0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
685 tayangan2 halaman
Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh berbagai faktor seperti defisiensi zat besi dan asam folat, infeksi, serta faktor sosial ekonomi. Gejalanya antara lain pucat, lemah, sesak napas. Komplikasinya berdampak pada ibu dan janin seperti perdarahan, infeksi, kelahiran prematur, dan cacat pada janin. Klasifikasi anemia dalam kehamilan meliputi defisiensi zat besi dan asam folat yang
Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh berbagai faktor seperti defisiensi zat besi dan asam folat, infeksi, serta faktor sosial ekonomi. Gejalanya antara lain pucat, lemah, sesak napas. Komplikasinya berdampak pada ibu dan janin seperti perdarahan, infeksi, kelahiran prematur, dan cacat pada janin. Klasifikasi anemia dalam kehamilan meliputi defisiensi zat besi dan asam folat yang
Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh berbagai faktor seperti defisiensi zat besi dan asam folat, infeksi, serta faktor sosial ekonomi. Gejalanya antara lain pucat, lemah, sesak napas. Komplikasinya berdampak pada ibu dan janin seperti perdarahan, infeksi, kelahiran prematur, dan cacat pada janin. Klasifikasi anemia dalam kehamilan meliputi defisiensi zat besi dan asam folat yang
C a. Kelelahan Mengalami menstruasi yang berat Defisiensi zat Volume Plasma meningkat Malnutrisi pada ibu hamil b. Penurun sebelum kehamilan Energi c. Sesak napas Jumlah eritrosit tidak sebanding d. Tampak pucat Perdarahan yang banyak saat Kebutuhan zat besi meningkat Hiperemesis Gravidarum dengan peningkatan volume e. Kulit dingin menstruasi f. Tekanan darah rendah g. Frekuensi Tubuh kehilangan banyak Intake nutrisi pernapasan Hb menurun Pengenceran darah Hematokrit menurun Mual cepat darah menurun h. Sakit kepala ETIOLOGI
1. Umur ibu : ibu hamil yang berumur Defisit nutrisi
Komplikasi kurang dari 20tahun dan lebih dari 35th Pucat, akral Resiko perdarahan Trombosit menurun 2. Paritas : seorang ibu yang sering Komplikasi pada ibu hamil: abortus, persalinn dingin, CRT > 2 melahirkan akan beresiko mengalami premature, hambatan tumbuh kembang janin anemia detik dalam Rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi 3. Jarak kehamilan : jarak kehamilan yang Anemia dalam kehamilan didefinisikan hyperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, terlalu dekat KPD 4. kebanyakan anemia terjadi karena sebagai uatu kondisi ketika ibu memiliki kekurangan gizi ibu hamil kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada Komplikasi pada Janin: Resiko kematian intra-uteri, 5. tingkat sosial ekonomi rendah. trimester I dan III, atau kadar hemoglobin resiko terjadinya abortus, BBLR, cacat bawaan, 6. Dukungan keluarga yang kurang resiko infeksi bayi hingga kematian perinantal, 7. Riwayat persalinan sebelumnya ANEMIA PADA IBU HAMIL kurang dari 10,5 g/dl pada trimester III tingkat intelegensi bayi rendah 8. Infeksi
Transfusi darah Transpor O2 ke ibu Nutrisi ke janin dan
Klasifikasi Anemia dalam kehamilan menurun plasenta menurun a. Defisiensi zat besi yaitu meningkatnya anemia defisiensi zat besi berkaitan dengan Membutuhkan waktu lama Kebutuhan O2 tdiak terpenuhi asupan zbesi yang tidak adekuat Kekuatan Suplai O2 tidak Janin kekurangan dibandingkan kebutuhan pertumbuhan selaput plasenta terpenuhi zat besi janin yang cepat Resiko infeksi Intoleran menurun Aliran darah ke jaringan b. Defisiensi Asam Folat, folat meningkat lima aktivitas menurun sampai sepuluh kali lipat karena transfer Janin kekurangan Risiko terhambatnya folat dari ibu ke janin yang menyebabkan Daya tahan tubuh Ketuban pecah O2 dan kadar CO2 pertumbuhan dan dilepasnya cadangan folat maternal. menurun dini bertambah perkembangan janin Penyebabnya oleh gangguan sintesis DNA Hipoksia, lemah, pucat ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik Penurunan Fungsi Cacat bawaan Kelahiran c. Anemia Penyakit Sel sabit , pada perempuan respirasi premature penderita anemia ini akan meningkatkan Kerja jantung insidens pielonefrtis, infar pulmonal, Keletihan Gagal jantung meningkat Resiko Sindrom pneumonia, perdarahan antepartum, Perfusi jaringan Kematian BBLR prematuritas dan kematian janin. perifer tidak Mendadak Resiko Syok efektif Berduka SDKI SDKI SDKI SDKI SDKI SDKI D. 0142. Resiko Infeksi D. 007. Nausea D.0057. Keletihan D.0019. Defisist Nutrisi D.0039 Risiko Syok D.0009. Perfusi Jaringan Tidak Faktor resiko: Efek prosedur Invasif Penyebab: Kehamilan Penyebab: Ketidakmampuan menelan Efektif Penyebab: Kondisis fisiologis (anemia) Faktor resiko: Hipoksia makanan SLKI SLKI Penyebab : Anemia Gejala mayor: SLKI Gejala mayor: Berat badan menurun L.14128. Kontrol Resiko Gejala Mayor : CRT >3 detik, akral L. 08065. Tingkat Nausea 1. Merasa energy tidak pulih L.03032. Tingkat Syok Gejala minor: Nafsu makan menurun walaupun tidur teraba dingin, pucat Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Mengeluh lelah SLKI keperawatan diharapkan klien dapat SLKI diharapkan klien dapat memenuhi kriteria 3. Tampak lesu diharapkan klien dapat memenuhi kriteria hasil: memenuhi kriteria hasil: L.03030. Status Nutrisi hasil: L.02011. Perfusi Perifer Gejala Minor:Kebutuhan istirahat meningkat 1. Kekuatan nadi meningkat Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Nafsu makan meningkat 2. Saturasi oksigen meningkat Setelah dilakukan tindakan 1. Kemampuan mengidentifikasi faktor SLKI diharapkan klien dapat memenuhi kriteria 2. Keluhan mual menurun keperawatan diharapkan resiko meningkat 3. Pucat menurun hasil: 3. Perasaaan ingin muntah L.05046. Keletihan memenuhi kriteria hasil: 2. Kemampuan strategi mengontrol 4. Akral dingin menurun menurun 1. PPorsi makan yang dihabiskan 4. Pucat membaik Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5. Pengisian kapiler membaik 1. Pengisian kapiler resiko meningkat meningkat diharapkan klien dapat memenuhi kriteria 2. Akral membaik 3. Kemampuan menghindari resiko 6. Frekuensi nadi membaik SIKI 2. Kekuatan otot menelan 3. Turgor kulit membaik meningkat hasil: 7. Frekuensi napas membaik 3. Perasaan cepat kenyang menurun 4. Tekanan darah sistolik L.03117. Manajemen Mual dan diastolic membaik 4. Neri abdmen menurun 1. Verbalisasi kepulihan energy SIKI 4. Pemantauan perubahan status 5. Frekuensi makan membaik 5. Warna kulit pucat 1. Identifikasi pengalaman mual meningkat kesehataN meningkat 6. Nafsu makan membaik menurun 2. Monito asupan nutrisi dan I.0206. Pencegahan Syok 2. Tenaga meningkat kalori SIKI SIKI 3. Kemampuan aktivitas rutin SIKI Tindakan: meningkat I.02079. Perawatan sirkulasi I. 14559. Pencegahan Infeksi D.0081. Berduka I.03119. Manajemen Nutrisi 4. Verbalisasi lelah menurun 1. Monitor status kardiopulmonal Tindakan: Tindakan: Penyebab: Kematian orang atau 5. Lesu menurun 2. Monitor saturasi oksigen Tindakan: 1. Monitoring tanda dan gejala infeksi keluarga yang berarti 6. Pola istirahat membaik 3. Monitor status cairan 1. Periksa sirkulasi perifer 2. Ajarkan cara memeriksa kondisi luk 1. Identifikasi status nutrisi 4. Berikan oksigen untuk 2. Indikator faktor resiko L.09094. Tingkat berduka 2. Identifikasi intoleran makanan 3. gangguan sirkulasi D.0019. Defisit Nutrisi SIKI mempertahankan saturasi oksigen 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan Setelah dilakukan tindakan 4. Informasikan tanda Penyebab: Ketidakmampuan 5. Jelaskan penyebab dan faktor resiko jenis nutrient I.12362. Edukasi Aktivitas/Istirahat gejala darurat yang keperawatan diharapkan dapat syok mengabsorbsi nutrient 4. Monitor asupan makanan memenuhi kriteria hasil: dilaporkan Tindakan: 6. Jelaskan tanda dan gejala syok 5. Berikan suplemen makanan L.03030. Status Nutrisi 6. Kolaborasi dengan ahli gizi 1. Penerimaan kehilangan 7. Kolaborasi pemberian transfuse darah 1. Identifikasi kesiapan dan Setelah dilakukan tindakan menurun kemampuan menerima informasi keperawatan diharapkan dapat 2. Erasaan sedih menurun 2. Jadwalkan pemberian pendidikan memenuhi kriteria hasil: 3. Menangis menurun 4. Marah menurun kesehatan sesuai kesepakatan 1. Porsi makan yang 5. Pola tidur membaik 3. Jelaskan pentingnya melakukan dihabiskan meningkat aktivitas fisik Daftar Pustaka 2. Nafsu makan meningkat I. 02028. Dukungan proses 4. Ajarkan cara mengidentifikasi Pratami, E. 2016. Evidence-Based dalam Kebidanan. Jakarta : EGC 3. Bising usus membaik berduka 4. Frekuensi makan membaik kebutuhan istirahat Tindakan: Prawirohardjo,S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka I.03119. Manajemen Nutrisi Proverawati, A. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta:Nuha Medika 1. Identifikasi kehilangan Tindakan: yang dihadapi Penatalaksanaan 2. Identifikasi proses 1. Identifikasi status nutrisi berduka Pemberian zat besi oral, Konsumsi suplemen zat besi, 2. Kolaborasi dengan ahli gizi 3. Tunjukan sikap menerima Transfusi darah, Mengkonsumsi makanan yang dan empati mengandung zat besi