OLEH :
071201017
FAKULTAS KEPERAWATAN
2021
A. PENGERTIAN
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang
artinyaperorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene adalah suatu tindakan
untukmemelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Caraperawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut higiene
perorangan. (Kasiati & Ni wayan, 2016)
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan
mereka secara fisik dan keadaan emosional. Pemeliharaan personal hygiene diperlukan
untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Ketika memberikan perawatan
kebersihan diri pada pasien, perawat dapat mengkaji status fisik dan emosional pasien,
dan dapat mengimplementasikan proses perawatan bagi kesehatan total pasien (Potter &
Perry, 2012).
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun
psikologis untuk memperoleh kesejahteraan baik secara fisik maupun psikologis yang
bertujuan untuk mempertahankan perawatan diri, baik secara mandiri atau menggunakan
bantuan yang dapat menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan
yang dapat membuat rasa nyaman dan relaksasi (Heriana, 2014).
C. ETIOLOGI
Menurut Ambarwati (2014) etiologi personal hygiene antara lain sebagai berikut :
1) Budaya. Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat
individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat mempengaruhi penyakitnya.
2) Status sosial-ekonomi. Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan
sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta
perlengakapan mandi yang cukup (misalnya sabun, sikat gigi, sampo, dll). Itu semua
membutuhkan biaya. Dengan kata lain, sumber keuangan individu akan berpengaruh
pada kemampuannya mempertahankan personal hygiene yang baik.
3) Agama. Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan
kebiasan sehari-hari. Agama Islam misalnya, umat Islam diperintahkan untuk selalu
menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan
mendorong individu untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan
hidup.
4) Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu. Kedewasaan seseorang akan
memberi pengaruh tertentu pada kualitas diri orang tersebut, salah satunya adalah
pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan ini penting dalam meningkatkan status
kesehatan individu, sebagai contoh agar terhindar dari penyakit kulit, kita harus
mandi dengan bersih setiap hari.
5) Status kesehatan. Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu
dalam melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat
kesehatan individu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit.
Kebiasaan. Ini ada kaitannya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan
produk-produk tertentu dalam melakukan perawatan diri, misalnya menggunakan
shower, sabun padat, sabun cair, sampo, dll.
6) Cacat jasmani/ mental bawaan. Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat
kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Damaiyanti (2008) tanda dan gejala personal hygiene adalah sebagai berikut:
1. Gangguan kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, kuku panjang dan kotor.
2. Ketidak mampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acakacakan, pakaian
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada
pasien wanita tidak berdandan.
3. Ketidak mampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
4. Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAK/BAB.
E. PATOFISIOLOGI
Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang
menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima
aktivitas perawatan diri (makan, mandi atau higiene, berpakaian atau berhias, toileting,
instrumental). (Carpenito, 2007).
F. PENATALAKSANAAN
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang mengalami
atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya pada daerah yang
mengalami tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya luka
dekubitus akibat tekanan lama dan tidak hilang. Tindakan keperawatan pada pasien
dengan cara mencuci dan menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang
ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang
melekat pada kulit dan memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan menyikat gigi
dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah infeksi pada mulut akibat
kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan dan menjaga
kebersihan gigi dan mulut. Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu
merawat kuku secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah
timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.( Saryono dan Anggriyani, 2010 )
G. PENGKAJIAN
1. Data demografi
a. Data pasien meliputi : nama, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pekerjaan,
alamat, no. RM, diagnosa medik, tanggal MRS.
b. Data penanggung jawab meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku/bangsa, pekerjaan, alamat, hubungan dengan klien.
2. Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan penyakit dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
3. Perubahan pola fungsional
a. Pola oksigenasi : pola nafas, bersihan jalan nafas, keluhan sesaknafas.
b. Pola nutrisi : asupan nutrisi, pola makan, kecukupan gizi.
c. Pola eliminasi : pola BAK dan BAB, konsistensi feses, warna urine, volume
output.
d. Pola aktivitas : meliputi gerakan (mobilisasi) pasien
e. Pola personal hygiene : meliputi kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dari
penampilan yang baik serta melindungi kulit, kebiasaan mandi, gosok gigi,
membersihkan genitalia dll untuk menjaga kesehatan.
4. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran
b. TTV
5. Pemeriksaan Fisik
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2006), pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan
pada masalahpersonal hygiene adalah:
a. Rambut
1) Keadaan kesuburan rambut
2) Keadaan rambut yang mudah rontok
3) Keadaan rambut yang kusam
b. Kepala
1) Botak atau alopesia
2) Ketombe
3) Berkutu
4) Adakah eritema
5) Kebersihan
c. Mata
1) Apakah sclera ikterika
2) Apakah konjugtiva pucat
3) Kebersihan mata
4) Apakah gatal atau mata merah
d. Hidung
1) Adakah pilek
2) Adakah alergi
3) Adakah perdarahan
4) Adakah perubahan penciuman
5) Kebersihan hidung
6) Bagaimana membrane mukosa
7) Adakah septum deviasi
e. Mulut
1) Keadaan mukosa mulut
2) Kelembapannya
3) Adakah lesi
4) Kebersihannya
f. Gigi
1) Adakah karang gigi
2) Kelengkapan gigi
3) Pertumbuhan gigi
4) Kebersihan
g. Kuku tangan dan kaki
1) Bentuknya bagaimana
2) Warnanya
3) Adakah lesi
h. Tubuh secara umum
1) Kebersihan
2) Normal
3) Postur tubuh
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri (makan, mandi, toileting)
2. Gangguan mobilitas fisik
Dukungan perawatan
diri BAB/BAK
Tindakan
Observasi :
1. Identifikasi
kebiasaan
BAK/BAB
Terapeutik
1. Jaga privasi
selama
eliminasi
2. Bersihkan alat
bantu
BAB/BAK
setelah
digunakan
3. Ganti pakaian
pasien setelah
eliminasi, jika
perlu
Edukasi
1. Anjurkan
BAK/BAB
secara rutin
2. Anjurkan ke
kamar mandi/
toilet, jika perlu
Dukungan perawatan
diri mandi ((I.11352)
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi
jenis bantuan
yang
dibutuhkan
2. Monitor
kebersihan
tubuh
3. Monitor
integritas kulit
Terapeutik
1. Pertahankan
kebiasaan
kebersihan diri
2. Berikan
bantuan sesuai
tingkat
kemandirian
Edukasi
1. Ajarkan kepada
keluarga cara
memandikan
pasien, jika
perlu
2 Gangguan Mobilitas fisik Perawatan tirah baring
mobilitas fisik ( L.05042) (I.14572)
Ktiteria hasil Tindakan :
1. Nyeri dari skala Observasi
1 (meningkat) ke 1. Monitor
skala 4 ( cukup kondisi kulit
menurun Terapeutik
2. Kaku sendi dari 1. Posisikan
skala 1 senyaman
(meningkat) ke mungkin
skala 4 ( cukup 2. Pertahankan
menurun seprei tetap
3. Kelemahan fisik kering, bersih
dari skala 1 dan tidak
(meningkat) ke mudah kusut
skala 4 ( cukup 3. Berikan latihan
menurun gerak aktif dan
pasif
4. Ubah posisi
setiap 2 jam
Edukkasi
1. Jelaskan tujuan
dilakukan tirah
baring
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Fitri Respati. 2014. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Dua Satria
Offset.
Carpenito, L. J. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan .Jakarta: EGC.
Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama
Ernawati. 2012. Buku Ajar Konsep Dan Aplikasi Keperawatan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Trans Info Media.
Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggerang Selatan; Binarupa
Aksara.
Kasiati, Ni Wayan Dwi Rosmalawati. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Nanda. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC
Potter, P.A & Perry A.G. 2012. Fundamental of Nursing. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan
III Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan II.
Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan II
Jakarta : DPP PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN
OLEH :
NIM : 071201017
FAKULTAS KEPERAWATAN
2021
ASUHAN KEPERAWATAN
NIM : 071201017
I. Pengkajian
A. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S (P)
Tempat & Tgl Lahir : Ungaran, 6 Januari 1972
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : IRT
TB/BB : 156 cm / 58 Kg
Golongan Darah :B
Diagnosa Medis : Hipoglikemia
Gangguan KDM : Personal Hygiene
Alamat : Ungaran
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: meninggal
: garis keturunan
: garis pernikahan
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : lemah, kebersihan kurang
Tinggi Badan : 156 cm
Berat Badan : 58 kg
2. TTV
Tekanan Darah: 150/90 mmHg
Nadi : 76x/menit
Suhu : 36.5oC
Pernafasan : 20x/menit
GDS : 60 mg/dL
3. Kulit dan Kuku
Kulit tampak sawo matang, kulit klien tampak lengket dengan keringat, kuku
klien tampak kotor dan panjang, CRT <3detik.
4. Kepala dan Rambut
Kepala pasien normal tidak ada benjolan, rambut merata warna hitam dan sedikit
uban, rambut tampak kusam.
5. Mata
Konjugtiva mata tidak anemis, sclera tidak ikterik , terdapat mata panda disekitar
mata
6. Hidung
Hidung simetris, terdapat dua lubang hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung.
7. Telinga
Daun telinga simetris, tidak mengeluarkan cairan dari dalam telinga, pendengaran
baik.
8. Mulut (bibir,gigi,lidah,faring)
Bibir simetris dan terlihat kering, gigi tampak kuning dan lidah tampak pucat.
tidak ada lesi pada mulut
9. Dada
a. Paru-paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris
Palpasi : saat diraba tidak ada krepitasi pada tulang iga
Perkusi : terdengar suara sonor disemua lapang paru
Auskultasi : terdengar suara vesikuler disemua lapang paru
b. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara pekak
Auskultasi : terdengar suara regular dan tidak ada suara tambahan (suara s1
dan s2)
c. Abdomen
Inspeksi : tampak striae gravidarum
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus 15x/menit
10. Genetalia (anus dan alat kelamin)
Klien terpasang kateter
11. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : ekstremitas kiri atas terpasang infus, namun ektremitas
kanan masih bisa bergerak
b. Ekstremitas bawah: ekstremitas bawah masih tidak dapat digerakkan dengan
bebas karena merasa kakinya gemetar dan lemas.
5 5
3 3
Keterangan :
1. = lumpuh
2. = Melawan gravitasi dengan sokongan
3. = Melawan gravitasi tapi tidak ada tahanan
4. = Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
5. = Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh
E. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan diagnostik
GDS : 60mg/dL
3. Terapi
Jenis Terapi Dosis Golongan & Kandungan Fungsi &
Farmakodinamik
Infus D10% 20 tpm Glukosa Monohydrate 10% Digunakan pada
pasien sirosis hati,
gagal ginjal, kadar
kalium rendah,
magnesium yang
rendah, tingkat
kalium rendah dan
kehilangan cairan
dan kondisi
lainnya.
NacL 3% 20 tpm
Cefoperazone 3x1gr inj Antibiotic Untuk menangani
infeksi karena
bakteri
Ulsafat 3x1 syrp Obat keras Untuk mengobati
dan mencegah luka
pada usus
Adalat 1x1 tablet Obat resesp Untuk mengatasi
hipertensi
Gluconas 2x1gr inj Kalsium, vitamin, elektrolit Untuk mencegah/
mengobati kadar
kalium darah yang
rendah
F. Analisa Data
Oleh :
071201017
FAKUTAS KEPERAWATAN
1. Diagnosa Medis
Hipoglikemia
2. Tindakan Keperawatan
Personal hygiene (mandi, berpakaian, BAK/BAB)
4. Referensi
Putri, Nufus D & Kamil,H. 2019. Gambara Pemenuhan Kebutuhan Dasar Personal
Hygiene Oleh Perawat RSUD Meuraxa. JIM.FKep, Vol.IV. No.2
Batos, Sara R, dkk. 2019. Bed-Bath: The Care-Omitting Behavior of The Nursing Team.
Fundam Care. Vol.11. No.3