KEBUTUHAN NUTRISI
OLEH :
Kelompok 2
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
A. KONSEP DASAR
1. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus.
1.Mulut
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air.
Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang
berakhir di anus.
3. Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,
panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak
dibawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar, lapisan selaput
lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler
dan lapisan oto memanjang longitudinal.
Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian pertama usus halus yang
panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda, dan kepalanya mengelilingi
kepala pankreas. Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam
duodenum pada satu lubang yang disebut ampulla hepatopankreatika,
ampulla vateri, 10 cm dari pilorus.
Usus kosong (jejenum), menempati dua perlima sebelah atas pada usus
halus yang selebihnya.
Usus penyerapan (illeum), menempati tiga perlima akhir.
6. Usus Besar / Intestinum Mayor
8. Anus
Keadaan pekerjaan
Ringan Sedang Berat
Unsur
L P L P L P
Gizi
Kalori 2100 1750 2500 2100 3000 2500
Protein 60 55 65 65 70 70
Kalsium 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Ferum 8 10 8 8 10 8
Vit. A 2500 2500 2500 2500 2500 2500
Vit. B1 1 0,8 1,2 1 1,5 1,5
Lambung
Usus halus
Melalui felikel limpa
Bakterimia
Menyerang sistem retikula
Endothelial (RES) = hati, lien, tulang
Sirkulasi sistemik
Minggu 1 demam intermitten
Suhu tubuh termolegulasi ,
tanda tanda infeksi RES
Seperti nyeri perut kanan atas Obstipasi
Spenomegali, hepatomegali
Minggu selanjutnya infeksi fokal Mobilitas suhu
Intestinal, dngan tanda2 Suhu tubuh,
Lidah kotortepi lidah liperemis, peristaltik
Usus gangguan degestif dan absorbsi
A. Pengkajian
1. P
engukuran Anthropometri
a. Berat Badan ideal: (Tinggi Badan-100)±10%
b.
Lingkaran Pergelangan tangan
c. Lingkaran lengan atas (MAC/ Mid Aid Cirmumtance)
Nilai normal wanita: 28.5 cm
Nilai normal pria: 28,3 cm
d. Lipatan Kulit pada otot trisep (TSP/Tricep Skin Fold)
Nilai normal wanita: 16,5-18 cm
Nilai normal pria: 12,5-16,5 cm
4.Dietary History
a. Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
b. Asupan makan tidak adekuat
c. Diet yang salah atau ketat
d. Kurangnya persediaan bahan makanan selam 10 hari/ lebih
e. Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
f. Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
g. Tidak adekutanya penyimpanan bahan makanan
h. Ketidakmampuan fisik
i. Lansia yang tinggal dan makanan sendiri
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Rencana Rasionalisasi
Keperawatan
1.Ketidakseimbangan Jelaskan perlunya Nutrisi berperan
nutrisi: kurang dari konsumsi menyediakan sumber
kebutuhan berhubungan karbohidrat, energi, membangun
dengan: lemak, protein, jaringan dan
a.Penurunan asupan oral, vitamin, mineral mengatur proses
ketidaknyamanan pada dan cairan yang metabolisme tubuh.
mulut, mual, muntah adekuat Dengan konsultasi,
b.Penurunan absorbsi kita dapat
nutrisi Konsultasikan menentukan metode
c.Muntah, anorexia, dengan ahli gizi diet yang memenuhi
gangguan digesti untuk menetapkan asupan kalori dan
d.Depresi, stress, isolasi kebutuhan kalori nutrisi yang optimal
sosial harian dan jenis
makanan yang Faktor-faktor seperti
sesuai bagi klien nyeri, kelemahan,
Diskusikan penggunaan
bersama klien analgesik, dan
kemungkinan imobilitas dapat
penyebab menyebabkan
hilangnya nafsu anorexia
makan Kondisi yang lemah
lebih lanjut dapat
menurunkan
Anjurkan klien keinginan dan
untuk istirahat kemampuan klien
sebelum makan anorexia untuk
makanan
Distribusi total
Tawarkan asupan kalori yang
makanan dalam merata sepanjang
jumlah sedikit tapi hari membantu
sering mencegah distensi
lambung sehingga
selera makan
mungkin akan
meningkat
Pada kondisi Pembatasan asupan
menurunnya nafsu cairan saat makan
makan, batasi membantu mencegah
asupan cairan saat distensi lambung
makan dan hindari
mengkonsumsi
cairan 1 jam Kebersihan mulut
sebelum dan yang kurang
sesudah makan menyebabkan bau
Dorong dan Bantu dan rasa yang tidak
klien untuk sedap yang dapat
menjaga mengurangi nafsu
kebersihan mulut makan
yang baik Menyediakan
makanan TKTP/
Atur agar porsi Tinggi Kalori Tinggi
makan tinggi Protein pada saat
protein di sajikan klien merasa paling
saat klien biasanya lapar meningkatkan
merasa lapar kemungkinan klien
untuk mengkonsumsi
kalori dan protein
yang adekuat
2.Ketidakseimbangan Kaji adanya faktor Kemampuan
nutrisi: lebih dari penyebab menurunkan Berat
kebutuhan tubuh peningkatan Berat Badan saat menjalani
berhubungan dengan: Badan, seperti terapi kortikosteroid
a. perubahan pada indra penurunan indra tampaknya
pengecap dan pembau dan perasa, bergantung pada
penciuman pengaruh nedikasi, pembatasan asupan
b. Medikasi atau riwayat natrium dan upaya
(kortikosteroid, penambahan Berat mempertahankan
antihistamin, Badan lebih dari 15 asupan kalori yang
estrogen) kg selama sesuai
c. Resiko peningkatan kehamilan Individu dengan
Berat Badan sebesar gangguan penciuman
12,5-15 kg selama Jelaskan pengaruh atau pengecapan
kehamilan penurunan indra biasa mengkonsumsi
d. Penurunan pola perasa dan pembau lebih banyak makana
aktifitas, penurunan pada persepsi guna memuaskan
kebutuhan metabolik kenyang setelah pengecapan mereka
makan Anjurkan
klien untuk
evaluasi asupan
berdasarkan Peningkatan aktivitas
penghitungan mendukung upaya
jumlah kalori, penurunan Berat
bukan perasaan Badan
kenyang
Instruksikan klien
untuk
memperbanyak
aktivitas guna
membakar kalori
D. Evaluasi
Diagnosa Keperawatan 1 :
1. Menunjukkan peningkatan Berat Badan
2. Menunjukkan perilaku untuk meningkatkan dan atau mempertahankan
Berat Badan
3. Membuat pilihan diet untuk memenihi kebutuhan nutrisi
Diagnosa Keperawatan 2 :
1. Mempertahankan/ mendapat kembali Berat Badan yang sesuai
2. Menunjukan penurunan Berat Badan dengan pemeliharaan kesehatan
optimal
Kegunaan :
Memungkinkan dukungan nutrisi melalui saluran gastrointestinal
Memungkinkan evakuasi isi lambung
Mencegah regurgitasi dan aspirasi isi lambung
Perhatian :
Riwayat masalah sinus atau nasal ( infeksi, sumbatan, polip dll )
Kesadaran dan riwayat MCI
Refleks Vagal
Perdarahan karena prosedur yang agresif
Selang NGT masuk ke Trakea
Diharapkan pasien telah menerima penjelasan yang cukup tentang
prosedur dan tujuan tindakan.
Pasien yang telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan
yang akan dilakukan pasien atau keluarga diharuskan menandatangani
informed consent.
Persiapan Alat :
1. Slang nasogastrik sesuai ukuran (ukuran 14-18 fr)
2. Pelumas/ jelly
3. Spuit berujung kateter 50 ml
4. Stetoskop
5. Lampu senter/ pen light
6. Klem
7. Handuk kecil
8. Tissue
9. Spatel lidah
10. Sarung tangan dispossible
11. Plester
12. Nierbekken
13. Bak instrument
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan dan atur peralatan
2. Jelaskan prosedur pada pasien
3. Bantu pasien untuk posisi Fowler
4. Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan
kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri)
5. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui
satu lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang
hidung yang lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue
lembab atau lidi kapas. Periksa adakah infeksi dll
6. Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.
7. Persiapkan tissue dalam jangkauan.
8. Gunakan sarung tangan
9. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan
plester.
Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan
ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun
telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan sternum dengan
plester kecil.
10. Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang
hidung yang paling bersih
11. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien
menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut.
12. Ketika slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring,
instruksikan pasien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan.
13. Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan
lembut tanpa memaksa saat pasien menelan (jika pasien batuk atau slang
menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-
langkahnya), diantara upaya tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam
14. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung,
hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta pasien membuka
mulut untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase
lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke
selang dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop
jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.
15. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2
inchi, sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang
hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester
lilitan mengitari slang.
16. Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien. Pita karet
dapat Digunakan untuk memfiksasi slang.
Catatan :
Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 60 derajat ) , lutut boleh
ditekuk atau lurus. Ada 3 jenis posisi fowler :
High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 90 derajat
Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 45 derajat
Low Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat
DAFTAR PUSTAKA