Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PENCERNAAN

Mata Kuliah : Anatomi Fisiologi


Topik : SISTEM PENCERNAAN
Pertemuan : VII
Hari, Tanggal : Kamis, 3 Oktober 2019 s/d Jumat, 4 Oktober 2019
Materi : Sistem Pencernaan Manusia
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah  sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh.
 Saluran Pencernaan makanan
Saluran pencernaan makanan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang
dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang
lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk
di dalamnya adalah mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus
besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus (Koes irianto, 2017).
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus.
 Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam
melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelejar
pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar
pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bhan
makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah,
hati, dan pankreas.

I. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.
Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem
pencernaanlengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Saliva (air liur), sekresi yang berkaitan dengan mulut yang diproduksi oleh tiga
kelenjar saliva utama yaitu parotis, submandibula, sublingual yang terletak di rongga mulut
yang dikeluarkan melalui duktus didalam mulut.
Saliva terdiri atas 99,5% air serta 0,5% protein dan elektrolit. Protein saliva yang
terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim.
Fungsi dari saliva dapat disimpulkan sebagai berikut:
 Air liur memulai proses pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur,
suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida.
 Air liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel
makanan, sehingga mereka saling menyatu serta menghasilkan pelumasan karena
adanya mukus yang kental dan licin
 Air liur memiliki efek antibakteri melalui efek ganda, pertama oleh lisozim suatu
enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu kedua dengan membilas
bahan makanan yang mungkin digunakan oleh bakteri.
 Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil
pengecap, sehingga kita dapat merasakan rasa makanan.
 Air liur membantu kita dalam berbicara dengan membasahi lidah dan bibir.
 Air liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu kebersihan mulut
dan gigi. Karena air liur terus menerus membilas sisa makanan yang tersisa di mulut.
 Air liur memiliki senyawa penyangga bikarbonat yang menetralkan asam di makanan
dan asam yang dihasilkan oleh flora normal yang ada di mulut, untuk mencegah
karies gigi.
Walaupun memiliki banyak fungsi namun enzim amilase saliva tidaklah esensial
karena walau tidak adanya enzim tersebut enzim amilase pankreas dapat menyelesaikan
pencernaannya, serta waktu kontak antara substrat dengan enzim amilase saliva tidaklah
optimum dikarenakan cepatnya waktu mengunyah dan menelan makanan.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah
dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-
enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses
menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
Palatum terdiri atas 2 bagian yaitu :
a. Palatum durum ( palatum keras ) yang tersusun atas tajuk – tajuk palatum dan sebelah
depan tulang maksilaris dan lebih kebelakang terdiri dari dua tulang palatum.
b. Palatum mole  ( palatum lunak ) terletak dibelakang yang merupakan lipatan
menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir.
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan
dilapisi oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung. 
Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh
gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.

1. Gigi
Gigi manusia terdiri dari gigi seri, taring, dan geraham. Gigi seri terletak di depan
berbentuk seperti kapak yang mempunyai fungsi memotong makanan. Di samping gigi
seri terdapat gigi taring. Gigi taring berbentuk runcing yang berguna untuk merobek
makanan. Di belakang gigi taring terdapat gigi geraham yang mempunyai fungsi
menghaluskan makanan.
Setiap gigi tersusun atas bagian-bagian sbb :
 Puncak gigi atau mahkota gigi, yaitu bagian yang tampak dari luar.
 Leher gigi, yaitu bagian gigi yang terlindung di dalam gusi dan merupakan batas
antara  mahkota dan akar gigi.
  Akar gigi, yaitu bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
   Lapisan-lapisan gigi terdiri dari email, tulang gigi, semen gigi, dan rongga gigi.
 Email
Email merupakan lapisan yang keras pada puncak gigi. Email berfungsi melindungi
tulang gigi. Jika email rusak, maka gigi akan rusak pula.
 Tulang gigi
Di lapisan berikutnya terdapat tulang gigi yang terbuat dari dentin. Dentin berupa
jaringan berwarna kekuningan.
 Semen gigi
Di lapisan luar akar gigi terdapat semen gigi atau sementum.
 Rongga gigi
Di bagian dalam gigi terdapat rongga gigiatau pulpa. Rongga gigi berisi saraf dan
pembuluh darah. Lubang yang dalam pada gigi dapat mencapai rongga gigi dan
mengenai saraf sehingga menimbulkan nyeri.
Susunan gigi :

Gigi manusia mulai tumbuh pada bayi berumur kira-kira 6-7 bulan sampai 26
bulan.Gigi pada anak-anak di sebut gigi susu atau sulung. Setelah anak berumur 6
sampai 14 tahun gigi susu tanggal satu persatu dan digantikan dengan gigi tetap. Gigi
tersusun berderet pada rahang atas dan bawah. Gigi susu berjumlah 20 buah terdiri
atas gigi seri 8 buah, gigi taring 4 buah, dan gigi geraham 8 buah.
Gigi tetap pada orang dewasa berjumlah 32 buah yang terdiri dari gigi seri 8 buah,
gigi taring 4 buah, dan gigi geraham depan 8 buah, dan gigi geraham belakang 12
buah. Dengan demikian kalian dapat menemukan perbedaan jumlah antara gigi susu
dan gigi tetap.
2. Lidah
Lidah berguna untuk membantu mengatur letak makanan di dalam mulut mendorong
makanan masuk ke kerongkongan. Selain itu lidah lidah juga berfungsi untuk mengecap
atau merasakan makanan. Pada lidah terdapat daerah-daerah yang lebih peka terhadap
rasa-rasa tertentu, seperti asin, masam, manis, dan pahit.
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini
dapat digerakkan ke seluruh arah.
Lidah dibagi atas 3 bagian :
a.       Radiks lingua = pangkal lidah
b.      Dorsum lingua = punggung lidah
c.       Apeks lingua = ujung lidah
Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup
jalan napas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan tidak masuk ke jalan
napas.
Punggung lidah ( dorsum lingua ) terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf
pengecap.
Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah kira-kira
ditengah-tengah jika lidah digerakkan ke atas nampak selaput lendir.
Flika sublingua terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum linguadi sini terdapat pula
lipatan selaput lendir. Pada pertengahan flika sublingua ini terdapat saluran dari glandula
parotis, sub maksilaris dan glandula sub lingualis.
Fungsi lidah yaitu mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap dan
menelan, serta merasakan makanan.

3. Kelenjar ludah
Ludah dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar ludah. Kelenjar ludah tersebut adalah kelenjar
ludah parotis, kelenjar ludah rahang bawah, kelenjar ludah bawah lidah. Ludah yang
dihasilkan dialirkan melalui saluran ludah yang bermuara ke dalam rongga mulut.
Ludah mengandung air, lendir, garam, dan enzim ptialin.enzim ptialin berfungsi
mengubah amilum menjadi gula, yaitu maltosa dan glukosa.
Sedangkan kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yaitu Duktus
wartoni dan duktus stensoni.
Kelenjar ludah ada 2, yakni :
a. Kelenjar ludah bawah rahang ( kelenjar submaksilaris ), yang terdapat dibawah
tulang rahang atas pada bagian tengah.
b. Kelenjar ludah bawah lidah ( kelenjar sublingualis ) yang terdapat disebelah depan
bawah lidah.
Di bawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah bawah lidah di antara
bawah lidah bagian bawah dari lidah disebut korunkula sublingualis serta hasil sekresinya
berupa kelenjar ludah ( saliva ). Kelenjar ludah ( saliva ) dihasilkan dalam rongga mulut.
Di sekitar rongga mulut terdapat 3 buah kelenjar luda :
1. Kelenjar Parotis
Letaknya di bawah depan dari telinga diantara prosesus  mastoid kiri dan kanan os
mandibular, duktusnya duktus stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju
rongga mulut melalui pipi ( muskulus buksinator )
2. Kelenjar Submaksilaris
Terletak di bawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni,
bermuara di rongga mulut dekat dengan frenulum lingua.
3. Kelenjar Sublingualis
Letaknya di bawah selaput lendir dasar rongga mulut bermuara di dasar rongga mulut.
Kelenjar ludah di sarafi oleh saraf-saraf tak sadar.

4. Otot Lidah
Otot-otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah ( M. Mandibularis, os Hioid dan
Prosesus stiloid ) menyebar ke dalam lidah membentuk anyaman bergabung dengan otot
intrinsik yang terdapat pada lidah. M. Genioglossus merupakan otot lidah yang terkuat
berasal dari permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai radiks lingua.
II. Faring
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa
yunani yaitu Pharynk.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan
lubang yang disebut ismus fausium
Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian
media adalah bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior adalah bagian
yang sama tinggi dengan laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut
orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring
gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring

III. Kerongkongan (Esofagus)


Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Di sebelah depan kerongkongan
terdapat saluran pernapasan yang disebut trakea. Trakea menghubungkan rongga hidung
dengan paru-paru. Pada saat kita menelan makanan, ada tulang rawan yang menutup
lubang ke tenggorokan. Bagian tersebut dinamakan epiglotis. Epiglotis mencegah makanan
masuk ke paru-paru.
 Kerongkongan sering juga disebut esofagus (dari bahasa Yunani: oeso - "membawa",
dan phagus - "memakan").
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
 bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
 bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
 serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
 sekresi esofagus seluruhnya berkarakter mukus dan terutama memberi fungsi
pelumasan untuk menelan. Bagian utama dari esofagus dikelilingi oleh beberapa kelenjar
mukus sederhana. Pada bagian ujung lambung, dan dalam jumlah kecil pada bagian awal
esofagus, terdapat juga beberapa kelenjar mukus campuran. Mukus yang disekresi oleh
kelenjar campuran pada esofagus bagian atas akan mencegah ekskoriasi mukosa akibat
makanan yang baru saja masuk, sedangkan kelenjar campuran yang berada didekat
sambungan esofagogastric akan melindungi dinding esofagus dari pencernaan oleh asam
getah lambung yang sering mengalami refluks dari lambung kembali lagi kebagian bawah
esofagus.
IV. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu
 Kardia
 Fundus
 Antrum
Lambung adalah ruang berbentuk kantung yang berbentuk huruf j yang terletak antara
esofagus dan korpus (badan). Motilitas lambung bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
Pengisian lambung jika kosong lambung memiliki volume 50 ml tetapi organ ini dapat
mengembang sampai dengan 1000 ml ketika makan. Ada dua faktor yang menjaga
motilitas lambung yaitu plastisitas yang mengacu pada kemampuan otot polos dalam
mempertahankan ketegangannya yang konstan dalam rentang waktu yang lebar.
Selanjutnya adalah relaksasi reseptif yakni proses relaksasi otot polos untuk meningkatkan
kemampuan lambung dalam mengakomodasi volume makanan.
Lambung mempunyai dua otot lingkar, yaitu otot lingkar kardia dan otot lingkar
pilorus. Otot lingkar kardia terletak di bagian atas dan berbatasan dengan bagian bawah
kerongkongan. Fungsinya adalah untuk mencegah makanan dari lambung agar tidak
kembali ke kerongkongan dan mulut. Otot lingkar pilorus hanya terbuka apabila makanan
telah tercerna di lambung.
Di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi. Dinding lambung berkontraksi,
menyebabkan gerak peristaltik. Gerak peristaltik dinding lambung mengakibatkanmakanan
di dalam lambung teraduk-aduk. Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdepat
kelenjar yang menghasilkan getah lambung.. getah lambung mengandung asam lambung,
serta enzim-enzim lain. Asam lambung berfungsi sebagai pembunuh mikroorganisme dan
mengantifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin.pepsin merupakan enzim yang dapat
mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3
zat penting :

 Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
terbentuknya tukak lambung.

 Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin
guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai
penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

 Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Selain sel-sel penyekresi mucus yang mengelilingi seluruh permukaan lambung,


mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubula yang penting : kelenjar oksintik
(Kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik menyekresi asam
hidroklorida, pepsinogen, dan mucus. Kelenjar pilorik terutama menyekresi mucus
untuk melindungi mukosa pylorus dari asam lambung. Kelenjar tersebut juga
menyekresi hormon gastrin.

V. Usus halus
Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut
zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula
dan lemak. Di usus halus terdapat susunan yang sangat rapat dari kelenjar mucus
campuran, yang disebit kelenjar brunner.Kelenjar ini menyekresi mucus yang alkalis dalam
jumlah besar.Fungsi dari mucus yang disekresikan oleh kelenjar brunner adalah untuk
melindungi dinding duodenum dari pencernaan oleh getah lambung yang sangat asam,
yang keluar dari lambung.
ENZIM-ENZIM PENCERNAAN PADA SEKRESI USUS HALUS
Bila sekresi usus halus dikumpulkan tanpa serpihan sel, sekresi ini hampir tidak
mengandung enzim.Enterosit mukosa, terutama yang menutupi vili, mengandung enzim
pencernaan yang mencerna zat-zat makanan khusus ketika makanan diabsorbsi melalui
epitel. Enzim-enzim ini adalah sebagai berikut:
 Beberapa peptidase untuk memecah peptide kecil menjadi asam amino
 Empat enzim sukrase, maltase, isomaltase, dam lactase untuk memecah disakarida
menjadi monosakarida.
 Sejumlah kecil lipase intestinum untuk memecah lemak netral menjadi gliserol dan
asam lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M
sirkuler), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)


Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas
jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan
berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada
derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas
dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum,
yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum
akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

2. Usus Kosong (jejenum)


Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua
dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum).
Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah
bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
denganmesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua
belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk
membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa Inggris
modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti "kosong\

3. Usus Penyerapan (illeum)


Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak
setelah duodenumdan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara
7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-
garam empedu.

VI. Usus Besar (Kolon)


Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :

 Kolon asendens (kanan)


 Kolon transversum
 Kolon desendens (kiri)
 Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa


bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin
K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik
bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi
iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
a. Sekum
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak
dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.
Sebagian besarherbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif
memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
Sekum merupakan kantong yang terletak di bawah muara ileum pada usus besar. Panjang
dan lebarnya kurang lebih 6 cm dan 7,5 cm. Saekum terletak pada fossa iliaka kanan di
atas setengah bagian lateralis ligamentum inguinale. Biasanya saekum seluruhnya
dibungkus oleh peritoneum sehingga dapat bergerak bebas, tetapi tidak mempunyai
mesenterium. Terdapat perlekatan ke fossa iliaka di sebelah medial dan lateral melalui
lipatan peritoneum yaitu plika caecalis, menghasilkan suatu kantong peritoneum kecil,
recessus retrocaecalis.
b. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform
appendix(atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung
dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai
cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun
lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa
di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan),
sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-
15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di
bagian distal. Namun demikian, pada bayi, apendiks berbentuk kerucut, lebar pada
pangkalnya dan menyempit pada ujungnya.
Apendiks menghasilkan lendir dengan 1 – 2 mil perharinya. Lendir ini normalnya
dikeluarkan menuju dalam lumen serta kemudia mengalir menuju sekum.
Immunoglobulin sekretoar dengan dihasilkan GALT (gut associated lymphoid tissue)
yang ada di sepanjang saluran cerna tergolong pula apendiks ialah IGA. Immunoglobulin
ini paling efektif menjadi pelindung pada infeksi. Akan tetapi, pengangkatan apendik ini
tidak memppengaruhi pada sistem imun badan lantaran jumah jaringan ini / kelenjar limfe
disini sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah dari saluran cerna disemua badan.
Gejala klinis apendisitis ditentukan oleh letak apendiks. Persarafan parasimpatis
berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti a.mesenterika superior dan a.apendikularis,
sedangkan persarafan simpatis berasal dari n.torakalis X. oleh karena itu, nyeri visceral
pada apendisitis bermula di sekitar umbilikus. Pendarahan apendiks berasal dari
a.apendikularis yang merupakan arteri tanpa kolateral. Jika arteri in tersumbat, misalnya
karena trombosis pada infeksi, apendiks akan mengalami gangren.

c. Kolon asenden.
Bagian ini memanjang dari saekum ke fossa iliaka kanan sampai ke sebelah kanan
abdomen.Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan dan di hati
membelok ke kiri.Lengkungan ini disebut fleksura hepatika (fleksura coli dextra) dan
dilanjutkan dengan kolon transversum.
d. Kolon transversum.
Terletak tepat di bagian bawah perut dan menjalar dari kanan ke arah kiri. Kolon
transversum melekat pada perut akibat adanya kerja dari sekelompok jaringan yang disebut
sebagai omentum.
e. Kolon desenden.
Terletak di bagian kiri perut dan berakhir pada kolon sigmoid.
f. Kolon sigmoid.
Sering disebut juga kolon pelvinum. Panjangnya kurang lebih 40 cm dan berbentuk
lengkungan huruf S. Terbentang mulai dari apertura pelvis superior (pelvic brim) sampai
peralihan menjadi rektum di depan vertebra S-3. Tempat peralihan ini ditandai dengan
berakhirnya ketiga teniae coli dan terletak + 15 cm di atas anus.Kolon sigmoid tergantung
oleh mesokolon sigmoideum pada dinding belakang pelvis sehingga dapat sedikit bergerak
bebas (mobile).

VII. Rektum dan anus


Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air
besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.
Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana
penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang
lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan
anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk
menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari
usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

VIII. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua
belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

 Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan


 Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon


ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat
dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan
oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah
mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium
bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
ENZIM – ENZIM PENCERNAAN PANKREAS
Sekresi pankreas mengandung banyak enzim untuk mencerna tiga jenis makanan
utama : protein, karbohidrat, dan lemak. Enzim-enzim pancreas yang paling penting untuk
mencerna protein adalah tripsin, kimotripsin, dan karboksipolipeptidase.
Tripsin dan kimotripsin memisahkan seluruh dan sebagian protein yang dicerna
menjadi peptide berbagai ukuran tetapi tidak menyebabkan pelepasan asam-asam amino
bentuk tunggal. Namun  karboksipolipeptidase ternyata memecah beberapa peptide
menjadi asam-asam amino bentuk tunggal, sehingga menyelesaikan pencernaan beberapa
protein menjadi bentuk asam amino.
Enzim pancreas untuk mencerna karbohidrat adalah amilase pankreas, yang akan
menghidrolisis pati, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat lain (kecuali selulosa) untuk
membentuk sebagian besar disakarida dan beberapa trisakarida.
Enzim pancreas untuk mencerna lemak adalah :
1.      lipase pancreas, yang mampu menghidrolisis lemak netral menjadi asam lemak dan
monogliserida.
2.      Kolesterol  esterase, yang menyebabkan hidrolisis ester kolesterol.
3.      Fosfolipase, yang memecah asam lemak dari fosfolipid.

IX.
Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai
fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi
dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat.
Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang
bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari
kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh
darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang
bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai
vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana
darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya
dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
X. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk
buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk
proses pencernaan. Padamanusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan
empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas
jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
 Membantu pencernaan dan penyerapan lemak , bukan karena enzim dalam empedu
yang menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena asam empedu dalam empedu
melakukan dua hal :
1.      Asam empedu membantu mengemulsikan partikel-partikel lemak yang besar dalam
makanan menjadi banyak partikel kecil, permukaan partikel tersebut dapat diserang
oleh enzim lipase yang disekresikan dalam getah pancreas.
2.      Asam empedu membantu absorbs produk akhir lemak yang telah dicerna melalui
membran mukosa intestinal.
 Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb)
yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

XI. PROSES BIOKIMIAWI PADA MASING-MASING ORGAN DI SISTEM


PENCERNAAN
a. Pencernaan karbohidrat
 Pencernaan karbohidrat di dalam mulut dan lambung
Ketika makanan dikunyah, makanan bercampur dengan saliva, yang terdiri atas
enzim pencernaan ptialin yang terutama disekresikan oleh kelenjar parotis.Enzim ini
menghidrolisis tepung menjadi disakarida maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya
yang mengandung 3-9 molekul glukosa.Namun,  makanan berada dalam mulut hanya
untuk waktu yang singkat, jadi mungkin tidak lebih dari 5% dari semua tepung telah
dihidrolisis pada saat makanan ditelan.
Tetapi, pencernaan tepung kadang berlanjut didalam korpus dan fundus lambung
selama satu jam sebelum makanan bercampur dengan sekresi lambung. Kemudian
aktivitas amilase saliva dihambat oleh asam yang berasal dari sekresi lambung,
karena amylase pada dasarnya tidak aktif sebagai suatu enzim bila pH medium turun
dibawah sekitar 4,0. Meskipun demikian, rata-rata, sebelum makanan dan saliva yang
ada bersamanya menjadi seluruhnya tercampur dengan sekresi lambung, sebanyak
30-40% tepung telah dihidrolisis terutama membentuk maltosa.
 Pencermaan karbohidrat didalam usus halus
 Pencernaan oleh amilase pankreas
Sekresi pankreas, seperti saliva, mengandung sejumlah besar ptialin yang fungsinya
hampir mirip dengan ptialin saliva tetapi beberapa kali lebih kuat.Oleh karena itu,
dalam waktu 15-30 menit setelah kimus dikosongkan dari lambung kedalam
duodenum dan bercampur dengan getah pankreas, sebenarnya,semua karbohidrat
telah dicernakan. Pada umumnya, hampir semua karbohidrat diubah menjadi maltose
dan polimer-polimer glukosa yang sangat kecil lainnya sebelum keduanya melewati
duodenum atau jejenum bagian atas.
b. Pencernaan protein
 Pencernaan protein dalam lambung
Pepsin, enzim peptic lambung yang penting, paling aktif pada pH 2-3 dan tidak aktif
pada pH kira-kira diatas 5. Akibatnya, agar enzim ini dapat melakukan kerja
pencernaan terhadap protein, getah lambung harus bersifat asam. Asam hidroklorida
ini disekresikan oleh sel-sel parietal (oksintik) didalam kelenjar pada pH 0,8 tetapi
pada saat asam hidroklorida bercampur dengan isi lambung dan bersama dengan
sekresi dari sel-sel kelenjar non-oksintik lambung, pH lalu berkisar antara 2-3 suatu
batas asiditas yang cukup tinggi untuk aktifitas pepsin. Salah satu gambaran penting
pencernaan pepsin adalah kemampuannya untuk mencerna protein kolagen, suatu
jenis protein albuminoid yang sangat sedikit dipengaruhi oleh enzim-enzim
pencernaan lainnya.
Kolagen merupakan unsur dasar utama dari jaringan ikat antar sel daging. Oleh
karena itu, agar enzim saluran pencernaan dapat menembus daging dan mencerna
protein daging lain, hal yang terpenting adalah mencernakan serabut-serabut kolagen
tersebut lebih dulu. Akibatnya, orang yang kekurangan pepsin didalam getah
lambung, daging yang dicerna kurang dapat ditembus oleh enzim-enzim pencernaan
lain. Oleh karena itu proses pencernaannya buruk.
 Pencernaan protein oleh sekresi pancreas
Kebanyakan pencernaan protein terjadi didalam usus halus bagian atas, didalam
duodenum dan jejunum, dibawah pengaruh enzim-enzim proteolitik dari sekresi
pancreas.Segera setelah masuk dari lambung ke usus halus, produk yang sebagian
sudah dipecahkan dari makanan berprotein diserang oleh enzim-enzim proteolitik
utama pankreas:tripsin,kimotripsin, karboksifolipeptidase, dan proelastase.
Keduanya, baik tripsin dan kimotripsin memecah molekul-molekul protein menjadi
polipeptida-polipeptida kecil. Karboksifolipeptidase kemudian memecahkan asam
amino- asam amino tunggal dari ujung karboksil polipeptida.Proelastase, kemudian
diubah menjadi elastase, yang kemudian mencernakan serabut-serabut elastin yang
sebagian menahan daging.
 Pencernaan peptida oleh peptidase didalam enterosit yang melapisi vili usus halus
Tahap terakhir pencernaan protein didalam lumen usus dicapai oleh eritrosit yang
melapisi vili usus halus, terutama didalm duodenum dam jejunum. Dua jenis enzim
peptidase yang sangat penting adalah aminopolipeptidase dan beberapa dipeptidase.
Enzim-enzim tersebut bertugas memecah sisa polipeptida-polipeptida yang besar
menjadi betuk tripeptida dan dipeptida serta beberapa menjadi asam-asam amino.
Baik asam amino ditambah dipeptida dan tripeptida dengan ludah ditranspor
memalui membran mikrovili kebagian dalam enterosit. Dalam beberapa menit,
semua dipeptida dan tripeptida yang masih tertinggal akan dicerna sampai tahap
akhir untuk membentuk asam amino tunggal dan kemudian dihantarkan kesisi lain
dari eritrosit dan dari tempat itu ke dalam darah.
c. Pencernaan lemak
 Pencernaan lemak didalam usus
Sejumlah kecil trigliserida dicerna didalam lambung oleh lipase lingual yang
disekresikan oleh kelenjar lingual didalam mulut dan ditelan bersama dengan saliva.
 Emulsivikasi lemak oleh asam empedu dan lesitin.
Tahap pertama dalam pencernaan lemak adalah secara fisik memecahkan gumpalan
lemak menjadi ukuran yang sangat lecil, sehingga enzim pencernaan yang larut-air
dapat bekerja pada pemukaan gumpalan lemak. Proses ini disebut emulsifikasi
lemak, dan dimulai melalui pergolakan didalam lambung untuk mencampur lemak
dengan produk pencernaan lambung. Lalu, kebanyakan proses emulsifikasi
tersebutterjadi didalam duodenum dibawah pengaruh empedu, sekresi dari hati yang
tidak mengandung enzim pencernaan apapun. Akan tetapi, empedu mengandung
sejumlah besar garam empedu juga fosfolipid lesitin. Keduanya, tetapi terutama
lesitin, sangat penting untuk mengemulsi lemak.
 Pencernaan trigliserida oleh lipase pancreas
Sejauh ini enzim yang paling penting untuk pencernaan trigleserida adalah lipase
pankreas, terdapat dalam jumlah sangat banyak didalam getah pankreas cukup untuk
mencernakan dalan satu menit semua trigliserida yang dicapainya.

 Produk akhir pencernaan lemak


Sebagian besar trigliserida dalam makanan dipecah oleh getah pankreas menjadi
asam lemak bebas dan 2-monogliserida.

XII. DAFTAR PUSTAKA


Irianto, Koes. 2017. Anatomi dan Fisiologi. Bandung : Alfabeta
Guyton, Arthur C, Hall,John E.2007.Fisiologi Kedokteran edisi 11.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai