TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
a. Rongga Mulut
1) Bagian–Bagian Mulut
a) Vestibulum Oris
Bagian ini ada di antara arkus aloviolaris, gusi, dan gigi yang
memiliki atap dengan di bentuk oleh palatum durum (palatum
keras) pada bagian depan palatum molle (palatum lunak) pada
bagian belakang. Sebagian besar dasar mulut di bentuk oleh
anterior lidah dan lipatan membran mukosa. Pada garis tengah
lipatan balik membran mukosa terdapat frenolum lingua yang
menghubungkan permukaan bawah lidah dengan dasar mulut.
Di kiri dan kanan frenolum lingua terdapat papila kecil yang
bagian puncaknya bermuara pada duktus glandula
submandibularis (Irianto, 2014).
a. Faring
Faring merupakan saluran panjang sekitar 5 inci (12.7 cm). Yang
digunakan untuk makanan dan udara. Area faring diberi nama
berdasarkan letak. Nasofaring, yang terletak dibagian rongga hidung, di
lapisi oleh epitel silindris bertingkat semu bersila. Orofaring terletak di
belakang rongga mulut, dilapisi oleh epitel sekuamosa bertingkat.
Laringofaring memiliki lapisan yang sama dan terletak tepat di bawah
epiglotis. Pada area ini, saluran napas dan saluran cerna terbagi. Laring
terletak langsung di depan faring dan merupakan struktur jalan masuk
udara ke paru-paru. Karena laring dan faring saling berdekatan,
mekanisme khusus epiglotis, mencegah aspiransi makanan dan cairan
ke dalam paru ketika seseorang menelan. Katup jaringan ini turun untuk
menutup laring dan trakea selama menelan (Evelyn, 2014).
1) Bagian-Bagian Faring
1) Fungsi Faring
Fungsi faring dalam sistem pencernaan. Hal ini dalam faring bahwa
fase kedua menelan langsung. Lalu di basahi bulus makanan di
pindahkan kebagian belakang mulut dengan lidah dan di dorong ke
faring. Berikut kontraksi otot (kontriksi otot melingkar) terjadi dan
refleks menelan dipicu bagian dari aksi menelan terjadi sebagian
tindakan refleks, sedangkan bagian itu berada di bawah kontrol
sukarela. Bolus makanan kemudian didorong ke arah kerokongan
yang merupakan tabung otot memanjang dari kerongkongan. Ini
refleks menelan mencegah makanan masuk dalam pipa angin atau
trakea. Selain itu, epiglotis flap-seperti meliputi laring, sehingga
tidak ada makanan masuk trakea. Kontraksi otot-otot memanjang di
dinding faring mengangkat dinding faring saat menelan. Ketika kita
menelan makanan, makanan masuk hanya pipa makanan dan bukan
pipa angin. Namun, jika kita berbicara sambil makan, kadang-
kadang beberapa partikel makanan dapat memasukkan pipa angin
dan menyebabkan kita terdesak(Evelyn, 2014).
a. Esofagus
1) Bagian-Bagian Esofagus
1) Fungai Esofagus
a. Lambung
Lambung memiliki volume sekitar 1/5 cangkir ketika kosong, tetapi dapat
mengembang untuk menahan lebih dari 8 cangkir setelah makan.
Lambung adalah bagaian dari saluran pencernaan yang berbentuk kantung,
terletak terutama di daerah epigastrik dan sebagian di selah kiri daerah
hipokondriak dan ubilikal. Lambung terdiri dari bagian atas yaitu pundus
batang utama, dan bagian bawah yang horizontal yaitu atrium pilorik.
Lambung terletak di bawah diafragma, didepan pankreas dan limpa
menenpel pada sebelah kiri pundus lambung terdiri atas 4 lapisan. Lapisan
peritonial luar yang merupakan lapisan serosa, lapisan berotot yang terdiri
atas 3 lapis, serabut longitudinal yang tidak dalam dan bersambung dengan
otot esofagus, serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus
serta membentuk otot springter dan berada di bawah lapisan pertama,
serabut oblig yang terutama di jumpai pada fundus lambung dan bejalan
dari orifisium kardiak, kemudian membelok kebawah melalui kirvatura
minor (lengkung kecil). Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan
areoral berisi pembuluh darah dan saluran limpe. Lapisan mukosa yang
terletak di sebelah dalam, tebal dan terdiri atas banyak kerutan dan lugae
yang hilang bila organik mengembang karna makanan(Irianto, 2014).
1) Bagian-Bagian Lambung
a) Fundus
b) Korpus
c) Pilorus
1) Fungsi Lambung
a. Usus Halus
Usus halus (intestinum tenue) adalah tabung yang berukuran kira-kira 2,5
meter panjang dalam keadaan hidup. Angka yang biasa diberikan 6 meter
adalah penemuan setelah meninggal bila otot telah kehilangan tonus nya.
Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ileo-kolika, tempat
bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak didaerah umbilikus
dan di kelilingi oleh usus besar (Evelyn, 2014).
Didalam usus halus inilah proses pencernaan dan absorbsi atau penyerapan
zat makanan sebagian besar berlangsung. Proses pencernaan karbohidrat
dilanjutkan kembali disini. Pokok dari pencernaan karbohidrat adalah
memecah molekul karbohidrat menjadi monosakarida (glukosa, galaktosa,
fruktosa) yang bisa diserap usus masuk ke peredaran darah. Tugas ini
dilaksanakan oleh enzim yang dihasilkan oleh pankreas yaitu alfa amilase,
maltase, laktase, sukraase, glukosidase, dan alfa dekstrinase (Evelyn,
2014).
Usus kosong atau yeyuneum adalah bagian kedua dari usus halus,
di antara usus duabelas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus
penyerapan di gantungkan dalam tubuh dengan mensetenrium
(Evelyn, 2014).
a. Usus Besar
Pencernaan untuk kebutuhan absorbsi sudah tidak ada lagi dalam usus
besar. Yang ada hanya ada penyerapan air dan elektrolit untuk
memadaktkan kimus yang masih dalam bentuk cair. Kimus dalam usus
besar berupa bahan-bahan yang tidak dapat di serap di usus halus misalnya
selulosa dari tumbuhan yang nantinya akan memberikan bentuk feses dan
dibuang melalui anus (Irianto, 2014).
Dalam usus besar terdapat bakteri yang dapat mencernakan sebagian kecil
selulosa untuk bakteri itu sendiri. Aktifitas bakteri ini membentuk
beberapa vitamin K, vitamin B12, tiamin, riboflavin dan gas
karbondiosida, hidrogen dan metana. Vitamin K sangat penting dalam
proses pembekuan darah dan hanya ada dalam jumlah yang sedikit dalam
makanan kita. Kimus makin ke arah anus makin padat dan dikeluarkan
sebagai feses melalui proses defekasi (buang air besar) (Irianto, 2014).
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan
dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus
merupakan lunang di ujung saluran pencernaan, dinama bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbetuk dari permukaan
tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usis. Pembukaan dan
penutupan anus diatur oleh otot sfingter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi (buang air besar-BAB), yang merupakan
fungsi utama anus (Irianto, 2014).
1. Enzim
Enzim merupakan kekuatan pendorong dibalik pencernaan kimia. Enzim
disekresi oleh kelenjsaluran Gar ludah, lambung, usus halus dan usus
besar, hati, dan pankreas. Enzim sering mendapatkan nama dari zat yang
mereka pengaruhi. Setiap enzim banyak efektif pada sebuah zat gizi
tertentu. (Irianto, 2014).
b. Pencernaan di Lambung
Absorpsi kedalam tubuh terjadi melintasi vili. Tonjolan kecil seperti jari
pada usus halus, kejejaring kapiler. Untuk meningkatkan area permukaan.
Vili juga mengandung mikrovili, lipatan mikroskopik membran sel.
Apabila vili dan mikrovili seseorang tidak melipat dan diluruskan.
Ukurannya dapat secara penuh menutupi lebih dari 2000 kaki kuadrat.
Seukuran setengah lapangan basket. Vili bergelombang untuk menjaga
molekul makanan tercampur sepenuhnya dengan getah pencernaan.
Sekitar 85% nutrisi yang digunakan tubuh diabsorpsi melalui vili usus
halus ke aliran darah untuk dikirim ke sel. Asam amino diabsorpsi di
duodenum dan yeyenum : sebagian besat lemak diabsorpsi di yeyenum
(Evelyn, 2014).
e. Absorpsi Lemak
Garam empedu penting dalam misel, yang merupakan partikel koloid yang
paling sering tersusun dalam rantai paralel. Misel mentransfer lemak yang
dicerna ke vili usus untuk diabsorpsi. Kebanyakan asam lemak transpot
dengan cara ini, kemudian diabsorpsi ke dalam lakteal, dan dibawa oleh
limfe untuk digunakan untuk tubuh (Evelyn, 2014).
g. Metabolieme
i. Eliminasi
Tidak ada enzim yang terdapat di kolon : oleh sebab itu, hanya sedikit
pebcernaan yang terjadi di sini. Semua zat gizi yang tidak direabsorpsi dan
dikirim ke sirkulasi porta, dieliminasi. Proses eliminasi sampah khusus
padat dari kolon disebut defekasi, bab, atau egesti. Saat masuk ke rektum,
feses menstimulasi ujung saraf kesensorik sehingga menimbulkan sensasi
penuh massa. Gelombang peristaltik mendorong isi tersebut terhadap otot
anus sebagai tanda untuk mengosongkan rekrum. Refleks defekasi ini
berlanjut sebab aktifitas saraf yang dikendalikan oleh sistem pasasimpatis
menyebabkan kontraksi kuat. Untuk mengeluarkan feses sfingter anal
eksternal, otot skeletal, relaksasi secara volumter. Jika refleks defekasi
diabaikan secara teratur, impuls cenderung mati konstipasi sering terjadi
(Irianto, 2014).
j. Proses Pencernaan
1. Pengertian Nutrisi
Asupan makanan yang memadai terdiri atas zat gizi esensial yang
seimbang: Air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Makanan memiliki nilai gizi (kandungan zat gizi dalam suatu jumlah
makanan) yang sangat berbeda, dan tidak ada satupun makanan yang
dapat memberikan semua zat gizi esensial. Zat gizi memiliki tiga fungsi
utama: menyediakan energu untuk proses dan pergerakan tubuh,
menyediakan materi struktural untuk jaringan tubuh, dan mengatur proses
tubuh (Kozier, 2010).
2. Jenis-Jenis Nutrien
a. Karbohidrat
Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom
C, 2 atom H, 1 atom O. Terdiri atas dua jenis dasar: karbohidrat
sederhana (gula) dan karbohidrat kompleks (tepung dan
serat).karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang
berperan struktural & metabolik. sedangkan pada tumbuhan untuk
sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum/selulosa,
melalui proses fotosintesis, sedangkan Binatang tidak dapat
menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung tumbuhan. karbohidrat
merupakan sumber energi dan cadangan energi, yang melalui proses
metabolisme (Murray, 2009).
Banyak sekali makanan yang kita makan sehari hari adalah suber
karbohidrat seperti : nasi/beras, singkong, umbi-umbian, gandum,
sagu, jagung, kentang, dan beberapa buahbuahan lainnya, dll (Murray,
2009).
Tipe Karbohidrat
1) Metabolisme Karbohidrat
1) Fungsi karbohidrat
a) Sumber energi yang murah
a. Protein
Protein merupakan zat orgnik yang terdiri atas asam amino. Seperti
karbohidrat, protein mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen,
tetapi protein juga mengandung nitrogen. Setiap sel di dalam tubuh
mengandung protein dan sekitar ¾ zat padatdalam tubuh adalah
protein (Irianto, 2014).
Protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos, yang bearti yang
utama atau yang di dahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh ahli kimia
Belanda, Geraldus Mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein
adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme (Ellya, 2010).
a) Protein sederhana
b) Protein bersenyawa
1) Fungsi Protein
1) Metabolisme Protein
a. Lipid
Lipid merupakan zat organik yang berminyak dan tidak dapat larut di
dalam air tetapi dapat larut didalam alkohol eter. Lemak adalah lipid
yang padat pada suhu kamar; minyak adalah lipi yang cair pada suhu
kamar dalam penggunaan umum istilah lemak dan lipid sering kali
digunakan setelah bergantian. Lipid memiliki unsur yang sama
(karbon, hidrogen, dan oksigen) seperti karbohidrat, tetapi lipid
mengandung proporsi hidrogen yang lebih tinggi (Kozier, 2010).
Asam lemak, terbuat dari rantai karbon dan hidrogen, merupakan unit
struktural dasar dari sebagian besar lipid. Asam lemak digambarkan
sebagai jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak
yang semua atom karbonnya berkaitan secara maksimal dengan
hidrogen (yaitu, tersaturasi); contohnya adalah asam butirat yang
ditemukan dalam mentega. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak
yang dapat mengakomodasi lebih banyak atom hidrogen dibandingkan
yang diakomodasi baru-baru ini (Kozier, 2010).
a) Lemak murni yaitu yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
1) Fungis Lemak
1) Metabolisme Lemak
a. Vitamin
1) Klasifikasi vitamin
a) Dalam air : vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid,
serta vitamin C.
1) Fungsi Vitamin
a) Untuk pertumbuhan
b) Perkembangan
a. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena
perannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat di
klasifikasikan menjadi makro mineral yaitu juga kebutuhan tubuh 100
mg atau lebih termaksud kalsium, magnesium, fosfat. Mikro mineral
jik krbutuhan tubuh kurang dari 100 mg termaksud klorida, yodium
ironZinc (Kozier, 2010).
1) Fungsi mineral
Kebutuhan cairan dan nutrisi neonatus dipenuhi oleh ASI atau susu
formula proporsi kebutuhan cairan bayi lebih besar dibandingkan
orang dewasa karena laju metabolisme lebih tinggi, ginjalnya belom
matur, dan kehilangan airnya lebih besar melalui kulit dan paru.
Kehilangan air yang lebih besar terjadi karena cepatnya pernapasan.
Oleh karena itu, keseimbangan cairan adalah faktor yang sangat
penditng. Dalam kondisi lingkungan yang normal, bayi tidak
memerlukan air tambahan; namun, neonatus dalam lingkungan yang
sangat hangat mungkin memerlukan cairan tambahan (Kozier, 2010).
Kebutuhan nutrisi harian total pada bayi baru lahir adalah 80 sampai
100 mL ASI atau susu formula perkilogram berat badan. Kapasitas
lambung bayi baru lahir adalah sekitar 90 mL, dan makanan di
butuhkan setiap 2 ½ sampai 4 jam(Kozier, 2010).
Bayi baru lahir biasnya diberi makan” sesuai permintaan “. Makan
sesuai permintaanbiasanya berarti bahwa anak diberi makan jika lapar.
Metode ini cenderung menurunkan masalah makan berlebih atau
kurang pada bayi. Bayi baru lahir yang lapar biasanya menangis dan
menunjukan ketegangan diseluruh tubuh. Selama makan, bayi
mengisap dengan cepat dan perlu di sendawakan setelah setiap ons
formula atau setelah 5 menit pemberian ASI. Orang tua harus
diperingatkan bahwa botol bayi jangan pernah di tegangkan pada saat
memberikan susu. Terdapat bahaya nyata bahwa terdapat terjadi
aspirasi atau tersedak. Tambahkan makanan padat ke diet biasanya
diberikan pada usia 4 dan 6 bulan. Bayi berusia 6 bulan dapat
mengkonsumsi makanan padat lebih muda karena dapat duduk. Makan
padat ( yang di saring atu yang kental) biasanya di perkenalkan dengan
urutan berikut: sereal(nasi), buah,sayuran( kuning sebelum hijau),dan
daging yang telah disaring. Makan diperkenalkan satu persatu,
biasanya hanya satu makan baru setiap lima hari untuk memastikan
bahwa bayi mentoleransi makanan dan tidak menunjukan alergi
terhadap makan tersebut. Dengan tumbuhnya gigi pada usia sekitar 7
sampai 9 bulan , bayi telah siap mengunyah dan dapat mulai
merasasakan tekstur berbeda pada makanan(Kozier, 2010).
c. Prasekolah
Anak usia pra sekolah memerlukan kira-kira 480 g susu setiap hari, 30
hingga 90 g dari kelompok daging, 4 hingga 5 porsi dari kelompok
buah dan sayuran, 3 porsi seluruh padi-padian atau makanan yang di
perkaya gizimya dari kelompok roti dan sereal,dan 3 hingga 4 sendok
teh margarin atau mentega(Kozier, 2010).
e. Remaja
Kebutuhan zat gizi dan kalori pada remaja meninkat terutama selama
lonjakan pertumbuhan. Khususnya, keutuhan protein, vitamin d, zat
besi, dan vitamin B meningkat selama renmaja. Diet yah memadai
untuk seoran remja orang adalah 1 litur susu per hari serta
memerlukan sejumlah daging, sayuran, buah, roti,dan sereal yang
memadai(Kozier, 2010).
f. Dewasa Muda
h. Lansia
a. Perkembangan
b. Jenis Kelamin
Kebutuhan zat gizi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi
tubuh dan fyngsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria
menjelaskan besarnya kebutukhan kalori dan protein. Karena
menstuasi, wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan
pria sebelum menopause. Wanita hamil dan meyusui memiliki
peningkatan kebutuhan kalori dan cairan (Kozier, 2010).
e. Pilihan Pribadi
f. Praktik Keagamaan
g. Gaya Hidup
i. Kesehatan
j. Komsumsi Alkohol
k. Iklan
l. Faktor Psikologis
a. Malnutrisi
b. Diabetes Melitus
c. Kekurangan Nutrisi
Tanda klinis:
a. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
a. Anoreksia Nervosa
3) Wajah : kulit gelap di atas pipi dan di bawah mata, muka bengkak
atau pipi kempot
10) Kulit : Kasar, kering, berbecak, bengkak dan pucat (Evelyn, 2014).
a. Medis
1) Nutrisi enternal
2) Nutrisi parentral
a. Keperawatan
1. Pengkajian
Tujuan :
a. Riwayat Keperawatan
b. Kemampuan Makan
(Kozier, 2010).
IMT = BB(Kg)
TB (m)2
Obes II =≥ 30
BB < 10 kg = BB X 100
BB ≥ 10 Kg – 20 Kg = 1000 + 50. N
BB ≥ 20 Kg = 1500 + 20.n
Untuk n < 20 Kg = BB – 10
Untuk n > 20 Kg = BB - 20
Cara:
c). Lingkarnya diukur pada titik tengah lengan, antara ujung dari
prosesus akromial skapula dan prosesus olekranon ulna
d). Ukur melingkar bagian/ titik tengah lengan dengan alat pita
pengukur sampai pada ukuran milimeter yang terdekat.
a. Tes Laboratorium
2) Hemoglobin ( Hb)
6) Kaki : edema
1) Klien pascaoperasi
2) immobilisasi
1. Diagnosa
a. Defisit Nutrisi
Subjektif
Objektif
e) Sariawan
h) Diare
b) Parkinson
c) Mobius syndrom
d) Cerebral palsy
e) Clef palate
g) Kerusakan neuromuskular
h) Luka bakar
i) Kanker
j) Infeksi
k) AIDS
l) Penyakit Crohn’s
m) Enterokolitis
n) Fibrosis kistik
g) Sering mengemil
a) Gangguan genetik
b) Faktor keturunan
c) Hipotirid
a) Stroke
b) Parkinson
c) Mobius syndrom
d) Cerebral palsy
e) Clef palate
g) Kerusakan neuromuskular
h) Luka bakar
i) Kanker
j) Infeksi
k) AIDS
l) Penyakit Crohn’s
m) Enterokolitis
n) Fibrosis kistik
a. Obesitas
g) Sering mengemil
Objektif (IMT > 27 kg/ m2 (pada dewasa) atau lebih dari presentil
a) Gangguan genetik
b) Faktor keturunan
c) Hipotiroid
1. Perencanaan
Perencanaan adalah pengembangan tujuan untuk mencegah, mengurangi,
atau mengatasi masalah dan untuk mengidentifikasi intervensi
keperawatan yang akan membantu klien dalam memenuhi tujuan.
Menetapkan priritas, menetapkan hasil yang diharapkan dan memilih
intervensi keperawatan akan menghasilkan rencana asuhan keperawatan
(Mardella, 2014)
Tujuan :
Perencanaan untuk memelihara status nutrisi yang tepat menyediakan
perawatan kualitas lebih tinggi dari pada perbaikan defisit yang telah
terjadi. Identifikasi klien yang beresiko masalah nutrisi harus berakibat
pada rencana asuhan keperawatan yang akan mencegah atau
meminimalkan masalah nutrisi (Setiadi, 2012).
Intervensi
Mandiri :
a. Pantau nutrisi klien
Rasional : untuk mengetahui nutrisi yang di butuhkan klien
b. Bantu klien jika perlu
Rasional : karena jika pasien tidak dapat makan sendiri, nutrisi tidak
akan terpenuhi
c. Beri makan sedikit tapi sering
Rasional : untuk mengurangi mual dan muntah, jika harus makan
langsung 1 porsi
d. Timbang BB klien
Rasional : untuk mengetahui adanya penurunan atau kenaikan BB
pada klien
e. Intrusksikan klien untuk minum air dan minuman nonkafein pada
waktu makan dan diantara waktu makan
Rasional : erosi yang terus menerus dalam status nutrisi menempatkan
klien pada risiko komplikas yang berhubungan dengan malnutrisi,
seperti sepsis, dehidrasi, dan ketidakseimbangan elektrolit
f. Sediakan makanan sangat hangat
Rasional : untuk mengetahui nafsu makan karena makanan masih
hangat
g. Manajemen nutrisi yaitu mengetahui makanan kesukaan klien
Rasional : untuk meningkatkan nafsu makan klien karena makanan
yang di berikan adalah makanan kesukaan(Setiadi, 2012).
Kolaborasi :
a. Pantau hasil laboratorium, terutama hemoglobin dan albumin.
Rasional : sebagai data penunjang bahwa nutrisi adekuat.
b. Diskusikan dengan ahli gizi mengenai nutrisi yang di butuhkan klien.
Rasional : untuk mengetahui nutrisi yang di butuhkan klien.
c. Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi makanan
Rasional : untuk menambahkan nafsu makan klien.
d. Berikan obat raniditin sesuai resep dokter
Rasional : untuk mengatasi mual pada klien.
e. Berikan curcuma menurut resep dokter
Rasional : untuk menambahkan nafsu makan klien (Setiadi, 2012).
1. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
Tujuan :
Membantu klien untuk mencapai tujuan yang diinginkan, mencakup
dalam peningkatan kesehatan, mencakup pencegahan penyakit, mencakup
pemulihan kesehatan, memfalisitasi klien. (Rosdahl, 2014).
a. Membantu dengan Diet Khusus
Perubahan diet klien sering kali dibutuhkan untuk mengatasi suatu
proses penyakit seperti diabetes mellitus, untuk mempersiapkan
pemeriksaan khusus atau pembedahan, menambah atau mengurangi
berat badan, memulihkan defisit nutrisi, atau memberikan kesempatan
organ beristirahat dan meningkatkan penyembuhan. Diet dimodifikasi
dalam satu atau lebih aspek berikut : tekstur, kilo kalori, zat gizi
khusus, penyedap rasa, atau konsistensi (Rosdahl, 2014).
Penyakit fisik, makanan yang asing atau tidak enak, faktor lingkungan
dan psikologi, serta ketidaknyamanan fisik atau nyeri dapat menekan
nafsu makan pada banyak klien. Penurunanasupan makanan jangka
pendek biasanya tidak menjadi masalah bagi orang dewasa; namun,
seiring dengan waktu, hal tersebut menyebabkan penurunan berat
badan, penurunan kekuatan dan stamina, dan menimbulkan masalah
nutrisi lain. Menstimulasi nafsu makan seseorang mengharuskan
perawat menentukan alasan hilangnya nafsu makan dan
kemudianmengatasimasalah tersebut (Kozier, 2010).
Diet hanya mengandung cairan atau makanan yang berubah cair pada
suhu tubuh, seperti es krim. Diet cairan kental sering kali dimakan
oleh klien yang mengalami gangguan pencernaan atau yang tidak
mampu menoleransi makanan padat atau semipadat. Diet ini tidak
direkomendasikan untuk digunakan dalam jangka panjang karena
rendah zat besi, protein, dan kalori (Kozier, 2010).
g. Nutrisi enteral
i. Slang Nasogastrik
1. Evaluasi