Step 1
Thorax Emfisematous nama lain barrel chest, diameter anteroposterior dada sm dgn diameter
lateral penumpukan udara yg banyak pada pulmo, penurunan ekspirasi
Batukreflex pertahanan yg timbul akibat adanya iritasi pd percabangan tracheobronchial
+628122806541dr. Menik
Step 2
Step 3
Mengapa batuk berdahak kental dan banyak? (etiologi & mekanisme batuk, macam2 batuk,
macam dahak, interpretasi, fisiologi dahak, reseptornya)
Masuknya benda asing saluran nafas dalam (cincin kartilago bronkus)memproduksi mukosa
utk melumasi silia reseptor membantu kerja silia silia bergerak satu arah mengeluarkan
benda asing batuk terus menerus akibat sudah ada benda asing dr dlm tubuhadanya
infeksi/ terpapar bahan kimia hipersekresi mucusbatuk berdahak kental, dan banyak
---
Merupakan reflex pertahanan yang timbul akibat iritasi tracheobronkial. Hal ini dapat
disebabkan oleh rangsangan: mekanik, kimia, dan peradangan. Inhalasi debu, asap dan benda-
benda kecil asing penyebab paling sering.
Mekanisme
Refleks Batuk
Bronkus dan trakea sangat sensitif terhadap sentuhan ringan, sehingga bila terdapat benda asing
atau penyebab iritasi lainnya walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit akan menimbulkan
reflek batuk. Laring dan karina (tempat trakea bercabang menjadi bronkus) adalah yang paling
sensitif, dan bronkiolus terminalis dan bahkan alveoli bersifat sensitif terhadap rangsangan
bahan kimia yang korosif seperti gas sulfur dioksida atau klorin. Impuls aferen yang berasal dari
saluran pernapasan terutama berjalan melalui nervus vagus ke medula otak. Di sana, suatu
rangkaian peristiwa otomatis digerakkan oleh lintasan neuronal medula, yang menyebabkan efek
sebagai berikut:
Sputum
Mukus yang Melapisi Saluran Pernapasan dan Kerja Silia untuk Membersihkan saluran
napas
Macam dahak.
Kuning infeksi
Hijau adanya verdoperoksidase yang dihasilkan oleh leukosit
perimorfonuklear (PMN). Sering ditemukan pada bronkiektasis karena
penimbunan sputum dalam bronkiolus yang melebar dan terinfeksi. Banyak
penderita ISPA yang mengeluarkan sputum warna hijau (pagi) dan kuning
(siang) penimbunan sputum yang purulen pada malam hari + pengeluaran
verdoperoksidase.
Merah muda & berbusa edema paru akut.
Berlendir, lekat & berwarna abu/ putih bronkitis kronik.
Berbau busuk abses paru / bronkiektasis.
Mengapa Batuk mereda dan kambuh lagi?
Ada fase nya dicari yaaa . .
Batuk lama tdk sembuh walaupun sdh minum obat?
Berbagai factor resisten, tidak tepat obatnya, kerusakan pada mukosa nya
Hubungan dengan penderita perokok berat dan kerja di pabrik kimia? (kelainannya, macam2 zat
kimianya, sasaran)
Macam zat:
Sulfur dioksida & nitrogen dioksida hipersekresi kelenjar mukosa bronchus hipertrofi
kelenjar mukosa pembentukan metaplastik sel goblet penghasil musin di epitel permukaan
bronkus. Zat ini juga menyebabkan peradangan dengan infiltrasi sel T CD8+, makrofag &
neutrofil.
asap rokok mengandung zat-zat penyebab kanker
rusaknya alveoli dalam paru-paru, karena endapan nikotin yang masuk bersama asap
rokok, menyebabakan darah tidak dapat mengikat oksigen (O2) dengan sempurna
bronkitis, merupakan peradangan pada bronkus atau saluran pernapasan yangterinfeksi oleh
bakteri. Karena nikotin yang dihasilkan oleh rokok memperlemahsyaraf bronkus sehingga
mudah terkena infeksi.
http://www.scribd.com/doc/20878864/Rokok-Dan-Minuman-Keras
Zat kimia toksik kerja abnormal pd silia tidak bisa mengeluarkan zat asing dalam
tubuhmembuka epiglottis tekanan yang keluar tinggi menimbulkan bunyi batuk
Respirasi
1. Anatomi
Saluran nafas atas nares anterior, cavum nasi, nares posterior, faring, laryng.
Saluran nafas bawahtrachea, bronchus, paru-paru( b.principali, b. lobaris, b.
segmentalis, bronkialis terminalis, b.respiratoris, duct.alveolari,saccus alveolus, alveoli)
Pulmo dextra 3 lobus, vertical, pendek,ruangan lebar pd bronkus
Pulmo sinistra 2 lobus, pjg stgh dekstra lumen nya lebih sempit,
2. Fisologi (kapasitas Volume paru)
Inspirasi meningkat phkemoreseptorkontraksi dinding thorak, tekanannya
mengecil, tek atm lebih rendah shgga udara masuk
Ventilasi
transportasi sel
Ekspirasi tekanan pulmo lebih besar
Tinjauan Fisiologi
Polusi udara yang terus menerus juga merupakan predisposisi infeksi rekuren
karena polusi memperlambat aktivitas silia dan fagositosis. Zat-zat kimia yang
dapat juga menyebabkan bronkitis adalah O2, N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.
Defisiensi alfa-1 antitripsin adalah gangguan resesif yang terjadi pada sekitar 5%
pasien emfisema (dan sekitar 20% dari kolestasis neonatorum) karena protein alfa-
1 antitripsin ini memegang peranan penting dalam mencegah kerusakan alveoli
oleh neutrofil elastase (Rubenstein, et al., 2007).
Terdapat hubungan dengan kelas sosial yang lebih rendah dan lingkungan industri
banyak paparan debu, asap (asam kuat, amonia, klorin, hidrogen sufilda, sulfur
dioksida dan bromin), gas-gas kimiawi akibat kerja.
Riwayat infeksi saluran napas. Infeksi saluran pernapasan bagian atas pada
penderita bronkitis hampir selalu menyebabkan infeksi paru bagian bawah, serta
menyebabkan kerusakan paru bertambah.
Klasifikasi???
Patogenesis
Dua faktor utama yang menyebabkan bronkitis yaitu adanya zat-zat asing yang ada di
dalam saluran napas dan infeksi mikrobiologi. Bronkitis kronik ditandai dengan
hipersekresi mukus pada saluran napas besar, hipertropi kelenjar submukosa pada trakea
dan bronki. Ditandai juga dengan peningkatan sekresi sel goblet di saluran napas kecil,
bronki dan bronkiole, menyebabkan produksi mukus berlebihan, sehingga akan
memproduksi sputum yang berlebihan.
Patofisiologi
Pada bronkitis terjadi penyempitan saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat
menyebabkan obstruksi jalan napas dan menimbulkan sesak. Pada bronkitis kronik,
disebabkan karena perubahan pada saluran pernapasan kecil, yang diameternya kurang
dari 2 mm, menjadi lebih sempit, berkelok-kelok dan kadang-kadang terjadi obliterasi.
Penyempitan lumen terjadi juga oleh metaplasia sel goblet. Saluran pernapasan besar juga
menyempit karena hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus. Pada penderita bronkitis
saat terjadi ekspirasi maksimal, saluran pernapasan bagian bawah paru akan lebih cepat
dan lebih banyak yang tertutup. Hal ini akan mengakibatkan ventilasi dan perfusi yang
tidak seimbang, sehingga penyebaran udara pernapasan maupun aliran darah ke alveoli
tidak merata. Timbul hipoksia dan sesak napas. Lebih jauh lagi hipoksia alveoli
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah paru dan polisitemia. Terjadi hipertensi
pulmonal yang dalam jangka lama dapat menimbulkan kor pulmonal.
Manifestasi klinis
Sesak nafas Bila timbul infeksi, sesak napas semakin lama semakin hebat.
Terutama pada musim dimana udara dingin dan berkabut.
Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung
meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri
tenggorokan. Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik,
kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama
beberapa minggu (Anonim, 2004).
McPhee, S.J., et al. 2003. Pathophysiology of Disease: An Introduction to Clinical
Medicine. 4th ed. United State of America : Lange Medical Book McGraw-Hill
Companies.
http://www.medicastore.com/med.
Diagnosis
Anamnesis : riwayat penyakit yang ditandai tiga gejala klinis utama (batuk,
sputum, sesak) dan faktor-faktor penyebabnya.
Pemeriksaan fisik.
Bila ada keluhan sesak, akan terdengar ronki pada waktu ekspirasi maupun
inspirasi disertai bising mengi.
Pada pembesaran jantung kanan, akan terlihat pulsasi di dada kiri bawah di
pinggir sternum.
Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan radiologi.
Ada hal yang perlu diperhatikan yaitu adanya tubular shadow berupa
bayangan garis-garis yang paralel keluar dari hilus menuju apeks paru dan
corakan paru yang bertambah.
Terdapat VEP1 dan KV yang menurun, VR yang bertambah dan KTP yang
normal. Sedang KRF sedikit naik atau normal. Diagnosis ini dapat
ditegakkan dengan spirometri, yang menunjukkan (VEP) volume ekspirasi
paksa dalam 1 detik < 80% dari nilai yang diperkirakan, dan rasio VEP 1 :
KVP <70% (Rubenstein, et al., 2007).
Pemeriksaan EKG.
DD???
Penatalaksanaan
Penyuluhan.
Harus dijelaskan tentang hal-hal mana saja yang dapat memperberat penyakit dan
harus dihindari serta bagaimana cara pengobatan yang baik.
Pencegahan.
Mencegah kebiasaan merokok (dihentikan), menghindari lingkungan polusi, dan
dianjurkan vaksinasi untuk mencegah eksaserbasi.
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara
pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500
ml. Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500 ml. ketika
menarik napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 ml.
Udara ini dinamakan udara komplementer. Ketika kita menarik napas sekuat-kuatnya,
volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini dinamakan udara
suplementer. Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi masih ada sisa
udara dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Udara sisa ini dinamakan udara
residu. Jadi, Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital + volume residu =4500 ml/wanita
dan 5500 ml/pria.
Mekanisme pertahanan
Permukaan paru yang luas hanya dipisahkan oleh membran tipis dari sistem
sirkulasi, secara teoritis mengakibatkan seseorang rentan terhadap invasi benda asing dan
bakteri yang masuk bersama udara inspirasi, tetapi saluran respirasi bagian bawah adalah
steril.
Terdapat beberapa mekanisme pertahanan yang mempertahankan sterilitas itu,
yaitu penyaringan udara, pembersihan mukosiliaris, refleks batuk, refleks bersin, refleks
menelan dan refleks muntah, refleks bronkokonstriksi, makrofag alveolus dan ventilasi
kolateral.
Penyaringan udara merupakan mekanisme pertahanan paru yang dilakukan oleh
bulu hidung sebagai benteng pertahanan pertama. Bulu hidung menyaring partikel
berukuran > 5 um sehingga partikel tersebut tidak dapat mencapai alveolus. Udara yang
mengalir melalui nasofaring sangat turbulen sehingga partikel yang lebih kecil (1-5 um)
akan terperangakap dalam sekresi nasofaring.
Pembersihan mukosiliaris, dibawah laring,eskalator mukosiliaris akan menjebak
partikel – partikel debu yang terinhalasi dan berukuran kecil serta bakteri yang melewati
hidung akan terus menerus membawa partikel dan bakteri tersebut ke arah atas sehingga
bisa ditelan atau dibatukkan. Gerakkan siliaris dihalangi oleh keadaan dehidrasi,
konsentrasi O2 yang tinggi, merokok, infeksi, obat anestesi dan meminum etil alkohol.
Refleks batuk merupakan refleks normal yang berfungsi untuk melindungi paru-
paru dari aspirasi, bekerja membersihkan jalan nafas yang kuat untuk mendorong sekresi ke
atas sehingga dapat ditelan.dengan menggunakan tekanan tinggi, udara yang mengalir
dengan kecepatan tinggi yang akan membantu kerja dari mukosiliaris bila mekanisme ini
bekerja secara berlebihan atau tidak efektif. Namun, di bawah tingkat segmen pohon
trakeobrankhial, refleks batuk menjadi tidak efektif, sehingga diperlukan kerja mukosiliaris
atau drainase postural. Refleks batuk ini memerlukan peran laring. Meskipun laring
terutama dianggap berhubungan dengan fungsi fonasi tapi fungsinya sebagai oragan
pelindung juga sangat penting.
Mekanisme batuk terdiri dari 3 fase yaitu fase inspirasi, fase kompresi dan fase
ekspirasi. Batuk bermula dari masuknya sejumlah udara lalu glotis akan menutup
menyebabkan tekanan didalam paru akan meningkat yang pada akhirnya akan terjadi
pembukaan glotis secara tiba-tiba dan eskpirasi sejumlah udara dengan kecepatan tertentu.
Fase inspirasi dimulai dengan inspirasi singkat dan cepat dari sejumlah besar udara,
pada saat ini glotis secara refleks sudah terbuka, udara yang diinpirasi bervariasi. Fase
kompresi terjadi dimana glotis akan menutup selama 0,2 detik, pada fase ini tekanan paru
dan abdomen meningkat sampai 50 – 100 mmHg. Tertutupnya glotis merupakan ciri khas
batuk yang membedakannya dengan manuver ekpirasi paksa lain karena menghasilkan
tenaga yang berbeda. Di pihak lain batuk juga dapat terjadi tanpa penutupan glotis. Fase
ekpirasi dimulai dengan udara yang keluar dan menggetarkan jaringan saluran nafas
sehingga menimbulkan suara batuk.
Refleks batuk terdiri dari 5 komponen utama; yaitu reseptor batuk, serabut saraf
aferen, pusat batuk, susunan saraf eferen dan efektor. Batukbermula dari suatu rangsang
pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik
di dalam maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain
terdapat di laring, trakea, bronkus dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang
pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor didapat dilaring,
trakea, karina dan daerah percabangan bronkus.Reseptor juga terdapat di telinga, lambung,
hilus, sinus paranasalis, perikardial dan diafragma. Serabut aferen terpenting ada pada
cabang nervus Vagus, yang mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura,
lambung dan juga rangsang dari telinga melalui cabang Arnold dari n. Vagus. Nervus
trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis, nervus glosofaringeus
menyalurkan rangsang dari faring dan nervus frenikus menyalurkan rangsang dari
perikardium dan diafragma.
Refleks Bersin dipicu oleh iritasi pada dinding nasal cavity akibat partikel yang
dianggap toksik, iritan kimia, atau stimulasi mekanik. Glotis tertutup ketika paru-paru
penuh oleh udara. Otot perut dan otot internal interkostal berkontraksi mendadak,
menciptakan tekanan yang mendorong udara keluar dari saluran pernapasan ketika glotis
terbuka. Udara yang keluar dari laring berkecepatan 160 km/jam membawa mukus, partikel
asing, dan gas iritan keluar dari saluran pernapasan memalui hidung.
Refleks menelan atau muntah akan mencegah masuknya makanan atau cairan ke
saluran pernafasan.
Refleks bronkokonstriksi merupakan respon untuk mencegah iritan terinhalasi
dalam jumlah besar, seperti debu atau aerosol, beberapa penderita asma memiliki jalan
nafas hipersensitif yang akan berkontraksi setelah menghirup udara dingin, parfum, atau
bau menyengat.
Makrofag alveolus merupakan pertahanan utama pada tingkat alveolus (tidak
terdapat epitel siliaris); bakteri dan partikel – partikel debu difagosit, kerja makrofag
dihambat oleh merokok, infeksi virus, kortikosteroid dan beberapa penyakit kronik.
Makrofag alveolar merupakan sel fagositik dengan sifat dapat bermigrasi dan aktivitas
enzimatik yang unik. Sel ini bergerak bebas pada permukaan alveolus dan meliputi serta
menelan bakteri atau benda asing. Sesudah partikel mikroba tertelan, metabolit – metabolit
O2 akan aktif kembali, seperti hidrogen peroksida di dalam makrofag, akan membunuh dan
mencerna mikroorganisme tersebut tanpa menyebabkan reaksi peradangan yang jelas.
Partikel debu atau mikroorganisme ini kemudian diangkut oleh makrofag ke pembuluh
limfe atau ke bronkiolus tempat mereka akan dibuang oleh eskalator mukosiliaris.
Makrofag alveolar dapat membersihkan paru dari bakteri yang masuk sewaktu inspirasi
dengan kecepatan yang menakjubkan. Menelan etil alkohol, merokok dan pemakaian obat –
obat kortikosteroid akan mengganggu mekaniame pertahanan ini.
Ventilasi kontralateral melalui pori – pori Khon yang dibantu oleh nafas dalam
akan mencegah atelektasis. Pori – pori Khon akan memungkinkan hubungan atau aliran
udara antar sakus alveolaris terminalis. Alveolus dilapisi oleh zat lipoprotein (surfaktan)
yang dapat mengurangi tegangan permukaan dan resistensi terhadap pengembangan pada
waktu inspirasi, dan mencegah kolap waktu ekspirasi. Surfaktan disintesis secara cepat ,
sehingga bila aliran darah ke paru terganggu, jumlah surfaktan akan berkurang. Produksi
surfaktan dirangsang oleh ventilasi aktif, volum tidal yang memadai, hiperventilasi periodic
(cepat dan dalam) yang dicegah oleh konsentrasi O 2 pada udara yang diinspirasi. Pemberian
O2 yang tinggi akan menurunkan produksi surfaktan dan menyebabkan kolaps alveolar.
Step 4
(asap rokok, bahan kimia, ifx)respon batuk (mekanisme pertahanan) pajanan kronis mucus
meningkatbatuk berdahakpenumpukan mucusair trapping