KONSEP DASAR
A. Pengertian
Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya muntah dan
diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleran terhadap makanan tertentu
yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan
gejala diare dengan disertai muntah atau tanpa muntah atau pun dengan muntah berat
Jadi Gastroenteritis atau diare adalah keadaan frekuensi, BAB lebih dari 4 kali
dalam sehari pada bayi dan lebih dari 3 kali pada orang dewasa / anak dalam satu hari
dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur darah dan
1. Mulut (oris)
a. Bagian luar yang sempit / vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi
1) Bibir
Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh
selaput lendir (mukosa). Otot orbikularis oris menutupi bibir. Levator anguli oris
2) Pipi, dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila, otot yang
3) Gigi
b. Bagian rongga mulut atau bagian dalam, yaitu rongga mulut yang
dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis disebelah belakang
tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah tulang maksilaris dan lebih kebelakang
terdiri dari 2 tulang palatum. Palatum Mole (palatum lunak) terletak dibelakang yang
merupakan lipatan menggantung yang dapat bergaerak, terdiri atas jaringan Fibrosa
d. Lidah
Terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini dapat digerakkan
kesegala arah.
Lidah dibagi atas 3 bagian:
putting pengecap/ujung saraf pengecap. Frenulum lingua, merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah
kira-kira ditengah-tengah, jika lidah digerakkan ke atas nampak selaput lendir. Flika sub lingua, terdapat disebelah
kiri dan kanan frenulum lingua. Disini terdapat pula lipatan selaput lendir.
Pada pertengahan flika sub lingua ini terdapat saluran dari glandula parotis, sub maksilaris dan glandula
sub lingualis.
1) Kelenjar Ludah
Dibawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah bawah lidah
2) Otot lidah
2. Faring (tekak)
letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang
mulut dengan perantara lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari:
a. Bagian superior (nasofaring ),bermuara tuba yang menghubungkan tekak
tenggorokan (trakea).
3. Esofagus (kerongkongan)
panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai masuk kardiak dibawah lambung.
Lapisan dinding esofagus dari dalam ke luar terdiri dari : lapisan selaput
lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan
dengan lambung.
4. Gaster (Lambung)
diafragma didepan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.
kurvatura minor.
e. Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvatura minor. Terbentang dari sisi
pilorus anterior. Ligamen gastro linealis terbentang dari bagian atas kurvatura
Lapisan usus halus retdiri dari : lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan
kiri. Pada lengkungan ini terdapat pancreas. Dan bagian kanan duodenum ini
terdapat selaput lendir yang membukit disebut papilla vateri. Pada papilla
vateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledukus) dan saluran pancreas
(duktus pankreatikus).
b. Yeyenum dan ileum, mempunyai panjang kurang lebih 6 meter. Dua perlima
bagian atas adalah yeyenum dengan panjang kurang lebih 2-3 meter dan
ileum dengan panjang kurang lebih 4-5 meter. Lekukan yeyenum dan ileum
cabang arteri dan vena mensentrika superior, pembuluh limfe dan saraf ke
Sambungan antara yeyenum dan ileum tidak mempunyai batas yang tegas.
sfingter ileoseikalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau
valvula baukini.
Mukosa usus halus, permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan
dibentuk oleh mukosa dan submukosa yang dapat memperbesar permukan usus.
Pada penampang melintang vili dilapisi oleh epitel dan kripta yang
a. Seikum
b. Kolon asendens
dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati membengkak ke kiri, lengkungan ini
Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum
lewati oleh beberapa isis usus. Appendiks tergantung menyilang pada linea
seikum.
d. Kolon transversum
e. Kolon desendens
membujur dari atas ke bawah dari fleksurs linealis sampai ke depan ileum kiri,
Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring dalam rongga pelvis
dengan rectum.
g. Rectum
h. Anus
dunia luar (udara luar). Terletak diantara pelvis terletak diantara pelvis,
dinding diperkuat oleh 3 sfingter : Sfingter ani internus, sfingter levator ani,
i. Pankreas
yaitu lipase, enzim-enzim proteolitik, amilase asam nukleat. Selain itu juga
j. Hepar
Terletak pada bagian atas rongga abdomen disebelah kanan bawah diafragma,
saluran yang disebut duktus hepatikus bertemu dengan duktus sistikus dari
(Syaifuddin,1997)
Fisiologi
pergerakan makanan, sekresi getah pencernaan dan absorbsi makanan yang dicerna.
1. Pergerakan makanan
usus.
saluran kelenjar lain di seluruh tubuh dan sebagian besar tabling otot polos
Jumlah makanan yang dicerna seseorang ditentukan oleh hasrat instink untuk
1) Pengunyahan (Mastikasi)
cabang motoris syaraf otot ke-v dan proses mengunyah diatur oleh
kontraksi memantul.
2) Menelan (Deglutisi)
a) Stadium valunter
kedalam faring.
b) Stadium faringeal
Mekanismenya:
1.2 Arkus Palatofarigeus pada tiap sisi faring tertarik ke tengah untuk
1.3 Seluruh laring ditarik ke atas dan depan dan stingier esofagus atas
gelombang peristaltik.
c) Stadium esotageal
d) Lambung
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan
memecahkan protein).
lambung.
kimus
oleh :
makanan.
pylorus.
dari duodenum
i) Kolesistokinin, di produksi dari mukosa jejunum dalam
pencernaan.
motilitas lambung.
e) Usus Halus
desakan kimus.
mencerna protein, gula dan lemak. Iritasi yang sangat kuat pada
peristaltic sangat kuat yang berjalan jauh pada usus halus dalam
beberapa menit.
macam :
polos dan longitudinal namun bagian luar usus besar yang tidak
terjadilah diare. Beberapa si fat khas otot polos pada usus adalah
aksi yang berasal dari salah satu serabut otot polos umumnya
menerima isyarat terutama dari epitl usus dan banyak dari reseptor
movement.
Mekanismenya :
kuat. Isyarat aferen yang masuk medulla spinalis juga memulai reflek
pencernan yaitu :
saluran pencernaan.
1.2 Pit
Mukus adalah sekret tebal yang terdiri atas elektrolit dan campuran
pencernaan yaitu :
yaitu :
sokongan metaboliknya
koleistokinin)
a) Kelenjar Brunner
b) Sel-sel goblet
ml/hr.
terhadap ekskoriasi dan media pelekat agar bahan feses sal ing
(Guyton, 1991)
C. Etiologi
1. Faktor Infeksi
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
jamur)
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
(Mansjoer, 2000)
D. Patofisiologi
parasit), faktor malabsorbsi dan faktor makanan dan faktor makanan dan faktor
psikologis.
masauk kedalam tubuh manusia. Bakteri tertelan masuk sampai lambung, yang
kemudian bakteri dibunuh oleh asam lambung. Namun jumlah bakteri terlalu banyak
maka ada yang beberapa lolos sampai ke duodenum dan berkembang biak. Pada
kabanyakan kasus gastroentritis, organ tubuh yang di serang adalah usus. Didalam
usus tersebut bakteri akan memproduksi enzim yang akan mencairkan lapisan lendir
epitel, di membran ini bakteri mengeluarkan toksik yang merangsang sekresi cairan-
cairan usus dibagian kripta vili dan menghambat absorsi cairan. Sebagian akibat dari
keadaan ini volume cairan di dalam lumen usus meningkat yang mengakibatkan
dinding usus menggembung dan tegang dan sebagian dinding usus akan mengadakan
Apabila jumlah cairan tersebut melebihi kapasitas absorbsi usus maka akan terjadi
diare.
makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
rongga usus. Meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
Adanya iritasi mukosa usus dan peningkatan volume cairan dirongga usus
menyebabkan klien mengeluh perut terasa sakit. Selain karena 2 hal itu, nyeri perut /
kram timbul karena metabolisme karbohidrat oleh bakteri diusus yang menghasilkan
gas H2 dan C02 yang menimbulkan kembung dan flatus berlebihan. Biasanya pada
keadaan ini klien akan merasa mual bahkan muntah dan nafsu makan menurun.
Karena terjadi ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila keadaan ini terus
berlanjut dan klien tidak mau makan maka akan menimbulkan gangguan nutrisi
jatuh pada keadaan dehidrasi. Yang ditandai dengan berat badan turun, turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun bisa menjadi cekung (pada bayi), selaput lendir bibir
dan mulut serta kulit tampak kering. Tubuh yang kehilangan cairan dan elektrolit
selain air tubuh juga kehilangan Na, K dan ion karbonat. Bila keadaan ini berlanjut
terus maka volume darah juga berkurang. Tubuh mengalami gangguan sirkulasi,
dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah
Selain itu, akibat lain dari kehilangan cairan ekstrasel dan intrasel yang
berlebihan, tubuh akan mengalami asidosis metabolik dimana klien akan tampak
mengatur metabolisme tubuh. Sehingga bila terjadi stress maka metabolisme akan
E. Manifestasi Klinik
1. Peningkatan frekuensi dan kandungan cairan dalam feces
2. Kram abdomen, distensi, bising usus (borborigmus), anoreksia dan rasa haus
3. Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan mengejan tak efektif (tenesmus)
4. Sifat dan awitannya dapat eksplosif dan bertahap. Gejala yang berkaitan adalah
8. Mukus dan pus dalam feces menunjukkan enteritis inflamasi atau colitis
9. Berak minyak pada air toilet merupakan diagnostik dari insufisiensi pankreas.
(Baughman, 2000:121)
F. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Syok hipovolemik
4. Hipoglikemia
5. Kejang
6. Malnutrisi
7. Asidosis metabolic
(Mansjoer, 1999)
G. Penatalaksanaan
memburuk.
5. Terapi intravena untuk hidrasi cepat, terutama untuk klien yang sangat muda atau
lansia.
(Baughman, 2000-.121)
H. Pengkajian Fokus
1. Aktivitas/istirahat
penyakit.
2. Integritas Ego
harapan.
3. Eliminasi
Gejala : Episode diare yang tidak dapat disekresikan, hilang timbul, sering
tidak terkontrol, flatus lembut, dan semi cair : bau busuk dan
4. Makanan/cairan
berlemak
6. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadrat kanan
7. Kemanan
Penglihatan kabur
Ankilosa spoliditis
8. Interaksi sosial
psikologis
(Doengoes, 1999)
Pemeriksaan Penunjang
ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari penyebab
2. Pemeriksaan darah: darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit
(terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal
Infeksi
(bakteri, virus, parasit) Malabsorbsi makanan di usus Makanan beracun Faktor psikologis
GASTROENTERITIS
berlebihan
Kriteria hasil : Mukosa membrane turgor kulit kenyal, tidak ada tanda
dehidrasi
Intervensi :
kehilangan yang tak terlihat mis. Berkeringat. Ukur berat jenis urine;
observasi oliguda.
penggantian cairan.
prokloperazin (Compazine)
akut
4) Vitamin K (Mephyton)
teratasi
Kriteria : Pola el iminasi (1 -2kali BAB)
hasil -
- Feses tidak bercampur lendir dan
darah
- BAB tidak encer /lunak
Intervensi :
d. Mulai lagi pemasukan cairan per oral secara bertahap. Tawarkan minuman
(Carpenito, 2000)
3. Gangguan rasa nyaman: nyen berhubungan dengan hiperistaltik, diare lama, iritasi
kulit/ jaringan
Intervensi :
b. Kaji laporan kram abdomen, catat lokasi, lamnya, intensitas (skala 0-10)
c. Berikan area rektal dengan sabun ringan dan air lap setelah defekasi dan
Rasional : Nyeri bervariasi dari ringan sampai berat dan perlu penanganan
rectal
(Doenges, 1999)
Intervensi :
b. Jangan gosok area yang kemerahan atau menggosok di atas tonjolan tulang
yang ditimbulkan.
d. Diskusikan tentang pentingnya kebersihan area anal dan jaga agar tetap kering
hygiene
(Doenges, 1999)
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorbsi nutrien
Kriteria hasil : Menunjukkan berat badan stabil atau peningkatan berat badan
malnutrisi
Intervensi :
b. Dorong tirah baring atau pembatasan aktivitas selama fase sakit akut
simpanan energi
Produk susu)
d. Mulai tambahkan diet sesuai indikasi misal. cairan jernih maju menjadi
jaringan.
e. Kolaborasi dengan dokter memberikan vitamin B12
anemia.
(Doenges, 1999)
1. 0-12 bulan
a. Masing-masing tahap terdiri dari dua komponen, yang diharapkan dan yang
b. Pertumbuhan
Usia 4 - 5 bulan berat badan 2 x BBL (Berat Badan Lahir). Usia 10-12 bulan
berat badan 3 x BBL (Berat Badan I.ahir). Panjang badan lahir kurang
lebih 50 cm, pada usia 12 bulan mencapai kurang lebih 75 cm. Lingkar
kepala meningkat 1,25 cm per bulan. Pada usia 4-5 bulan belum ada
koordinasi menelan saliva sehingga mengalami ngeces, gigi mulai tumbuh 6-7
bulan.
c. Perkembangan
1) Motorik :
Usia 4-5 bulan : Dapat duduk dengan kepala tegak, berguling dari
ke mulut.
dengan jari-jari.
Usia 10-12 bulan : Belajar berjalan dengan bantuan, bisa main cilukba.
2) Sensorik :
Usia 6-7 bulan : Stranger anxiety (cemas dengan hal yang baru).
d. Konsep hospitalisasi
1) Bila bayi berpisah dengan orang tua, maka pembentukan rasa percaya
2) Pada usia bayi 6 bulan sulit untuk memahami secara maksimal reaksi
perubahan.
3) Pada bayi usia 8 bulan lebih mengenal ibunya sehingga akan terjadi
stranger anxiety, sehingga bayi akan menolak orang baru yang belum
dikenal.
yang berlebihan dan bayi merasa memiliki ibunya sehingga jika berpisah
Respon bayi terhadap rasa nyeri dapat dilihat melalui ekspresi wajah yang
tidak menyenangkan, pergerakan tubuh seperti menggeliat, tersentak atau menangis
kuat.