Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

DENGAN GANGGUAN NUTRISI


DI RUANG INTERNA LAKI RSUD.dr M HAULUSSY AMBON

OLEH :

NAMA : ALLTRY SALAKAY


NPM . 1490123006

2022
A. Definisi Nutrisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul,2006).
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dari sistem tubuh, pertumbuhan,pemeliharaan kesehatan (Wikipedia Indonesia,2008).
menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas
tubuh,membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses
kimia di dalam tubuh (Mubarak, 2008).

B. Anatomi Fisiologi
1) Mulut
Mulut atau orsis adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu
bagian luar yang senpit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir, dan pipi.
Bagian rongga mulut bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oeh tulang
malsilaris, platum dan mandibularis, di belakang bersambung dengan faring.

a. Gigi
Gigi dewasa berjumlah 32 yang terdiri dari gigi seri untuk memotong makanan,
gigi taring untuk memutuskan makanan yang keras dan liat, dan gigi geraham
untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong - potong.
b. Lidah
Lidah terdiri dari serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot. Lidah ini
dapat digerakan keseluruh arah. Fungsi lidah itu sendiri yaitu : mengaduk
makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap dan menelan serta merasakan
makanan.
c. Kelenjar Ludah
Kelenjar Ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus bernama wartoni
dan duktus stensoni. Kelenjar ludah ada dua yaitu kelenjar submaksilaris dan
subblingualis.
2) Faring

Merupakan organ berhubungan rongga mulut dan kerongkongan (Esofagus). Didalam


lengkung faring terdapat tonsil (amendel ) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak
mengandung limfosit merupakan pertahanan terhadap infeksi. Tekak terdiri dari bagian
superior (bagian yang sama tinggi dengan hidung ) bagian media (bagian yang sama tinggi
laring). Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkjan tekak dengan ruang gendang telinga.

3) Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya 25 cm mulai
dari faring sampai pintu masuk kardiak bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam keluar :
melingkar sirkuler dan lapisan oto memanjang longitudinal. Esofgus terletak di belakang
trakea dan di depan tulang punggung, setelah melalui toraks menembus diafargma masuk ke
dala abdomen menyambung dengan lambung.

4) Lambung
Lambung atau gaster merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling
banyak terutama daerah epigaster.
Bagian lambung terdiri dari dari :
a) Fundus Ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas sebelah kiri osteum kardium dan
biasanya penuh berisi gas.
b) Korpus ventrikuli, setinggi oesteum kardium, suatu lekukan pada bagian awah kurvutura
minor.
c) Antrium pilorus, bagian lambung berbentuk tabung, mempunyai oto yang tebal
membentuk sfingter pilorius.
d) Kurvantura minor, terdapat disebelah kanan lambung, terbentang dengan osteum kardiak
sampai ke pilorius.
e) Kurvantura minor, terdapat disebelah kanan lambung, terbentang dari osteum kardiak
sampai ke pilorus.
f) Kurvantura mayor, terdapat lebih panjang dari kurvantura minor, terbentang dari sisi kiri
osteum melalui fundus vebtrikuli menuju ke kanan sanpai bagian atas kurvanturi mayor
sampai ke limpa.
g) Osteum kardiak merupakan tempat esofagus bagian abdomen masuk ke lambung pada
bagian ini terdapat orifisium pilorik.
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada orang makan. Bila melihat makanan dan mencium bau
makanan maka sekresi lambung akan terangsang. Rangsangan kimiawi yang menyebabkan
dinding lambung melepaskan hormon yang di sebut getah lambung. Getah lambung di halangi
oleh sitem saraf simpatis yang dapat terjadi pada waktu gangguan emosi seperti, arah dan rasa
takut.

5). Usus halus

Usus halus atau intestium minor adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal
pada piloris dan berakhir pada sekum panjangnya 6m, merupakan saluran paling panjang tempat
proses pencernaan dan absorbsi hasil pencernaan yang terdiri dari lapisan usus halus ( lapisan
mukosa [sebelah dalam], lapisan pencernaan terdiri dari lapisan otot melingkar [m. Sirkuler],
lapisan otot memanjang [m. Longi tudinal] dan lapisan serosa [sebelah luar] ).

a) Duedenum

Duedenum di sebut juga usus 12 jari, panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke
kiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan deudenum terdapat selaput
lendir, yang membukit di sebut papila vateri yang bermuara di saluran empedu. Dinding
deudenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar, kelenjar ini di sebut
Brunnern berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.

b) Jejenum dan ileum

Jejenum dan ileum memiliki panjang sektar 6 meter. Dua perlima sebagian atas adalah (jejenum)
dengan panjang 23 meter dan ileum dengan panjang 4-5 meter. Lekukan jejenum dam ileum
melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk
kipas dikenal sebagai mesenterium.

6). Usus besar

Usus besar atau intestum mayor panjangnya 1,5 m lebarnya 5-6 cm. Lapisan usus besar dari
dalam ke luar: selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang, jaringan ikat.
Fungsi usus besar adalah menyerap air dan makanan. Tempat tinggal bakteri koli, tempat feces.
a) Sekum

Dibaeah sekum terdapat apendiks, vermiformis yang berbentuk seperti cacing, panjangnya 6 cm.
Seluruhnya ditutupi oleh peritoneum mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesintrium
dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup.

b) Kolon asendens

Pajangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebalah kanan. Membujur ke atas dari ileum ke
bawah hati. Di bawa hati melengkung ke kiri, lengkungan ini di sebut fleksura hepatika, di
lanjutkan sebagai kolon transversum.

c) Apendiks ( usus halus)

Bagian dari usus halus yang muncul seperti corong dari ujung sekum, mempunyai pintu keluar
yang sempit tetapi memungkinkan dapat di lewati oleh beberapa isi usus. Apendiks tergantung
menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pelvis minor, terletak horizontal di
belakang sekum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi, kadang apendiks beraksi
secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan peforasi dindingnya ke dalam rongga
abdomen.

d) Kolon trasversum

Panjangnya 38 cm, membujur dari kolon asendens sanapai desendens berada

di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura linealis.

e) Kolon desendens

Panjangnya 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dan
fleksura linealis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.

f) Kolon sigmoid

Kolon sigmoid merupakan lanjutan dari kolon desendens, terletak miring dalam rongga pelvis
sebelah kiri, berbentuk menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.

7). Rektum
Rektum terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinium mayor dam anus,
terletak di dasar pelvis, dindingnnya di perkuat oleh 3 sfingter :

a) Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak.

b) Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.

c) Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja menurut kehendak.

(Syaifuddin. 2003).

PROSES PENCERNAAN MAKANAN

Makanan yang kita makan tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh dalam bentuk energi
sebelum melalui proses pencernaan, absorbsi, dan metabolisme. Tubuh memerlukan energi
untuk fungsi-fungsi fisiologis organ tubuh, pergerakan, mempertahankan temperatur, fungsi
kelenjar, kerja hormon, pertumbuhan, dan penggantian sel sel yang rusak.

1.Pencernaan secara mekanik

Pencernaan makanan secara mekanik lebihbanyak terjadi dalam rongga mulut yaitu
melaluimekanisme pengunyahan (mastikasi). Makanan yang sudah berada di rongga mulut
bercampurdengan saliva, kemudian dengan pernan gigi dan lidah makanan kemudian dikunyah
menjadi bagian yang lebih kecil. Makanan dikunyah rata-rata 20 sampai dengan 25 kali, tetapi
tergantung dari jenis makanan. Makanan yang sudah dikunyah selanjutnya masuk ke esofagus
melalui proses menelan (deglutition). Menelan merupakan proses volunter, dimana makanan
didorong ke belakang menuju faring. Peristiwa ini mencetuskan serangkaian gelombang
kontraksi involunter pada otot-otot faring yang mendorong makanan ke dalam esofagus.

Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang memerlukan peranan
organ yang harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinambungan.

a. Tahap oral atau bukal

Pada fase oral ini, makanan akan dikumpulkan oleh gigi, lidah, palatum mole, otot-otot
pipi, dan saliva untuk menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan ukuran
yang siap ditelan. Lidah akan menekan palatum durum untuk mendorong bolus ke arah
faring. Palatum mole akan terangkat untuk mencegah makanan masuk ke hidung. Proses
ini dilakukan secara disadari.

b. Tahap Faringeal
Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus
palatoglosus) dan refleks menelan segera timbul. Laring akan terarik ke atas dan
epiglotis melipat untuk mencegah makanan masuk ke trakea. Otot faring mendorong
makanan masuk ke esofagus.

c. Tahap Esofageal

Pada tahap ini terjadi gerakan peristaltik yang membawa bolus ke lambung.

d. Bolus (gumpalan makanan) memasuki lambung melalui gerakan peristaltik esofagus.

2. Pencernaan secara kimiawi

Sejak berada dalam rogga mulut, makanan sudah dicerna secara kimiawi karena sudah
bercampur dengan saliva yang mengandung dua jenis enzim pencernaan yaitu lipase dan
amilase. Pencernaan makanan secara kimiawi dilambung dilakukan melalui pencampuran
makanan dengan asam lambung, mukus, dan pepsin, kemudian dihasilkan komponen
karbohirdrat, protein, dan lemak. Karbohidrat dicerna pada bagian badan lambung menjadi
bagian yang lebih sederhana yaitu monosakarida seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Protein dipecah menjadi asam amino dan lemak lalu selanjutnya akan diubah menjadi
trigliserida yang tersusun atas tiga asam lemak. Peran pencernaan makanan tidak terlepas dari
peran organ-organ asesoris sistem pencernaan, diantaranya hati, kandung empedu, dan
pankreas.

a. Hati.

Memproduksi cairan empedu yang kemudian keluar melalui dua saluran yaitu
duktus hepatikus kanan dan kiri, dan selanjutnya bergabung menjadi common ductus
hepaticus. Kemudian melalui common ductus bile sebelum akhirnya masuk ampula
duodenum.

Disamping fungsi sebagai regulasi hematologik dan fungsi-fungsi lain yang


jumlahnya lebih dari 200 fungsi, salah satu fungsi dari hati adalah regulasi metabolik.
Regulasi metabolik dari fungsi hati terjadi karena seluruh sirkulasi darah dari saluran
pencernaan yang mengabsorbsi nutrisi akan masuk ke hati melalui sistem vena porta
hepatika. Sel hati akan mengekstrak nutrisi dan toksin dari darah sebelum beredar ke
sirkulasi sistemik. Hati akan memindahkan atau menyimpan kelebihan nutrisi dan akan
memecahkan simpanan makanan jika terjadi kekurangan nutrisi. Beberapa fungsi hati
diantaranya dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, lemak, asam amino,
penyimpanan mineral, dan vitamin.
b. Kandung Empedu

Fungsi utama dari kandung empedu adalah menyimpan cairan/garam empedu yang
dihasilkan oleh hati sekitar 1 liter setiap hari. Empedu bersifat alkalin dan mengandung
garam empedu, kolesterol, billirubin, elekrolit, dan air. Produksi empedu dipengaruhi
oleh adanya hormon cholecystokinin (CCK) yang dihasilkan oleh usus halus. Adanya
rangsangan saraf simpatis mengakibatkan terjadinya kontraksi kandung empedu yang
kemudian isinya akan mengalir masuk ke duodenum. Garam empedu berfungsi untuk
mempercepat kerja enzim seperti amilase dan tripsin.

c. Pankreas

Pankreas merupakan kelenjar yang memiliki dua fungsi yaitu fungsi endokrin dan
eksokrin. Sel-sel endokrin adalah pulau-pulau langerhans yang menghasilkan hormon
insulin dan glukagon yang berperan dalam pengaturan kadar gula darah. Sedangkan sel
eksokrin pankreas adalah sel acinar dan epitel yang menghasilkan cairan pankreas
seperti enzim-enzim pencernaan, air, dan ion-ion. Enzim-enzim pencernaan dari
pankreas bekerja di usus halus untuk memecahkan makanan menjadi bagian yang lebih
sederhana sehingga dapat diabsorbsi usus. Pankreas menghasilkan cairan sekitar 1 liter.
Sekresi cairan dipengaruhi oleh hormon-hormon dari duodenum seperti sekretin dan
cholecystokinin. Pada saat kimus (makanan dalam bentuk setengah cair) berada di
duodenum, hormon sekretin dan cholecystokinin dilepaskan, kemudian mempengaruhi
sekresi enzim-enzim pankreas. Sekresi enzim-enim pankreas juga distimulasi oleh
nervus vagus. Enzim-enzim pankreas diantaranya sebagai berikut:

1. Pankreatik alfa amilase

Enzim ini sama dengan enzim amilase saliva, berfungsi memecahkan pati
menjadi maltosa yang selanjutnya akan diubah menjadi glukosa.

2. Lipase

Enzim ini diaktifkan oleh adanya cairan empedu yang masuk ke duodenum,
berfungsi dalam pencernaan trigliserida menjadi digliserida dan monogliserida,
asam lemak bebas dan gliserol.

3. Enzim proteolitik

Merupakan enzim yang terbanyak dihasilkan oleh pankreas sekitar 70%. Enzim
ini dalam bentuk tidak aktif, sampai setelah masuk ke usus halus misalnya
tripsinogen, chimotripsinogen, karboksipeptisode akan berubah menjadi tripsin,
kimotripsin, dan karboksipeptidose. Fungsi dari enzim tersebut mengubah
protein menjadi dipeptida, tripeptida, dan asam amino.

C. ETIOLOGI

Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pada kebutuhan nutrisi,

antara lain :

1. Kurangnya nafsu makan

Tubuh memerlukan nutrisi tiap harinya, dengan kurangnya nafsu makan, dapat
mempengaruhi banyak sedikitnya nutrisi yang masuk kedalam tubuh sehingga dapat
berpengaruh pada berat badan dan melemasnya tubuh jika nutrisi yang masuk sedikit.

2. Malnutrisi

Masalah berhubungan dengan kekurangan gizi pada tingkat selular atau dapat dikatakan
sebagai masalah asupan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

3. Intake nutrisi

4. Kemampuan mendapatkan dan mengolah makanan

5. Ganggguan menelan

6. Obstruksi saluran cerna

7. Malabsorbsi nutrient

8. Stress dan depresi

9. Gaya dan kepercayaan

10. Pendapatan yang rendah

11. Penyakit saluran cerna


D. PATOFISIOLOGI

Beberapa kondisi dapat menjadi penyebab terjadinya gangguan pemenuhan nutrisi, dari

kondisi tersebut akan mengganggu suatu individu untuk makan, sehingga dapat

menyebabkan respon pada saluran pencernaan kemudian respon ini akan ditandai dengan

gejala dan berakhir dengan gangguan kebutuhan nutrisi yaitu kekurangan atau kelebihan

nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Misalnya terjadi gangguan pada saluran

pencernaan yaitu stomatitis atau luka pada gusi yang akan membuat nafsu makan berkurang

dan kekosongan pada lambung, sehingga produksi asam lambung meningkat kemudian

terjadi reflek muntah, pada akhirnya intake makanan menjadi tidak adekuat dan kekurangan

nutrisi.
E. PATHWAY

Pola makan tidak teratur

Berkurangnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung

Erosi pada lambung

Produksi asam lambung meningkat

Reflek muntah

Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi

Defisit Nutrisi

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


1. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola
konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga
dapat terjadi ketika kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

2. Usia

Usia 0 - 10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini
sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energy relative konstan.

3. Jenis Kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki - laki lebih besar dibandingkan dengan wanita,
pada laki - laki lebih besar kebutuhan BMR (Basal metabilic rate / kalori 1,0 kkal/kg
BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kg/BB/jam.

4. Tinggi dan berat badan

Berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas permukaan maka semakin
besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih
besar.

5. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruni perubahan status gizi karena penyediaan makanan
bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Masyarakat dengan kondisi
perekonomian tinggi biasanta mampau mencukupi kebutuhan gizi keluarganya
dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

6. Status kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.

7. Faktor Psikologis seperti stress dan ketegangan

Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang
diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi
banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan
kekuatan).
G. MANIFESTASI KLINIS

a. Subjektif

1. Kram abdomen

2. Nyeri abdomen

3. Menolak makanan

4. Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makanan

5. Melaporkan penurunan sensasi rasa

6. Merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan

b. Objektif

1. Pembuluh kapiler rapuh

2. Diare

3. Mual dan muntah

4. Bising usus hiperaktif

5. Kurangnya minat terhadap makanan

6. Membran mukosa pucat

7. Rongga mulut dan tenggorokan terluka atau iritasi

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG BERHUBUNGAN

1. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan ditandai dengan pasien meringis

kesakitan karena peradangan tenggorokan.


I. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Tujuan Intervensi Rasional

1. Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi status - Melihat


keperawatan selama …. x 24 jm nutrisi frekuensi
diharpkan masalah keperawatan makanan yang
defisit nutrisi dapat teratasi dengan - Identifikasi alergi dikonsumsi
kriteri hasil : dan intoleransi - Menghindari
- Tidak ada tanda - tanda makanan makanan yang
malnutrisi tidak dapat
- Tidak adanya mual dan dikonsumsi
muntah pasien.
- Menunjukan peningkatan (mengandung
fungsi pengecapan dari - Monitor asupan alergi)
menelan makan - Untuk kebutuhan
- Tidak adanya penurunan asupan makanan
berat badan yang berarti pasien.
- Kolaborasi pemberian - Untuk
medikasi sebelum makan - Monitor berat memberikan
(pereda nyeri pada badan kenaikan berat
tenggorokan) badan pasien
- Mengatasi
ketidakmampuan
menelan
makanan

Anda mungkin juga menyukai