Batas-batasnya :
superior : Palatum
inferior : Lidah dan Mukosa dasar mulut
anterior : Bibir (Labia Oris)
lateral : Pipi (Buccae)
Belakang Gigi Cavum Oris Provium : Rongga mulut / Bagian mulut yang berada
disebelah dalam Arcus Dentalis dan ginggiva.
Ginggiva adalah Mukosa mulut yang menutupi tulang rahang sampai kurang lebih
setinggi collum dentis.
SALIVA
Cairan yang jernih, dihasilkan oleh berbagai kelenjar kedalam mulut. Berguna
membasahi lidah dan ding mulut, sehingga mempermudah pergerakan lidah dan
menelan makanan.
Kelenjar-2 yang menghasilkan :
Glandula Oris: gl. Labialis, gl. Buccales, gl. Lingualis
Glandula Salivarii, ada 3 pasang : gl. Parotis, gl. Submandibularis, gl.
Sublingalis
Fungsi Saliva untuk kebersihan mulut :
Aliran saliva membantu membuang bakteri patogen juga partikel-partikel
makanan yang membri dukungan metabolit bakteri
Saliva mengandung beberapa faktor penghancur bakteri, slaah satunya ion
tiosianat & enzim proteolitik (ex. Lisozym)
Kerja lisozym sendiri yaitu : menyerang bakteri; membantu ion tiosianat
memasuki bakteri, tempat ion ini kemudian menjadi bakterisid; mencerna
partikel-partikel makanan, sehingga membantu menghilangkan pendukung
metabolisme bakteri lebih lanjut.
Saliva mengandung sebagian besar antibodi protein yang dapat
menghancurkan bakteri rongga mulut, termasuk beberapa yang menyebabkan
karies gigi.
Faal guyton
PALATUM
Merupakan atap dari rongga mulut dan memisahkan rongga ini dari cavum nasi dan
nasopharinx.
Terdiri atas 2 bagian :
Palatum Durum (2/3 Bagain depan)
Palatum Molle (1/3 Bagian Belakang)
GIGI
- gigi sulung mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan dan lengkap pada usia 2,5 tahun
jumlahnya 20 buah yang terdiri dari 8 buah gigi incicivus, 4 gigi caninus, dan 8
gigi molar
- gigi permanen tumbuh pada umur 6-18 tahun yang jumlahnya 32 buah yang
terdiri: 8 gigi incicivus, 4 gigi caninus, 8 gigi premolare, dan 12 gigi molar
- fungsi gigi:
1. gigi incicivus untuk memotong makanan
2. gigi caninus untuk merobek dan mencabik makanan
3. gigi premolar untuk menghancurkan makanan
4. gigi molar untuk menghaluskan makanan
At a Glance Anatomi, Omar Faiz dan David Moffat, 2002
ANATOMI
1. mulut (gigi, gusi, lidah, kelenjar ludah)
Anatomis mulut
Mulut meluas dari bibir ke sampai isthmus faucium, yaitu perbatasan mulut
dengan pharyng. Dibagi menjadi vestibulum oris yaitu bagian di antara bibir dan
pipi terluar dengan gusi dan gigi di dalam, cavitas oris propia yaitu bagian di
antara arcus alveolares, gusi, dan geligi
Vestibulum oris adalah rongga mirip celah yang berhubungan dengan
dunia luar melalui rima oris. Vestibulum berhubungan dengan cavitas oris
di belakang gigi molar ke tiga pada ke dua sisi ,di atasnya dan di
bawahnya vestibulum dibatasi lipatan balik membran mukosa bibir dan
pipi pada gusi. Pipi membentuk dinding lateral vestibulum.
Cavitas oris propia memiliki atap yang di bentuk oleh palatum durum di
depan palatum molle di belakang. Dasar mulut sebagaian besar di bentuk
oleh dua pertiga anterior lidah dan lipatan balik membran mukosa lidah
pada gusi di atas mandibula. Pada garis tengah lipat membran mukosa
yang disebut frenulum linguae menghubungkan permukaan bawah lidah
pada dasar mulut. Di kiri kanan frenulum terdapat papila kecil pada
puncaknya di temukan muara duktus glandula submandibularis. Dari
papila rabung membran mukosa yang membulat meluas ke belakang dan
lateral rabung di timbulkan oleh glandula sublingualis di bawahnya dan
disebut plika sublingualis
(Anatomi klinik R. Snell)
FISIOLOGI
Karies
etiologi
Acidogenic Theory
- Tahap pertama : terjadi delkasifikasi enamel yang menghasilkan
kerusakan seluruh enamel dan dekalsifikasi dentin
- Tahap kedua : terjadi penghancuran / pencairan dari sisa2 bagian
yang lunak
Asam yang menyebabkan dekalsifikasi dari hsl fermentasi tepung dan gula
yang tertinggal pada gigi
Proteolytic Theory oleh Gottlieb
Bakteri masuk dalam bagian organik dan enzim proteolitik dhslkan oleh bakteri
rongga mulut merusak bagian organik matrix enamel shngg menghancurkan
struktur gigi.
Ciri khas : ada pigmen kuning dhslkan oleh proses proteolitik
“Proteolysis - chelation” Theory oleh Schatz
Hasil proteolysis dari subs. Gigi – mknn oleh enzim bakteri mrpkn bhn chelating,
dpt mengikat Ca++ gigi. “chelating” adlh suatu proses dmn ion metalik mengikat
molekul lain dengan ikatan kovalen .
Keyes (‘62) : ada 3 komponen utk tjd karies , yaitu
-
Komponen HOST : GIGI dan SALIVA
-
Komponen AGENT : BAKTERI rongga mulut
-
Komponen ENVIRONMENT : MAKANAN tinggi KH dan
KEBERSIHAN rongga mulut.
( ILMU PENYAKIT GIGI dan MULUT , FK UNDIP )
patofisiologi
Iritasi pulpa
- Lesi pada lapisan email atau sementum , belum menimbulkan perubahan
patologispada pulpa.
- Ngilu waktu makan , minum asam / manis
Hiperemi pulpa
- Kelanjutan dari iritasi pulpa , sumber iritan berupa toksin / metabolit dari MO
menyebabkan kerusakan (lisis) struktur dentin , lalumpenetrasi ke dalam pulpa
- Sudah terjadi kondisi patologis pada tingkat awal , berupa vasodilitasi pada
pulpa
- Sakit / sangat ngilu jika kena rangsangdari makanan segera hilang jika
rangsang dihilangkan. Tidak ada riwayat sakit spontan.
Pulpitis akut parsial
- Peradangan jaringan pulpa sebatas kamar pulpa (pulp. chamber).
- Sakit spontan , berdenyut , tidak segera hilang walau rangsangan
dihilangkan
Pulpitis akut total
- Peradangan jaringan pulpa hingga saluran akar bahkan sebagian jaringan
peripodontal apikal
- Sakit hebat , spontan , menjalar hingga ke egio temporal , servikal dan
belakang telinga
Pulpitis kronis
- Peradangan kronis pada pulpa
- Dapat berubah menjadi akut
- Waktu px kadang tidak ada keluhan sakit. Ada riwayat sakit
Kematian pulpa
- Pulpitis yang tidak mendapat perawatan akan mengalami kematian ,
disertai dengan invasi MO disebut sebagai Gangren Pulpa. Kematian dapat
pula tidak didahului oleh karies dan invasi MO , disebut Nekrosis Pulpa.
Invasi gangren pulpa menyebar ke periodental menyebabkan periodontitis
.Rasa sakit biasanya muncul dari periodontitis , bukan dari gangren pulpa.
Nekrosis pulpa juga dapat menyebabkan periodontitis , akibat dari jaringan
nekrotik pulpayang lisis bersifat toksik.
- Pada kondisi akut , muncul keluhansakit. Pada kondisi kronis tidak ada
keluhan.
( ILMU PENYAKIT GIGI dan MULUT , FK UNDIP )
gejala
Berupa kavitas pada jaringan keras , tepi tidak teratur , perlunakan , perubahan
warna.
Dapat dibedakan dari lesi non karies (abrasi , atrisi , erosi )
( ILMU PENYAKIT GIGI dan MULUT , FK UNDIP )
pencegahan
Menaikkan resistensi “host” dengan fluor baik secara sistemik maupun lokal
Menurunkan ∑ mikroflour dalam mulut
Pengendalian substrat – bahan makanan yang non kariogenik
penatalaksanaan
Pada prinsipnya perawatan penyakit kariespada gigi adalah konservatif ,
mempertahankan gigi semaksimal mungkin.
Pada gigi gangren , untuk gigi depan dilakukan konsedrvasi gigi , tapi untuk
gigi belakang keberhasilan perawatan kecil , sehingga biasanya dilakukan
ekstraksi.
( ILMU PENYAKIT GIGI dan MULUT , FK UNDIP )