OLEH :
IIN GUSTIRA
(1714201153)
CI KLINIK CI AKADEMIK
2019/2020
GASTRO ENTERITIS AKUT
A. Pengertian
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana seseorang buang air besar dengan
konsisteni lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
(biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari (DEPKES 2016).
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus
yang di tandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan
elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit ( cecyly,
Betz, 2002).
Menurut Ardiansyah (2012) Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan
usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali
disertai peningkatan suhu tubuh.
B. Anatomi & Fisiologi
D. Manifestasi klinis
Manifestasi Klinik gastroenteritis menurut (Cecyly, Betz.2002) adalah:
1. Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin sering
2. Muntah (umumnya tidak lama)
3. Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
4. Kram abdomen, tenesmus
5. Membrane mukosa kering
6. Fontanel cekung (bayi)
7. Berat badan menurun
8. Malaise
Tanda dan gejala gastroenteritis akut (GEA) menurut (Riyadi& Suharsono, 2010).
1. Nausea
2. Muntah
3. Nyeri perut sampai kejang perut
4. Demam
5. Diare
E. Patofisiologi
Gastroenteritis dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam
usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. Mikroorganisme tersebut
berkembang baik, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Mikroorganisme memproduksi
toksin. Enterotoksin yang diproduksi agen bakteri (seperti E.coli dan Vibrio cholera)
akan memberikan efek langsung dalam peningkatan pengeluaran sekresi air ke dalam
lumen gastrointestinal. Beberapa agen bakteri bisa memproduksi sitotoksin (seperti
Shigella dysenteriae,Vibrio parahaemolitikus, Clostridium difficile, enterohemorrhagic
E.coli) yang menghasilkan kerusakan sel-sel mukosa, serta menyebabkan feses
bercampur darah dan lendir bekas sisa sel-sel yang terinflamasi. Invasi enterosit
dilakukan beberapa mikroba seperti Shigella, organisme campylobacter, dan
enterovasif E.coli yang menyebabkan terjadinya destruksi,serta inflamasi (Jones,
2003).
Pada manifestasi lanjut dari diare dan hilangnya cairan, elektrolit memberikan
manifestasi pada ketidakseimbanganan asam basa (metabolik asidosis). Hal ini terjadi
karena kehilangan Na-Bikarbonat bersama feses. Metabolisme lemak tidak sempurna
sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh dan terjadinya penimbunan asam laktat
karena adanya anoreksia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat
kerana tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler (Levine,
2009).
F. Pathway
Penyerapan makanan di
Isi usus usus menurun Meningkat tekanan osmotik
diare
dehidrasi
Gangguan pertukaran gas
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis yang
tepat sehingga tepat juga dalam memberikan obat. Adapun pemeriksaan yang perlu
dikerjakan menurut Suraatmaja (2007) adalah :
1. Pemeriksaan Feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan kuman
untuk mengetahui kuman penyebab, tes resistensi terhadap berbagai antibiotik
serta untuk mengetahui pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosaa.
2. Pemeriksaan Darah
Darah perifer lengkap, analisa darah dan elektrolit (terutama Na, Ca,K dan P
serum pada diare yang disertai kejang), anemia dan dapat terjadi karena
malnutrisi/malabsorbsi tekanan fungsi sum-sum tulang (proses inflamasi kronis)
peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah
untuk mengetahui faal ginjal.
3. Pemeriksaan elektrolit tubuh
Untuk mengetahui kadar Natrium, Kalium, Kalsium dan Bikarbonat
4. Duodenal Intubation
Untuk mengetahui penyebab sevara kuantitatif dan kualitatif terutama pada
diare kronik
I. Pengkajian focus
Menurut Muttaqin & Kumala (2010), pengkajian klien gastroenteritis terdiri atas
pengkajian anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pengkajian diagnostik. Keluhan utama
yang lazim didapatkan adalah diare dengan peningkatan frekuensi dan feses menjadi
cair. Pengkajian riwayat dihubungkan dengan epidemologi dan penyebab dari
gastroenteritis. Faktor epidemologi merupakan pengkajian penting dalam menentukan
penyebab, rencana intervensi, dan faktor resiko yang mungkin terjadi. Riwayat
keracunan makanan akan memberikan manifestasi peradangan akut gastrointestinal
yang dapat berbahaya sehingga harus dilakukan dalam kondisi gawat darurat untuk
rehidrasi cairan. Pada pengkajian psikososial klien biasanya mengalami kecemasan dan
klien memerlukan pemenuhan informasi tentang pendidikan kesehatan.
Pengkajian menurut Haryono, 2012.
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan saat ini
Awal serangan jika klien anak: cengeng, gelisah, suhu tubuh
meningkat, anoreksia kemudian timbul diare. Keluhan utama: feses semakin cair,
muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat
badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit
berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali
dengan konsistensi encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pernah menderita diare sebelumnya, karena alergi makanan atau
lainnya.
4. Kebutuhan dasar
a) Pola eliminasi: akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,
BAK sedikit atau jarang.
b) Pola nutrisi: diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan
penurunan berat badan klien.
c) Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang
akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
d) Pola hygiene: kebiasaan mandi setiap harinya.
e) Aktivitas: akan terganggun karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri
akibat distensi abdomen.
5. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan psikologis: keadaan umum tampak lemah, kesadarn
composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah,
pernapasan agak cepat.
b) Pemeriksaan sistematik
1) Inspeksi: mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan
bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
2) Auskultasi: terdengar bising usus.
3) Perkusi: adanya distensi abdomen.
4) Palpasi: turgor kulit kurang elastis.
c) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu
untuk mengetahui penyebab secara kuantitatif dan kualitatif.
J. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan berdasarkan standar diagnose keperawatan Indonesia
(SDKI):
1. Diare b.d malabsorbsi
2. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif
3. Gangguan integritas kulit b.d kekurangan volume cairan
4. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi
5. Resiko syok b.d kekurangan volume cairan
K. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan pada orang dengan Gastro enteritis akut berdasarkan
standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI) dan standar luaran keperawatan
Indonesia (SLKI):
L. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan pada orang dengan PPOK berdasarkan standar intervensi
keperawatan Indonesia (SIKI) dan standar luaran keperawatan Indonesia (SLKI) :
Diagnose
No Tujuan dan criteria hasil (SLKI) Intervensi keperawatan (SIKI)
keperawatan
1 Diare b.d Setelah dilakukan intervensi O:
malabsorbsi selama… eliminasi fekal - Identifikasi penyebab diare
membaik, dengan criteria hasil: - Identifikasi riwayat
- Control pengeluaran feses pemberian makanan
meningkat - Identifikasi gejala invaginasi
- Keluhan defekasi lama dan - Monitor warna, volume,
sulit menurun frekuensi, dan konsistensi
- Mengejan saat defekasi tinja
menurun - Monitor tanda dan gejala
- Distensi abdomen menurun hipovolemia
- Terasa massa di rectal - Monitor iritasi dan ulserasi
menurun kulit di daerah perianal
- Urgency menurun - Monitor jumlah pengeluaran
- Nyeri abdomen menurun diare
- Kram abdomen menurun - Monitor keamanan penyiapan
- Konsistensi feses membaik makanan
- Frekuensi defekasi membaik T:
- Peristaltic usus membaik - Berikan asupan cairan oral
- Pasang jalur intravena
- Berikan cairan intravena
- Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap
dan elektrolit
- Ambil sampel feses untuk
kultur
K:
- Anjurkan makanan porsi
kecil dan sering secara
bertahap
- Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas,
pedas, dan mengandung
laktosa
K:
- Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas
- Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/spasmolitik
- Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses
2 Hipovolemia b.d Setelah dilakukan intervensi O:
kekurangan cairan selama… status cairan membaik, - Periksa tanda dan gejala
aktif dengan criteria hasil: hipovolemia
- Kekuatan nadi meningkat - Monitor intake dan output
- Turgor kulit mrningkat cairan
- Output urine meningkat T:
- Pengisian vena meningkat - Hitung kebutuhan cairan
- Ortopnea menurun - Berikan posisi modified
- Dispnea menurun trendelenburg
- Paroxysmal nocturnal - Berikan asupan cairan oral
dispnea (PND) menurun E:
- Ederna anasarka menurun - Anjurkan memperbanyak
- Edeman perifer menurun asupan cairan oral
- Berat badan menurun - Anjurkan menghindari
- Distensi vena jugularis perubahan posisi mendadak
menurun K:
- Suara nafas tambahan - Kolaborasi pemberian cairan
menurun IV isotonis
- Kongesti paru menurun - Kolaborasi pemberiancairan
- Peeerasaan lemah menurun IV hipotonis
- Keluhan haus menurun - Kolaborasi pemberian cairan
- Konsentrasi urine menurun koloid
- Frekuensi nadi membaik - Kolaborasi pemberian produk
- Tekanan darah membaik darah
- Tekanan nadi membaik
- Membrane mukosa membaik
- Jugular venous pressure
(JVP) membaik
- Kadar Hb membaik
- Kadar Ht membaik
- Central venius pressure
membaik
- Refluks hepatojugular
membaik
- Berat badan membaik
- Hepatomegali membaik
- Oliguria membaik
- Intake cairan membaik
- Status mental membaik
- Suhu tubuh membaik
3 Gangguan Setelah dilakukan intervensi O:
integritas kulit b.d selama… integritas kulit - Identifikasi penyebab
kekurangan meningkat, dengan criteria hasil: gangguan integritas kulit
volume cairan - Elastisitas meningkat T:
- Hidrasi meningkat - Ubah posisi tiap 2 jam jika
- Perfusi jaringan meningkat tirah baring
- Kerusakan jaringan menurun - Lakukan pemijatan pada area
- Kerusakan lapisan kulit penonjolan tulangbersihkan
menurun perineal dengan air hangat,
- Nyeri menurun terutama selama periode
- Perdarahan menurun diare
- Kemerahan menurun - Gunakan produk berbahan
- Hematoma menurun petroleum atau minyak pada
- Pigmentasi abnormal kulit kering
menurun - Gunakan produk berbahan
- Jaringan parut menurun ringan/alami dan hipoalergik
- Nekrosis menurun pada kulit sensitive
- Abrasi kornea menurun - Hindari produk berbahan
- Suhu kulit membaik dasar alcohol pada kulit
- Sensasi membaik kering
- Tekstur membaik E:
- Pertumbuhan rambut - Anjurkan menggunakan
membaik pelembab
- Anjurkan minum air yang
cukup
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
- Anjurkan menghindari
terpapat suhu ekstrem
- Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
4 Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan intervensi O:
ketidakmampuan selama… status nutrisi - Identifikasi status nutrisi
mengabsorbsi membaik, dengan criteria hasil: - Identifikasi alergi dan
makanan - Porsi yang makanan yang intoleransi makanan
dihabiskan meningkat - Identifikasi makanan yang
- Kekuatan otot pengunyah disukai
meningkat - Identifikasi kebutuhan kalori
- Kekuatan otot menelan dan jenis nutrient
meningkat - Identifikasi perlunya
- Serum albumin meningkat penggunaan selang
- Verbalisasi keinginan untuk nasogastrik
meningkatkan nutrisi - Monitor asupan makanan
meningkat - Monitor berat badan
- Pengetahuan tentang pilihan - Monitor hasil pemeriksaan
makanan yang sehat laboratorium
meningkat T:
- Lakukan oral hygiene
- Pengetahuan tentang pilihan
sebelum makan
minuman yang sehat
- Fasilitasi menentukan
meningkat
pedoman diet
- Pengetahuan tentang standar
- Sajikan makanan secara
asupan nutrisi yang tepat
menarik dan suhu yang
meningkat
sesuai
- Penyiapan dari penyimpanan
- Berikan makanan yang tinggi
makanan yang aman
serat untuk mencegah
meningkat
konstipasi
- Sikap terhadap makanan/
- Berikan makanan yang tinggi
minuman sesuai dengan
kalori dan tinggi protein
tujuan kesehatan meningkat
- Berikan suplemen makanan
- Perasaan cepat kenyang
- Hentikan pemberian
menurun
makanan melalui selang
- Nyeri abdomen menurun
nasogastrik jika asupan oral
- Sariawan menurun
dapat ditoleransi
- Rambut rontok menurun
E:
- Diare menurun
- Anjurkan posisi duduk
- Berat badan membaik
- Ajarkan diet yang
- Indeks massa tubuh (IMT)
diprogramkan
membaik
K:
- Frekuensi makan membaik - Kolaborasi pemberian
- Nafsu makan membaik medikasi sebelum makan
- Bising usus membaik - Kolaborasi dengan ahli gizi
- Tebal lipatan kulit trisep untuk menentukan jumlah
membaik kalori dan nutrient yang
- Membrane mukosa membaik dibutuhkan
5 Resiko syok b.d Setelah dilakukan intervensi O:
kekurangan selama… tingkat syok menurun, - Monitor status
volume cairan dengan criteria hasil: kardiopulmonal
- Kekuatan nadi meningkat - Monitor status oksigenasi
- Output urine meningkat - Monitor status cairan
- Tingkat kesadaran meningkat - Monitor tingkat kesadaran
- Saturasi oksigen meningkat dan respon pupil
- Akral dingin menurun - Periksa riwayat alergi
- Pucat menurun T:
- Haus menurun - Berikan oksigen untuk
- Konfusi menurun mempertahankan saturasi
- Letargi menurun oksigen
- Asiaosis metabolic menurun - Persiapkan intubasi dan
- Mean arterial pressure ventilasi mekanis
membaik - Pasang jalur IV
- Tekanan darah diastolic - Pasang kateter urine untuk
membaik menilai produksi urine
- Tekanan darah sistolik - Lakukan skin test untuk
membaik mencegah reaksi alergi
- Tekanan nadi membaik E:
- Pengisian kapiler membaik - Jelaskan penyebab/faktor
- Frekuensi nadi membaik risiko syok
- Frekuensi nafas membaik - Jelaskan tanda dan gejala
awal syok
- Anjurkan melapor jika
menemukan/merasakan tanda
dan gejala awal syok
- Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari
allergen
K:
- Kolaborasi pemberian IV
- Kolaborasi pemberian
transfuse darah
- Kolaborasi pemberian
antiinflamasi
Implementasi
Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah direncanakan
Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan SOAP
DAFTAR PUSTAKA
Adam J.M and Jones W.H, 1997, The Conceptualzation of Marital Commitment: An
Integratif Analisis, Journal of Personality and Social Psychology
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1
Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1
Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI