Anda di halaman 1dari 9

Artikel Keperawatan Medikal Bedah 2

Sistem Pencernaan

Disusun Oleh :
Anindya Fitrotus Sholihah 20171660088
Pipit Rizky Irianti 20171660017

Prodi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya
2019
Sistem Pencernaan

 Pengertian
Sistem pencernaan adalah sebuah sistem untuk mengolah makanan melalui proses
metabolisme menjadi energi.

Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan


mempersiapkannya untuk diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas bagian –
bagian berikut :
a. Mulut
b. Laring
c. Faring
d. Esofagus
e. Lambung
f. Usus halus
g. Usus besar
h. Sigmoid
i. Rektum

Seluruh saluran pencernaan dibatasi selaput lendir (membran mukosa), dari bibir
sampai ujung akhir eksofagus, ditambah lapisan – lapisan epitelium.

Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat – zat


sederhana yang dapat diserap dan digunakan sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan
sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai
cairan pencerna. Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan bekerja
atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lainnya.
a. Mulut
Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan. Terdiri atas
2 bagian. Bagian luar yang sempit, atau vestibula, yaitu ruang di antara gusi
serta gigi dengan bibir dan pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut yang
dibatasi di sisi – sisinya oleh tulang maksilaris dan semua gigi, dan di sebelah
belakang bersambung dengan awal faring. Atap mulut dibentuk oleh palatum,
lidah terletak di lantainya dan terikat pada tulang hioid. Di garis tengah sebuah
lipatan membran mukosa (frenulum linguas) menyambung lidah dengan lantai
mulut. Di kedua sisi terletak papila sublingualis, yang memuat lubang kelenjar
ludah submandibularis. Sedikit eksternal dari papila ini terletak lipatan
sublingualis, tempat lubang – lubang halus kelenjar ludah sublingualis
bermuara.
Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis – lapis. Di
bawahnya terletak kelenjar – kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput
ini sangat kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir
saraf sensoris.
Fungsi mulut bermacam-macam yaitu menghancurkan makanan,
mencerna makanan, mengecap rasa makanan, dan membantu menelan
makanan.

b. Laring
Laring umumnya dikenal sebagai kotak suara. Karena merupakan organ
tertentu yang membuat suara dari hembusan nafas udara dari paru – paru.
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring
berada di antara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang
rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal
laring. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta
membuka glotis. Glotis adalah lubang mirip celah yang menghubungkan
faring dengan trakea.
Laring diselimuti oleh membran mukosa yang terdiri dari epitel
berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran –
getaran suara pada laring.
Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan sebagai tempat
keluar masuknya udara. Selain itu, laring secara pasif mencegah partikel
makanan masuk ke dalam sistem pernafasan atau trakea dengan bertindak
sebagai penghalang.
c. Faring
Faring atau tekak terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring berupa
saluran berbentuk kerucut dari bahan membran berotot (muskulo
membranosa) dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar
tengkorak sampai di ketinggian vertebra servikal keenam, yaitu ketinggian
tulang rawan krikoid, tempat faring bersambung dengan usofagus. Panjang
faring kira – kira 7 cm dan dibagi atas 3 bagian :
1) Nasofaring, di belakang hidung. Di dinding pada daerah ini terdapat
lubang saluran Eustakhius. Kelenjar – kelenjar adenoid terdapat pada
nasofaring.
2) Faring oralis, terletak di belakang mulut. Kedua tonsil ada di dinding
lateral daerah faring ini.
3) Faring laringeal ialah bagian terendah yang terletak di belakang laring.

Di dalam faring terdapat 7 lubang, 2 dari saluran Eustakhius, 2 bagian


posterior lubang hidung (nares) yang berada di belakang rongga hidung,
mulut, laring, dan esofagus.

d. Esofagus
Esofagus adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20 – 25 cm, di atas
dimulai dari faring, sampai pintu masuk kardiak lambung di bawah. Terletak
di belakang trakea dan di depan tulang punggung. Setelah melalui toraks,
menembus diafragma, masuk ke dalam abdomen, dan menyambung dengan
lambung.
Esofagus berdinding 4 lapis. Di sebelah luar terdiri atas lapisan
jaringan ikat yang renggang, sebuah lapisan otot yang terdiri atas lapis serabut
otot, yang satu berjalan longitudinal dan yang lain sirkular, sebuah lapisan
submukosa, dan di paling dalam terdapat selaput lendir (mukosa).

e. Lambung
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling
banyak. Terletak terutama di daerah epigastrik, dan sebagian di sebelah kiri
daerah hipokondriak dan umbilikal. Lambung terdiri dari bagian atas, yaitu
fundus, batang utama, dan sebagian bawah yang herizontal, yaitu antrum
pilorik. Lambung berhubungan dengan esofagus melalui orifisium atau kardia,
dan dengan duodenum melalui orisium pilorik.
Lambung terletak di bawah diafragma, di depan pankreas. Dan limpa
menempel pada sebelah kiri fundus. Makanan tertahan di dalam lambung
selama 3 – 4 jam, kemudian secara berangsur dikeluarkan sebagai massa
setengah cair (bubur) yaitu disebut kimus. Otot lambung yang tebal berfungsi
mengaduk dan menggerus makanan serta mencampurnya dengan getah
lambung. Getah lambung mengandung asam hidroklorida (HCl), enzim –
enzim (pepsin, renin, lipase). Juga dihasilkan hormon gastrin.
f. Usus halus
Usus halus adalah tabung yang kira – kira sekitar 2,5 m atau kurang lebih 720
cm, bergelung dalam rongga perut, dan terbagi atas 3 bagian :
1. Duodenum, panjangnya hanya 20 cm. Berbentuk sepatu kuda, dan
kepalanya mengelilingi kepala pankreas
2. Yeyunum, panjangnya 2/5 dari usus halus
3. Ileum, yaitu 3/5 sisanya

Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ileo-kolika, tempat


bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak di antara umbilikus dan
dikelilingi usus besar.
Daftar Pustaka
1. Pearce, Evelyn C. 2018. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
2. Tambayong, Jan. 2001. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
3. Limited, Cambridge Communication. 1999. Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Dan Sistem Pencernaan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai