Anda di halaman 1dari 20

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. BIODATA
Nama : By. Ny. D
Tanggal Dirawat : 13-01-2022
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Agam
Tanggal Lahir/Usia : Bukittinggi/13-01-2022
Nama Orang Tua : Tn.Z / Ny.D
Pendidikan Ayah/Ibu : SMK/SD
Pekerjaaan Ayah/Ibu : Tukang Kayu/IRT
Usia Ayah/Ibu : 43 thn/28 thn
Diagnosa Medis : BBLR
Apgar Score : 2/4
Usia Gestasi : 34-35 minggu
Berat Badan : 2000 gram
Panjang Badan : 46 cm
Komplikasi Persalinan : ketuban pecah dini (KPD) lama, oligohidromnion,
demam intrapartum 38oC

II.RIWAYAT IBU
Usia Gravi Part Abnormal
28 th Ini adalahdakehamilan us
Ini juga merupakan Ny. D
ketiga Ny. D persalinan ketiga mengalami
Ny. D KPD lama

III. JENIS PERSALINAN


Lahir secara spontan pervaginaan, by tidak menangis pada saat lahir, ketuban
sedikit

IV. KOMPLIKASI KEHAMILAN


Persalinan preature dengan KPD lama sejak Desember 2021
V. PENGKAJIAN FISIK NEONATUS
1. Reflek
 Rooting reflex :
By. D membuka mulutnya saat diberi arah sentuhan dan menghisap
lemah.
 Reflek moro
Ketika bayi diberi ransangan suara tiba-tiba bayi terkejut atau reflek dan
bayi melakukan gerakan memanjangkan lengan dan menengkuk
kakinya
 Reflek menggenggam ( palmar grasp reflex )
Ketika menyentuh telapak tangan By. D tidak terlalu kuat dalam
menggenggam tangan perawat.
 Reflek babinski
Ketika menggaruk telapak kaki By. D, jempol bayi akan mengarah ke
atas dan jari-jari lainya terbuka
2. Tonus/Aktivitas
Pada saat dilakukan pengkajian hari pertama By. Ny. D merengek, gerak
aktif, tidak ada latergi dan tidak ada kejang
3. Kepala/Leher
Fontanel anterior terlihat berdenyut dan teraba lunak, gambaran wajah
simetris, Lingkar kepala By. Ny. D yaitu 29 cm By. Ny. D tidak ada
mengalami kelainan pada kepala. kepala tampak bersih, rambut sudah
mulai tumbuh, rambut bewarna hitam, tidak tampak pembengkakan dan
tidak ada teraba pembengkakan pada kepala.
4. Mata
mata tampak simetris kiri dan kanan, mata lengkap,tidak ada tampak
pembengkakan/udem palpebra, tidak ada luka atau lesi, konjungtiva pucat,
sklera tidak icterik,
5. THT
a. Telinga : telinga tampak simetris kiri dan kanan, telinga tampak
bersih dan tidak teraba adanya pembengkakan pada telinga, telinga
tampak normal
b. Hidung : hidung tampak simetris kiri dan kanan dan tidak ada
teraba adanya pembengkakan, terpasang CPAP O2 21 % , tidak ada
cuping hidung
c. Sekresi : reflek menelan tampak lemah tidak tampak pembesaran pada
tonsil.
6. Abdomen
I : abdomen tampak simetris, perut tampak lunak, tidak ada masa, tidak
ada luka/lesi, Lingkar perut 34 cm, lingkar dada 30 cm
A : saat di aukultasi terdengar bising usus ± 10 x/i
P : saat di perkusi terdengar suara tympani
P : saat di palpasi tidak ada teraba massa/pembengkakan, tidak ada
nyeri tekan/lepas pada abdomen
7. Thorax
dada tampak simetris kiri dan kanan, pergerakan dinding dada sama, tidak
ada tampak pembengkakan/ massa, lingkar dada 30 cm, tampak terdapat
retraksi dada, Tidak ada teraba massa/ pembengkakan, tidak ada nyeri
tekan/lepas
8. Paru-Paru
Paru-paru tidak tampak, pergerakan dinding dada sama, tampak otot bantu
pernfasan dengan retraksi dada, irama nafas tidak teratur, terpasang alat
bantu nafas yaitu Bayi terpasang CPAP O2 21%, RR : 65 x/I, saat dipalpasi
pergerakan dingding dada sama, tidak ada nyeri tekan atau nyeri lepas,
suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan.
9. Wajah
Wajah tampak simetris, tidak ada terlihat massa, tidak ada bibir sumbing/
sumbing langit-langit
10. Jantung
I : saat di inspeksi jantung tidak tampak, ictus cordis tidak tampak
A : terdengar denyut nadi keras, irama jantung reguler, murmur tidak ada
P : saat di palpasi ictus cordis tidak teraba
P : saat diperkusi terdengar bunyi redup
11. Ekstremitas
ekstremitas lengkap atas bawah, tidak ada massa, luka/lesi, tidak ada
deformitas, saat dipalpasi tidak ditemukan adanya pembengkakan, bayi
gerak bebas, bayi terpasang inj.pump pada ekstremitas bawah kanan
12. Umbilicus
Umbilicus tampak normal, tidak tampak inflamasi, tali pusat masih ada
tampak kering
13. Genetalia
Pasien perempuan dengan genitalia normal, genetalia tampak bersih, tampak
klitoris menonjol
14. Anus
Anus ada, tidak ada gangguan/kelainan pada anus, tidak ada pembengkakan
15. Kulit
kulit berwarna pink, tidak terdapat sianosis pada ektremitas dan mukosa
bibir, tidak ada kelainan yang ditemui pada kulit, Tidak ada teraba
pembengkakan di kulit, akral hangat
16. Suhu
a. Lingkungan
Suhu lingkungan/inkubator By. Ny. D yaitu 34 dengan suhu
ruangan perinatologi 34
b. Suhu kulit By. Ny. 36,6

VI. RIWAYAT SOSIAL


1. Struktur Keluarga

Keterangan :

= Laki-Laki

= Perempuan

= Pasien

2. Budaya
Ny. D mengatakan menganut buadaya adat istiadat minangkabau karena
keluarganya berasal dari Sumatera Barat.
3. Agama
Agama yang dianut oleh By. Ny. D dan keluarga adalah agama islam
4. Suku
Suku By. Ny. D yaitu Minang
5. Bahasa utama
Bahasa yang digunakan keluarga By. Ny. D yaitu bahasa minang
6. Perencanaa Makanan Bayi
Pada saat di Rumah Sakit By. Ny. D diberikan ASI/PASI melalui OGT
sebanyak 31cc/3 jam
7. Masalah Sosial
Kehidupan By. Ny. D dan keluarga hidup cukup dan sederhana
8. Hubungan orangtua dan bayi
Ibunya hanya dapat melihat By. Ny. D dalam incubator. Ayahnya juga hanya
dapat melihat By.Ny. D dalam incubator karena bayi masih dalam perawatan tapi
Ibu dan ayahnya kadang-kadang mengajak anaknya bicara dan sesekali
memegang pipi BY. Ny. D.
9. Orang terdekat yang dapat dihubungi : Ayahnya/Ibunya
Orang tua berespon terhadap penyakit : Ya, orang tua berharap bahwa bayinya
akan segera sehat dan bisa di bawa pulang
10. Orang tua berespon terhadap hospitalisasi :
Orang tua By. Ny.D sering menanyakan keadaan bayi dan kapan bayinya bisa
dibawa pulang.
DATA FOKUS
Data subyektif Data objektif
1. Ny. N mengatakan bayinya dirawat 1. Klien tampak berada dalam incubator
dalam incubator 2. Klien tampak terpasang CPAP dengan
2. Ny. N mengatakan nafas bayi nya O2 21 %
tidak teratur 3. Klien tampak terpasang OGT
3. Ny. N mengatakan ASI nya keluar 4. Bayi minum ASI/PASI 31cc
tidak lancar 5. Daya hisap klien lemah
4. Ny. N mengatakan bayinya gelisah
6. Reflek menggenggam klien tampak
5. Ny. N mengatakan badan bayinya
lemah
suhunya kadang naik turun
7. Irama nafas tidak teratur
6. Ny. N mengatakan cemas dan sedih
8. Terdapat retraksi dada
melihat anaknya
9. Mukosa bibir bayi tampak kering
7. Ny. D mengatakan belum bisa
10. RR= 42 x/I, N=129x/I, SPO2 98, Suhu
memberikan asinya dengan benar
8. Ny. D mengatakan bahwa anaknya 36,6 0C, Suhu Inkubator 34 0C, suhu

sudah terpasang alat bantu pernafasan udara 34 0C, BB= 2000 gram
sejak pertama rawatan
11. Pemeriksaan penunjang
9. Ny. N mengatakan agar bayinya bisa
HGB= 14,8 g/dl
cepat sembuh dan cepat pulang
RBC= 4.33 {10’6/ul}
HCT= 41,7 %
WBC= 10.89 {10’3/ul}
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS: Kelemahan Otot Pola Nafas Tidak efektif
1. Ny. D mengatakan bayinya dirawat pernafasan
dalam incubator
2. Ny. D mengatakan nafas bayi nya
tidak teratur
3. Ny. D mengatakan cemas dan
sedih melihat anaknya
4. Ny. D mengatakan bahwa anaknya
sudah terpasang alat bantu
pernafasan sejak pertama rawatan
DO:
1. Klien tampak berada dalam
incubator
2. Klien tampak terpasang CPAP
dengan O2 21 %
3. Irama nafas tidak teratur
4. Terdapat retraksi dada
5. RR= 42 x/I, N=129x/I, SPO2 98,
Suhu 36,6 0C, Suhu Inkubator 34
0C, suhu udara 34 0C, BB= 2000
gram
6. Pemeriksaan penunjang
HGB= 14,8 g/dl
RBC= 4.33 {10’6/ul}
HCT= 41,7 %
WBC= 10.89 {10’3/ul}
2. DS: Ketidak mampuan Defisit Nutrisi
1. Ny. D mengatakan ASI nya keluar mengabsorbsi
sedikit dan tidak lancar nutrient

2. Ny. D mengatakan bayinya gelisah

3. Ny. D mengatakan cemas dan


sedih melihat anaknya

4. Ny. D mengatakan belum bisa


memberikan asinya dengan benar

DO:
1. Klien tampak terpasang OGT
2. Bayi minum ASI/PASI 31cc
3. Daya hisap klien lemah
4. Reflek menggenggam klien
tampak lemah
5. Mukosa bibir bayi tampak kering
6. RR= 42 x/I, N=129x/I, SPO2 98,
Suhu 36,6 0C, Suhu Inkubator 34
0C, suhu udara 34 0C, BB= 2000
gram
7. Pemeriksaan penunjang
HGB= 14,8 g/dl
RBC= 4.33 {10’6/ul}
HCT= 41,7 %
WBC= 10.89 {10’3/ul}
3. DS: Suhu lingkungan Termoregulasi tidak efektif
1. Ny. D mengatakan bayinya dirawat
dalam incubator

2. Ny. D mengatakan badan bayinya


suhunya kadang naik turun

3. Ny. D mengatakan cemas dan


sedih melihat anaknya

4. Ny. D mengatakan agar bayinya


bisa cepat sembuh dan cepat pulang

DO:
1. Klien tampak berada dalam
incubator

2. RR= 42 x/I, N=129x/I, SPO2 98,


Suhu 36,6 0C, Suhu Inkubator 34
0C, suhu udara 34 0C, BB= 2000
gram

3. Pemeriksaan penunjang

HGB= 14,8 g/dl


RBC= 4.33 {10’6/ul}
HCT= 41,7 %
WBC= 10.89 {10’3/ul}

4. DS: - Ketidakadekuatan Resiko Infeksi


pertahanan tubuh
DO:
1. Klien tampak berada dalam
incubator

2. RR= 42 x/I, N=129x/I, SPO2 98,


Suhu 36,6 0C, Suhu Inkubator 34
0C, suhu udara 34 0C, BB= 2000
gram

3. Pemeriksaan penunjang

HGB= 14,8 g/dl


RBC= 4.33 {10’6/ul}
HCT= 41,7 %
WBC= 10.89 {10’3/ul}

VII. Diagnosa yang diangkat :


1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot pernafasan
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
3. Termoregulas tidak efektif berhubungan dengan suhu lingkungan
4. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
1. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi pola nafas membaik, Manajemen Jalan Napas
berhubungan dengan kelemahan dengan criteria hasil: O:
otot pernafasan  Ventilasi semenit meningkat  Monitor pola nafas
 Kapasitas vital meningkat  Monitor bunyi nafas tambahan
 Diameter thoraks anterior-posterior meningkat  Monitor sputum
 Tekanan ekspirasi meningkat T:
 Tekanan inspirasi meningkat  Pertahankan kepatenan jalan nafas
 Dispnea menurun  Posisikan semi fowler atau fowler
 Penggunaan otot bantu nafas menurun  Berikan minum hangat
 Pemenjangan fase ekspirasi menurun  Lakukan fisioterapi dada
 Ortopnea menurun  Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
 Pernafasan pursed-tip menurun detik
 Pernafasan cuping hidung menurun  Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
 Frekuensi nafas membaik endotrakeal
 Kedalaman nafas membaik  Keluarkan sumbatan bendanpadat dengan
 Ekskursi dada membaik forsep McGill
E:
 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
 Anjurkan teknik batuk efektif
K:
 Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Manajemen nutrisi
ketidakmampuan mengabsorbsi keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan O:
nutrient metabolism membaik dengan kriteria hasil:  Identifikasi status nutrisi
 Porsi makanan yang dihabiskan meningkat  Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Kekuatan otot mengunyah meningkat  Identifikasi makanan yang disukai
 Kekuatan otot menelan meningkat  Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
 Perasaan cepat kenyang menurun  Identifikasi perlunya penggunaan selang
 Berat badan membaik nasogastrik
 Frekuensi makan membaik  Monitor asupan makanan
 Nafsu makan membaik  Monitor berat badan
 Bising usus membaik  Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
T:
 Lakukan oral hygiene sebelum makan
 Fasilitasi menentukan pedoman diet
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
 Berikan makanan yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan yang tinggi kalori dan tinggi
protein
 Berikan suplemen makanan
 Hentikan pemberian makanan melalui selang
nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
E:
 Anjurkan posisi duduk
 Ajarkan diet yang diprogramkan
K:
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrient yang dibutuhkan

INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
3. Termoregulasi tidak efektif Setelah di lakukan tindakan keperawatan diharapkan Regulasi temperature
berhubungan dengan suhu
lingkungan pengaturan suhu tubuh neonates agar tetap berada pada O:
rentang normal dengan kriteria hasil;  Monitor suhu bayi sampai stabil
 Konsumsi oksigen meningkat  Monitor tekanan darah frekuensi pernapasan dan
 Akrosianosis meningkat nasi
 Dasar kuku sinaotik meningkat  Monitor warna dan suhu kulit
 Suhu tubuh menurun  Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermi atau
 Frekuensi nadi menurun hipertemi
 Suhu kulit normal T:
 Pasang alat pemantau suhu konu, jp
 Tinkatkan asupan cairan dan nutrisi yanga
adekuat
 Masukkan bayi bblr ke dalam plastic segera
setelah lahir
 Tempatkan bayi baru lahr di bawah radiant
warmer
 Pertahankan kelembapana ikubator 50% atau
lebih untuk mengurangi kehilangan panas
 Atur suhu incubator sesuai kebutuhan
 Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan
pasien
E:
 Jelaskan cara mencegah hipotermi
 Demonstrasikan teknik perawatan metode
kanguru (PMK) untuk bayi BBLR
K:
 Kolaborasi pemberian antipiretik bila perlu
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
4. Resiko Infeksi berhubungan Setelah dilakukan intervensi diharapakn tingkat Pencegahan infeksi
dengan ketidakadekuatan infeksi menurun, dengan criteria hasil: O:
pertahanan tubuh  Kebersihan tangan meningkat  Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
 Kebersihan badan meningkat sistemik
 Nafsu makan meningkat T:
 Demam menurun  Batasi jumlah pengunjung
 Kemerahan menurun  Berikan perawatan kulit diarea edema
 Nyeri menurun  Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
 Bengkak menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
 Vesikel menurun  Pertahankan teknik aseptic pada pasien
 Cairan berbau busuk menurun beresiko tinggi
 Sputum berwarna hijau menurun E:
 Drainase purulen menurun  Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Piuna menurun  Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Periode malaise menurun  Ajarkan etika batuk
 Periode menggigil menurun  Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
 Lelargi menurun
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Gangguan kognitif menurun
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan
 Kadar sel darah putih membaik
K:
 Kultur darah membaik
 Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
 Kultur urine membaik
 Kultur sputum membaik
 Kultur area luka membaik
 Kultur feses membaik

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN


NO Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi
1. 24 Januari 2022, Pola Nafas tidak Manajemen Jalan Napas S:
jam 14.00 WIB efektif O: - Ny. D mengatakan nafas bayinya masih
 Memonitor pola nafas tidak teratur.
 Memonitor bunyi nafas tambahan O:
T: - By. Ny. D terpasang CPAP O2 21%
 Mempertahankan kepatenan jalan nafas - Irama nafas tidak teratur
 Memposisikan miring - RR: 45 x/i
 Memberikan minum hangat A:
E: - Masalah pola nafas tidak efektif belum
teratasi
 Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
P:
K:
Intervensi manajemen jalan nafas
 Mengkolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
dilanjutkan semuanya sesuai dengan SIKI
mukolitik, jika perlu
manajemen jalan nafas

Defisit Nutrisi Manajemen nutrisi S:


O: - Ny.D mengatakan ASI nya masih
 Mengidentifikasi status nutrisi belum terlalu lancer
 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan O:
 Mengidentifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik - Bayi tampak terpasang OGT
 Memonitor asupan makanan - Bayi miumASI/PASI 31 cc/3 jam
 Memonitor berat badan - Daya hisap bayi ada tapi lemah
- BB: 2000 Gram
 Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium A:
T: - Masalah Defisit nutrisi belum teratasi
 Menghentikan pemberian makanan melalui selang P:
nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi - Intervensi Manejemen Nutrisi di
E: lanjutkan
 mengajarkan diet yang diprogramkan
K:
 Mengkolaborasi pemberian medikasi
 Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrient yang dibutuhkan
Termoregulasi Tidak Regulasi temperature S:
efektif O: - Ny.D mengatakan ceas melihat
 Memonitor suhu bayi sampai stabil kondisi bayinya
 Memonitor tekanan darah frekuensi pernapasan dan nasi - Ny.D mengatakan bayinya kadang
 Memonitor warna dan suhu kulit suhunya naik turun
 Memonitor dan catat tanda dan gejala hipotermi atau O:
hipertemi - Bayi di rawat di incubator dengan
T: suhu incubator 34 0C, Suhu badan
 Memasang alat pemantau suhu konu, jp 36,5 0C.
A:
 Meningkatkan asupan cairan dan nutrisi yanga adekuat
- Masalah termoregulasi tidak efektif
 Memasukkan bayi bblr ke dalam plastic segera setelah lahir
belum teratasi
 Menempatkan bayi baru lahir di bawah radiant warmer
P:
 Mempertahankan kelembapana ikubator 50% atau lebih
- Intervensi regulasi temperature di
untuk mengurangi kehilangan panas
lanjutkan sesuai dengan SIKI yang
 Mengatur suhu incubator sesuai kebutuhan telah di tetapkan
 Menyesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
E:
 Menjelaskan cara mencegah hipotermi
 Mendemonstrasikan teknik perawatan metode kanguru
(PMK) untuk bayi BBLR
K:
 Mengolaborasi pemberian antipiretik bila perlu
Resiko Infeksi Pencegahan infeksi S:
O:
 Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik O:
T: - Klien dirawat di incubator ,
 Membatasi jumlah pengunjung WBC:10.89 [10’6/ul]
 Memberikan perawatan kulit diarea edema A:
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien - Masalah resiko infeksi belum
dan lingkungan pasien teratasi
 Mempertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi P:
E: - Intervensi Pencegahan Infeksi
Dilanjutakan
 Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
 Mengsjarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Mengajarkan etika batuk
 Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
K:
 Mengkolaborasi pemberian imunisasi jika perlu

2. 25 Januari 2022, Pola Nafas tidak Manajemen Jalan Napas S:


jam 14.00 WIB efektif O: - Ny. D mengatakan nafas bayinya masih
 Memonitor pola nafas tidak teratur.
 Memonitor bunyi nafas tambahan
T: O:
 Mempertahankan kepatenan jalan nafas - By. Ny. D terpasang CPAP O2 21%
 Memposisikan miring - Irama nafas tidak teratur
 Memberikan minum hangat - RR: 42 x/i
E: A:
- Masalah pola nafas tidak efektif belum
 Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
teratasi
K:
P:
 Mengkolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
Intervensi manajemen jalan nafas
mukolitik, jika perlu
dilanjutkan semuanya sesuai dengan SIKI
manajemen jalan nafas
Defisit Nutrisi Manajemen nutrisi S:
O: - Ny.D mengatakan ASI nya masih
 Mengidentifikasi status nutrisi belum terlalu lancar
 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan O:
 Mengidentifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik - Bayi tampak terpasang OGT
 Memonitor asupan makanan - Bayi miumASI/PASI 31 cc/3 jam
 Memonitor berat badan - Daya hisap bayi ada tapi lemah
- BB: 2000 Gram
 Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
A:
T:
- Masalah Defisit nutrisi belum teratasi
 Menghentikan pemberian makanan melalui selang
P:
nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
- Intervensi Manejemen Nutrisi di
E:
lanjutkan
 mengajarkan diet yang diprogramkan
K:
 Mengkolaborasi pemberian medikasi
 Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrient yang dibutuhkan
Termoregulasi Tidak Regulasi temperature S:
efektif O: - Ny.D mengatakan masih cemas
 Monitor suhu bayi sampai stabil melihat kondisi bayinya
 Monitor tekanan darah frekuensi pernapasan dan nasi - Ny.D mengatakan bayinya masih
 Monitor warna dan suhu kulit kadang suhunya naik turun
 Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermi atau hipertemi O:
T: - Bayi di rawat di incubator dengan
 Pasang alat pemantau suhu konu, jp suhu incubator 34 0C, Suhu badan
36,7 0C.
 Tinkatkan asupan cairan dan nutrisi yanga adekuat
A:
 Masukkan bayi bblr ke dalam plastic segera setelah lahir
- Masalah termoregulasi tidak efektif
 Tempatkan bayi baru lahr di bawah radiant warmer
belum teratasi
 Pertahankan kelembapana ikubator 50% atau lebih untuk
P:
mengurangi kehilangan panas
- Intervensi regulasi temperature di
 Atur suhu incubator sesuai kebutuhan lanjutkan sesuai dengan SIKI yang
 Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien telah di tetapkan
E:
 Jelaskan cara mencegah hipotermi
 Demonstrasikan teknik perawatan metode kanguru (PMK)
untuk bayi BBLR
K:
 Kolaborasi pemberian antipiretik bila perlu
Resiko Infeksi Pencegahan infeksi S:
O:
 Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik O:
T: - Klien masih dirawat di incubator ,
 Membatasi jumlah pengunjung WBC:10.89 [10’6/ul]
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien A:
dan lingkungan pasien - Masalah resiko infeksi belum
 Mempertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi teratasi
E: P:
 Menjelaskan tanda dan gejala infeksi - Intervensi Pencegahan Infeksi
Dilanjutakan
 Mengsjarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
K:
 Mengkolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
3. 26 Januari 2022, Pola Nafas tidak Manajemen Jalan Napas S:
jam 20.00 WIB efektif O: - Ny. D mengatakan nafas bayinya masih
 Memonitor pola nafas tidak teratur.
 Memonitor bunyi nafas tambahan O:
T: - By. Ny. D terpasang CPAP O2 21%
 Mempertahankan kepatenan jalan nafas - Irama nafas tidak teratur
 Memposisikan miring - RR: 44 x/i
 Memberikan minum hangat A:
- Masalah pola nafas tidak efektif belum
E: teratasi
 Menganjurkan meningkatkan asupan cairan P:
K: Intervensi manajemen jalan nafas
 Mengkolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, dilanjutkan semuanya sesuai dengan SIKI
mukolitik, jika perlu manajemen jalan nafas
Defisit Nutrisi Manajemen nutrisi S:
O: - Ny.D mengatakan ASI nya masih
 Mengidentifikasi status nutrisi belum terlalu lancar
 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan O:
 Mengidentifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik - Bayi tampak terpasang OGT
 Memonitor asupan makanan - Bayi miumASI/PASI 31 cc/3 jam
 Memonitor berat badan - Daya hisap bayi ada tapi lemah
- BB: 2000 Gram
 Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
A:
T:
- Masalah Defisit nutrisi belum teratasi
 Menghentikan pemberian makanan melalui selang
P:
nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
- Intervensi Manejemen Nutrisi di
E:
lanjutkan
 mengajarkan diet yang diprogramkan
K:
 Mengkolaborasi pemberian medikasi
 Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrient yang dibutuhkan
Termoregulasi Tidak Regulasi temperature S:
efektif O: - Ny.D mengatakan cemas melihat
 Monitor suhu bayi sampai stabil kondisi bayinya
 Monitor tekanan darah frekuensi pernapasan dan nasi - Ny.D mengatakan bayinya masih
 Monitor warna dan suhu kulit kadang suhunya naik turun
 Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermi atau hipertemi O:
T: - Bayi di rawat di incubator dengan
 Pasang alat pemantau suhu konu, jp suhu incubator 35 0C, Suhu badan
36,0 0C.
 Tinkatkan asupan cairan dan nutrisi yanga adekuat
A:
 Masukkan bayi bblr ke dalam plastic segera setelah lahir - Masalah termoregulasi tidak efektif
 Tempatkan bayi baru lahr di bawah radiant warmer belum teratasi
 Pertahankan kelembapana ikubator 50% atau lebih untuk P:
mengurangi kehilangan panas - Intervensi regulasi temperature di
 Atur suhu incubator sesuai kebutuhan lanjutkan sesuai dengan SIKI yang
 Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien telah di tetapkan
E:
 Jelaskan cara mencegah hipotermi
 Demonstrasikan teknik perawatan metode kanguru (PMK)
untuk bayi BBLR
K:
 Kolaborasi pemberian antipiretik bila perlu
Resiko Infeksi Pencegahan infeksi S:
O:
 Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik O:
T: - Klien masih dirawat di incubator ,
 Membatasi jumlah pengunjung WBC:10.89 [10’6/ul]
 Memberikan perawatan kulit diarea edema A:
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien - Masalah resiko infeksi belum
dan lingkungan pasien teratasi
 Mempertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi P:
E: - Intervensi Pencegahan Infeksi
Dilanjutakan
 Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
 Mengsjarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Mengajarkan etika batuk
 Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
K:
Mengkolaborasi pemberian imunisasi jika perlu

Anda mungkin juga menyukai