Anda di halaman 1dari 28

Sistem pencernaan kel 1

1. Ronnga mulut
2. Faring
3. Esophagus
4. Anatomi gigi dan fungsi gigi
5. Lambung
6. Usus halus
7. Pancreas
8. Hati dan sekresi empedu
9. Usur besar

Rongga oral

Rongga oral adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi dalam proses
awal pencernaan. Rongga oral pertama dibatasi gigi dan gusi dibagian depan.

Terdiri dari

1. Lidah
2. Bibir
3. Pipi
4. Gigi
5. Kelenjar saliva

Bibir

Bibir tersusun dari otot rangka dan jaringan pengikat. Organ ini berfungsi untuk menerima makanan dan produksi
wicara.

a.) Permukaan luar bibir

Dilapisi kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar keringat serta kelenjar sebasea.

b.) Area transisional

Memiliki epidermis transparan. Bagian ini tampak merah karena dilewati oleh banyak kapiler yang dapat
terlihat.

c.) Permukaan dalam

Bibir adalah membran mukosa. Bagian frenulum labia melekatkan membran mukosa pada gusi di garis
tengah.

Pipi

Mengandung otot buksinator mastikasi. Lapisan epitelial pipi merupakan subjek abrasi dan sel secara konstan
terlepas untuk kemudian diganti dengan sel-sel baru yang membelah dengan cepat.
Lidah

Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulun lingua. Lidah berfungsi untuk menggerakkan makanan pada saat
dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan, dan dalam produksi wicara.

a.) otot-otot ekstrinsik ; Lidah berawal pada tulang dan jaringan diluar lidah serta berfungsi dalam pergerakkan lidah
secara keseluruhan

b.) otot-otot intrinsik ; Lidah memiliki serabut yang menghadap keberbagai arah untuk membentuk sudut satu sama
lain.

c.) papila ; Adalah elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada permukaan

dorsal lidah.

d.) tonsil-tonsil lingua ; Adalah agregasi jaringan limfoid pada sepertiga bagian belakang lidah.
Kelenjar Saliva

Mensekresi saliva kedalam rongga oral. Saliva terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental
yang mengandung mukus. Ada 3 pasang kelenjar saliva :

- Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva terbesar, terletak agak kebawah dan didepan telinga dan membuka
melalui duktus parotid (stensen) menuju suatu elevasi kecil (papila) yang terletak berhadapan dengan gigi
molar kedua pada kedua sisi

- Kelenjar submaksilar ( submandibular) kurang lebih sebesar kacang kenari dan terletak dipermukaan dalam
pada mandibula serta membuka melalui duktus wharton menuju kedasar mulut pada kedua sisi frenulum
lingua

- Kelenjar sublingua terletak didasar mulut dan membuka melalui duktus sublingua kecil menuju kedasar
mulut

 Komposisi saliva

Saliva terutama terdiri dari sekresi serosa, yaitu 98% air dan mengandung enzim emilase serta berbagai
jenis ion, juga sekresi mukus yang lebih kental dan lebih sedikit yang mengandung glikoprotein, ion dan air.

 fungsi saliva

- Melarutkan makanan secara kimia

- Melembabkan dan melumasi makanan

- Mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan maltosa

- Zat buangan

- Zat antibakteri dan antibodi

 Kendali saraf

- Aliran saliva dapat dipicu melalui stimulus psikis, mekanis, atau kimiawi.

- Stimulus dibawa melalui serabut aferen dalam saraf kranial V, VII, IX, X menuju nuklei salivatori inferior
dan superior dalam medula

- Volume dan komposisi saliva bervariasi sesuai jenis stimulus dan jenis intervasinya.

a. Stimulus parasimpatis mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah dan serosa


b. Stimulus simpatis mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah dan sekresi mukus yang lebih kental dan
lengket

c. Pada manusia normal, saliva disekresi permenit sebanyak 1ml. Saliva yang disekresi dapat mencapai 1L
sampai 1,5L dalam 24 jam.

Faring

Faring atau tekak terletah dibelakang hidung, mulut, dan laring (tenggorokan). Faring berupa saluran berbentuk
kerucut dari bahan membran berotot (muskulo membranosa) dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan
dari dasar tengkorak sampai di ketinggian vetebra servikal keenam, yaitu ketinggian tulang rawan krikoid,
tempat faring bersambung dengan esofagus.

Faring di bagi menjadi 3 :

 Nasofaring
 Orofaring
 larimgofaring

Struktur Faring

Dinding faring tersusun atas 3 lapisan yaitu lapisan mulkosa, fibrosa, lapisan berotot. Lapisan mulkosa yang terletak
paling dalam, bersambung dengan lapisan dalam hidung mulut, dan saluran eustakhius. Lapisan dalam pada bagian
atas faring ialah epitelium saluran pernapasan dan bersambung dengan epitelium hidung. Bagian bawah faring yang
bersambung dengan mulut dilapisi epitelium berlapis. Lapisan fibrosanya terletak antara lapisan mukosa dan lapisan
berotot. Kedua tonsil merupakan dua kumpulan jaringan limfosit yang terletak dikanan dan kiri faring diantara
tiang-tiang lengkungan fauses. Permukaan tonsil ditutupi membran mukosa yang bersambung dengan bagian bawah
faring. Selaput lendir faring yang dekat lubang posterior nares dan lubang saluran (tuba) eustakhius juga
mengandung jaringan limfoid yang serupa dengan jaringan tonsil.

Esofagus

- Anatomi esofagus
Esofagus adalah tuba muskular panjangnya sekitara 9 sampai 10 inci (25cm) dan berdiameter 1 inci
(2,54cm). Esofagus berawal pada area faring melewati diafragma dan hiatus esofagus (lubang) pada area
sekitar vertebra toraks kesepuluh, dan membuka ke arah lambung.

- Fungsi

Esofagus menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristalsis. Mulkosa
esofagus memproduksi sejumlah besar mukus untuk melumasi dan melindungi esofagus. Esofagus tidak
memproduksi enzim pencernaan.

Gigi

Anatomi gigi

1. Setiap lengkung barisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi. Lengkung bagian atas lebih
besar dari bagian bawah sehingga gigi-gigi atas secara normal akan menutup (overlap) gigi bawah.

2. Manusia memiliki 2 susunan gigi : gigi primer (desiduous, gigi susu) dan gigi sekuder (permanen).

3. Gigi primer dalam setengah lengkung gigi (dimulai dari ruang diantara 2 gigi depan) terdiri dari : 2
gigi seri, 1 taring, 2 geraham (molar), untuk total keseluruhan 20 gigi.

4. Gigi sekunder mulai keluar pada usia 5-6 tahun. Setengah dari lengkung gigi terdiri dari : 2 gigi seri,
1 taring, 2 premolar (bikuspid), dan 3 geraham (trikuspid), untuk total keseluruhan 32 buah.
Geraham ketiga disebut ‘’gigi bungsu’’

Komponen Gigi

- Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat. 1-3 akar yang tertanam terdiri dari bagian gigi yang
tertanam ke dalam prosesus (kantong) alveolar tulang rahang.

- Mahkota dan akar bertemu pada leher yang diselubungi gingiva (gusi).

- Membran peridontal merupakan jaringan ikat yang melapisi kantong alveolar dan melekat pada
sementum diakar. Membran ini menahan gigi dirahang.
- Rongga pulpa dalam mahkota melebar kedalam saluran akar, berisi pulpa gigi yang mengandung
pembuluh darah dan saraf. Saluran akar membuka ke tulang melalui foramen apikal.

- Dentin menyelubungi rongga pulpa dan membenuk bagian terbesar gigi. Dentin pada bagian
mahkota tertutup oleh email di bagian akar oleh sementum. Email terdiri dari 97% zat anorganik
merupakan zat terkeras dalam tubuh. Zat ini berfungsi melindungi.

Fungsi Gigi

Gigi berfungsi dalam proses mastikasi (pengunyahan). Makanan yang masuk dalam mulut dipotong
menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan yang
dapat ditelan.

Lambung

1. Organ berbentuk J, terletak terutama di daerah epigastric, dan sebagian di sebelah kiri daerah
hipokondriak dan umbilical, di bawah diafragma dan di depan pancreas.

2. Ukuran dan bentuknya bervariasi dari satu indivudu ke individu lain.

3. Lambung terdiri dari bagian jantung, fundus, badan organ, dan bagian pilorus

Bagian – bagian Lambung

a. Bagian Jantung Lambung adalah area di sekitar pertemuan esofagus dan lambung (pertemuan
gastroesofagus)

b. Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus

c. Badan Lambung adalah bagian yang terdilatasi di bawah fundus, yang membentuk dua pertiga
bagian lambung. Tepi medial badan lambung yang konkaf disebut kurvatur kecil, tepi lateral badan
lambung yang konveks disebut karvatur besar.

d. Bagian pilorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan membuka ke duodenum. Antrum
pilorus mengarah ke mulut pilorus yang di kelilingi sfingter pilorus muscular tebal
Lapisan Lambung

Lambung terdiri atas empat lapisan :

1. Lapisan Peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa

2. Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis

a. Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot usofagus

b. Serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta

membentuk otot sfingter, dan berada di bawah lapisan pertama

c. Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan dari
orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura minor
(lengkung kecil)

3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe

4. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan (rugae), yang
hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan

Fungsi Lambung
 Penyimpanan Makanan

Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya interval waktu yang panjang antara saat makan
dan kemampuan menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di
bagian bawah saluran.

 Produksi kimus

Aktivitas lambung mengakibatakan terbentuknya kimus (masa homogen setengah cair, berkadar
asam tinggi yang berasal dari bolus) dan mendorongnya ke dalam duodenum
 Digesti Protein

Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida.

 Produksi mukus

Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barrier setebal 1 mm untuk melindungi lambung
terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri.

Sekresi Lambung
1. Jenis kelenjar lambung

a. Kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Kelenjar ini hanya mensekresi mucus

b. Kelenjar fundus (lambung) terdiri atas tiga jenis sel.

(1) Sel chief (zimogenik) mensekresi pepsinogen, prekursor enzim pepsin. Kelenjar ini
mensekresi lipase dan renin lambung, yang kurang penting.

(2) Sel parietal mensekresi asam klorida (HCl) dan faktor intrinsic

(3) Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel ini mensekresi
barrier mukus setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan oleh HCl atau
autodigesti.

c. Kelenjar pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenjar ini mensekresi mukus dan gastrin,
suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung.

1. Tiga tahap sekresi lambung dinamakan sesuai dengan regia tempat terjadinya stimulus.

a. Tahap sefalik terjadi sebelum makanan mancapai lambung. Masuknya makanan ke dalam
mulut atau tampilan, bau, atau pikiran tentang makanan, dapat merangsang sekresi lambung.

b. Tahap lambung terjadi saat makanan mencapai lambung dan berlangsung selama makanan
masih ada.

(1) Peregangan dinding lambung merangsang reseptor saraf dalam mukosa lambung dan
memicu reflex lambung. Serabut eferen menjalar ke medulla melalui saraf vagus. Serabut eferen
parasimpatis menjalar dalam vagus menuju kelenjar lambung untuk menstimulasi produksi
HCl, enzim-enzim pencernaan, dan gastrin.

(2) Asam amino dan protein dalam makanan yang separuh tercerna dan zat kimia (alkohol dan kafein)
juga meningkatkan sekresi lambung melalui refleks lokal.

(3) Fungsi gastrin, antara lain:

(a) Merangsang sekresi lambung

(b) Meningkatkan motilitas usus dan lambung

(c) Mengkonstruksi sfingter esofagus bawah dan merelaksasi sfingter pilorus


(d) Efek tambahan, seperti stimulasi sekresi pankreas dan peningkatan motilitas usus, juga
termasuk fungsi gastrin.

4) Pengaturan pelepasan gastrin dalam lambung terjadi melalui penghambatan umpan balik yang
didasarkan pada pH isi lambung.

(a) Jika tidak ada makanan dalam lambung di antara jam makan, pH lambung rendah dan
sekresi lambung terbatas.

(b) Makanan yang masuk ke lambung memiliki efek pendaparan (buffering) yang
mengakibatkan peningkatan pH dan peningkatan sekresi lambung.

c. Tahap usus terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki usus halus yang
kemudian memicu faktor saraf dan hormon.

(1) Sekresi lambung distimulasi oleh sekresi gastrin duodenum sehingga dapat berlangsung selama
beberapa jam.

(2) Sekresi lambung dihambat oleh hormon-hormon polipeptida yang dihasilkan duodenum

Digesti dalam Lambung

Cairan lambung memicu digesti protein dan lemak

1. Digesti Protein. Pepsinogen (disekresi sel chief) diubah menjadi pepsin oleh asam klorida (disekresi
sel parietal). Pepsin adalah enzim proteolitik, yang hanya dapat bekerja dengan pH dibawah 5.

2. Lemak. Lipase lambung (disekresi sel chief) menghidrolisis lemak susu menjadi asam lemak dan
gliserol, tetapi aktivitasnya terbatas dalam kahar pH yang rendah.

3. Karbohidrat. Amilase dalam saliva yang menghidrolisis zat tepung bekerja pada pH netral. Enzim
ini terbawa bersama bolus dan tetap bekerja dalam lambung sampai asiditas lambung menembus
bolus. Lambung tidak mensekresi enzim untuk mencerna karbohidrat.

Kendali pada Pengosongan Lambung

1. Pengosongan distimulasi secara refleks saat merespons terhadap peregangan lambung, pelepasan
gastrin, kekentalan kimus, dan jenis makanan.

2. Pengosongan lambung dihambat oleh hormon duodenum yang juga menghambat sekresi lambung
dan oleh refleks umpan balik enterogastrik dari duodenum.

3. Sinyal umpan balik memungkinkan kimus memasuki usus halus pada kecepatan tertentu sehingga
dapat diproses
USUS HALUS (intestinum tenue)

Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter panjang dalam keadaan hidup.
Panjangnya 3-4 m, diameter 2,5 cm. Terletak di daerah umbilikus dan dikelilingi usus besar.

Struktur Dinding usus halus terdiri atas keempat lapisan yang sama dengan lambung.

 Dinding lapisan luar: membrane serosa, yaitu peritoneum yang membalut usus dengan erat.
 Dinding lapisan berotot: terdiri atas dua lapis serabut saja. Lapisan luar serabut longitudinal,
dan dibawah ini ada lapisan tebal terdiri atas serabut sirkular. Diantara kedua lapisan serabut
berotot ini terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, dan pleksus saraf.
 Dinding submucosa: terdapat antara otot sirkular dan lapisan yang terdalam. Terdiri atas
jaringan areolar dan berisi banyak pembuluh darah, saluran limfe, kelenjar, dan pleksus saraf
yang disebut pleksus Meissner.
 Dinding submucosa dan mukosa: dipisahkan selapis otot datar yang disebut mukosa muskularis.
Dinding mukosa dalam disusun berupa kerutan tetap seperti jala, yang disebut valvulae
koniventes. Dengan ini juga dihalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan melalui usus,
dengan demikian memberi kesempatan lebih lama pada getah pencerna untuk bekerja atas
makanan.

USUS HALUS (intestinum tenue)


 Duodenum (Usus dua belas jari)

Bagian pertama usus halus yang 25 cm panjangnya. Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke
dalam duodenum pada suatu lubang yang disebut ampula hepatopankreatika, atau ampula Vateri,
sepuluh sentimeter dari pilorus.

1. Saluran Pankreas

Berisi cairan pankreas yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Cairan pankreas berisi enzim
pemecah karbohidrat (amilase), lemak (lipase), dan protein (tripsinogen).

2. Saluran Empedu
Berasal dari hati, sebagai penyalur cairan empedu. Dalam cairan empedu terdapat : Garam empedu,
Kolesterol, Bilirubin.
 Jejunum (usus kosong)

Menempati dua perlima sebelah atas dari usus halus yang selebihnya. Terjadi penyerapan terakhir
sebelum zat makanan diserap. Zat makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap diserap.

 Ileum (Usus penyerapan)

Menempati tiga perlima akhir. Dalam ileum terdapat banyak lipatan/lekukan (vili) atau jonjot usus
yang berfungsi untuk memperluas permukaan sehingga penyerapan zat makanan akan lebih sempurna.

Pancreas
A.) Anatomi

1.) Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvatur besar lambung. Sel- sel
endokrin (pulau – pulau Langerhans) pankreas mensekresi hormon insulin dan glucagon. Sel – sel eksokrin
(asinar) mensekresi enzim- enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung ion bikarbonat
berkonsentrasi tinggi.

2.) Produk gabungan sel- sel oasinar mengalir melalui duktus pankreas, yang menyatu
dengan duktus empedu komunis dan masuk ke duodenum di titik ampula hepatopankreas, walaupun duktus
pankreas dan duktus empedu komunis membuka secara terpisah pada duodenum. Sfingter Oddi secara
normal mempertahankan keadaan mulut duktus agar tetap tertutup.

B.) Kendali pada sekresi pankreas. Sekresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh aktivitas reflex saraf selama
tahap sefalik dan lambung pada sekresi lambung.

1.) Sekretin diproduksi oleh sel- sel mukosa duodenum dan diabsorpsi ke dalah darah untuk
mencapai pankreas. Sekretin akan dilepas jika kimus asam memasuki usus dan mengerluarkan sejumlah
besar cairan berair yang mengandung natrium bikarbonat. Bikarbonat menetralisir asam dan membentuk
lingkungan basa untuk kerja enzim pakreas dan usus.

2.) CCK diproduksi oleh sel- sel mukosa duodenum sebagai respoms terhadap lemak dan
protein separuh tercerna yang masuk dari lambung . CCK ini menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim
pankreas.

C.) Komposisi cairan pankreas.Cairan pankreas mengandung enzim- enzim untuk mencerna protein,
karbohidrat dan lemak.
1.)Enzim proteolotik pankreas (protease)

(a) Tripsinogen yang disekresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase yang diproduksi usus
halus.

(b) Kimotripsin teraktivitasi kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsin memiliki fungsi yang sama seperti
tripsin terhadap protein.

(c) Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase adalah enzim yang melanjutkan proses pencernaan
protein untuk menghasilkan asam- asam amino bebas.

2.) Lipase Pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak gliserol setelah lemak diemulasi oleh garam-
garam empedu.

3.) Amilase pankreas menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amylase saliva menjadi disakarida
(maltose,sukrosa, dan laktosa).

4.) Ribonuklase dan Deoksiribonuklese menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blok- blok pembentuk
nukleotidanya.

Hati

Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga. Beratnya 1.500 g, pada kondisi hidup
berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri
hepatika dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien dari vena portal hepatika.
Hati terbagi menjadi lobus kanan dan lobus kiri.

1. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utama: lobus kanan atas,
lobus kaudatus, dan lobus kuadratus.

2. Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Di antara kedua lobus terdapat porta
hepatis yaitu jalur masuk keluar nya pembuluh darah saraf dan duktus.

3. Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis untuk membentuk jaringan tiga
dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid terletak di antara lempeng-lempeng sel. Saluran portal,
masing-masing berisi sebuah cabang vena portal, arteri hepatika dan suktus empedu, membentuk
sebuah lobus portal.

Fungsi utama hati

1. Sekresi

Hati memperoduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi lemak.

2. Metabolisme

 Hati berperan penting dalam mempertahankan homeostatik gula darah. Hati menyimpan
glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa

 Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah mrah yang rusak.

 Hati menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein, dan terlibat dalam penyimpanan dan
pemakaian lemak.

 Hati menyintesis unsur-unsur pokok membran sel (lipoprotein, kolesterol dan fospolipid).

 Hati menyintesis protein plasma dan faktor-faktor pembekuan darah.

4. Hati menyimpan mineral.

. Detoksifikasi. Hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat. Hati memfagosit
eritsosit dan zat asing yang terdistintegrasi dalam darah.

6. Produksi panas.

7. Penyimpanan darah.
Empedu

Anatomi Sekresi Empedu

1. Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalukili empedu yang kemudian menjadi
duktus hepatika kanan dan kiri.

2. Duktus hepatika menyatu untuk membentuk duktus hepatika komunis yang kemudian menyatu
dengan duktus sistikus dari kandung empedu dan keluar dari hati sebagai duktus empedu komunis.

3. Duktus empedu komunis bersama dengan duktus pankreas bermuara di duodenum atau dialihkan
untuk penyimpanan di kandung empedu.

Kandung Empedu

Kandung empedu adalah kantong muskular hijau menyerupai pir dengan panjang 10 cm. Organ ini terletak
di lekukan dibawah lobus kanan hati. Kapasitas total kandungan empedu kurang lebih 30ml-60ml.

Fungsi

1. Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang secara terus menerus disekresi oleh sel-sel hati,
sampai diperlukan dalam duodenum. Di antara waktu makan, sfingter Oddi menutup dan cairan
empedu mengalir ke dalam kandung empedu yang relaks.

2. Kandung empedu mengkonsentrasi cairannya dengan cara mereabsorpsi air dan elektrolit. Dengan
demikian, kandung ini mampu menampung hasil 12 jam sekresi empedu hati.

Usus Besar

• Gambaran umum

• Usus besar tidak memiliki plicae circulares dan diameternya lebih lebar,panjangnya lebih
pendek,dan daya regangnya lebih besar di bandingkan usu halus

• Serabut otot longitudinal dalam maskularis eksterna membentuk tiga pita,teaniae coli,yang menarik
kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut haustra

• Katup iloesekal adalah mulut sfingter antara usus halus dan usus besar
Bagian bagian Usus Besar

• Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal. Apendiks
vermifrom, suatu tabung buntu yang sempit berisi jaringan limfoid, menonjol dari ujung sekum.

• Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki tiga divisi yaitu :

• Kolon asenden

• Kolon transversa

• Kolon desenden

• Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12 cm – 13cm. Rektum
berakhir pada saluran anal dan membuka ke aksterior di anus.

Fungsi usus besar

• Usus besar mengabsorbsi 80% - 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus
dari cairan menjadi massa semi padat.

• Usus besar hanya memproduksi mukus. Sekresinya tidak mengandung enzim atau hormon
pencemaran.

• Sejumlah bakteri dalam kolom mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi sedikit
kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari.

• Usus bebas mengekskresi zat sisa dalam bentuk feses.

• Air mencapai 75% - 80% feses

• Feses juga mengandung sejumlah materi kasar, atau serat dan selulosa yang tidak tercerna.
Sistem percernaan kel 2
Fisiologi Sistem Pencernaan

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrisi(zat yang sudah dicernai),air,dan
garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan sel-sel melalui sistem sirkulasi.zat makanan
merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel-sel untuk melaksankan tugasnya

Kavum Orofaringeal (rongga mulut)

• Sekresi Rongga Mulut

Di rongga mulut terdapat tiga kelenjar saliva, yaitu : kelenjar submaksilaris, sublingual dan parotis.

1. Kelenjar parotis -> terletak di sebelah bawah dengan daun telinga di antara otot pengunyah dengan
kulit pipih

2. Kelenjar sublingualis -> terletak di bawah lidah

3. Kelenjar submandibularis -> terletak lebih belakang dan ke samping dari kelenjat siblingual

Semua kelenjar diatas menghasilkan saliva untuk membasahi makanan. Kirakira 1600 cc saliva
disekresikan setiap hari.

Saliva tersusun dari mucus yang utama sekali berguna sebagai pelicin untuk memudahkan penelanan,
lebih dari 99% saliva terdiri dari air, sisanya garam,urea, lipase lidah (enzim pencerna lemak yang
disekresi oleh kelenjar-kelenjar lidah), saliva amylase (enzim pencerna karbohidrat), antibody kelas A
yang menghasilkan barisan pertama pertahanan melawan bakteri dan virus, juga zat kimia
bakteriostatik dan anti kariogenik

Rangsangan parisimpatis dengan adanya makanan di rongga mulut, membaui makanan, melihat,
memikirkan makanan,dan suara memasak dapat merangsang pengeluaran air ludahh.

Terdapat 2 jenis pencernaan dalam rongga mulut,yaitu:

1. Pencernaan mekanis

2. Pencernaan kimiawi

Motilitasi
Adanya makanan di dalam mulut adalah sasaran pertama penghancuran mekanis oleh proses
mengunyah. Ini menghasilkan bolus makanan yang menggumpal dan dilicinkan oleh saliva yang
kemudian dapat ditelan. Menelan makanan memiliki satu fase volunter dan dua vase involunter.

Esofagus

Esofagus adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, di atas dimulai dari faring, sampai
pintu masuk kardiak lambung di bawah. Terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung.
Setelah melalui toraks, menembus diafragma, masuk ke dalam abdomen, dan menyambung dengan
lambung.

Esofagus berdinding 4 lapis :

1. lapisan jaringan ikat yang renggang, di sebelah luar

2. lapisan otot yang tediri atas 2 lapis serabut otot, yang satu berjalan longitudinal dan yang lain
sirkular.

3. Lapisan submukosa

4. Selaput lendir (mukosa

Motilitas Esofagus

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan.

Motilitas yang berkaitan dengan esofagus adalah menelan. Menelan dapat dilukiskan dalam 3 tahap :

1. Gerakan membentuk makanan menjadi sebuah bolus dengan bantuan lidah dan pipi, didorong oleh lidah
ke bagian belakang mulut menuju faring.

2. Setelah makanan masuk faring, palatum lunak naik untuk menutup nares posterior, glotis menutup oleh
kontraksi otot-ototnya, dan otot konstriktor faring menangkap makanan dan mendorongnya masuk
esofagus.

Gerakan menelan pada bagian ini merupakan gerakan refleks.

3. Makanan berjalan dalam esofagus karena kerja peristaltik, lingkaran serabut otot di depan makanan
mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi. Maka gelombang peristaltik menghantarkan bola
makanan ke lambung. Gelombang pristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik untuk mencapai ujung bawah
esofagus.

Sekresi Esofagus

Sekresi esofagus bersifat protektif dan berupa mukus, mukus disekresikan di sepanjang saluran pencernaan .
Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan, mukus esofagus memperkecil kemungkinan
rusaknya esofagus oleh bagian-bagian makanan yang tajam, mukus juga melindungi dinding esofagus dari
asam dan enzim getah lambung apabila terjadi refluks lambung.

Lambung

Saluran pencernaan yang lebar dan dapat sangat berdilatasi. Variasi dari bentuknya sesuai dengan jumlah
makanan yang masuk,adanya gelombang paritaltik , tekanan dari organ-organ yang lain, dan postur dari
tubuh. Posisi dan mobilitas dari lambung bervariasi. Lambung biasanya mempunyai benjuk J dan terletak
pada kuadran kiri atas dari abdomen.

• Lambung memperlihatkan :

1. Permukaan anterior dan posterior

2. Karvatura minor

3. Karvatura mayor

4. Ostium kardia

5. Fundus

6. Korpus

7. Kanalis pilorikum

8. Ostium pilorikum

Struktur Lambung

a) Struktur LambungMembran mukosa : vaskular, kemerahan, mengarah ke dalam


lipatan,memperlihatkan ostium dari jutaan duktus kelenjar

b) Lapisan submukosa : jaringan areolar yang longgar

c) Lapisan maskular : serat otot sirkuler, oblikus, dan longitudinal

d) Lapisan peritoneal

e) Suplai darah

f) f) Drainase venosa : se dalam sistem vena porta

g) g) Drainase limfe : ke dalam nodus sepanjang kedua kurvatura, di sekitar kedua ostium

h) h) Persarafan : oleh saraf-saraf simpatis dan para simpatis (nervus vagus)


Fungsi

1. Menampung dan melepaskan makanan

2. Melanjutkan pencernaan ke dalam usus untuk dicerna

3. Mensekresikan faktor instrinsik yang penting mengabsorpsi atau penyerapan vitamin B12

Sekresi Getah Lambung

• Fase serebal : antisipasi dari makanan menyebabkan stimulus merambat dari otak terus ke nerves
vagus sampai lambung dimana kelenjar dan sel-sel terstimulus untuk mensekresi. Hormon gastrin,
disekresi oleh membran mukosa kanalis pilorus lambung, masuk ke dalam pembuluh darah dan
pada akhirnya masuk kembali ke dalam membran

• Fase gastrik : lebih banyak gastrin di produksi oleh kombinasi 3 peristiwa yaitu : regangan mekanik
lambung oleh makanan, terdapatnya produk protein dalam lambung, dan stimulus vegal

• Fase intestinal : masuknya darah ke dalam intestin menyebabkan sekresi getah lambung lebih
lanjut, karena lebih banyak pembentukan gastrin

Motilitas Gerakan Lambung

Keadaan lambung dalam berkontraksi, apabila waktu makan yang berikutnya tidak juga kunjung
datang maka menyebabkan gelombang paristaltik. Lambung untuk menampung makanan yang masuk
dan kemudian paristaltik menjlar ke bawah mengarah pilorus, sebanyak empat kali yang terjadi dalam
waktu yang bersamaan

Pada awalnya pilorus tetap tertutup dan efek dari gelombang ini untuk mencampur makanan dan untuk
memaparkan makanan dengan cairan lambung. Kemudian spinkter piloriku mulai relaksasi dan
membiarkan sejumlah kecil makanan melewatinya setiap waku. Pengosongan lambung membutuhkan
waktu 5 jam

Gambaran klinis

Telan barium : pasta yang mengandung barium sulfat yang dapat terlihat dengan foto rontgen.
Memperlihatkan ukuran, bentuk, gelombang paristaltik, waktu pengosongan dan adanya kanker (ulkus)

1. Gastroskopi

2. Pemeriksaan sekresi gastrin


3. gastritis

SEKRESI PANKREAS

Enzim-enzim pencernaan pankreas disekresi oleh asini pankreas, dan sejumlah besar larutan natrium
bikarbonat disekresi oleh duktulus kecil dan duktulus lebih besar yang berasal dari asini. kemudian
mengalir melalui duktus pankreastikus yang bergabung dengan duktus hepatikus tepat sebelum
mengosongkan isinya ke duodenum melalui papila vateri yang dikelilingi oleh sfingter Oddi.

Pankreas juga menyekresi insulin, namun insulin ini tidak disekresikan oleh jatingan pankreas yang
menyekresi getah pankreas usus. Sebaliknya, insulin disekresi lansung ke darah tidak ke usus oleh
pulau-pulau Langerhans yang terjadi di bagian-bagian pulau pada pankreas.

ENZIM-ENZIM PENCERNAAN PANKREAS

Tripsin dan kimotripsin memecah seluruh dan sebagian protein yang dicerna menjadi peptida berbagai
ukuran tetapi tidak menyebabkan pelepasan asam-asam amino. Namun, karboksipolipeptidase ternyata
memecahkan beberapa peptida menjadi asam-asam amino, sehingga menyelesaikan pencernaan
beberapa protein menjadi bentuk asam amino.

Enzim pankreas untuk mencerna karbohidrat adalah amilase pankreas, yang akan menghidrolisis pati,
glikogen, dan sebagian besar karbohidrat lain (kecuali selulosa) untuk membentuk sebagian besar
disakarida dan beberapa trisakarida.

Enzim utama untuk mencernaan lemak adalah lipase pankreas, yang mampu menghidrolisis lemak
netral menjadi asam lemak dan monogliserida, kolesterol esterase, yang menyebabkan hidrolisis ester
kolesterol dan fosfolipase, yang memecah asam lemak dari fosfolipid.

SEKRESI ION-ION BIKARBONAT

Ion Bikarbonat dan Air disekresikan oleh sel-sel epitel, duktulus dan duktus yang keluar dari asini. Jika
pankreas dirangsang menyekresikan sangat banyak, konsentrasi ion bikarbonat akan meningkat hingga
145 mEq/L. Sehingga menghasilkan banyak ion alkali pada getah pankreas yang berfungsi untuk
menetralkan asam hidroklorida yang dikeluarkan dari lambung ke dalam duodenum.

RANGSANGAN DASAR YANG MENYEBABKAN SEKRESI PANKREAS

• Asetilkolin, yang dilepaskan dariujung-ujung nervus vagus parasimpatis dan dari syaraf-syaraf
kolinergik lain di dalam sistem saraf-saraf enterik.

• Kolesistokinin, yang disekresi oleh mukosa duodenum dan yeyenum bagian atas ketika makanan
masuk ke dalam usus halus.

• Sekretin,yang juga disekresi oleh mukosa duodenum dan yeyenum ketika makanan yang sangat
asam masuk ke usus halus.

FASE-FASE SEKRESI DAN PANKREAS

• FASE SEFALIK DAN GASTRIK. Selama fase sefalik sekresi pankreas, sinyal-sinyal syaraf yang
sama dari otak yang menyebabkan sekresi dalam lambung juga menyebabkan asetilkolin
dilepaskanoleh ujung-ujung nervus vagus dalam pankreas.
• FASE INTENSTINAL. Sesudah kimus meninggalkan lambung masuk ke dalam usus halus, sekresi
pakreas menjadi sangat banyak, terutama sebagai respons terhadap hormon sekretin.

Usus halus

1. USUS HALUS (INTESTINUM MINOR)


Bagian system pencernaan makanan yang berpangkal pada pylorus dan berakhir pada sekum.
Pangjangnya kira kira 6 meter.

Lapisan usus halus dari dalam keluar


1. Tunika mukosa
Banyak terdapat lipatan-lipatan membentuk flika sirkularis dan vili intestinal (jonjot-
jonjot) yang bergerak karena adanya hormone jaringan villi kinnin. Pada bagian ini terjadi
penyerapan lemak yang telah di emulsi

2. Tunika propia

Bagian dalam dari tunika mukosa terdapat jaringan limfoid noduli limpatisi dalam bentuk sendiri-
sendiri dan berkelompok. Kumpulan ini disebut plak peyeri, tanda khas dari ileum.

3. Tunika submukosa

Terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf yang merupakan saraf simpatis

4. Tunika muskularis

terdiri daru dua lapisan, yaitu otot sirkuler dan otot longitudinal.diantara keduanya terdapat
anyaman serabut saraf yang disebut fleksus mesenterikus auerbachi.

5. Tunika serosa (adventisia)

Meliputi seluruh jejunum dan ileum.


• Duodenum

• Bentuknya melengkung.

• Pada lengkungan terdapat pancreas.

• Bagian kanan terdapat duktus kholedukus dan duktus pankreatikus.

• Jejunum

• Panjangnya 2-3meter

• Terdapat disebelah kiri atas dari intestinum minor dengan perantaraan lipatan peritoneum

• Dindingnya tebal dan banyak mengandung pembuluh darah.

• Ileum

• Ujung batas antara jejunum dan ileum tidak jelas

• Panjangnya kira kira 4-5 meter

• Terletak di sebelah kanan bawah dan berhubungan dengan sekum

• Dilengkapi oleh katup valvula sekalis

FUNGSI USUS HALUS

1. Menyekresi cairan usus untuk menyempurnakan pengolahan zat makanan di usus halus

2. Menerima cairan empedu dan pancreas melalui duktus kholedukus dan duktus pankreatikus

3. Mencerna makanan yang sudah dipecah menjadi bentuk sederhana dan diserap melalui dinding
usus halus ke aliran darah dan limfe

4. Mengabsorpsi air garam dan vitamin, protein dala bentuk asam amino, karbohidrat dalan bentuk
moboksida.

KANDUNG EMPEDU

 Kandung empedu atau gallbladder adalah tempat cairan empedu dikumpulkan sebelum di sekresi
kedalam usus halus.

 merupakan kantong oto kecil yang berbentuk seperti buah pir dengan panjang 7-10cm.

 Terletak di bagian fossa dari permukaan visceral hati

Bagian bagian kandung empedu

 Fundus vesikafelea

 Korpus vesikafelea

 Leher kandung empedu


 Duktus sistikus

 Duktus hepatikus

 Duktus koledokus

Kandung empedu tidak memiliki submukosa. Pembungkusnya terdiri dari tiga lapis, yakni visceral
peritoneum, bagian tengah otot dindingnya terdiri dari serat otot halus dan bagian dalamnya merupakan
membrane mukosa.

Membrane mukosa terdiri atas sel-sel epitel sederhana yang berbentuk sel tiang (silinder), disusun
menyerupai epitel pada permukaan lambung yang mengeluarkan secret musin dan cepat mengabsorpsi air
dan elektrolit

Usus Besar

Usus besar (intestinum mayor) merupakan saluran pencernaan berupa usus berpenampang luas atau
berdiameter besar dengan panjang kira-kira 1,5-1,7 meter dan penampang 5 cm. Lanjutan dari usus halus
yang terusun seperti huruf U terbalik mengelilingi usus halus terbentang dari valvula iliosekalis sampai ke
anus

Lapisan usus besar dari dalam keluar:

1. Lapisan selaput lendir (mukosa)

2. Lapisan otot melingkar (M. Sirkuler)

3. Lapisan otot memanjang (M. Longitudinal)

4. Lapisan jaringan ikat (serosa)


Bagian-bagian dari usus besar:

1. Sekum

Kantong lebar yang terletak pada fosa iliak dekstra. Ilium memasuki fosa iliaka sisi kiri ostium
iliosekalis. Pada bagian sekum terdapat apendiks vermiformis. Bentuknya seperti cacing, disebut umbai
cacing yang panjangnya kira-kira 6cm.

2. Kolon asendens

memanjang dari sekum ke fosa iliaka kanan sampai ke kanan abdomen, panjangnya 13 cm, terletak
dibawah abdomen sebelah kanan dibawah hati, membelok ke kiri. Lengkungan ini disebut fleksura hepatika
dilanjutkan kolon transversum.

3. Kolon transversum

Panjangnya kira-kira 38 cm, membujur dari kolon asendens sampai ke kolon desendens. Berada di
bawah abdomen sebelah kanan tempat belokan yang disebut fleksura liesnalis, mempunyai mesenterium
melekat pada permukaan posterior, terdapat tirai disebut omentum mayus.

4. Kolon desendens

Panjang kurang lebih 25 cm,terletak dibawah abdomen bagian kiri dari atas ke bawah, dari depan
fleksura liesnalis sampai didepan ilium kiri, bersambung dengan sigmoid dan dibelakang peritonium

5. Kolon sigmoid

lanjutan dari kolon desendens. Panjangnya 40 cm. Terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri,
berbentuk huruf S. Ujung bawahnya berhubungan dengan rektum, berakhir setinggi verterbrae sakralis.
Kolon sigmoid ini ditunjang oleh mesenterium yang disebut mesokolon sigmoideum.

Fungsi usus besar:

1. Menyerap air dan elektrolit, untuk kemudian sisa massa membentuk massa lembek yang disebut
feses

2. Menyimpan bahan feses. Sampai saat defekasi, feses ini terdiri sisa makanan, serat-serat selulosa,
sel-sel epitel bakteri, bahan sisa sekresi (lambung,kelenjar intestin,hati pankreas) magnesium fosfat
dan Fe

3. Tempat tinggal bakteri koli


Rektum dan Anus

Rektum merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dan anus
sepanjang 12 cm, dimulai dari pertengahan sakrum dan berakhir pad kanalis anus. Rektum terletak dalam
rongga pelvis, didepan os sakrum dan os koksigis. Rektum terdiri dari dua bagian:

1. Rektum propia

2. Pars analis rekti

Sekresi Usus Besar

Colon (usus besar) memberi fungsi perlindungan karena menyekresikan Mukosa (lendir). Mukosa usus besar
mempunyai banyak kripta liberkuhn, tidak memiliki vili, sel-sel epitelnya hampir tidak mengandung enzim
pencernaan, dan mengandung sel-sel mukus.

Mukus ini mengandung sejumlah ion bikarbonat. Dalam jumlah yang sedang ion ini disekresi oleh beberapa
sel epitel yang tidak menyekresi mukus. Sekresi mukus distimulasi oleh eksitasi saraf parasimfatik.

Mukus dalam usus besar melindungi dinding usus terhadap ekskoriasi serta menyediakan suatu media yang
lengket untuk melekatkan bahan fesesmenjadi satu.
Mukus juga melindungi dinding usus dari sejumlah bakteri dan akhirnya mukus bertambah sifat basa dari
sekresi (pH 8,0).

Gerakan Usus Besar

 Haustrations (gerakan pencampuran)

konstraksi melingkar terjadi pada bagian besar usus. Sekitar 2,5 cm dari kontrak otot melingkar,
terkadang konstraksi lumen usus besar hampir tersumbat. Pada saat bersamaan, otot longitudinal usus besar
yang digabungkan menjadi tiga strip longitudinal yang disebut coli teniae. strip otot melingkar dan
longitudinal menjadi tonjolan ke luar ke kantong seperti kantung yang disebut haustrations.

 Gerakan Massa
Gerakan massa adalah jenis peristaltik yang dimodifikasi.
 Cincin konstriktif terjadi sebagai respons terhadap bangkitan atau Titik jengkel di usus besar.
 Kontraksi mendorong satu unit bahan tinja masuk. Segmen ini semakin membesar di kolon.
 Kontraksi berkembang semakin kuat sekitar 30 detik, dan relaksasi terjadi selama 2 s.d 3 menit.

Usus besar atau kolon yang kira-kira 1,5m panjangnya adalah sumbangan dari usus halus dan mulai di
katup ileokolik atau ileosekal, yaitu tempat sisa makanan lewat.

Refleks gastrokolik terjadi ketika makan masuk lambung dan menimbulkan peristaltik di dalam
usus besar. Refleks ini menyebabkan defekasi atau pembuangan air besar.

Kolon mulai sebagai kantong yang mekar dan terdapat

apendiks vermiformis atau umbai cacing. Apendiks juga

terdiri atas keempat lapisan dinding yang sama seperti usus lainnya, hanya lapisan submukosanya berisi
sejumlah besar jaringan limfe, yang dianggap mempunyai fungsi serupa dengan tonsil. Sebagian terletakdi
bawah sekum dan sedangkan di belakang sekum atau disebut retrosekum

Dalam apendiksitis apendiks meradang, yang umumnya menghendaki operasi apendoktomi. Sekum

terletak di daerah iliaka kanan dan menempel pada otot iliopsoas. Dari sini kolon naik melalui daerah
sebelah kanan

Lumbal dan disebut kolon asendens. Di bawah hati berbelok padatempat yang disebut fleksura hepatica, lalu

Berjalan meleui tepi daerah epigastrik dam umbilikal sebagai kolon transversus.
Di bawah limpa membelok sebagai fleksura sinistra atau fleksura lienalis dan kemudian berjalan melalui

derah kana lumbal sebagai kolon desendens. Di daerah kanan iliaka terdapat belokan yang disebut fleksura
sigmoid dan di bentuk kolon sigmoideus atau kolon pelvis, dan kemudian masuk pelvis dasar dan kemudian
menjadi rektum.

Di daerah kanan iliaka terdapat belokan yang disebut fleksura sigmoid dan di bentuk kolon sigmoideus atau
kolon pelvis, dan kemudian masuk pelvis basar dan kemudian menjadi rektum. Rektum 10cm terbawah dari
usus besar, di mulai pada kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran yang kira-kira tiga cm panjangnya.
Saluran ini berakhir pada anus yang dijaga otot internal dan eksternal.

Struktur. Kolon terdiri ats keempat lapisan dinding yang sama seperti usus halus. Serabut longitudinal pada
dinding berotot tersusun dalam tiga jalur yang memberi rupa berkerut-kerut dan berlubang-lubang.

Dinding mukosa lebih halus daripada yang ada pada usu halus, dan tidak memiliki vili. Di dalamnya
terdapat kelenjar serupa kelenjar tubuler dalam usus halus dan dilapisi epitilium silindre yang memuat sel
cangkir.

Fungsi usus besar

Usus besar tidak ikut serta dalam pencernaan atau absorpsi makanan. Diperlukan waktu kira-kira 16-20
jam bagi isinya untuk mencapai fleksura sigmoid. Fungsi kolon sbg: Absorpsi air, garam, dan glukosa. Sekresi
musin oleh kelenjar didalam lapisan dalam. Penyiapan selulosa yang berupahidrat karbon di dalamtumbuh-
tumbuhan,buah-buahan dan sayuran hijau, dan penyiapan sisa protein yang belum dicerna oleh kerja
bakteri guna ekskresi.

Defekasi. Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seseorang yang mempunyai kebiasaan
teratur akan merasa kebutuhan membuang air besar pada kira-kira waktu yang sama setiap hari.

Refleks gastrokolik, yangbiasanya bekerja sesudah makan pagi (sarapan). Tekanan intra-abdominal
bertambah dengan penutupan glottis dankontraksi diafragma dan otot abdominal; sfingter anus mengendor,
dan kerjanya berakhir.

Kerja defekasi ialah soal kebiasaan. Anak-anak hendaknya diajari membuang air besar sesudah makan pagi,
sebelum kesibukan hari dapat menyebabkan pekerjaan ini tertunda, yang menimbulkan kostipasi
(sembelit).Beberapa orang membuang air besar sebelum makan pagi, ada lagi yang membuang air besar
setelah pulang kerja.

Ada yang 1xsehari, 2xsehari ada yang lebih sering, atau dengan jangkayang lebih panjang. Jangan dianggap
ada waktu yang tepatatau frekuensi yang tepat; setiap orang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai