida, asam
amino, dan zat lainnya. Sedangkan usus halus bagian bawah mengabsorbsi
garam empedu dan vitamin B12. Absorbsi air paling banyak dilakukan di
kolon.
4) Metabolisme
Metabolisme adalah proses akhir penggunaan makanan dalam tubuh
yang meliputi semua perubahan kimia yang dialami zat makanan sejak
diserap oleh tubuh hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah. Proses
metabolisme terjadi berbeda – beda berdasarkan jenis nutrisi. Metabolisme
zat nutrisi terdiri atas tiga proses utama, yaitu:
a) Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida, dan air
(glikogenolisis).
b) Anabolisme glukosa menjadi glikogen yang akan disimpan
(glikogenesis).
c) Katabolisme asam amino dan gliserol menjadi glukosa untuk energi
(glukoneogenesis).
Glukosa yang merupakan hasil akhir digesti karbohidrat akan
mengalami proses oksidasi dan menghasilkan kalori, energi, dan zat
buangan seperti karbondioksida. Bila glukosa ini tidak dipakai sebagai
sumber energi, maka glukosa akan mengalami proses glikogenesis dan
menghasilkan glikogen yang kemudian disimpan di hepar dan otot. Bila
sewaktu - waktu glukosa kurang, maka glikogen diubah kembali menjadi
glukosa (glikolisis). Protein oleh tubuh digunakan untuk aktivitas dalam
tubuh, sistem imun dan normalisasi pertumbuhan, memproduksi enxim,
memelihara sel, perbaikan jaringan, dan menjadi keseimbangan cairan
tubuh. Bila kekurangan protein, maka dapat menyebabkan terjadinya
edema, asites, dan gangguan pertumbuhan.
5) Ekskresi
Ekskresi yaitu proses pembuangan zat – zat sisa metabolisme
dalam tubuh untuk menjaga homeostatis. Caranya melalui defekasi, miksi,
diaforesis, ekspirasi. Defekasi ialah mengekskresi sisa metabolisme
berupa fese melalui saluran cerna. Miksi membuang sisa metabolisme
dalam bentuk urin yang dikeluarkan oleh urogenitalia. Diaforesis
merupakan mengeluarkan air dan karbondioksida.

3. Tinjauan Medis
Obat Cara Kerja Efek Samping Cara Pemberian
Glibenklami d dan Meningkatkan Berat badan 15 – 30 menit
glimepiride sekresi insulin meningkat, sebelum makan.
hipoglikemia.
Metformin Menurunkan Gangguan saluran Sebelum/pada
produksi glukosa
pencernaan, saat/sesudah makan
oleh hati dan
meningkatkan asidosis laktat. karbohidrat.
kepekaan insulin
dalam otot.

Repaglinid dan Meningkat kan Berat badan Sesaat/sebelum


nateglinid sekresi insulin. meningkat makan
Akarbose Menghambat Flatulen, tinja Bersama suapan
absorpsi glukosa lembek. pertama.
Pioglitazon Menambah Edema Tidak tergantung
kepekaan terhadap jadwal makan.
insulin

4. Faktor yang mempengaruhi


a. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergiri dapat memengaruhi
pola konsumsi makan, hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi,
dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe
yang merupakan sumber protein yang baik dan murah, tidak digunakan dalam
makanan sehari - hari, karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi
tempe dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat
juga memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan
makan pisang, pepaya, bagi para gadis remaja. Padahal, makanan itu merupakan
sumber vitamin yang baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak - anak,
karena ikan dianggap mengakibatkan cacingan. Padahal, ikan mcrupakan sumber
protein yang sangat baik bagi anak - anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat- zat gizi yang
dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus
malnutrisi pada remaja karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan tubuh.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi, penyediaan makanan
bergizi, membutuhkan dana yang tidak sedikit karena perubahan status gizi
dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi
kurang biasanya kesulitan dalam mcnyediakan makanan bergizi. Sebaliknya
orang dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakaan makanan
yang bergizi.

5. Mekanisme / proses kerja


a. Makronutrien (karbohidrat, protein, lipid) untuk menyuplai energi bagi tubuh
b. Vitamin membantu penggunaan makronutrien dan mempertahankan jaringan
tubuh.
c. Mineral mempertahankan homeostasis
d. Air sebagai pelarut dalam tubuh dan sebagai alat transport untuk mendistribusikan
nutrisi ke jaringan.
6. Keluhan yang sering muncul
Pusing, mual, dan muntah
7. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat keperawatan dan diet
1) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
2) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
dietnya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan
demam?

b Faktor yang mempengaruhi diet


1) Kesehatan/Status kesehatan
2) Kultur dan kepercayaan
3) Status sosial ekonomi
4) Faktor psikologis

Pemeriksaan Fisik Dan Diagnostik


a. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan : obesitas, kurus
3) Otot : flaksia/lemah, tonus berkurang, tendernes, tidak mampu bekerja
4) Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, refleks menurun
5) Fungsi gastrointesial : anoreksia, konstipasi, diare, flaktuslen, pembesaran liver
atau lien
6) Kardiovaskular : denyut nadi lebih dari 10x/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi

b. Pemeriksaan Diagnostik.
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan pemeriksaan feses.
2) USG.
3) SGOT & SGPT.
4) Sikologi: Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
5) Rontgen: Mengetahui kelemahan yang muncul ada yang dapat menghambat
tindakan oprasi.

8. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Faktor psikologis keengganan untuk makan
(D.0019)
b. Nausea berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak (D.0076)
9. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Observasi:
berhubungan dengan perawatan selama 3x24 1. Identifikasi faktor
Faktor psikologis jam diharapkan masalah yang mempengaruhi
keengganan untuk pada defisit nutrisi dapat asupan gizi.
makan teratasi dengan kriteria 2. Identifikasi
D. 0019 hasil: perubahan berat
1. Asupan nutrisi badan.
bertambah 3. Identifikasi kelainan
2. Energi untuk pada kulit.
makan 4. Identifikasi kelainan
3. Kemampuan pada rambut.
menikmati 5. Identifikasi pola
makanan makan.
L. 03024 6. Identifikasi kelainan
pada kuku.
7. Identifikasi kelainan
menelan.
8. Identifikasi kelainan
rongga mulut.
9. Identifikasi kelainan
rongga mulut
10. Identifikasi kelainan
eliminasi
11. Monitor mual dan
muntah
12. Monitor asupan oral
13. Monitor warna
konjungtiva
14. Monitor hasil
laboratorium
Terapeutik:
1. Timbang berat badan
2. Ukur antropometri
komposisi tubuh
3. Hitung perubahan
berat badan
4. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi
pasien
5. Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemantauan.
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu.
I.03123

2 Nausea berhubungan Setelah dilakukan Observasi:


dengan rasa perawatan selama 3x24 1. Identifikasi
makan/minum yang jam diharapkan masalah kemungkinan alergi,
tidak enak pada mual dan muntah interaksi dan
D. 0076 dapat teratasi dengan kontraindikasi obat.
kriteria hasil: 2. Verifiksi order obat
1. Mampu sesuai dengan
mengenali gejala. indikasi.
2. Mengenali 3. Periksa tanggal
penyebab kedaluwarsa obat.
L. 10099 4. Monitor tanda vital
dan laboratorium.
5. Monitor efek
terapeutik obat.
6. Monitor efek
samping toksisitas,
dan interaksi obat.
Terapeutik:
1. Perhatikan prosedur
pemberian obat yang
aman dan akurat.
2. Hindari interupsi saat
mempersiapkan,
memverifikasi atau
mengelola obat.
3. Lakukan prinsip
enam benar.
4. Perhatikan jadwal
pemberian obat jenis
jenis hipnotik,
narkotika, dan
antibiotik.
5. Buang obat yang
tidak terpakai atau
kedaluwarsa.
6. Fasilitasi minum
obat.
7. Tandatangani
pemberian narkotika,
sesuai protokol.
8. Dokumentasikan
pemberian obat dan
respon terhadap obat.
Edukasi:
1. Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian.
2. Jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan
dan menurunkan
efektifitas obat.
I.12060

3. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nutrisi dilakukan dengan menilai masalah keperawatan
yang muncul. Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dan hasilnya.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan
memberikan umpan balik terhadap keperawatan yang diberikan. Langkah-langkah
pasien:
a. Daftar tujuan pasien
b. Melakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu
c. Dibandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien
d. Diskusikan kepada pasien apakah tujuan dapat tercapai/tidak. Jika tujuan tidak dapat
tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluar yang
terbaik, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan
perubahan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Ahem, Nancy R. Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9
Diagnosa Nanda, Interverensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: Penerbit Buku Kedoteran.

NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC.

Saputra, Lyndon. 2013. Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara
Publisher.

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik (7 ed.). (P. E. Karyuni, D.

Wilkinson, Judith M.2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed.9 Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC .Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda, Kusuma, Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosis Medis dan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediaAction
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat.

Anda mungkin juga menyukai