(FISIOLOGI GASTROINTESTINAL)
I. Pendahuluan
metabolit yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan energi yang diperlukan bagi
tubuh dari makanan yang dimakan. Sebelum disimpan atau digunakan sebagai
dapat dengan mudah diabsorpsi melalui dinding saluran pencernaan. Akan tetapi,
sawar antara lingkungan sekitar dan milieu interna tubuh harus dipertahankan.
Langkah pertama pada proses yang rumit dikenal sebagai pencernaan, terjadi
karbohidrat. Pencernaan dilanjutkan dalam lambung dan usus halus. Dalam usus
usus besar, dan sebagai akibatnya isi yang tidak dicernakan menjadi setengah
padat.
II. Tinjauan Pustaka
Rongga Mulut
Rongga mulut dibatasi oleh epitel berlapis gepeng tanpa tanduk. Sel-sel
bagian dalamnya. Pada bibir, dapat ditemukan peralihan dari epitel mukosa ke
epitel bertanduk. Lamina propria terdapat papilae yang mirip seperti papilae
Atap mulut terdiri dari palatum keras dan lunak, teduanya diliputi oleh
epitel berlapis gepeng yang sama. Pada palatum keras, membran mukosa melekat
pada jaringan tulang. Palatum lunak mempunyai pusat otot rangka dan banyak
batas tengah palatum lunak. Ia mempunyai inti otot dan jaringan penyambung
sublingualis; selain itu, juga ada beberapa kelenjar bukalis yang kecil.
Sekresi saliva normal sehari-hari berkisar antara 800 dan 1500 mililiter,
Saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama: (1) sekresi
untuk mencernakan serat, dan (2) sekresi mukus yang mengandung musin
ptialin.
Lidah
Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membran
serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang. Mereka
berkas otot. Pada permukaan bawah lidah, membran mukosa adalah halus.
tonjolan kecil yang dinamakan papilae. Daerah posterior permukaan dorsal lidah
dipisahkan dari bagian anterior oleh batas yang berbentuk huruf V. Di belakang
terdiri atas kelompokan limfatik yang terdiri atas 2 jenis : (1) folikel-folikel
limfatik, yang merupakan kelompokan kecil nodulus limfatikus; dan (2) tonsila
Papilae
papilae:
mempunyai tangkai sempit dan permukaan yang halus, bagian atasnya melebar
Papilae ini, yang mengandung puting kecap yang tersebar pada permukaan atas,
secara tidak teratur terdapat di sela-sela antara papilae filoformis yang banyak
jumlahnya.
tersebar pada daerah "V" pada bagian posterior lidah. Banyak kelenjar mukosa
dan serosa (von Ebner) mengalirkan isinya ke dalam alur dalam yang mengelilingi
aliran cairan yang kontinyu di atas banyak puting kecap yang terdapat sepanjang
sisi papila ini. Aliran sekresi ini penting untuk menyingkirkan partikel-partikel
dari sekitar puting kecap sehingga mereka dapat menerima dan memproses
dengan jenis papila ini, terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil yang tersebar di
seluruh dinding rongga mulut yang dengan cara yang sama bekerja
kecap. Bentuk dan letak puting kecap dalam epitel papilae dilukiskan dalam.
Pharynx
larynx. Pharynx dibatasi oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada
luar lapisan ini terdapat otot-otot konstriktor dan otot-otot longitudinal pharynx.
Gigi
Gigi tersusun dalam 2 lengkung yang terletak pada tulang maxilla dan
mandibula. Masing-masing gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva
(atau gum) mahkota dan akar di bawah ginggiva yang mempertahankan gigi
dalam lekuk tulang yang dinamakan alveolus, satu alveolus untuk akar tiap-tiap
gigi..
Tempat peralihan dari mahkota ke akar adalah leher. Gigi desidua yang
pertama lambat laun diganti oleh gigi permanen. Struktur kedua gigi tersebut
sama dan terdiri atas bagian nonmineral pulpa dan 3 bagian bermineral email,
Tiap-tiap gigi mempunyai rongga sentral rongga pulpa yang secara kasar
bentuknya sama seperti gigi. Pada daerah akar, rongga ini meluas ke apeks akar
dan membentuk lubang di mana lewat pembuluh darah dan saraf gigi. Membran
mengelilingi sementum akar, membantu untuk mengfiksasi gigi dengan kuat pada
lekuk tulangnya. Dentin diliputi oleh email pada mahkota gigi dan oleh sementum
(insisivus) menyediakan kerja memotong yang kuat dan gigi posterior (molar),
kerja menghaluskan makanan. Semua otot rahang bawah yang bekerja bersama-
sama dapat mengatupkan gigi dengan kekuatan sebesar 55 pound pada incisivus
saraf kranial kelima, dan proses mengunyah dikontrol oleh nukleus dalam
batang otak.
yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Adanya bolus makanan di dalam mulut
kontraksi rebound. Keadaan ini secara otomatis mengangkat rahang bawah yang
menimbulkan pengatupan gigi, tetapi juga menekan bolus melawan dinding mulut,
yang menghambat otot rahang bawah sekali lagi, menyebabkan rahang bawah
turun dan kembali rebound pada saat yang lain, dan ini berulang-ulang terus.
tetapi terutama sekali untuk sebagian besar bush dan sayur-sayuran mentah ka-
rena zat-zat ini mempunyai membran selulosa yang tidak dapat dicerna di antara
bagian-bagian zat nutrisi yang harus diuraikan sebelum makanan dapat digunakan.
pengosongan makanan dari lambung ke dalam usus halus dan kemudian ke semua
Pada umumnya, menelan dapat dibagi menjadi (1) tahap volunter, yang
mencetuskan proses menelan, (2) tahap faringeal, yang bersifat involunter dan
membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam esofagus; dan (3) tahap
esofageal, fase involunter lain yang mempermuclah jalannya makanan dari fa-
ring ke lambung.
Daerah taktil paling sensitif dari bagian posterior mulut dan faring
untuk mengawali fase penelanan pada faring terletak pada suatu cincin yang
dijalarkan dari daerah ini melalui bagian sensoris saraf trige minal dan
Tahap berikutnya dari proses menelan secara otomatis diatur dalam urutan
seluruh substansia retikularis medula dan bagian bawah pons. Urutan refleks
penelanan ini sama dari satu penelanan ke penelanan berikutnya, dan waktu
untuk seluruh siklus juga tetap sama dari satu penelanan ke penelanan
berikutnya. Daerah di medula dan pons bagian bawah yang mengatur penelanan
Impuls motorik dari pusat menelan ke faring dan esofagus bagian atas yang
menyebabkaan penelanan dijalarkan oleh saraf kranial ke-5, ke-9, ke-10, dan
ke-l2.
(gambar 5).
1. Epitel pembatas;
2. Lamina propria dari jaringan penyambung jarang yang kaya akan pembuluh
darah dan limfe dan sel-sel otot polos, kadang-kadang mengandung juga
3. Muskularis mukosae, suatu lapisan tipis kontinyu dari otot polos yang
penyambung jarang dengan banyak pembuluh darah dan limfe dan pleksus
1. Sel-sel otot polos, tersusun spiral, dibagi dalam 2 sublapisan menurut arah
utama sel-sel otot. Pada sublapisan dalam (dekat lumen), umumnya tersusun
3. Pembuluh darah dan limfe dalam jaringan penyambung antara sublapisan otot.
Serosa merupakan lapisan tipis yang terdiri atas (1) jaringan penyambung
jarang, kaya akan pembuluh darah dan jaringan adiposa; dan (2) epitel selapis
gepeng (mesotel).
jaringan tubuh.
4. Sel-sel pada lapisan ini selain menghasilkan mukus juga berperanan dalam
Nodulus limfatikus yang banyak terdapat pada lamina propria dan lapisan
pencernaan dibatasi oleh epitel selapis gepeng dan mudah terserang. Pemeriksaan
yang seksama lamina propria menunjukkan bahwa terdapat zona yang kaya akan
makrofag dan sel-sel limfoid tepat di bawah epitel. Sebagian dari sel-sel limfoid
secara aktif menghasilkan gama globulin, yaitu, antibodi. Antibodi ini terutama
dari golongan imunoglobulin A (IgA) dan berikatan dengan protein sekresi yang
terdapat pada sel-sel epitel pembatas usus dan disekresi ke dalam lumen usus.
Kompleks ini diduga mempunyai aktivitas pelindung terhadap invasi virus dan
bakteri. Hal ini bermakna karena jumlah sekresi, sel-sel yang menghasilkan IgA
pada daerah ini jauh lebih tinggi (180.000/uL lamina propria) daripada jumlah sel
mengatur kontraksi muskuler ini. Mereka terdiri terutama atas kelompokan sel
Banyaknya jala-jala serabut pre- dan postganglionik sistem saraf otonom dan
yang dinamakan kelenjar kardia oesofagus. Pada bagian ujung distal oesofagus,
lapisan otot hanya terdiri sel-sel otot polos; pada bagian tengah, campuran sel-sel
otot lurik dan polos; dan pada ujung proksimal, hanya sel-sel otot lurik.
dari faring ke lambung dalam waktu sekitar 8 sampai 10 detik. Makanan yang
oleh makanan yang tertahan, clan terns berlanjut sampai semua makanan
oleh sirkuit saraf intrinsik dalam sistem saraf mienterikus esofagus dan
Susunan otot faring dan sepertiga bagian atas esofagus adalah otot
lurik,. Karena itu, gelombang peristaltik di daerah ini hanya diatur oleh impuls
saraf rangka dalam saraf glosofaringeal dan saraf vagus. Pada dua pertiga
esofagus ini juga secara kuat diatur oleh saraf vagus yang bekerja melalui
sekunder yang kuat bahkan tanpa bantuan dari refleks vagal. Karena itu, sesudah
paralisis refleks penelanan, makanan yang didorong dengan cara lain ke dalam
fungsi pelumasan untuk menelan. Bagian utama dari esofagus dikelilingi oleh
beberapa kelenjar mukus sederhana; tetapi pada bagian ujung lambung, dan
dalam jumlah lebih kecil pads bagian awal esofagus, terdapat beberapa kelenjar
mukus campuran. Mukus yang disekresi oleh kelenjar campuran pada esofagus
bagian atas akan mencegah cedera mukosa akibat makanan yang bare saja masuk,
melindungi dinding esofagus dari pencernaan oleh getah lambung yang Bering
kembali dari lambung masuk lagi ke bagian bawah esofagus. Walaupun ads fungsi
esofagus.
Lambung
mengubah-nya menjadi bubur yang liat dan melanjutkan proses pencernaan. Pada
organ ini dapat ditemukan tiga daerah dengan struktur histologis yang berbeda:
koipus, fundus, dan pilorus. Epitel pembatas ketiga bagian ini terdiri dari sel-sel
torab yang mengsekresi mukus (PAS-positif) yang dibeda-kan dari sel-sel goblet
oleh inti mereka, yang tidal; gepeng pada basal sel, tetapi bulat dan di tengah-
tengah. Permukaan lambung ditandai oleh adanya peninggian atau lipatan yang
bermuara ke dalam dasai pit (sumur) ini. Masing-masing dari 3 bagian lambung
sedangkan gastric pit mempunyai morfologi yang sama pada semua bagian
lambung. Kelenjar-kelenjar gastrik terletak dalam lamina propria dan tidak pemah
lambung terdiri atas jaringan penyambung jarang yang diselingi dengan sel-sel
permukaan lambung, mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang
penting: kelenjar oksintik (atau gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik
mukosa pilorus, juga beberapa pepsinogen dan, yang sangat penting, hormon
gastrin. Kelenjar oksintik terletak pads bagian dalam korpus dan fundus
dibicarakan di bawah :
Daerah kardia
dan sering mempunyai lumen yang besar. Sel-sel sekresi mereka menghasilkan
bercabang yang bermuara ke dalam dasar gastric pit. Sel-sel dan susunan dalam
bagian dari ujung gastric pit sampai dasar kelenjar istmus, leher dan basis.
Terdapat 6 jenis sel yang aspek, fungsi, dan lokalisasi kelenjar akan dibicarakan:
(1) sel-sel mukus istmus, (2) sel-sel parietal (oksintik), (3) Sel-sel mukus leher,
(4) chief cells (sel zimogenik), (5) Sel-sel argentafin, dan (6) Sel-sel yang
Pilorus
tubular atau cabang-cabang kelenjar tubular, kelenjar pilorus yang sama seperti
kelenjar bagian kardia. Pada daerah pilorus terdapat kelenjar bergelung pendek
dan pit yang panjang keadaan yang berlawanan dengan daerah kardia. Kelenjar-
lisosom. Sel-sel gastrin (G) terletak antara sel-sel mukus kelenjar pilorus. Sel-sel
kelenjar lambung.
pencampuran makanan ini dengan sekresi dari lambung sampai membentuk suatu
campuran setengah cair yang disebut kimus, dan (3) pengosongan makanan
dengan lambat dari lambung ke dalam usus halus pada kecepatan yang sesuai
lambung dapat dibagi menjadi dua bagian besar: (1) korpus dan (2) antrum.
merupakan sekitar dua pertiga pertama dari korpus, dan (2) dan bagian
paling akhir terletak paling dekat dengan dinding lambung. Secara normal, bila
makanan memasuki lambung, "refleks vasovagal" dari lam- bung ke batang
progresif, menampung jumlah makanan yang makin lama makin banyak sampai
suatu batas di many lambung berelaksasi sempurna, yaitu sekitar 1,5 liter.
kurvatura minor lambung. Sekresi ini terjadi dengan segera saat berkontak
mulai timbul di bagian tengah dinding lambung dan bergerak ke arah antrum
sepanjang dinding lambung sekitar satu kali setiap 15 sampai 20 detik. Pada
sebagian besar traktus gastrointestinal, gelombang ini tidak cukup kuat untuk
antrum, gelombang menjadi lebih kuat, beberapa menjadi sangat kuat clan
pembukaan pilorus cukup sempit sehingga hanya beberapa mililiter atau bahkan
sedikit sekali isi antrum yang dikeluarkan ke dalam duodenum pada setiap,
menghalangi pengosongan melalui pilorus. Oleh karena itu, sebagian besar isi
bergantung pada jumlah relatif makanan clan sekresi lam- bung Berta pada
derajat pencernaan yang telah terjadi. Ciri-ciri kimus adalah keruh, seperti
dalam lambung, terdapat suatu jenis kontraksi lain yang kuat, disebut
kontraksi lapar, Bering terjadi bila lambung telah kosong selama beberapa
jam atau lebih. Kontraksi ini adalah kontraksi peristaltik yang ritmis di
dalam korpus lambung. Ketika kontraksi tersebut menjadi sangat kuat,
Kontraksi lapar terjadi paling kuat pada orang muds yang sehat
dengan derajat tonus gastrointestinal yang tinggi; kontraksi juga dapat sangat
mengalami sensasi nyeri pada bagian bawah lambung, disebut hunger pangs
(rasa nyeri menclaclak waktu lapar). Hunger pangs biasanya ticlak terjadi
duodenum. Akan tetapi, duodenum memberi sinyal yang lebih kuat, selalu
Pankreas
naan disekresikan oleh sel-sel asini, clan sejumlah besar larutan natrium
bikarbonat disekresi oleh kedua duktulus kecil dan duktus lebih besar yang
berasal dari asini. Produk kombinasi ini kemudian mengalir melalui duktus
bagian atas usus halus, clan karakteristik dari getah pankreas ditentukan sampai
penting dalam menetralkan asam kimus yang dikeluarkan dari lambung ke dalam
elastase clan nuklease. Sejauh ini, yang paling banyak adalah tripsin. Tripsin
Usus Halus
serta antara hasil-hasil pencernaan dan sel-sel absorptif epitel pembatas. Usus
halus terdiri atas 3 segmen: duodenum, jejujum, dan ileum. Ketiga segmen
tersebut mempunyai banyak sifat-sifat umum saluran pencernaan dan akan di-
bicarakan bersama-sama.
dan empedu. Pada manusia, sebagian besar absorpsi lipid terjadi dalam duodenum
dan karbohidrat diabsorpsi oleh sel-sel epitel oleh transport aktif tanpa korelasi
morfologis yang dapat dilihat. Pada binatang yang baru lahir, tetapi tampaknya
tidak pada manusia, pemindahan protein yang tidak dicemakan dari kolostrum
terjadi sebagai akibat proses pinositosis pada apeks sel. Dengan jalan ini, antibodi
protein ini hampir hilang seluruhnya setelah beberapa hari dan minimal pada
dewasa. Pada penyakit-penyakit yang ditandai oleh kerusakan hebat sel-sel epitel,
batas usus halus suatu sifat penting pada organ di mana terjadi absorpsi dengan
hebat. Telah dihitung bahwa adanya vili menambah permukaan usus halus 8 kali,
Proses lain yang mungkin penting akan fungsi usus halus adalah
pergerakan berirama vili. Ini akibat kontraksi dari 2 sistem sel yang terpisah. Sel-
sel otot polos berjalan vertikal antara muskularis muko-sae dan ujung vili dapat
pada binatang yang puasa, kecepatannya jauh lebih rendah. Kontraksi ini juga cenderung
Pada gangguan yang ditandai oleh atrofi mukosa usus halus akibat infeksi atau
sindroma malabsorpsi.
Seringkali, limfosit terdapat antara sel-sel epitel usus halus. Pendapat luas
beranggapan bahwa sel-sel ini bermigrasi ke lumen usus di mana mereka dicernakan
masih dipertentangkan, dan beberapa ahli berpendapat bahwa limfosit dalam epitel
usus halus bermigrasi kembali ke lamina propria dan dari sini kembali ke pembuluh
limfe.
Kimus didorong melalui usus halus oleh gelombang peristaltik. Ini dapat
terjadi pada bagian usus halus mana pun, clan bergerak menuju anus dengan
kecepatan 0,5 sampai 2,0 cm/detik, lebih cepat di usus bagian proksimal clan
pergerakan kimus juga sangat lambat, begitu lambatnya sehingga pergerakan net
kimus sepanjang usus halus rata-rata hanya 1 cm/menit. Ini berarti bahwa
dibutuhkan waktu 3 sampai 5 jam untuk perjalanan kimus dari pilorus sampai
ke katup ileosekal.
Aktivitas peristaltik usus halus sangat meningkat sesudah makan. Hal ini
juga oleh apa yang disebut refleks gastroenterik yang dimulai dengan
dipertanyakan.
kadang dihambat selama beberapa jam sampai orang tersebut makan makanan
yang lain, ketika refleks gastroenterik (juga disebut gastroileal) yang baru
Usus Besar
Usus besar terdiri atas membran mukosa tanpa lipatan kecuali pada bagian
distalnya (rektum). Tidak terdapat vili pada bagian usus ini. Epitel yang membatasi
adalah toraks dan mempunyai daerah kutikula tipis. Kelenjar intestinal Lieberkuhn
adalah panjang dan ditandai oleh banyak sel goblet dan sedikit sel argentafin. Organ ini
cocok sebagai fungsi utamanya : absorpsi air dan pembentukan massa feses ditambah
Lamina propria kaya akan sel-sel limfoid dan nodulus limfatikus, Nodulus
sering menyebar ke dalam dan menginvasi submukosa. Lapisan otot terdiri atas pita-pita
longitudinal dan sirkuler. Lapisan ini berbeda dari usus halus karena serabut-serabut
lapisan longitudinal yang terletak di luar bersatu dalam 3 pita longitudinal tebal yang
dinamakan teniae coli. Pada bagian bebas kolon, lapisan serosa ditandai oleh suatu
longitudinal, collum rectalis Morgagni. Sekitar 2 cm di atas lubang anus mukosa usus
diganti oleh epitel berlapis gepeng. Pada daerah ini, lamina propria mengandung pleksus
vena-vena besar yang bila melebar berlebihan dan mengalami varikosa mengakibatkan
hemoroid.
Sekresi yang dominan pada usus besar adalah mukus. Mukus ini
transpor aktif melalui sel-sel epitel lain yang terletak di antara sel epitel
dan oleh refleks saraf setempat terhadap sel-sel mukus pada kriptus
parasimpatis ke separuh sampai dua pertiga bagian distal usus besar, juga
GERAKAN-GERAKAN KOLON
Fungsi utama kolon adalah (1) absorpsi air dan elektrolit dari
kimus dan (2) penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan. Setengah
mempunyai karakteristik yang serupa dengan pergerakan usus halus dan sekali
mendorong.
GERAKAN-GERAKAN MENCAMPUR—HAUSTRASI.
besar. Pada setiap titik konstriksi ini, kira-kira 2,5 sentimeter otot sirkular akan
tersumbat. Pada saat yang sama, otot longitudinal kolon, yang terkumpul
menjadi tiga pica longitudinal dan disebut taenia coli, akan berkontraksi.
bagian usus besar yang tidak terangsang menonjol ke luar menjadi seperti-
sekum dan kolon asenden, dan karena itu menye babkan sejumlah kecil
dorongan isi kolon ke depan. Beberapa menit kemudian, timbul kontraksi haustrae
yang baru pada daerah lain yang berdekatan. Oleh karena itu, materi feses
dalam usus besar secara lambat diaduk dan diputar dengan cara yang hamper
sama seperti orang menyekop tanah. Dengan cara ini, semua materi feses secara
bertahap bersentuhan dengan permukaan usus besar, dan cairan beserta zat-zat
terlarut secara progresif diabsorbsi hingga tinggal 80 sampai 200 mililiter dari
Jenis gelombang peristaltik yang terlihat dalam usus halus, jarang timbul
oleh (1) pergerakan lambat ke arah anus oleh kontraksi haustrae, yang baru
berkualitas feses dan menjadi Lumpur setengah padat bukan setengah cair.
mengambil alih pecan pendorongan. Gerakan ini biasanya hanya terjadi satu
sampai tiga kali setiap hari, paling lama kira-kira 15 menit selama jam pertama
oleh rangkaian peristiwa sebagai berikut: Pertama, timbul sebuah cincin kon-
striksi pada titik yang teregang atau teriritasi di kolon, biasanya pada kolon
atau lebih hingga ke tempat konstriksi tadi akan kehilangan haustrasinya dan
malah berkontraksi sebagai satu unit, mendorong materi feses dalam segmen ini
lebih besar selama kira-kira 30 detik, dan kemudian terjadi relaksasi selama 2
sampai 3 menit berikutnya sebelum terjadi pergerakan massa yang lain, kali ini
mungkin berjalan lebih jauh sepanjang kolon. Seluruh rangkaian
kelak mungkin timbul kembali setengah hari lagi atau bahkan satu hari
lambung dan duodenum. Refleks tersebut tidak timbul sama sekali atau hamper
tidak sama sekali bila saraf-saraf ekstrinsik diangkat; oleh karena itu, refleks ini
otonom.
Iritasi dalam kolon dapat juga menimbulkan pergerakan massa yang kuat.
Sebagai contoh, seseorang yang menderita tukak kolon (kolitis ulserativa) Bering
saraf parasimpatis atau peregangan yang berlebihan pada satu segmen kolon.
DEFEKASI
Sebagian besar waktu, rektum tidak berisi feses. Hal ini Sebagian adalah
akibat dari kenyataan bahwa terdapat sfingter fungsional yang lemah sekitar 20
sentimeter dari anus pada perbatasan antara sigmoid dan rektum. Di sini terdapat
juga sebuah sudut tajam yang menambah resistensi terhadap pengisian rektum.
Bila pergerakan massa mendorong feses masuk ke dalam rektum, secara
Pendorongan massa feses yang terns menerus melalui anus dicegah oleh
kontraksi tonik dari (1) sfingter ani internus, penebalan otot polos sirkular
sepanjang beberapa sentimeter yang terletak tepat di sebelah dalam anus, dan (2)
sfingter ani ekstemus, yang terdiri dari otot lurik volunter yang mengelilingi
sfingter internus dan meluas ke sebelah distal. Sfingter eksternus diatur oleh
serat-serat saraf dalam nervus pudendus, yang merupakan bagian dari sistem
Biasanya, defekasi ditimbulkan oleh refleks defekasi. Salah satu dari refleks-
refleks ini adalah refleks intrinsik yang diperantarai oleh sistem saraf enterik
setempat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Bila feses memasuki rektum,
Akan tetapi, refleks defekasi intrinsik yang berfungsi dengan sendirinya bersifat
relatif lemah. Agar menjadi efektif dalam menimbulkan defekasi, refleks biasanya
harus diperkuat oleh refleks defekasi jenis lain, sebuah refleks defekasi
sigmoid, rektum, dan anus melalui serat-serat saraf parasimpatis dalam nervus
dan juga merelaksasikan sfingter ani internus, dengan demikian mengubah refleks
defekasi intrinsik dari suatu gerakan yang lemah menjadi suatu proses defekasi
yang kuat, yang kadang-kadang efektif dalam pengosongan uses besar secara
dan kontraksi otot-otot dinding perut untuk mendorong isi feses dari kolon turun
ke bawah dan pada saat yang bersamaan menyebabkan dasar pelvis terdorong ke