Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHLUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN

OLEH :

NILAM ANGGI ASHARI

071201017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2021
A. PENGERTIAN

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang
artinyaperorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene adalah suatu tindakan
untukmemelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Caraperawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut higiene
perorangan. (Kasiati & Ni wayan, 2016)
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan
mereka secara fisik dan keadaan emosional. Pemeliharaan personal hygiene diperlukan
untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Ketika memberikan perawatan
kebersihan diri pada pasien, perawat dapat mengkaji status fisik dan emosional pasien,
dan dapat mengimplementasikan proses perawatan bagi kesehatan total pasien (Potter &
Perry, 2012).
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun
psikologis untuk memperoleh kesejahteraan baik secara fisik maupun psikologis yang
bertujuan untuk mempertahankan perawatan diri, baik secara mandiri atau menggunakan
bantuan yang dapat menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan
yang dapat membuat rasa nyaman dan relaksasi (Heriana, 2014).

B. JENIS-JENIS PERSONAL HYGIENE


Menurut Potter dan Perry (2012) untuk menjaga kebersihan dan kesehatan seseorang
yaitu perawatan kulit, perawatan perineum, perawatan kaki dan kuku, perawatan mulut,
perawatan rambut, dan perawatan mata, telinga, dan hidung sebagai berikut :
1. Perawatan kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung, sekresi, pengatur
temperatur, dan sensasi. Kulit memiliki 3 lapisan yaitu, lapisan epidermis, lapisan
dermis, dan jaringan subkutan. Lapisan epidermis (lapisan luar) disusun beberapa
lapisan tipis dari sel yang mengalami tahapan berbeda dari maturasi yang bertugas
melindungi jaringan yang berada dibawahnya terhadap kehilangan cairan dan cedera
mekanisme atau kimia serta mencegah masuknya mikroorganisme yang memproduksi
penyakit. Lapisan kedua yaitu dermis yang merupakan permukaan luar kulit yang
menjadi tempat tinggalnya bakteri (mis. korinebakterium) yang merupakan flora
normal yang tidak menyebabkan penyakit tapi menghalangi penyakit yang masuk
akibat mikroorganisme. Lapisan ketiga adalah jaringan subkutan yang terdiri dari
pembuluh darah, saraf, limfe, dan jaringan penyambung halus yang terisi dengan sel-
sel lemak yang dimana jaringan subkutan ini berfungsi sebagai insulator panas bagi
tubuh dan memberikan dukungan untuk lapisan atas kulit untuk menahan stres dan
tekanan tanpa cedera. Jaringan subkutan yang paling sedikit ditemukan dibagian
dasar mukosa oral (Potter & Perry, 2012).
Pada pasien yang tidak mampu bergerak dengan bebas karena penyakit atau
beberapa pengahalang eksternal yang beresiko terjadinya kerusakan kulit, bagian
badan yang tergantung terpapar tekanan dari dasar permukaan (misalnya, matras, gips
tubuh, atau lapisan linen yang berkerut) yang dapat mengurangi sirkulasi pada bagian
tubuh yang terkena dapat menyebabkan terjadinya pembentukan dekubitus (Potter &
Perry, 2012).
2. Perawatan Perineum.
Perineum merupakan bagian dari mandi yang lengkap. Klien yang membutuhkan
perawatan perineum ini adalah klien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi
(misalnya klien yang menggunakan kateter urin tetap), setelah operasi rektal atau
genitalia, setelah menjalani proses kelahiran (Ambarwati, 2014).
3. Perawatan Kaki dan Kuku
Perawatan kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian yang khusus untuk
mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Seringkali orang tidak sadar akan
masalah kaki dan kuku sampai terjadinya nyeri atau ketidaknyamanan. Masalah yang
timbul karena perawatan yang salah akan menimbulkan, seperti kalus, katimumul,
kutil pada kaki, infeksi jamur kaki, kuku yang tumbuh ke dalam, kuku tanduk ram,
paronisia, dan bau kaki (Ernawati, 2012). Untuk mencegah timbulnya masalah pada
kaki klien bisa melakukan perendaman untuk melembutkan kutikula dan lapisan sel
tanduk, pembersihan dengan teliti, pengeringan dan pemotongan kuku yang tepat
( Potter& Perry, 2012).
4. Perawatan Mulut
Rongga mulut dilapisi dengan membran mukosa yang terus-menerus pada kulit.
Membran merupakan jaringan epitel yang melapisi dan melindungi organ, mensekresi
mukus untuk menjaga jalan saluran sistem pencernaan tetap dalam keadaan basah.
Perawatan mulut dapat membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gugi,
gusi, dan bibir dengan cara menggosok dan membersihkan gigi dari partikel-partikel
makanan, plak, dan bakteri serta dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan
dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Menurut Health People (2000 dalam Potter &
Perry, 2012)
5. Perawatan Rambut
Merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta
pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi
(Ernawati, 2012). Penyakit ataupun ketidakmampuan klien untuk memelihara
perawatan rambut dapat menyebabkan kekusutan pada pasien yang imobilisasi.
Masalah yang dapat terjadi pada rambut dapat berupa ketombe, adanya kutu di
rambut, kehilangan rambut, dan peradangan pada kulit kepala (seborrheic dermatitis)
(Ernawati, 2012). Menyikat, menyisir rambut, dan bersampo adalah cara-cara dasar
higienis untuk semua klien yang mengalami kerusakan rambut atau yang akan
melakukan perawatan rambut (Potter & Perry, 2012).
6. Perawatan mata, telinga, dan hidung
Potter dan Perry (2012) mengatakan bahwa tidak ada perawatan khusus yang
diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus membersihkan air mata, kelopak
mata, dan bulu mata dapat mencegah masuknya pertikel asing yang masuk ke mata.
Untuk telinga, perawatan telinga mempunyai implikasi pada ketajaman pendengaran
bila substansi lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar yang dapat
menggangu konduksi suara. Dan perawatan hidung yang mempunyai indera
penciuman yang tajam dapat memantau temperatur dan kelembapan udara yang
dihirup serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan.

C. ETIOLOGI
Menurut Ambarwati (2014) etiologi personal hygiene antara lain sebagai berikut :
1) Budaya. Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat
individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat mempengaruhi penyakitnya.
2) Status sosial-ekonomi. Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan
sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta
perlengakapan mandi yang cukup (misalnya sabun, sikat gigi, sampo, dll). Itu semua
membutuhkan biaya. Dengan kata lain, sumber keuangan individu akan berpengaruh
pada kemampuannya mempertahankan personal hygiene yang baik.
3) Agama. Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan
kebiasan sehari-hari. Agama Islam misalnya, umat Islam diperintahkan untuk selalu
menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan
mendorong individu untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan
hidup.
4) Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu. Kedewasaan seseorang akan
memberi pengaruh tertentu pada kualitas diri orang tersebut, salah satunya adalah
pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan ini penting dalam meningkatkan status
kesehatan individu, sebagai contoh agar terhindar dari penyakit kulit, kita harus
mandi dengan bersih setiap hari.
5) Status kesehatan. Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu
dalam melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat
kesehatan individu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit.
Kebiasaan. Ini ada kaitannya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan
produk-produk tertentu dalam melakukan perawatan diri, misalnya menggunakan
shower, sabun padat, sabun cair, sampo, dll.
6) Cacat jasmani/ mental bawaan. Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat
kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.

D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Damaiyanti (2008) tanda dan gejala personal hygiene adalah sebagai berikut:
1. Gangguan kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, kuku panjang dan kotor.
2. Ketidak mampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acakacakan, pakaian
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada
pasien wanita tidak berdandan.
3. Ketidak mampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
4. Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAK/BAB.

E. PATOFISIOLOGI
Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang
menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima
aktivitas perawatan diri (makan, mandi atau higiene, berpakaian atau berhias, toileting,
instrumental). (Carpenito, 2007).

F. PENATALAKSANAAN
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang mengalami
atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya pada daerah yang
mengalami tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya luka
dekubitus akibat tekanan lama dan tidak hilang. Tindakan keperawatan pada pasien
dengan cara mencuci dan menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang
ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang
melekat pada kulit dan memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan menyikat gigi
dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah infeksi pada mulut akibat
kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan dan menjaga
kebersihan gigi dan mulut. Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu
merawat kuku secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah
timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.( Saryono dan Anggriyani, 2010 )

G. PENGKAJIAN
1. Data demografi
a. Data pasien meliputi : nama, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pekerjaan,
alamat, no. RM, diagnosa medik, tanggal MRS.
b. Data penanggung jawab meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku/bangsa, pekerjaan, alamat, hubungan dengan klien.

2. Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan penyakit dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
3. Perubahan pola fungsional
a. Pola oksigenasi : pola nafas, bersihan jalan nafas, keluhan sesaknafas.
b. Pola nutrisi : asupan nutrisi, pola makan, kecukupan gizi.
c. Pola eliminasi : pola BAK dan BAB, konsistensi feses, warna urine, volume
output.
d. Pola aktivitas : meliputi gerakan (mobilisasi) pasien
e. Pola personal hygiene : meliputi kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dari
penampilan yang baik serta melindungi kulit, kebiasaan mandi, gosok gigi,
membersihkan genitalia dll untuk menjaga kesehatan.
4. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran
b. TTV
5. Pemeriksaan Fisik
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2006), pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan
pada masalahpersonal hygiene adalah:
a. Rambut
1) Keadaan kesuburan rambut
2) Keadaan rambut yang mudah rontok
3) Keadaan rambut yang kusam

b. Kepala
1) Botak atau alopesia
2) Ketombe
3) Berkutu
4) Adakah eritema
5) Kebersihan
c. Mata
1) Apakah sclera ikterika
2) Apakah konjugtiva pucat
3) Kebersihan mata
4) Apakah gatal atau mata merah
d. Hidung
1) Adakah pilek
2) Adakah alergi
3) Adakah perdarahan
4) Adakah perubahan penciuman
5) Kebersihan hidung
6) Bagaimana membrane mukosa
7) Adakah septum deviasi
e. Mulut
1) Keadaan mukosa mulut
2) Kelembapannya
3) Adakah lesi
4) Kebersihannya
f. Gigi
1) Adakah karang gigi
2) Kelengkapan gigi
3) Pertumbuhan gigi
4) Kebersihan
g. Kuku tangan dan kaki
1) Bentuknya bagaimana
2) Warnanya
3) Adakah lesi
h. Tubuh secara umum
1) Kebersihan
2) Normal
3) Postur tubuh

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri (makan, mandi, toileting)
2. Gangguan mobilitas fisik

I. TUJUAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


No SDKI SLKI SIKI
1 Defisit perawatan Perawatan diri Dukungan perawatan
diri ( makan, (L.11103) diri makan/minum
mandi, toileting) Kriteria hasil (I.11351)
1. Kemampuan Tindakan
mandi dari skala Observasi :
1 (cukup 1. Monitor
menurun) ke kemampuan
skala 4 ( cukup menelan
meningkat) 2. Identifikasi diet
2. Kemampuan yang
mengenakana dianjurkan
pakaian dari 3. Monitor status
skala 1 (cukup hidrasi pasien
menurun) ke jika perlu
skala 4 ( cukup Terapeutik
meningkat) 1. Lakukan oral
3. Kemampuan hygiene
makan dari skala sebelum
1 (cukup makan/minum
menurun) ke 2. Berikan
skala 4 ( cukup bantuan saat
meningkat) makan/minum
4. Kemampuan ke sesuai tingkat
toilet dari skala 1 kemandirian,
(cukup menurun) jika mampu
ke skala 4 Kolaborasi :
( cukup 1. Kolaborasi
meningkat) pemberian obat
((mis analgesik,
antiemetik)
sesuai indikasi

Dukungan perawatan
diri BAB/BAK
Tindakan
Observasi :
1. Identifikasi
kebiasaan
BAK/BAB
Terapeutik
1. Jaga privasi
selama
eliminasi
2. Bersihkan alat
bantu
BAB/BAK
setelah
digunakan
3. Ganti pakaian
pasien setelah
eliminasi, jika
perlu
Edukasi
1. Anjurkan
BAK/BAB
secara rutin
2. Anjurkan ke
kamar mandi/
toilet, jika perlu

Dukungan perawatan
diri mandi ((I.11352)
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi
jenis bantuan
yang
dibutuhkan
2. Monitor
kebersihan
tubuh
3. Monitor
integritas kulit
Terapeutik
1. Pertahankan
kebiasaan
kebersihan diri
2. Berikan
bantuan sesuai
tingkat
kemandirian
Edukasi
1. Ajarkan kepada
keluarga cara
memandikan
pasien, jika
perlu
2 Gangguan Mobilitas fisik Perawatan tirah baring
mobilitas fisik ( L.05042) (I.14572)
Ktiteria hasil Tindakan :
1. Nyeri dari skala Observasi
1 (meningkat) ke 1. Monitor
skala 4 ( cukup kondisi kulit
menurun Terapeutik
2. Kaku sendi dari 1. Posisikan
skala 1 senyaman
(meningkat) ke mungkin
skala 4 ( cukup 2. Pertahankan
menurun seprei tetap
3. Kelemahan fisik kering, bersih
dari skala 1 dan tidak
(meningkat) ke mudah kusut
skala 4 ( cukup 3. Berikan latihan
menurun gerak aktif dan
pasif
4. Ubah posisi
setiap 2 jam
Edukkasi
1. Jelaskan tujuan
dilakukan tirah
baring
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Fitri Respati. 2014. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Dua Satria
Offset.
Carpenito, L. J. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan .Jakarta: EGC.

Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama
Ernawati. 2012. Buku Ajar Konsep Dan Aplikasi Keperawatan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Trans Info Media.

Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggerang Selatan; Binarupa
Aksara.

Kasiati, Ni Wayan Dwi Rosmalawati. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Nanda. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC

Potter, P.A & Perry A.G. 2012. Fundamental of Nursing. Jakarta : EGC

Saryono dan Anggriyani. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia (KDM). Yogyakarta :


Nuha Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan
III Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan II.
Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan II
Jakarta : DPP PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE

PADA Ny.S DENGAN HIPOGLIKEMIA

DI RUANG PENYAKIT DALAM RUANG GARDENIA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN

OLEH :

NAMA : NILAM ANGGI ASHARI

NIM : 071201017

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2021
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Nilam Anggi Ashari

NIM : 071201017

Tempat Praktik : RSUD Ungaran

Tanggal : Selasa, 5 Januari 2021

I. Pengkajian
A. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S (P)
Tempat & Tgl Lahir : Ungaran, 6 Januari 1972
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : IRT
TB/BB : 156 cm / 58 Kg
Golongan Darah :B
Diagnosa Medis : Hipoglikemia
Gangguan KDM : Personal Hygiene
Alamat : Ungaran

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn.S (L)
Umur : 51 tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku : Jawa
Hubungan dgn Pasien : Suami
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Ungaran
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Klien mengatakan mengeluh pusing, badan terasa lemas. Klien mengatakan hanya
bisa beraring di tempat tidur.
2. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Alasan masuk rumah sakit : Klien mengatakan mengeluh badannya terasa
lemas dan kepala pusing sejak semingguyang lalu.
Faktor pencetus : hipertensi
Timbulnya keluhan (√ )bertahap ( )mendadak
Faktor yang memperberat : saat beraktivitas
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah dan keberhasilannya: klien
mengatakan sebelumnya sudah berobat ke dokter namun tidak ada perubahan
akhirnya klien dibawa ke RSUD Ungaran.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami : klien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun
yang lalu
Kecelakaan : sebelumnya klien tidak pernah mengalami kecelakaan
Pernah dirawat ( )ya (√ )tidak, penyakit :- waktu:-
Pernah operasi ( )ya (√ )tidak, jenis:- waktu:-
Alergi : klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun obat-
obatan
Faktor lingkungan: -
Lain-lain :-
Kebiasaan hidup tidak sehat : -
4. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit menular: klien mengatakan keluarganya tidak mempunyai penyakit
menular
Penyakit menurun: klien mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit
menurun
Genogram
Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: pasien

: meninggal

: garis keturunan

: garis pernikahan

: tinggal satu rumah

C. Pengkajian Pola Fungsional


1. Persepsi terhadap kesehatan
Klien mengatakan merasa cemas karena sebelumnya belum pernah dirawat di
rumah sakit
2. Pola bernafas
Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit tidak mengalami masalah
pernafasan
Selama sakit : klien mengtakan tidak ada maalah pernafasannya Pola nafasnya
teratur RR 20x/menit dan N 76x/menit.
3. Kebutuhan Cairan & Elektrolit
Sebelum sakit : klien mengatakan sering minum teh ±3 gelas sehari dan jarang
minum air putih ±1.5 L / hari
Selama sakit : klien hanya minum air putih ±1L/hari dan terpasang infus NaCl
3% 20tpm.
4. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi penuh, makanan
yang dikonsumsi meliputi nasi, sayur, ikan atau telur.klien mengatakan lebih
sering makan sayur dan jarang makan buah.
Selama sakit : klien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi setengah,
makanan yang tersisa yaitu 3 sendok nasi yang tersisa.
5. Pola Eliminasi BAK dan BAB
Sebelum sakit : klien mengatakan BAB teratur 1x sehari dengan konsistensi lunak
dan tinja berwarna kecoklatan dan BAK 5-8x sehari dengan warna urine kuning
jernih.
Selama sakit : klien mengatakan sudah 2 hari belum BAB dan BAK klien
menggunakan pempers.
6. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit : klien mengatakan aktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga
dilakukan tanpa bantuan keluarga. Klien dapat melakukan aktivitas sehar-harinya
seperti personal hygiene, makan, minum dengan mandiri.
Selama sakit : Kebutuhan sehari-hari klien dibantu oleh perawat dan
keluarganya. Klien tidak dapat bergerak dengan bebas karena kondisinya yang
lemas. Gerakan klien menjadi terbatas karena harus bed rest.
7. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit tisurnya teratur 7-8jam sehari
dan tidak mengalami gangguan saat tidur
Selama sakit : klien mengeluh sering terbangun karena tidak terbiasa dengan
rumah sakit dan ruangannya terlalu panas. Klien tidur hanya 4-5 jam sehari.
Terlihat mata panda disekitar mata.
8. Pola Konsep Diri
Citra Tubuh : klien mengatakan tidak malu dengan keadaannya saat ini
Peran : klien berperan sebagai ibu rumah tangga
Ideal diri : klien percaya bahwa dirinya akan sembuh dari penyakitnya.
Harga diri : klien tidak menarik diri dengan lingkungannya
Aktualisasi diri: klien adalah seorang ibu dari anak-anaknya dan seorang istri
9. Pola Koping
Klien mengatakan bila ada masalah selalu membicarakan dengan suaminya, klien
tampak cemas dengan penyakitnya.
10. Pola Seksual Reproduksi
Klien mengatakan sudah menopause , klien memiliki 1 anak laki-laki dan 1 anak
perempun
11. Pola Peran-Hubungan
Klien mengatakan masih mampu berinteraksi degan keluarganya dengan baik..
12. Pola Nilai dan Kepercayaan
13. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Klien merasa tidak nyaman karena hanya berbaring d tempat tidur klien juga
mengeluh badannya lengket dan bau keringat.
14. Kebutuhan belajar
Klien emngatakan belum mengetahui dengan pasti kondisi penyakitnya.
15. Kebutuhan personal hygiene
Sebelum sakit : klien mandi 2x sehari dan gosok gigi
Selama sakit : klien hanya disibin 1x sehari oleh suami dan terkadang anaknya,
namun klien tidak menggosok giginya sehingga gigginya tampak kotor.

D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : lemah, kebersihan kurang
Tinggi Badan : 156 cm
Berat Badan : 58 kg
2. TTV
Tekanan Darah: 150/90 mmHg
Nadi : 76x/menit
Suhu : 36.5oC
Pernafasan : 20x/menit
GDS : 60 mg/dL
3. Kulit dan Kuku
Kulit tampak sawo matang, kulit klien tampak lengket dengan keringat, kuku
klien tampak kotor dan panjang, CRT <3detik.
4. Kepala dan Rambut
Kepala pasien normal tidak ada benjolan, rambut merata warna hitam dan sedikit
uban, rambut tampak kusam.
5. Mata
Konjugtiva mata tidak anemis, sclera tidak ikterik , terdapat mata panda disekitar
mata
6. Hidung
Hidung simetris, terdapat dua lubang hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung.
7. Telinga
Daun telinga simetris, tidak mengeluarkan cairan dari dalam telinga, pendengaran
baik.
8. Mulut (bibir,gigi,lidah,faring)
Bibir simetris dan terlihat kering, gigi tampak kuning dan lidah tampak pucat.
tidak ada lesi pada mulut
9. Dada
a. Paru-paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris
Palpasi : saat diraba tidak ada krepitasi pada tulang iga
Perkusi : terdengar suara sonor disemua lapang paru
Auskultasi : terdengar suara vesikuler disemua lapang paru
b. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara pekak
Auskultasi : terdengar suara regular dan tidak ada suara tambahan (suara s1
dan s2)

c. Abdomen
Inspeksi : tampak striae gravidarum
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus 15x/menit
10. Genetalia (anus dan alat kelamin)
Klien terpasang kateter
11. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : ekstremitas kiri atas terpasang infus, namun ektremitas
kanan masih bisa bergerak
b. Ekstremitas bawah: ekstremitas bawah masih tidak dapat digerakkan dengan
bebas karena merasa kakinya gemetar dan lemas.

5 5

3 3

Keterangan :

1. = lumpuh
2. = Melawan gravitasi dengan sokongan
3. = Melawan gravitasi tapi tidak ada tahanan
4. = Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
5. = Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh

E. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


Hematologi
Hemoglobin 10.5 g/dl 11.7-15.5
Hematokrit 30.2 % 35-47
Leukosit 6.1 /ul 3.6-11
Trombosit 312 10^3/ul 150-440
Elektrolit Klinik
Natrium 119.0 Mmol/L 135-147
Kalium 4.80 Mmol/L 3.5-5.0
Chlorida 106.3 Mmol/L 98-107

2. Pemeriksaan diagnostik
GDS : 60mg/dL

3. Terapi
Jenis Terapi Dosis Golongan & Kandungan Fungsi &
Farmakodinamik
Infus D10% 20 tpm Glukosa Monohydrate 10% Digunakan pada
pasien sirosis hati,
gagal ginjal, kadar
kalium rendah,
magnesium yang
rendah, tingkat
kalium rendah dan
kehilangan cairan
dan kondisi
lainnya.
NacL 3% 20 tpm
Cefoperazone 3x1gr inj Antibiotic Untuk menangani
infeksi karena
bakteri
Ulsafat 3x1 syrp Obat keras Untuk mengobati
dan mencegah luka
pada usus
Adalat 1x1 tablet Obat resesp Untuk mengatasi
hipertensi
Gluconas 2x1gr inj Kalsium, vitamin, elektrolit Untuk mencegah/
mengobati kadar
kalium darah yang
rendah

F. Analisa Data

No. Hari/Tanggal Data Kemungkinan Masalah


Penyebab Keperawatan
Selasa, 5 DS: Transportasi glukosa Deficit
Januari 2021 - Klien ke otak menurun perawatan diri
mengatakan
mengeluh tidak Penurunan nutrisi
pada sel otak
dapat
membersihkan Gangguan
dirinya secara metabolisme sel otak
mandiri
DO : Kerusakan sel otak
- Kulit tampak
kusam, gigi Gelisah
tampak kotor,
Ketidakmampuan
rambut kusam
dan kuku memenuhi kebutuhan
panjang dan sehari-hari (mandi,
kotor berpakaian, dll)

Selasa, 5 DS : Epinefrin Gangguan


Januari 2021 - Klien monilitas fisik
mengatakan Pengaktifan saraf
badannya lemas simpatis
dan tidak dapat
Pelepasan adrenalin
bergerak dengan
bebas Takikardi, pucat,
- Klien gemetar
mengatakan
kepalanya Keterbatasan gerak
pusing dan aktivitas
- Klien
mengatakan
kakinya gemetar
DO :
- Klien tampak
hanya bisa
berbaring di
tempat tidur
- Klien
menggunakan
pempers untuk
BAK dan BAB
- Kekuatan otot
5 5
3 3
Selasa, 5 DS : Lingkungan rumah Gangguan pola
Januari 2021 - Klien sakit yang tidak tidur
mengatakan nyaman
sering terbangun
Terdapat lingkaran
saat tidur karena
hitam di bawah mata
di ruangan panas
- Klien Istirahat dan tidur
mengatakan terganggu
tidurnya hanya
4-5 jam sehari
DO :
- Terdapat mata
panda di sekitar
mata

G. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Deficit perawatan diri b.d kelemahan
2. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
3. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan

II. Rencana Keperawatan

No. Hari/ SDKI SLKI SIKI TTD


Dx Tanggal
1 Selasa, 5 D.0109 Deficit L.11103 I.11352 Nilam
Januari perawatan diri Perawatan Diri Dukungan
2021 b.d kelemahan Setelah dilakukan perawatan diri
tindakan mandi
Definisi : tidak keperawatan Tindakan
dapat melakukan Observasi
selama 1x8 jam
atau 1. Identifikas
menyelesaikan diharapkan dengan
i jenis
aktivitas kriteria hasil :
bantuan
perawatan diri. - Kemampuan
yang
mandi
dibutuhka
(ditingkatkan
n
dari skala 2 ke
2. Monitor
skala 4)
kebersihan
- Kemampuan
tubuh
menggunakan
3. Monitor
pakaian
integritas
(ditingkatkan
kulit
dari skala 2 ke
Terapeutik
skala 4) 1. Pertahank
- Kemampuan an
ke toilet kebiasaan
(BAB/BAK) kebersihan
(ditingkatkan diri
dari skala 2 ke 2. Berikan
skala 4) bantuan
- Verbalisasi sesuai
keinginan tingkat
melakukan
perawatan diri kemandiri
(ditingkatkan an
dari skala 2 ke
skala 4) I.11348
- Minat Dukungan
perawatan diri
melakukan
BAB/BAK
perawatan diri Tindakan
(ditingkatkan Observasi :
dari skala 3 ke 1. Identifikas
skala 5) i
- Mempertahank kebiasaan
an kebersihan BAK/BA
diri B
(ditingkatkan Terapeutik
dari skala 2 ke 1. Jaga
skala 4) privasi
- Mempertahank selama
an kebersihan eliminasi
mulut 2. Bersihkan
(ditingkatkan alat bantu
dari skala 2 ke BAB/BA
skala 4) K setelah
digunakan
3. Ganti
pakaian
pasien
setelah
eliminasi,
jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan
BAK/BA
B secara
rutin
2. Anjurkan
ke kamar
mandi/
toilet, jika
perlu
2 Selasa, 5 D.0054 L.05042 Mobilitas I.14572 Nilam
Januari Gangguan Fisik Perawatan tirah
2021 mobilitas fisik Setelah dilakukan baring
b.d penurunan tindakan Tindakan :
kekuatan otot keperawatan Observasi
1. Monitor
selama 1x8 jam
Definisi : kondisi
keterbatasan diharapkan dengan
kulit
dalam gerakan kriteria hasil :
Terapeutik
fisik dari satu - Pergerakan
1. Posisikan
atau lebih ekstremitas
ekstremitas secara senyaman
(ditingkatkan
mandiri mungkin
dari skala 3 ke
2. Pertahank
skala 5)
an seprei
- Kekuatan otot
tetap
(ditingkatkan
kering,
dari skala 2 ke
bersih dan
skala 4)
tidak
- Rentang gerak
mudah
ROM
kusut
(ditingkatkan
3. Berikan
dari skala 3 ke
latihan
skala 5)
gerak aktif
- Kelemahan
dan pasif
fisik
4. Ubah
(ditingkatkan
posisi
dari skala 2 ke
setiap 2
skala 4)
jam
Edukkasi
1. Jelaskan tujuan
dilakukan tirah
baring
3 Selasa, 5 D.0055 L.08064 Status Manajemen Nilam
Januari Gangguan pola Kenyamanan Lingkungan
2021 tidur b.d Setelah dilakukan (I.14514)
hambatan tindakan Observasi
lingkungan (mis, keperawatan
kelembapan - Identifikasi
selama x8 jam keamanan
lingkungan skitar,
suhu lingkungan, diharapkan dengan dan
pencahayaan, kriteria hasil : kenyamanan
kebisingan, bau - Keluhan tidak lingkungan
tidak sedap, nyaman
jadwal (ditingkatkan Terapeutik
pemantauan/peme dari skala 4 ke - Atur posisi
riksaan/tindakan) skala 2) furniture
- Gelisah dengan rapi
Definisi :
gangguan kualitas (ditingkatkan dan
dan kuantitas dari skala 4 ke terjangkau
waktu tidur akibat skala 2) - Atur suhu
faktor eksternal - Keluhan sulit lingkungan
tidur yang sesuai
(ditingkatkan - Sediakan
dari skala 4 ke tempat tidur
skala 2) yang aman
- Keluhan dan nyaman
kepanasan - Hindari
(ditingkatkan pemandanga
dari skala 4 ke n langsug ke
skala 2) kamar
- Suhu ruangan mandi, toilet
(ditingkatkan atau
dari skala 2 ke peralatan
skala 4) untuk
- Pola tidur eliminasi
(ditingkatkan - Ganti
dari skala 2 ke pakaian
skala 4) secara
berkala
- Izinkan
keluarga
tinggal
mendamping
i pasien
- Pertahankan
konsistensi
tenaga
kesehatan
Edukasi
1. jelaskan cara
membuat
lingkungan yang
aman
III.Catatan Keperawatan

No. Hari/ Tindakan Respon & Hasil TTD


dx Tanggal
1 Selasan, 1. mengobservasi kondisi DS : Nilam
5 Januari klien - Klien mengatakan
2021 tubuhnya terasa
lemas, pusing
- Klien mengatakkan
sering terbangun
saat tidur dan
tidurnya hanya 4-5
jam sehari
DO :
- Kekuatan otot klien
menurun
- Terlihat mata panda
disekitar mmata
klien
2. melakukan personal
hygiene kepada klien
DS :
(mandi, berpakaian, - Klien mengatakan
BAK/BAB dan gosok bersedia disibin
gigi) ,dipotong kukunya,
di ganti pakaian dan
diganti pempers
saat BAB dan BAK
DO :
- Klien tampak
nyaman dan
gembira setelah di
sibin. D ganti
pempers, dan di
ganti pakaiananya
Selasa, 5 1. Melakukan tehnik ROM DS : Nilam
Januari kepada klien - Klien mengatakan
2021 bersedia bersedia
diberikan tehnik
ROM
DO :
- Klien tampak
mengikuti perintah
dari perawat
Selasa, 5 1. Memberikan edukasi DS: Nilam
Januari tentang mengatur - Klien mengatakan
2021 lingkungan yang bersedia tempat
nyaman / manajemen tidurnya di
lingkungan (mis, pindahkan ke tempat
membawa kipas tangan, yang dekat dengan
menyarankan tempat jendela
tidur klien dekat dengan - Klien mengatakan
jendela). akan meminta
keluarganya
membawakan kipas
tangan

IV. Catatan Perkembangan

No. Hari/ Perkembangan Pasien TTD


Dx Tanggal
Selasa, 5 S: Nilam
Januari - Klien mengatakan setelah badannya di sibin,
2021 pakaiannya, pempers di ganti dan sudah gosok
gigi, klien merasa nyaman badannya tidak bau
dan lengket
- Klien mengatakan merasa sangat senang sudah
dibantu membersihkan dirinya
- Klien mengatakan setelah dilakukan teknik
ROM rasa gemetar di kakinya sudah berkurang
- Klien mengatakan setelah tempat tidunya
dipindah ke dekat jendela klien merasa nyaman
O:
- Klien tampang senang dan gembira
- Klien dapat mengikuti perintah
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
- Lanjutkan membersihkan diri pasien ssetiap hari
- Lanjutkan relaksasi ROM setiap hari
ANALISIS JURNAL

STASE KEPERAWATAN DASAR

Oleh :

Nilam Anggi Ashari

071201017

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKUTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


2021

1. Diagnosa Medis
Hipoglikemia

2. Tindakan Keperawatan
Personal hygiene (mandi, berpakaian, BAK/BAB)

3. Analisa Tindakan Keerawatan


Kebutuhan dasar manusia merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi sebelum
kebutuhan lainnya, salah satu kebutuhan dasarnya yaitu personal hyegien. Apabila
personal hygiene tidak terpenuhi maka dapat mengakibatkan gangguan fisik dan
psikososial. Hal tersebut dapat terjadi pada seseorang yang mengalami masalah kesehatan
yang biasa terjadi pada seseorang yang berada di rumah sakit dengan kondisi yang
memungkinkan pasien harus bed rest. Gangguan fisik yang sering terjadi yaitu penyakit
kulit, gangguan integritas kulit, infeksi pada telinga dan mata, gangguan pada kuku serta
gangguan membrane mukosa mulut.

Asuhan keperawatan yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perawatan


diri pasien yaitu mandi dengan sabun dan air menggunakan handuk kecil/ washlap (sibin)
dengan posisi pasien berbaring di tempat tidur., perawatan kuku dengan memotong kuku
yang panjang, menyisir rambut, menggosok gigi dan mengganti pakaian kepada pasien.

4. Referensi
Putri, Nufus D & Kamil,H. 2019. Gambara Pemenuhan Kebutuhan Dasar Personal
Hygiene Oleh Perawat RSUD Meuraxa. JIM.FKep, Vol.IV. No.2

Batos, Sara R, dkk. 2019. Bed-Bath: The Care-Omitting Behavior of The Nursing Team.
Fundam Care. Vol.11. No.3

Anda mungkin juga menyukai